*****
🌼
ALFAREZI KAVINDRA
🌼
Gak bosa basi deh
Langsung aja kuyy baca!!
Kelamaan ehehehe
🌼
*****
HAPPY READING ‼️
🌼🌼🌼
Suasana sekolah sudah sepi. Bahkan gerbang hampir saja ditutup jika Kenzo tak berteriak dengan keras dengan berlari.
"WOYY PAK, JANGAN DITUTUP DULU ELAH!."
Pak Dadang langsung berhenti "cepetan atuh den, udah sore ini.". Pak Dadang ini sebagai satpam SMA Nusa Bangsa.
"Sabar pak masih mau ngambil motor."ucap Daniel.
"Iya den, bapak tunggu."ucap pak Dadang membuka lebar kembali gerbang sekolah.
Alfa hanya acuh. Mengambil motor hitam kesayangannya lalu melesat meninggalkan Daniel dan Kenzo.
"Bocah, udah ditemenin malah ditinggalin."gerutu Kenzo.
"Kaya ditinggal pas sayang sayangnya. Rasanya ah pak cepak cepak jderr,"sahut Daniel.
Setelah itu mereka tertawa terbahak.
"Aduh lama banget aden ini, malah ketawa ketawa."ucap pak Dadang. Membuat keduanya berhenti tertawa dan melajukan motornya masing masing.
"Pulang dulu pak,"pamit Kenzo kepada pak satpam.
"Iya den."jawabnya.
Setelah kepergian kedua murid itu. Pak Dadang menutup gerbang lalu menggelengkan kepala "den Kenzo sama Daniel masih bisa ngomong. Lah den Alfa astaghfirullah kok ada ya macem es batu gitu,"monolognya.
"Astaghfirullah gak boleh gitu,"lanjutnya tersadar atas ucapannya.
Emang pak satpamnya suka ngomongin orang dari belakang ya😭 macam teman suka nusuk dari belakang aowkwk. Ada yang pernah ? Kasiaannn. Canda kok ehehehe.
🌼🌼🌼
Alfa tiba diperkarakan rumahnya. Berjalan gontai menuju pintu. Disana tampaknya sudah ada papanya yang pasti akan menyambutnya dengan ocehan atau pukulan.
"Dari mana kamu, jam segini baru pulang?"ucap Indra dingin.
"Peduli apa anda kepada saya,"jawab Alfa tak kalah dinginnya.
Plak
Tamparan ia dapatkan. Panas, itu yang ia rasakan.
"Berani kamu sama saya!"bentak Indra.
Tidak sama sekali membuat Alfa merasa takut. Tapi tak pernah sekalipun ia membalas apa yang dilakukan papanya. Hanya sebuah ucapan yang ia balas dan pasti berakhir mendapat pukulan.
Tanpa menjawab bentakan Indra. Alfa berjalan nyelonong menuju kamar. Membuat Indra merasa geram dan menarik kerah baju sekolah Alfa.
Bugh
Bugh
Dua sekaligus yang diberikan oleh Indra papanya. Alfa memejamkan mata, menahan rasa nyeri pada kedua rahangnya. Saat membuka mata tiba tiba darah mengalir dari hidungnya membuat dirinya terburu buru masuk kamar tanpa memperdulikan ucapan papanya.
"Dasar anak pembawa sial, gitu aja mimisan. Cihh... Lemah"ucap Indra berdecih.
Alfa membuka pintu lalu menutupnya kembali. Ia merosot terduduk. Menghapus darah dari hidungnya yang masih mengalir. Dadanya sesak. Air matanya ikut terjatuh.
"Gue mau mati," ucapnya memegangi dadanya dengan menatap langit-langit kamarnya.
"Jemput Alfa bunda, Alfa cape."
"Alfa pengen sama bunda aja. Alfa tersiksa disini bunda, papa sama Abang gak suka sama Alfa."lanjutnya sebelum kesadarannya menghilang.
Tangannya meraba kepala yang merasa berat dan pusing. Darah di hidungnya sudah berhenti. Dadanya tetap terasa sesak. Menatap alroji yang melingkar di tangannya. Pukul 8 malam. Selama itu kah ia pingsan tadi.
Berjalan tertatih menuju meja belajar. Mengambil obat pereda nyeri yang ia konsumsi selama ini. Setelah meminum obat itu. Ia menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Ia turun dengan badan yang sudah segar, meski memar di rahangnya masih terlihat membiru. Berjalan menuju dapur, disana ada Bi Atin. Bibi rumahnya yang perhatian kepadanya sejak kecil.
"Den makan dulu,"ucap bi Atin.
Alfa mengangguk. Menatap dimana papa dan Abangnya tertawa bersama. Ia ingin seperti itu. Tapi baginya sangat mustahil dan gak akan pernah terjadi.
"Udah den makan dulu, gak usah dipikirin."ucap bi Atin membuat Alfa menatap seorang paru baya yang tidak terlalu tua dihadapannya. Ia sudah menganggap Bi Atin sebagai ibunya.
Sedari kecil. Bi Atin yang merawat dirinya hingga sampai sekarang. Namun Bi Atin tidak tau soal penyakitnya. Ia sangat menyayangi seperti anak sayang kepada ibunya.
Alfa makan dimeja makan dengan hening. Hanya denting sendok yang terdengar. Bi Atin sendiri merasa iba melihat Alfa tuan mudanya yang disisihkan oleh papa kandungnya sendiri semenjak kepergian Zahra, nyonyanya.
"Kenapa Lo liat liat,"ucap Dehaan, Abangnya.
Alfa hanya acuh. Berjalan menuju kamarnya. Belum sempat menaiki tangga teriakan papanya membuat dirinya berhenti dan berbalik.
"DITANYA JAWAB. MAU JADI APA KAMU DITANYA DIEM. BISU!"
"Anak papa tuh,"ucap Dehaan tersenyum miring menatap Alfa.
"Dia bukan anak papa. Anak papa cuman kamu,"ucap Indra mengelus puncak kepala Dehaan.
Bagai di tancap belati. Sakit rasanya tidak diakui oleh papanya sendiri. Seburuk itu kah dirinya bagi papanya? Sering hal itu membuat pikiran Alfa menjadi stres.
Datar. Wajahnya sudah mati. Tak ada senyum, tak ada tawa. Hanya datar tanpa ekspresi. "Kalo Alfa bukan anak anda, lantas saya anak siapa?"
"Lo itu anak pembawa sial! Gara gara Lo lahir, mama jadi meninggal. Dan gue benci Lo!"sahut Dehaan dengan nada meninggi.
"Gue juga gak mau bunda pergi,"ucapnya tenang.
"Kalo Lo gak mau mama pergi. Harusnya Lo yang pergi bukan mama anjing!"ucap Dehaan menggebu. Mengepalkan tangannya.
"Secepatnya gue bakal pergi,"jawab Alfa lalu pergi mengabaikan teriakan Abangnya.
"BAGUS, KALO LO BAKAL PERGI SECEPATNYA!"
Alfa berbaring diatas kasur king size-nya. Menatap kosong awan awan kamar. Melamun, hal itu sudah seperti menjadi kebiasaannya. Dering hp miliknya membuat ia tersadar.
Drtttt
Drtttt
Drtttt
Dengan malas, Alfa mengambil benda itu. Ternyata sahabatnya yang menelpon. Menarik tombol hijau keatas hingga suara disebrang sana terdengar.
"Al, Lo sibuk gak? Keluar yuk suntuk gue. Gue jemput deh."ucap Kenzo.
"Hmmm,"
"Lo mah cuman hemm hammm hemm doang anjir. Gue jemput sekarang."
"Siap siap sana. Lima menit gue sampe,"ucap Kenzo.
Tanpa menjawab. Alfa mematikan sambungan secara sepihak. Sebenarnya ia malas. Tapi ia tidak akan menyia nyiakan hari hari sebelum ia benar benar tidak ada didunia. Miris.
Bel rumah berbunyi. Yang tandanya Kenzo sudah datang. Setelah ia turun ternyata tidak ada yang membukakan pintu.
Alfa berjalan santai menuju pintu dan membukanya. Pandangan utamanya adalah gigi putih Kenzo yang dipamerkan.
"Mau kemana kamu?"tanya Indra tak bersahabat.
"Keluar,"jawab Alfa sebelum Kenzo menjawabnya. Ia tak ingin sahabatnya juga ikut terlibat dalam masalah keluarganya.
"Malam malam begini mau keluar? Mau jadi apa kamu hah!"bentak Indra membuat Kenzo terkejut.
Alfa menatap Indra datar "apa urusannya dengan anda."
"Kamu! Mau jadi apa kamu keluar malam kaya gini. Apa papa mengajarkan begitu?"Indra menatap putranya nyalang. Ah sial , tak pantas sekali Alfa dianggap putranya mengingat perlakuan terhadap Alfa.
"Apa anda pernah mengajarkan saya? Tidak,"jawabnya datar.
"KAMU!!"seru Indra mengangkat tangannya akan melayangkan tamparan kepipi Alfa.
Namun belum sempat mengenai pipi. Kenzo menahannya. Ia tak akan membiarkan sahabatnya dilukai oleh siapapun.
"Ajaran apa yang diberikan sama om? Bahkan om sendiri selalu bermain fisik terhadap putranya. Pantaskah disebut dengan sebutan papa? Ahaha tidak lah, gila aja" sindir Kenzo tertawa mengejek.
Indra mengepalkan tangannya"Jaga bicaramu. Kamu gak usah ikut campur. Ini urusan saya dengan anak saya,"
"Pergi,"ucap Alfa melangkah pergi meninggalkan Indra.
"Oke Al,"
Kenzo mengikuti Alfa. Ucapan singkat Alfa ia sangat memahami. Berteman bersama Alfa tidak hanya sehari dua hari tapi bertahun tahun. Jadi ia mengerti setiap ucapan singkat yang terlontar dari bibir Alfa manusia es.
Indra menatap kedua lelaki yang sudah menjauh dengan mengeratkan genggamannya.
"Sialan, liat aja nanti. Bakal saya hukum kamu. Berani beraninya dengan saya,"monolognya lalu masuk rumah dan menutup pintu dengan kasar.
"Kenapa pa?"tanya Dehaan.
"Anak sialan itu berani beraninya dengan papamu ini,"
"Biar Dehaan kasih pelajaran nanti pa,"
"Baguss.. jangan biarkan dia merasa bahagia sedikitpun,"
"Siap pa, Dehaan kekamar dulu pa."
Indra mengangguk. Ia berjalan menuju kamarnya untuk tidur.
🌼🌼🌼
*****
🌼
Oh ya makasih banget yang udah mau mampir
Jangan lupa vote sama komentar ya yang buanyak kalo bisa wkwkwk
Mau kritik, atau pesan buat Aleen atau Alfa juga boleh ya, atau sahabat sahabatnya
See youu
Babay
🌼
Follow Ig fii jangan lupa ya ehehehe
@bussyarotun
Follback DM aja
🌼
*****