The Bar-bar Queen (Tamat)

Galing kay Im_Starla

2.7M 358K 32.3K

[BUKAN NOVEL TERJEMAHAN!! MURNI PEMIKIRAN SENDIRI] Warning 18+ (STORY KE-2) Karakter seorang Ratu terkenal ak... Higit pa

Prolog
TBQ|| Jadi Ratu dadakan 💫
TBQ|| Penjelasan mengenai pemilik tubuh 💫
TBQ|| Kaisar Fengyin dan Selir Lien Hua
TBQ|| Melatih kemampuan bersama Mayleen dan Huanran
TBQ|| Kejadian di Pasar
TBQ|| Pria tampan ke-tiga
TBQ || Benar-benar berubah 💫
TBQ || Kaisar menyebalkan
TBQ || Dewi An
TBQ ||Kaisar Fengyin vs Ratu Jia-Li
TBQ|| Chen tertekan
TBQ || Hongli
TBQ || Mau membuat Jia-Li cemburu?
TBQ || Panggilan kesayangan?
TBQ || Terbentuknya Moonlight
TBQ || Bertemu Huanran
TBQ || Nikmati hukumanmu Sayang
TBQ || Meminum racun?
TBQ || Raja Gao
TBQ || Kaisar mesum!
TBQ || Bandit dari suku gunung naga
TBQ || Suit adu nyawa
TBQ|| Menyatu
TBQ || Pergi dari Kekaisaran
TBQ || Chen dan Mayleen?
TBQ || Kerajaan Gao
TBQ || Kembali ke dunia modern?
TBQ || Pangeran Huanran orangnya
TBQ || Salah menuduh
TBQ || Selir Lien berulah
TBQ || Selir Lien hamil?
TBQ || Mual
TBQ || Ratu tengah mengandung
TBQ || Ngidamnya bikin tertekan
TBQ || Kekecewaan Fengyin
TBQ || Pilih aku atau Moonlight?
TBQ || Saranghae Fengyin
TBQ || Melahirkan
TBQ || Epilog
SPESIAL PART (JIA-LI & REINKARNASI HUANRAN; VERSI MODERN)

TBQ || Terbongkar semuanya

51.1K 7.5K 1K
Galing kay Im_Starla

Makasih untuk 426 k reader, 56 k vote and 10,6 k komen<33

Sebelum lanjut, Star saranin baca part sebelumnya dulu, biar gak bingung.

(A/n; Ji Lian itu jiwa yang masuk ke tubuh ratu Jia-Li dan jodoh Fengyin yang sebenarnya!! Kenapa aku masih pake nama Jia-Li dan bukannya Ji Lian? Itu karena kepentingan alur. "Kak Star, terus jiwa Ratu Jia-Li yang asli di mana?" Jadi, jiwanya ratu Jia itu ada di tubuh Ji Lian. Mereka itu ibaratnya, tukar cangkang gengss.

Dan mengenai Pangeran Huanran, dia sebenarnya sudah mati saat jiwa Ji Lian nyungsep di zaman ini. Dan yg ada di tubuhnya sekarang adalah Ten {bkm Ten ensiti Yee><} si pengguna sihir hitam. Bisa di bilang, Ten itu pintar karena dia pandai memerankan karakter Huanran smpe gak ada yg curiga)

Semoga kalian paham>< kalau belum komen di sini 👉
Biar Star jawab><

So, happy reading 🖤

"Bukannya anak Pangeran Huanran ya?"

Lien membeku di tempat mendengar ucapan Jia-Li. Hal itu membuat senyum miring tercetak di bibir manis ratu kekaisaran Liu itu.

Jia-Li bersedekap dada, lantas berjalan memutari tubuh Lien yang diam bak manekin. Tepat di belakang tubuh Lien, wanita itu mencondongkan kepalanya ke sebelah telinga selir agung itu.

"Aku tahu, hampir setiap malam kalian melakukan itu kan? Woah, hebat. Bagaimana jika Fengyin mengetahui hal ini?" Jia-Li memasang tampang tengah berpikir, membuat Lien semakin terintimidasi.

"A-apa yang kau maksud?! Ini anak Fengyin! Aku mengandung anaknya!" Lien mengelak membuat Jia-Li tertawa dan memegang pundak Lien serta menepuknya pelan.

"Kau pikir Wanita akan hamil secepat itu, sedangkan mereka melakukan hubungannya baru kemarin?"

Lien terpojok. Keringat dingin mulai membanjiri wajahnya. Tangannya saling terkait gugup di depan perut.

Jia-Li semakin tersenyum dan merubah posisinya jadi berdiri di depan Lien. Ia bersedekap dada.

"Ouhh sepertinya aku harus mengatakan sesuatu." Jia-Li terkekeh dan melanjutkan ucapannya dengan suara pelan. "Yang kemarin main kuda-kudaan di perpustakaan bersamamu bukan Fengyin, tapi iblis," lanjutnya membuat Lien melotot.

"Kau membual? Jelas-jelas Fengyin bersamaku kemarin! Aku tahu kau cemburu jadi berbicara asal seperti itu!" Lien koar-koar lagi. Ia hendak mendorong Jia-Li, namun Jia-Li langsung menyingkir hingga tubuh Lien malah tersungkur ke tanah.

"Bodoh," ejek Jia-Li. Pembawaan wanita itu masih tenang. "Jatuh kan, haha."

"Kau!---" Lien berseru kesal sembari menunjuk Jia-Li, namun tak lama, Jia-Li langsung menyentak tangannya.

"Jangan sampai jarimu ku pakai untuk mengupil," ujar Jia-Li terkekeh.

"Tante Laonthis, jangan bermain-main denganku. Dulu kau memang kuat dan bisa menjatuhkan ku begitu saja. Tapi tidak dengan sekarang. Aku lebih kuat darimu, bahkan aku bisa menghancurkan kau saat ini juga," tekan Jia-Li.

Lien di buat emosi, ia menggunakan elemen angin miliknya untuk menyerang Jia-Li, hal itu membuat Jia-Li terkekeh. Wanita itu masih santai sembari bersedekap dada.

Lien mulai menyerang, namun dengan cepat Jia-Li membuat tameng dari dinding es yang tebal, hingga elemen angin Lien mala balik menyerang tubuhnya.

"Hahha itu namanya tuan makan senjata," ejek Jia-Li melihat tubuh Lien yang tersungkur di tanah lagi.

Lien kembali berdiri, ia menyentuh perutnya yang berdenyut sakit saat tersungkur tadi. Wajahnya mengeras karena emosi.

"Aku akan membunuhmu, Sialan!" geramnya kesal.

Jia-Li hanya mengedikkan bahunya acuh dan lebih memperhatikan kuku-kuku cantiknya. Sebenarnya ia kini hanya ingin mengulur waktu saja untuk menunggu Hongli dan mengakhiri semuanya malam ini.

Lien kembali membuat pusaran angin, kali ini lebih besar. Jia-Li menyadari hal itu, ia tersenyum miring saat mendapat telepati dari Hongli.

Lien kembali menyerang Jia-Li, kali ini pusaran angin itu mengenai tubuh Jia-Li hingga Wanita itu terpental jauh. Lien tersenyum bangga saat melihat tubuh Jia-Li yang tersungkur.

"Kau masih lemah, sama seperti dulu," cibir Lien sembari tersenyum angkuh. Ia menatap heran ke arah Jia-Li yang tengah tersenyum mengejek padanya.

"Kau---" Lien menunjuk Jia-Li geram. Ia tidak suka dengan senyuman wanita itu.

Tak lama kemudian, ia dibuat kaget dengan suara melengking Wanita itu.

"Huaaa! Bastard! Help me hiks... Dia menyerangku huaa! Padahal aku tidak melakukan apa-apa," racau Jia-Li sembari memukul-mukul tanah, persis seperti anak kecil.

Lien di buat tercengang, saat ingin bertanya, ia malah kembali terkejut saat pipinya di tampar keras.

Plak!

"APA YANG KAU LAKUKAN PADA ISTRIKU?!" Fengyin bertanya marah, keadaan taman menjadi ramai dengan keluarga kekaisaran. Huanran pun berada di situ.

"Huhuhu~ dia menyerangku, Bastard! Sakit nih pantat semok aing," adu Jia-Li pada Fengyin. Wanita itu memasang tangis histeris.

Fengyin lantas menghampiri istri kesayangannya itu dan membantunya berdiri. Pria itu langsung memeluk Jia-Li erat sembari mengusap punggungnya.

"Tenanglah, aku akan memberi pelajaran padanya," ujar Fengyin menenangkan.

Jia-Li tersenyum miring, ia lantas menjulurkan lidahnya pada Lien yang shock di tempat. Jia-Li di lawan hahha.

"Sakit tau, dia juga menamparku tadi. Terus dia bilang jika aku tidak cocok bersamamu huaaa! Sakit hati aing! Dia juga bilang jika dia tengah mengandung anakmu, padahal kau belum pernah tidur bersamanya. Hiks... Dia sungguh halugirl banget." Jia-Li menambahkan bumbu-bumbu dramatis sedikit.

Fengyin semakin mengusap punggung wanitanya. "Aku akan memberinya pelajaran, Sayang. Kau tenang saja." Fengyin mengecup berkali-kali pucuk kepala Jia-Li.

Hal itu membuat Jia-Li semakin senang. Fengyin sudah jinak.

Lien yang mendengar ucapan Jia-Li lantas buka suara. "Dia bohong Yang Mulia! Aku tidak menamparnya," ujar Lien.

"Diam!" Fengyin menatapnya tajam. Sekali lagi, Jia-Li menjulurkan lidahnya untuk mengejek Lien membuat selir itu semakin kesal.

"Kau! Aku akan melenyapkan mu!" Lien hendak menyerang Jia-Li, namun tubuhnya sudah lebih dulu di dorong Fengyin.

Jia-Li mulai drama lagi. "Huaa! Itu kan, dia mau menyerangku, aku takut di serang Mak Lampir Sepertinya Fengyin." Wanita itu menangis histeris di pelukan Fengyin, membuat Fengyin semakin tidak tega.

"Jangan sedih sayang, aku akan melenyapkan Wanita itu karena berani menyentuh kesayanganku."

Oh Tuhan, Jia-Li merasa bangga karena bisa menjinakkan makhluk seperti Fengyin.

"Kau di sana dulu, aku akan memberi pelajaran pada wanita jelek itu," ujar Fengyin lembut. Ia menyuruh Jia-Li untuk menjauh sedikit. Sebelum menghampiri Lien, ia mengusap air mata  buaya rawa Jia-Li.

Jia-Li mengangguk dengan wajah yang sembab. Gilaa! Ia merasa menjadi pemain sinetron dadakan. Sepertinya ia bagus menjadi pemeran di sinetron kemenangis membayangkan~

Hongli  dan An muncul di sebelah Jia-Li. Mereka menggunakan sihir, sehingga tak ada yang bisa melihat keberadaan mereka berdua selain Jia-Li.

"Semuanya sudah siap, tinggal membongkar semuanya saja," ujar Hongli pada Jia-Li.

"Ah, jujur saja aku tidak habis thinking, jika pria tampan ke-tiga ku harus lenyap," gumam Jia-Li. "Mengapa si Tuan Sepuluh itu harus memasuki tubuh Huanran sih? Meresahkan sekali."

Hongli memang sudah memberitahu siapa pengguna sihir hitam itu pada Jia-Li. Awalnya memang Wanita itu terkejut setengah pingsan, ia sempat tidak percaya, namun saat ia melihat secara langsung, akhirnya ia benar-benar percaya. Pria tampannya berkhianat. Semua itu karena si meresahkan Ten atau yang lebih Jia-Li sebut sebagai Tuan Sepuluh.

An terkekeh. "Aku sudah memasang sihir suci, lihatlah, pria itu mulai gelisah." An menunjuk Pangeran Huanran (Ten) yang mulai bergerak gelisah, karena tekanan sihir suci yang menyerang sihir hitamnya.

"Kayak ulat kepanasan tuh," imbuh Jia-Li ikut melihat tubuh Huanran yang terus bergerak gelisah.

Lain dengan mereka, kini Fengyin tengah mencengkeram dagu Lien dengan mata berkilat tajam. Banyak yang  menyaksikan kejadian yang terjadi malam ini.

"Beraninya kau menyentuh istriku, Wanita sialan!" sentak Fengyin tajam.

"Feng-fengyin," lirih Lien.

Fengyin menyentak wajah Lien dan mendorong tubuh wanita itu hingga tersungkur di tanah.

"Aku melepas gelar selir pada Lien Hua," tegas Fengyin. "Siapapun yang berani menyakiti istri ku, maka jangan harap jika ia akan hidup tenang," lanjutnya tegas.

Lien terkejut mendengar ucapan Fengyin. "Yang Mulia! Kau tidak boleh melepaskan gelar selir ku, di saat aku tengah mengandung anakmu!" ujar Lien terisak membuat semua terkejut.

Fengyin terkekeh mendengarnya. "Hamil ya? Memangnya kapan aku menyentuh mu huh?"

"Kita sering melakukannya, Yang Mulia! Dan aku tengah mengandung darah dagingmu!" Lien berteriak histeris.

Fengyin memasang wajah jijik. "Dalam pantat kuda saja, jika aku pernah melakukan hubungan dengan mu." Pria itu bergidik ngeri.

Lien menangis, ia berdiri dan menghampiri Fengyin.

"Ini anakmu Yang Mulia! Anakmu!" tekannya mulai tidak waras.

Ia hendak menyentuh tangan Fengyin, namun Jia-Li bergerak cepat dan menarik tubuh Fengyin menjauh dari Lien.

"No sentuh-sentuh Laki gue!" tekan Jia-Li melotot tajam.

Lien semakin kesal dengan Jia-Li.

"Kau penghancur semuanya Wanita Sialan!" Lien menatap murka Jia-Li. "Kau---"

Argh!!

Tiba-tiba Huanran memekik keras hingga luruh ke tanah. tubuhnya di kelilingi cahaya hitam legam membuat Fengyin terkejut.

"Huanran!" Fengyin hendak menghampiri Huanran, namun Jia-Li menahannya.

"Jia'er, aku harus menghampiri adikku," ujar Fengyin. Ia terlihat khawatir pada sang adik.

Jia-Li menggeleng. "Dia bukan Huanran. Karena Pangeran Huanran telah mati di zaman ini," ujarnya membuat Fengyin dan semua orang terkejut.

"Apa maksudmu!" Fengyin bertanya marah.

Jia-Li mengedikkan bahunya dan menggenggam tangan Fengyin. Ia menunjuk Pangeran Huanran yang sudah memekik kesakitan.

"Dia adalah Ten! Pengguna sihir hitam yang menempati tubuh Pangeran Huanran. Orang yang kau cari selama ini,"  ujar Jia-Li membuat semua orang terkejut, begitu juga dengan Ten yang ada di dalam tubuh pangeran Huanran.

"A-apa maksudmu Kak?" Ten mulai mengeluarkan jurusnya untuk menyangkal semua ini.

Jia-Li terkekeh sinis. "Kak? Lo pikir, gue kakak lo?" sinisnya mengundang tatapan heran. Tentu heran, karena mereka baru mendengar gaya berbicara seperti itu.

"Dan kau tahu, bayi yang di kandung Selir Lien adalah anaknya. Mereka sering melakukan hubungan di paviliun Lien," ungkap Jia-Li lagi membuat Ten dan Lien terkejut.

Rahasia mereka terbongkar semua.

"Bagaimana kau yakin jika adikku adalah pengguna sihir hitam, Jia'er?!" Fengyin berseru keras.

Lantas Jia-Li mendorong bahu Fengyin dan menyuruh untuk menatap iris mata Huanran.

"Iris mata Huanran berwarna cokelat terang, bukan hitam legam. Ck! Katanya Kakaknya, tapi yang begini saja tidak tahu. Goblok banget! Pantas saja mudah di bohongi."

Fengyin tersentak, hal itu membuat Ten yang ada di dalam tubuh Huanran mengepalkan tangannya.

Ia balik menyorot Fengyin tajam, setelahnya ia terkekeh.

"Bodoh," ejeknya membuat Fengyin tersentak. Ten lantas berdiri, menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Ia menatap sekitar hingga pandangannya tertuju ke arah Hongli dan An. Ya, dia bisa melihat kedua makhluk itu.

Sorot Ten menajam, ia mengepalkan tangannya hingga aura hitam semakin pekat mengelilinginya.

Hal itu membuat tubuh Fengyin lantas termundur. Ia terkejut dengan hal ini. Pengguna sihir hitam--orang yang ia cari selama ini adalah adiknya!

Jia-Li melingkarkan tangannya di lengan Fengyin dan menatap pria itu mengejek.

"Bodoh banget sih kamu," ujar Jia-Li gemas.

Wanita itu hanya pandai mengejek Fengyin, padahal responnya sama saat Hongli mengatakan kebenaran ini.

"Dan kau---" Jia-Li menunjuk  ke arah Ten. "Kau tidak akan bisa lepas lagi. Sudah lama aku dan Hongli ingin menangkap mu, dan sekarang, kau berada di genggaman kami. Kau kalah!"

Ten mengepalkan tangannya, ia hendak menyerang Jia-Li, namun Hongli langsung bergerak cepat. Ia muncul di depan Ten dan memasang sihir tingkat tinggi untuk mengunci pergerakan Ten.

Semua orang terkejut dengan kehadiran Hongli. Aura iblis dari pria itu terasa sangat pekat, di tambah iris matanya yang hitam penuh dan tanda salib terbalik di jidat yang menyala.

"Raja Iblis," gumam semua orang yang menyaksikan.

"Kau---"

"Kita bertemu lagi," potong Hongli. Pria iblis itu bersedekap dada. "Karena kau, aku sampai meninggalkan Kerajaan bawah dan kini semuanya selesai. Kau ... Kau akan lenyap di tanganku. Kau akan lenyap dengan keadaan tragis, sebagai balasan karena telah membunuh Ibuku!" geram Hongli.

Ten terkekeh. "Aku Pamannmu, Hongli. Apa kau tega membunuh Paman mu sendiri?"

Bugh!

"Kau pikir aku takut?"

Ten mengusap sudut bibirnya yang berdarah akibat mendapat bogeman dari Hongli.

"Ji Lian, Sekarang giliranmu," ujar Hongli menyuruh Jia-Li.

Sebelum itu, Hongli sudah mengikat Ten dengan api neraka, hal itu membuat Ten tidak bisa berbuat apa-apa. Ia sudah menjadi tahanan raja neraka.

Jia-Li lantas menghampiri Ten yang telentang di tahan. Jia-Li menduduki perutnya dan menatap Ten mengejek.

Plak!

"Ini karena kau yang membuatku capek, karena harus membuang waktu untuk mencarimu."

Bugh!

"Ini karena kau sudah membuat jiwa Huanran pergi."

Cuih. Jia-Li meludah.

"Itu karena kau jelek! Aku tahu ya wajah aslimu. Bahkan anak Ayam masih bagus di pandang dari pada wajah aslimu. Kalau bukan karena wajah tampan Huanran, kau itu tidak ada apa-apanya!"

Jia-Li kembali bangun dan berdiri di sebelah Fengyin. Memang benar jika ia sudah melihat wajah asli Ten, dengan kilas ingatan miliknya sewaktu di Kerajaan Langit. Wajah Ten ada luka panjang dari kening hingga garis rahang. Dan juga pipi sebelah kanannya ada tanda hitam bulat besar.

Ten mengepalkan tangannya. Ia berusaha mengeluarkan sihir hitamnya namun tak bisa lagi, Hongli sudah mengikatnya dan juga sihir suci yang mengelilingi dirinya adalah sihir dari seluruh dewa. Ia berakhir, karena memang dia adalah incaran para Kerajaan Langit, dan yang bisa menangkapnya hanya Hongli dan Ji Lian yang ada di dalam tubuh Jia-Li.

Hongli menghampiri Jia-Li. Ia menggenggam tangan wanita itu untuk melakukan tugas terakhir. Fengyin melotot melihat istrinya di genggam pria lain, ingin melarang ia sudah di buat bungkam dengan suara Jia-Li.

"Jangan ngebacot dulu, aing sedang kontraksi," ujar Jia-Li mendapat jitakan oleh Hongli.

"Konsentrasi bodoh!"

Fengyin akhirnya diam. Sedangkan Jia-Li dan Hongli mulai melakukan tugas terakhir. Yaitu mengeluarkan jiwa Ten dari tubuh Huanran.

Hongli dan Jia-Li mulai mengucapkan kalimat mantra. Mata Jia-Li berkilat putih sekilas.

Arghh!

Ten berteriak keras saat jiwanya di tarik keluar. Hongli dan Jia-Li terus membaca mantra penghancur sihir hitam.

Hingga ...

Doarr!!

Terjadi letusan dahsyat dengan cahaya hitam di mana-mana. Sihir hitam Ten telah musnah. Kini tinggal mengeluarkan jiwa Ten lagi.

Hongli berjongkok dan menyentuh jantung pria itu, ia membaca mantra kembali untuk mencabut jiwa Ten. Sedikit lagi jiwanya keluar, tiba-tiba Ten terkekeh denhan darah hitam yang ia muntahkan.

Ia menyorot Fengyin yang tengah mencengkeram erat kepalanya. Yah, ingatan Fengyin mulai kembali dengan musnahnya sihir hitam. Begitu juga dengan Jia-Li  ia sudah mengingat semua mengenai dirinya dengan Fengyin dulu.

Sekarang ia percaya, mengapa An selalu mengatakan jika takdirnya berada di sini dan bersama Fengyin. Karena Fengyin adalah Suaminya! Ia--Ji Lian dan Fengyin adalah reinkarnasi Dewi Bulan dan Dewa Langit.

Ratu Jia-Li hanya sebuah cangkang untuk jiwa Ji Lian, agar bisa bersatu dengan Fengyin kembali. Dewi reinkarnasi sudah membuat Ji Lian terlahir kembali namun terjadi kesalahan akibat serangan sihir hitam, hingga reinkarnasi Dewi Bulan dan Dewa Langit terpisah zaman.

Namun, dengan kerja keras para Dewa dan Dewi, mereka bisa mengambil jiwa Ji Lian kembali ke zaman ini, dan menukarnya dengan jiwa Jia-Li.

Ten memuntahkan darah lagi, ia menatap Fengyin lemah. "A-aku memang akan musnah. Tapi kau ... Kau akan ikut kehilangan sosok yang kau sangat cintai." Ten terkekeh sinis.

Fengyin mengernyit tidak paham. Ia ingin bertanya, namun terlambat. Jiwa Ten telah keluar dengan asap hitam tebal yang menguar dari tubuh Huanran.

Ten telah musnah, namun ada kabar buruk yang ikut datang.

"Yang Mulia, Ibu Suri meninggal dunia di jalan menuju kembali kekaisaran! Ia di serang oleh sihir hitam yang pekat."

Kini Fengyin tahu maksud ucapan Ten tadi. Ia bergerak cepat dengan membunuh ibunya--Xia He.

Tubuh Fengyin luruh ke tanah. Ia kehilangan ibu dan jiga adiknya.
Para prajurit langsung mengamankan tubuh Huanran yang telah kaku--karena tak ada jiwa lagi.

Jia-Li langsung menghampiri Fengyin dan mendekap Suaminya. Ya, Jia-Li kini sudah mengakui jika Fengyin adalah Suaminya bukan Suami Jia-Li yang asli.

Semua sudah di atur. Di hari pernikahan dulu, Fengyin menikah dengan berkat dewa menggunakan namanya--Ji Lian-- bukan Jia-Li.

"Aku kehilangan mereka, Ji Lian."

Bibir wanita itu tersenyum saat Fengyin menyebut nama aslinya.

Ya, Ji Lian adalah namanya. Dan Jia-Li hanya nama sementara saja.

***

Note!! MULAI SEKARANG FAMALE LEAD NYA, NAMANYA JI LIAN YAAA, BUKAN JIA-LI LAGI!

KARENA ALUR UNTUK NAMA (JIA-LI) SUDAH SELESAI. SEKARANG STAR PAKAI NAMA (JI LIAN) NAMA ASLINYA!!!

JANGAN BINGUNG LAGIIII GENGSS, BACA YANG TELITI YA BIAR GAK BINGUNG SENDIRI!!!

Kalau bingung, komen nanti Star jawab.

----

Beberapa hari kemudian....

Fengyin menunduk dengan tangan terkepal. Iris merah menyala itu nampak berkaca-kaca. Angin malam terhembus menerpa tubuh atletisnya, namun pria itu tidak bergeming dan terus diam. Hingga tepukan kelewat keras di punggungnya membuat ia tersentak.

Tidak perlu berfikir lama untuk mencari tahu siapa yang berani menepuk keras punggungnya kecuali satu orang. Lantas ia menoleh dan benar seperti yang ia duga jika itu adalah istrinya.

"Lian," panggilnya pelan.

Ji Lian atau yang kerap di sapa Lian itu tersenyum. Ia mengusap lengan Fengyin dan menggeleng. Seolah berkata jangan sedih lagi.

"Cengeng banget deh, gak malu di liatin orang?" tanyanya.

Fengyin berdiri di depan Lian, ia menjatuhkan kepalanya di bahu Wanita itu.

"Aku sedih di tinggal mereka berdua," lirihnya. Lian lantas mengusap bahu sang Suami.

Yah, dua hari setelah kejadian Ten telah berlalu. Ibu suri Xia He dan Huanran telah di makamkan. Semuanya perlahan berubah.

Fengyin kini telah mengingat mengenai kenangannya dengan pasangannya di Kerajaan Langit dulu. Ji Lian. Dan kini, ia juga sudah mengumumkan pada kekaisaran jika nama Ratu mereka adalah Ratu Ji Lian, bukan Jia-Li lagi.

Karena Jia-Li sudah memiliki kisah lain, dan semuanya sudah di atur oleh An dan para penghuni dunia atas.

Hubungan antara keduanya sudah semakin dekat. Fengyin maupun Lian bahagia akan hal itu.

Dan mengenai Selir Lien, wanita itu mengalami keguguran saat jiwa Ten lenyap dua hari lalu. Entah karena apa, mungkin sang anak ingin mengikuti ayahnya.

Dan sekarang, selir Lien mendapat hukuman di kurung di penjara dingin. Penjara paling menakutkan dan terkejam di kekaisaran.

Dan juga mengenai Hongli dan An. Hongli sudah kembali ke istananya--kerajaan bawah atau neraka. Sedangkan An sudah kembali ke tempatnya juga. Dan yang Lian dengar, An sudah menikah dengan Dewa Phoenix, hal itu membuat Lian kesal karena ia tidak di undang.

Padahal Lian sudah berharap bertemu dengan para dewa yang ia yakini pasti mereka sangat tampan.

"Ayo masuk," ujar Lian, ia menarik tangan Fengyin untuk masuk ke dalam Paviliun.

Fengyin menurut, ia mengikuti langkah Lian untuk masuk ke paviliun. Karena malam sudah larut.

"Kau dari mana tadi?" tanya Fengyin pada Lian yang tengah duduk di tepi ranjang sembari meregangkan tubuhnya yang sedikit pegal. Apalagi dua hari setelah kejadian itu ia mudah lelah.

"Dari dapur. Aku habis makan," jawabnya seadanya.

"Bukannya sudah habis makan ya?" tanya Fengyin. Pria itu tengah melepaskan pakaian atasnya hingga menyisakan celana panjang hitam.

"Kau seperti tidak mengenal perut karetku saja." Lien terkekeh kecil.

Fengyin ikut terkekeh. Lian mulai bersikap  sedikit catat ya, hanya sedikit sopan padanya.

"Tidurlah," ujar Fengyin. Seperti biasa, ia akan mengecup singkat kening Lian dulu sebelum merebahkan tubuh di ranjang.

Ya, kini mereka sudah tidur satu ranjang. Dan tidak berbeda Paviliun lagi. Mungkin Lian akan ke paviliun Awan jika ingin bersantai-santai saja.

Akhirnya kedua pasutri itu mulai terlelap. Hari semakin larut, suara hewan malam terus terdengar saling menyaut.

Lian menggeliat pelan saat merasakan perutnya seperti di aduk-aduk hingga menimbulkan sesuatu seperti ingin keluar.

Lantas Wanita itu bangun dan tak lupa menarik rambut Fengyin. Iya, rambut. Tak kebayang bagaimana perasaan Fengyin yang tengah tidur tenang tiba-tiba di jambak seketika.

"Fengyin!" Lian berteriak keras dan terus menjambak rambut Fengyin hingga pria itu melek seketika dan menatap sang istri. Sesekali ia meringis menahan sakit di kulit kepalanya.

Tidak kira-kira. Jambakan Lian seperti ingin membuat rambutnya lepas semua.

"Ada apa?" Fengyin bertanya khawatir, apalagi saat melihat wajah Lian yang seperti tersiksa.

"Aku mu---huekk." Lian muntah seketika membuat Fengyin semakin khawatir.

"Sayang kau kenapa? Apa kau salah makan? Masuk angin?" Fengyin bertanya khawatir. Lian masih menarik rambutnya dengan keras.

Huek-huek....

Wanita itu terus muntah, dan yang keluar hanyalah cairan bening saja.

"Huaaa!! Bastard sakit!" Lian mengadu pada Fengyin ia terus menjambak rambut Fengyin sebagai pelampiasan untuk menahan rasa sakit di perutnya dan juga tenggorokan yang terasa panas dan pedas.

"Mana yang sakit, Sayang?" Fengyin mengusap perut Lian lembut.

Mood Lian tiba-tiba turun drastis. Wanita itu menangis dan kali ini, keduan tangannya sudah menjambak rambut Fengyin. Tidak kebayang sakitnya.

"Huaaa! Ini sakit huhuhu...." Lian menangis histeris saat merasakan perutnya di aduk-aduk.

Wanita itu muntah lagi, saat cairan itu keluar, maka Jambakannya pada rambut Fengyin semakin keras.

"Sayang, kau mau muntah atau mau membuatku botak sih?" Sepertinya Fengyin sudah tersiksa.

Bersambung.....

UDAH GAK ADA KONFLIK LAGI YA! TINGGAL PART SERU-SERUAN AJA><

YANG MAU CARI KONFLIK BERAT, CRTA INI GK COCOK UNTUK KALIAN><

Star mau ingatin lagi, kalau nama JIA-LI udah gak DI PAKE lagi, dan di gunakan nama JI LIAN sekarang. Karena alir untuk Jia-Li udah selesai.

Semoga kalian paham 😌

"Itu si Ratu Kenapa ya?" ><

AYOK KOMENN 👉

Babay mau ngilang lagi💃

Slam sayang dari jdohnya Younghoon 🖤
STAR ⭐

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

599K 50.3K 55
|FOLLOW DULU SEBELUM BACA, TITIK!!| Transmigrasi jadi tokoh utama? Sering! Transmigrasi jadi tokoh jahat? Biasa! Transmigrasi jadi tokoh figuran? Bas...
181K 461 18
21+++ Tentang Rere yang menjadi budak seks keluarga tirinya
1.3M 70.3K 40
(BELUM DI REVISI) Aline Putri Savira adalah seorang gadis biasa biasa saja, pecinta cogan dan maniak novel. Bagaimana jadi nya jika ia bertransmigra...
334K 19.6K 25
KAILA SAFIRA gadis cerdas berusia 21 tahun yang tewas usai tertabrak mobil saat akan membeli martabak selepas menghadiri rapat perusahaan milik mendi...