Antologi Kata

By as_syifaak

164 10 2

KUMPULAN CERPEN Cordoba adalah sebuah kota di Andalusia, berada di sebelah barat Spanyol. Cordoba berdiri di... More

Antologi Kata
Tania Story
Langit Cordoba
Misophonia
Antara Aku, dia dan Dia

Sang Pengembara

8 0 0
By as_syifaak

“Ini maksudnya apa Andi?”

“papa sama mama dipanggil bu guru ke sekolah. Tadi Andi bikin kepala Jordi berdarah pa,” jawab Andi dengan jujur.

Andi masih menginjak bangku sekolah dasar dan ini untuk pertama kalinya orang tua Andi dipanggil kesekolah karena Andi melakukan kesalahan besar hingga temannya dibawa ke rumah sakit.

“kenapa Andi melakukan itu. Papa nggak pernah ngajarin Andi buat nyakitin temen kayak gini. Kamu liat kan temen kamu kepalanya berdarah. Dia masuk rumah sakit. Orang tuanya pasti sangat sedih sekali. Jangan pernah untuk mengulanginya lagi ya,”

“maafkan Andi pa. Andi tidak akan mengulanginya lagi pa,”

Papa Andi pergi begitu saja meninggalkan Andi sendirian. Papanya jelas marah. Dan papa Andi ingin memberikan pelajaran kepada Andi. Papanya membiarkan Andi merenungkan kesalahannya sendirian.

Tak jauh dari tempat Andi duduk ada sang kakek yang sedang membaca Koran dipinggir kolam ikan. Kakek merasa ada yang janggal dari raut muka cucunya itu. Lantas kakek memanggil Andi untuk mendekat.

“Andi, sini.”
Andi berjalan mendekati kakek nya dan segera duduk di bangku sebelah kakek.

“mengapa wajahmu Nampak muram Andi?. Apa Andi ada masalah. Cerita ke kakek.”

“tadi Andi melempar kepala teman Andi dengan batu kek. Terus papa sama mama dipanggil kesekolah. Dan papa sangat marah kepada Andi. Papa mendiamkan Andi.”

“kenapa Andi melakukan itu?”

“Andi tidak salah kek. Andi hanya ingin membuktikan kepada teman-teman bahwa yang mereka
bilang selama ini benar. “

“Memangnya apa yang dibilang temanmu kepada temanmu yang satu ini. Siapa namanya?."

“Jordi kakek. Namanya Jordi.”

“Ya, apa yang mereka bilang ke Jordi?”

“Mereka bilang bahwa Jordi berkepala batu. Jadi Andi coba buktikan dengan melempar kepalanya menggunakan batu kek. Tapi ternyata kepala Jordi sama saja dengan kepala yang lain. Kepala Jordi berdarah kek.”

“Hahahah kakek tau maksudmu Andi.”

“Kenapa kakek tertawa?”

“Baiklah, kakek akan menceritakan suatu kisah. Kakek harap kau mengerti maksud dari kisah ini.”

.

Alkisah. Dulu, di dalam hutan yang jauh dari perkotaan hiduplah seorang pemuda. Ia menyukai ketentraman dan memilih untuk tinggal di hutan sendirian. Ia tak memiliki keluarga, kerabat atau siapapun. Ia bertemaankan sepi. Ia memutuskaan untuk menjadi seorang pemburu. Bukan hanya memburu hewan-hewan yang ia temui dihutan. Namun, ia juga berburu berlian. Ia menukarkan hasil buruannya kemudian ia belikan berlian yang ia inginkan. Dan uang hasil dari membeli berlian tersebut ia berikan kepada anak-anak yatim piatu ataupun gelandangan yang membutuhkan. Sungguh mulia hatinya. Ia menjual hasil buruannya di kota dan menabung uang dari hasil buruannya untuk membeli berlian tersebut.

Awalnya hanya sedikit yang ia dapat. Ia sering ditipu dengan pembeli yang membeli buruannya. Namun, ia tetap sabar dan selalu berbuat baik terhadap siapapun. Dan begitulah kehidupan sang pemburu setiap harinya. Tidak ada yang merugikan dirinya maupun orang lain. Hingga ia memutuskan untuk melakukan perjalanan yang amat berbahaya dalam hidupnya. Sungguh malang nasib pemburu berhati mulia ini.

.


Tak jauh dari kota yang bernamakan Ramah Tamah berdirilah sebuah kerajaan besar yang dipimpin oleh seorang raja yang sangat baik hati dan dermawan. Raja tersebut memberi nama kota dibawah naungannya dengan sebutan kota Ramah Tamah. Karena penduduk di kota tersebut sangat lah ramah kepada siapapun. Baik sesama penduduk disana maupun pendatang yang datang dari kota-kota seberang. Raja selalu mencontohkan hal baik terhadap rakyatnya. Sang raja sangatlah menjaga keseimbangan dalam periode kepemimpinannya. Ia tak memandang rendah rakyatnya.

Sang raja sangat suka berkunjung dan berkeliling kota untuk menyapa rakyat-rakyatnya. Sang raja juga rendah hati. Ia tak pernah malu untuk ikut membantu para penjual dipasar ketika ada yang kesusahan.

Seperti pagi ini misalnya. Sang raja turun ke kota untuk membeli roti gandum bersama prajurit-prajuritnya. Roti gandum yang ia beli akan ia bagi-bagikan kepada rakyatnya yang kelaparan. Ketika ada seorang buruh yang sedang mengangkat berkarung-karung gandum dan nampaknya buruh itu kesusahan. Sang raja dengan senang hati membantu mengankat karung tersebut. Membuat rakyat yang melihatnya nampak antusias ingin ikut membantu juga. Sang raja selalu mencontohkan untuk selalu berbaik hatilah kepada siapa pun. Walaupun ia orang jahat sekalipun. Jangan sekali-kali menyakiti orang lain.

Itulah prinsip yang rakyat-rakyatnya pegang sehingga sangat jarang ditemukan ada orang jahat seperti perampok, pembunuh dikota ini. Sampai-sampai orang jahat tersebut tersadar dan insaf sendiri melihat raja mereka yang begitu tulus hatinya. Rakyat menyebutnya Raja Berhati Bak Berlian.

Dibalik kebaikan raja tersebut ada saja yang berambisi untuk menjatuhkan kekuasaanya.

Pada suatu hari. Sang raja mengadakan sayembara. Barangsiapa yang dapat menemukan berlian milik kerajaan yang hilang, maka ia akan diangkat jadi panglima raja. Wah, banyak yang tergiur dengan sayembara sang raja. Maka berlomba-lombalah para pencari berlian untuk mendapatkannya. Berlian milik kerajaan yang hilang ini jika dijual harganya sangat mahal. Bisa untuk membeli satu kota di negeri ini. Namun, mendapatkannya kembali juga sangat sulit. Hanya orang-orang yang berhati mulia yang bisa mendapatkannya. Berlian milik sang raja dicuri oleh seekor burung elang yang tinggal sangat jauh dari kerajaan. Burung elang yang menyukai perhiasan.

Burung elang ini tinggal di balik gunung emas. Tempat yang sangat sulit tuk dilewati siapapun.

Berita mengenai sayembara ini sampai ke seorang pengembara yang memiliki ambisi yang sangat kuat untuk mendapatkan berlian ini dan menghamcurkan kerajaan. Sang pengembara ini telah mendapatkan banyak berlian dari berbagai penjuru negeri. Ia mendapatkan berlian-berlian tersebut dengan cara mencuri. Dan uang yang ia dapatkan dari hasil berlian curian ini ia gunakan untuk menyenangkan hatinya sampai ia puas. Sungguh bertolak belakang dengan kehidupan sang pemburu tadi.

Walaupun mereka sama-sama mencari berlian namun cara mendapatkannya sungguh berbeda. Yang satu dengan bersusah-payah dan hasilnya untuk kesenangan orang lain sedangkan yang satu dengan cara instan dan hanya untuk kesenangannya semata.

Petualangan mereka dimulai. Dari arah yang berlawanan mereka mencari lereng gunung emas tempat burung elang itu tinggal. Seorang pemburu dari arah barat dan pengembara dari arah timur. Ada banyak sekali rintangan yang mereka hadapi. Namun, seorang pemburu sangat mudah untuk melewati rintangan tersebut. Ia sudah terbiasa hidup di hutan lepas. Sedangkan seorang pengembara, ia belum terbiasa oleh kehidupan di hutan seperti ini. Ia biasa mengembara dari kota ke kota atau negeri ke negeri.

Sudah bisa ditebak siapa yang akan mendapatkan berlian itu. Namun, ada saja cara licik yang terlintas dalam hati seseorang yang gila akan harta dan ambisi.

Rintangan demi rintangan dihadapi oleh seorang pemburu. Hanya bermodalkan tombak yang ia pegang erat untuk melindungi dirinya. Matahari mulai jatuh. Sudah saatnya ia beristirahat. Peluh didahinya sudah lama bercucuran. Sang pemburu mengistirahatkan tubuhnya yang begitu letih setelah lebih dari 24 jam menyusuri hutan dengan perut kosong. Untuk mendapatkan makanan hutan ini cukup sulit. Banyak tumbuhan beracun dan hewan-hewan buas di hutan ini. Ia harus bisa menghemat perbekalan yang ia bawa demi melanjutkan perjalanan ini.

Lain halnya dengan seorang pengembara. Ia masih santai mengelilingi kota pertama yang ia lewati. Ia mempunyai rencana licik. Ia tadi sempat beberapa puluh meter memasuki hutan. Namun, ia berbalik arah lagi dan menyusun rencana jahat nya. Ia begitu licik dalam hal apapun. Sungguh kejam dirinya.

Saat fajar mulai menampakkan pesonanya. Sang pemburu bangun dari tidurnya dan memulai perjalanannya kembali. Waktunya tidak lama lagi. 48 jam dari sekarang. Ketika rembulam berada di tengah-tengah gunung emas. Itulah saat yang paling tepat untuk merebut kembali berlian milik sang raja.
Hari sudah mulai terik. Matahari nampaknya sudah berada tepat diatas kepala. Namun, sang pengembara masih terlelap dalam tidurnya. Ia sama sekali tidak melakukan perjalanan menuju gunung emas itu. Ia hanya mengumpulkan informasi dimana letak persimpangan yang akan dilewati dari hutan menuju ke kerajaan. Rencananya sudah matang. Ia tinggal duduk manis dan mulai melancarkan strateginya.

.

Di istana kerajaan. sang raja semalam bermimpi bahwasan akan ada seseorang yang menjatuhkan tahtanya. Ia merasa ada hal buruk yang akan menimpanya sebentar lagi. Namun, raja tak ingin bersedih hati memikirkan mimpinya tersebut. Alhasil datanglah ia menemui sang penafsir mimpi. Apa kata penafsir mimpi tersebut. Ia berkata bahwa sebentar lagi akan ada yang menuju kerajaannya dan membunuh sang raja. Sang raja khawatir hal tersebut benar-benar terjadi. Mulai saat ini sang raja harus lebih waspada lagi terhadap siapapun yang memasuki istananya.

.

Waktu sayembara untuk menemukan berlian milik sang raja semakin menipis. 24 jam sudah terlewati. Tersisa 24 jam lagi. Itu berarti besok saat yang tepat untuk merebut kembali berlian tersebut. Ada banyak sekali pemburu yang berbondong-bondong menuju ke gunung emas. Namun, ada satu hal yang terlupakan. Perjalanan ini bukanlah perjalanan yang mudah. Hanya seseorang yang berhati mulia yang akan mendapatkannya. Tanpa ambisi akan kekuasaan yang diberikan oleh sang raja. Oleh karena itu, satu per satu permburu telah gugur di tengah perjalanan. Ada yang baru sepertiga perjalanan sudah tidak mampu untuk melanjutkan lebih jauh lagi. Ada sesuatu yang kerap kali menghalangi seseorang yang dihatinya penuh dengan ambisi. Lain halnya dengan sang pemburu tadi, yang hatinya tulus ingin membantu raja. Ia sebentar lagi akan mendapatkan berlian itu.

Malam purnama telah tiba. Sang pemburu telah berhasil melewati rintangan demi rintangan yang menghadang. Sebentar lagi ia akan sampai di kerajaan dengan membawa berlian tersebut. Waktu nya tak lama lagi untuk sampai di kerajaan. Hingga tiba di persimpangan tempat ia pertama kali memasuki hutan, ia bertemu dengan sang pengembara tadi.

Tiba-tiba saja ada seseorang yang menghadang jalannya dan merebut tombak miliknya. Tombak yang melindungi dirinya dari marabahaya sekarang telah berada ditangan orang yang tak dikenalnya. Orang itu berkata dengan mata yang menghunus dalam hingga ia merasakan aura gelap didalamnya.
“Serahkan berlian itu atau tombak ini yang akan menghabisimu!”.
Disinilah ia diuji. Ketika ketulusan hatinya bekerja dengan baik.
Ia berkata dengan mantap, “Aku tidak akan memberikan berlian ini kepada siapapun kecuali sang raja yang berhak memilikinya. Kita akan bertarung dengan tangan kosong.”
Sang pengembara meraung dengan mata merah membara. “Baiklah jika itu maumu.”

Mereka pun akhirnya bertarung menggunakan tangan kosong. Namun, sikap licik dalam diri pengembara masih tertanam jauh dilubuk hatinya. Ia telah menyusun strategi untuk membunuh siapa saja yang berhasil menghalangi rencananya.

Alhasil, ia menggunakan tombak yang telah ia curi dari sang pemburu tadi. “Kau akan mati dengan tombak ini. Rasakan,”
Tombak tersebut tinggal berapa senti lagi mengenai perut sang pemburu. “Wahai, Aku akan mati dengan terhormat.”

.

Setelah menghabisi sang pemburu. Pergilah sang pengembara menuju ke istana kerajaan. Tapi bukan untuk mengembalikan berliannya. Ia akan membunuh sang raja dengan menyamar sebagai seorang pelayan kerajaan.

Sebentar lagi genap sudah berlian yang aku miliki. Tinggal satu berlian yang amat sulit tuk didapat akan berada di genggamanku.

Disinilah sang pengembara salah menafsirkan.

Tibalah ia di depan singgasana sang raja. Dengan tenang ia menyajikan makanan kepada sang raja. Sang raja tidak tau bahwa kematiaannya sudah sangat dekat. Ia tidak mengira bahwa ada penyusup memasuki kerajaannya.

“Terimakasih pelayan atas semua makanan ini”, ucap sang raja kepada pelayan alias sang pengembara tadi.

“Terimakasih kembali wahai raja yang sebentar lagi bukanlah seorang raja.”

Sang raja bingung atas ucapan pelayan yang satu ini. Belum genap 30 detik makanan yang dimakan oleh sang raja mulai bereaksi. Mulut sang raja mengeluarkan busa sampai akhirnya ia sekarat. Para pelayan bergegas menolong sang raja. Tapi, pelayan palsu alias sang pengembara tadi langsung membunuh siapa saja yang mendekati raja dengan tombaknya.

Sang pengembara berjalan mendekati sang raja dengan penuh ambisi dalam hatinya. Ia tidak bisa berfikir rasional lagi ketika ambisi menggerogoti hatinya. Ia menusuk dada sang raja dang mengambil hati sang raja.

Ia berteriak marah. “Mana berlian yang selama ini rakyat bicarakan, dimana berlian itu. Aagghhhhh.”
Ia pun beringas pergi menjauh dari kerajaan dan membunuh siapapun yang mendekat kearahnya. Ia tidak mendapatkan berlian yang ia inginkan dan ia mengakhiri hidupnya dengan tragis. Ia membunuh dirinya sendiri dengan tombaknya. Ia sangat menyesali hidupnya selama ini. Ia terlalu gegabah dalam memutuskan sesuatu. Ia tidak mau mencerna dengan baik apa yang orang lain bicarakan. Ambisinya terlalu besar untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Sampai-sampai segala cara ia lakukan demi mendapatkannya.

.

“Nah, seperti itulah Andi. Maksud dari kisah ini sama seperti cerita kau tadi. Kau tidak berpikir  rasional nak. Kau memutuskan sesuatu langsung pada saat itu dengan alasan agar orang lain mempercayaimu. Sama seperti sang pengembara, ia mendengar rumor tentang Sang Raja yang memiliki hati bak berlian. Padahal berlian disini bukan suatu benda. Namun hanya perumpamaan sifat sang raja yang baik hati dan bijaksana. Dan maksud dari perkataan temanmu itu bukan Jordi yang memiliki kepala yang kerasnya seperti batu. Namun, kepala batu berarti ia keras kepala atau susah untuk diingatkan. Jadi seperti itu Andi. Kakek harap kau mengerti.”




Continue Reading

You'll Also Like

656K 15.7K 100
Evelyn Claire Bennett never thought this would happen to her. Not in a million years. How could something that was meant to be temporary have a las...
154K 15.1K 30
"သူက သူစိမ်းမှ မဟုတ်တာ..." "..............." "အဟင်း..ငယ်သူငယ်ချင်းလို့ပြောရမလား..အတန်းတူတက်ခဲ့ဖူးတဲ့ အတန်းဖော်လို့ ပြောရမလား...ဒါမှမဟုတ်..ရန်သူတွေလို...
66.7K 3.7K 79
When shrivi goes home after a long time. Who doesn't have her parents' love and family's love for some reason. She had support from her grandmother...
94.9K 2.4K 35
A little AU where Lucifer and Alastor secretly loves eachother and doesn't tell anyone about it, and also Alastor has a secret identity no one else k...