RENJANI

By leoniiidw

684K 42.5K 1.5K

⚠️TERDAPAT ADEGAN KEKERASAN DAN KATA-KATA KASAR⚠️ Hanya Kisah Sederhana seorang Renjani Awidya dengan segala... More

0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1.0
1.1
1.2
1.3
Secuplik tentang Tyron
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
1.9
2.0
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
2.9
3.0
3.1
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
4.0
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
5.0
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
5.7
5.8
5.9
6.0
Bagian Akhir

3.2

8.5K 559 17
By leoniiidw

Bagian 3.2 ; 'jangan pergi'

Ibarat kertas, sekali di remukan maka kertas itu tidak akan bisa menjadi utuh seperti sedikala.

***

Bell istirahat sudah berbunyi beberapa waktu lalu, Renjani sama sekali tidak masuk ke kelasnya. Gadis itu masih setia memeluk Aska yang baru saja selesai dengan tangisannya, namun masih enggan melepaskan Renjani.

Renjani sudah mencoba berkali-kali bertanya apa yang terjadi pada lelaki itu namun Aska sama sekali tidak membuka suaranya. Pertama kalinya Aska menangis di tempat umum bisa Renjani yakini masalahnya bukan sekedar masalah biasa.

Tangan Renjani mengelus lembut kepala Aska, terus membisikan kata-kata penenang. Bahu serta lehernya sudah sangat basah karna Air Mata Aska, mungkin bercampur dengan ingus lelaki itu. Renjani sudah pasrah, ia sudah membujuk dengan segala cara agar Aska melepaskan pelukannya sebentar namun lelaki itu masih setia dengan posisinya, menghiraukan Renjani.

Lelaki itu masih sesegukan dengan nafas yang sepertinya susah karna hidungnya yang tersumbat sehabis menangis.

Dengan gerakan pelan Aska melepaskan pelukannya, menundukkan kepalanya. Matanya bengkak memerah dengan hidung yang sama merahnya.

Renjani mengusap lembut sisa-sisa airmata di pipi lelaki itu, Aska hanya diam tanganya masih bertengger di pinggang Renjani, mencengkeram ujung seragam gadis itu.

"Mau pulang," ucap Aska pelan dengan nada serak.

"Renjani mau pulang!" ulang Aska lebih keras, mengcengkeram erat ujung seragam Renjani.

"Sabar ya, masa baru istirhat pertama pulang." Renjani terlalu bingung, bagaimana bisa pulang seenaknya.

Aska terdiam, kepalanya menunduk dalam tanganya semakin erat mencengkeram ujung seragam Renjani. membuat Renjani panik, kenapa Aska kembali diam.

Bagaimana caranya mereka pulang, Renjani tidak bisa menyetir mobil, dan membiarkan Aska menyetir di kondisi seperti ini tentu ide buruk, belum lagi pagar pasti sudah ditutup rapat dengan satpam menjaga. Renjani tidak punya pengalaman mebolos.

Aska dan teman-temannya biasanya akan melompat pagar belakang jika ingin bolos keluar Sekolah namun kendaraan mereka memang sudah diletakan di luar gerbang, sementara tadi pagi jelas Aska memarkirkan mobilnya di parkiran sekolah.

"Sini peluk lagi." Renjani merentangkan kedua tanganya.

Aska menatap Renjani pelan segera menumbruk tubuh Renjani, tanganya melingkar di pinggang Renjani erat. Sesegukannya sedikit mereda namun matanya jelas masih membengkak.

"Kamu kenapa hm?" tanya Renjani lembut

Aska bungkam menggelengkan kepalanya pelan di leher Renjani. "Jangan tinggalin gue Renjani" ucap Aska dengan nada bergetar serak

Renjani terkejut, kenapa lelaki itu tiba-tiba mengatakan hal seperti itu. "Iya Aska," jawab Renjani lembut, berharap bisa menenangkan lelaki itu.

Aska melepaskan pelukanya, mengusap wajahnya kasar dengan satu tangannya, satu tangan lainya masih mencengkeram ujung baju Renjani.

Aska menatap Renjani dengan mata bengkaknya, Renjani membalas tatapan lelaki itu lembut dengan senyuman tipis di bibir Renjani.

"Gapapa" ucap Renjani pelan, kedua tanganya di pipi lelaki itu.

"Aku beliin minum dulu ya?" tanya Renjani lembut

Aska menggeleng tegas, mengeratkan cengkeraman di baju Renjani. "Ga mau" jawab lelaki itu masih dengan nada serak.

***

Seharian Aska terus menahan Renjani, terus menggenggam entah tangan atau baju Renjani. sejak lelaki itu menangis di taman belakang sampai akhirnya mereka pulang ke apartemen Aska, lelaki itu terus mengikuti Renjani, bahkan untuk sekedar ke toilet Aska harus dibujuk mati-matian. Hari ini Renjani terpaksa juga harus absen bekerja karna Aska.

Lelaki itu tengah berada di samping Renjani, memeluk perut Renjani erat, mereka ada di ruang tengah Apartemen. TV menyala, menampilkan berita harian biasa.

Aska memejamkan matanya di pelukan Renjani, nafasnya beraturan namun Renjani yakini lelaki itu tidak sedang tertidur. Renjani yang sudah teramat lelah hanya pasrah, membalas pelukan Aska dengan tangan aktif mengelus punggung hingga kepala lelaki itu.

Sampai saat ini Renjani sama sekali tidak tahu penyebab tingkah Aska hari ini. Yang Renjani yakini pasti ada hubunganya dengan Manda pagi tadi. Entah apa yang dilakukan cewek itu.

"Kamu masih gamau cerita?" tanya Renjani pelan.

Aska hanya diam, mengeratkan pelukannya, menyembunyikan kepalanya di leher Renjani enggan menjawab pertanyaan kekasihya itu.

Renjani menghela nafas tanganya mengambil remot TV di sampingnya, mengganti chanel TV, mencai tontonan yang lebih menarik.

"Manda, dia cewek yang ada di kejadian kecelakaan 4 tahun lalu," ucap Aska pelan mengalihkan perhatian Renjani dari acara show TV

Renjani menunggu Aska melanjutkan ucapannya, namun lelaki itu tak kunjung membuka mulut, Renjani hendak membuka suara terlebih dahulu namun ia urungkan mendengar suara Aska.

"Dia ungkit soal kejadian itu, gue..." lanjutnya menggantung, lelaki itu enggan melanjutkan ucapannya.

"Udah gapapa" Renjani mengeratkan pelukannya mengusap lembut kepala lelaki itu.

Topik mengenai kecelakaan, topik paling dibenci Aska. Nyawa kedua orang tuanya terenggut karna kejadian itu. Karna Aska yang bersikeras ingin sebuah motor kala itu padahal lelaki itu belum memiliki SIM, berakhir perdebatan kecil, sialnya ada truk yang melaju kencang ke arah mobil yang ditumpangi Aska dan kedua orang tuanya, dan berujung dengan kecelakaan yang merenggut 2 orang terkasih Aska. 

Harusnya Ibunya bisa selamat, namun karna saat itu nyawa Aska yang diujung tanduk karna kerusakan salah satu organ dalamnya. Tentu Ibu mana yang kuat melihat anaknya dikondisi seperti itu, berujung sang Ibu yang mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan Aska, dan selama hidupnya Aska merasa jadi pembunuh Ibunya dan penyebab kecelakaan yang merenggut nyawa sang Ayah, hingga Renjani datang meyakinkan lelaki itu bahwa itu bukan salahnya.

Dan saat Aska sudah merasa jauh lebih baik, tiba-tiba ada orang dari masa lalu kelam itu datang dan mengungkit topik yang paling Aska hindari. "Renjani, apa gue pembunuh?" tanya Aska pelan

"Bukan! Apasih ngomong gitu! Berapa kali aku bilang ke kamu! Itu bukan salah kamu!" Renjani menjawab dengan nada tak suka terdengar jelas. Renjani lebih suka Aska yang marah-marah dari pada yang seperti sekarang.

Aska mengeratkan pelukannya, menarik Renjani agar ia bisa memeluk gadis itu dari depan. Airmatanya kembali menetes, Renjani tersentak merasa lehernya kembali basah. "Aska" panggil Renjani hendak melepas pelukannya.

"Aska sini dulu!" Renjani mengusap Air mata lelaki itu setelah berhasil melepas pelukannya.

Menangkup sisi-sisi wajah Aska, "Kamu ga salah, itu takdir," ucap Renjani tegas, menatap tepat di mata memerah Aska.

"Duh masa seharian nangis sihh?" tanya Renjani dengan nada sedikit mengejek dengan kekehan pelan, mecoba mencairkan suasana.

Aska segera menumbruk tubuh Renjani, membuat gadis itu terjungkal ke belakang, Renjani terlentang di sofa ruang tengah dengan Aska di atas tubuhnya memeluknya erat "Biarin!" lelaki itu menduselkan kepalanya di leher Renjani, mencari kenyamanan.

.

.

.

.

.
TBC

Hai gaiss👋

Gimana part kali ini?? kalian suka??

Jangan lupa jadi pembaca yang baik 🤗

luv u❤

-nini🌻

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 98K 35
Ethan Bernard Ernest. Cowok yang berparas sempurna, alis tebal, bulu mata lentik, hidung mancung rahang yang tegas tubuh atletis, postur tinggi meleb...
1.1M 50.4K 41
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...
3.2M 262K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
SYNC By jysa

Fanfiction

1.7M 243K 49
[TELAH DITERBITKAN] Love is a game. You must win or you become the game itself. Ini adalah cerita tentang bagaimana dua dunia menghubungkan mereka. J...