Haii!!
Welcome to Impian Athira ...
WARNING!!
Vote dulu!
Happy Reading!!
••••
"Sayang bangun sudah jam berapa ini,"
Tok tok tok
"Athira!"
"Hoamm, apa mah, paling jam 5,"
"Sekarang udah jam 7 Athira!"
Bola mata Athira langsung terbuka lebar, matanya melihat jam di samping nakasnya, "Edannn, gue telat!" dia langsung melompat dari kasur menuju kamar mandi.
"Gue kan cantik jadi gak perlu mandi, cukup cuci muka, terus sikat gigit," cicitnya menatap cermin di hadapannya.
Setelah siap dengan pakaiannya, Athira langsung pergi ke kamar Erga untuk mengambil kunci motornya.
"Mana sih," decak Athira menyusuri ruangan itu. "Kunci motor ditaro dalam guci," dumelnya lalu bergegas pergi.
"Mi, Athira berangkat yah!"
"Sarapan dulu!"
"Gak keburu Mi," teriaknya berlari ke bagasi.
"Sayang pakai helm nya!!" nihil tidak ada sahutan dari putri kecilnya itu.
Yuli diam, dia merasa kurang beruntung menjadi Ibu, pergi saja tanpa salim dulu kepadanya. Tapi, ini semua bukan kesalahan Athira, ini semua kesalahan dirinya sendiri.
"Athira maafin Mami, keadaan yang mendesak Nak,"
Brum brummm
Athira memegang stang motor sport itu, sudah lama dia tak mengendarai motor.
"Pak Adi buka pintu pagar!" teriak Athir keras, membuat Pak Adi buru-buru membukanya.
"Makaseh Pak!" teriak Athira lalu melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.
Brummm!
"Anak jaman sekarang," gumam Pak Adi menggelengkan kepala.
•••
Krukkk!
"Duh, perut gue laper lagi," keluh Athira setelah melihat tukang bubur ayam.
"Makan dulu ah, urusan perut lebih penting," tuturnya menepikan motornya di dekat gerobak. Tangannya membuka helm yang melekat di kepalanya itu.
"Tuh kan, pasti kusut," decaknya menyisir rambut lurusnya. Setelah selesai, kakinya melangkah ke dekat gerobak bubur itu.
"Pak bubur satu yah,"
"Siap neng, silahkan duduk dulu," ujarnya tersenyum.
Athira bingung harus duduk di mana, karena tempat terisi penuh, kecuali kursi di ujung sana. Di sana ada cowok yang memakai seragam sama persis dengannya.
"Kesitu aja kali ya," ucapnya lalu berjalan ke arah meja itu.
"Hay, gue duduk di sini yah," ujar Athira meletakkan tas di atas meja.
Cowok itu menoleh, "Eh, sayang, Pacarku. Emang yah kalo uda takdir gak bakal ke mana,"
Athira bergidik ngeri, dia berniat untuk pergi tapi sayangnya tangan kanannya dicegat oleh Raka, "Duduk sini aja, kamu laperkan. Lihat gak ada tempat yang kosong lagi,"
Dengan sangat terpaksa Athira duduk di kursi samping Raka. Hal itu pun membuat ukung bibir Raka terangkat, "Pacarku yang manis,"
"Udah gue bilanh kita gak pacaran," decak Athira.
"Challenge waktu itu,"
"Itu bukan gue yang kasih janji, minta aja sama Ani,"
"Tapi aku maunya kamu,"
"Mau muntah," gumam Athira.
"Permisi, ini buburnya," ujar Mamang penjual bubur.
"Iya Mang," Athira tersenyum tipis.
"Mamang bubur aja disenyumin, kok aku enggak,"
"Jangan banyak bacot!"
"Aish, lagi PMS yah?"
Athira melirik sebuah minuman di atas meja, lalu beralih ke wajah Raka yang sedang mentapnya juga.
Byurr
Athira menyiram seragam Raka dengan minuman itu, hal ini pun mengundang perhatian pengunjung.
"Sayang kamu kok gitu sih, jadi basah kan," ucap Raka berusaha lembut.
"Bacot!" decaknya merogoh koceknya untuk mencari uang.
"Itu cewek kasar banget yah," cicit pengunjung yang melihat kejadian itu.
"Iya, untung pacarnya sabar, cowok idaman," celotehan para Ibuk-Ibuk itu berhasil mengundang emosi Athira kembali. Tangannya terkepal erat.
"Kalo sikap lo gini terus, lo gak pantes jadi calon Gus itu,"
Tiba-tiba perkataan Ani terputar di memori otaknya, "Tahan Athira, lo harus usaha,"
"Nih Pak," ujarnya lalu pergi begitu saja.
"Jadi cowok ngeselin banget," gumamnya.
•••
"Udah gue duga," gumam Athira setelah berada di depan gerbang menjulang tinggi itu. Matanya melirik kiri dan kanan, tidak ada siapa pun, hanya ada beberapa motor yang melintas.
"Masa gue harus naik,"
Seolah-olah setan di otaknya berkata untuk bolos saja, dan malaikat memaksa dirinya untuk tetap masuk dan berbicara baik-baik dengan satpam.
"Sudah Athira bolos aja, ada film yang baru rilis di bioskop," ucap setan di khayalan Athira.
"Jangan Athira, dengarkan aku dari sisi baikmu. Kamu itu pelajar, jangan dengarkan dia. Kamu masuk dan bicarakan baik-baik dengan satpamnya,"
"Ahh, sial,"
"Raa,"
"Athira!"
"Lo kenapa sih?" teriak Raka menguncang tubuh Athira.
"Lo, berani-"
"Ikut gue,"
"T-tapi, motor gue,"
"Biar gue yang urus nanti,"
•••
"Buru naik ke punggung gue," titah Raka berjongkok di depan Athira.
"Gue tau gue dulu sering kek gini, tapi gue udah insaf,"
"Kepepet gak papa kali,"
Athira menghela nafas panjang, "Maaf Bang Erga, gue langgar janji gue untuk yang sekali ini aja, ntar gue kasih coklat deh," cicit Athira lalu menaiki pundak Raka.
"Buru!"
"Sabar elah, ternyata badan lo berat yah,"
"Sembarangan,"
"Ehh, duduk ada Pak Dion," Raka langsung duduk, membuat Athira hampir terjatuh.
"Pelan-pelan Samsul, lecet awas lo,"
"Reflek elahh, jutek amat jadi pacar,"
"Udah gue bilang, gue bukan pacar lo,"
"Iya tau, kamu pacar aku,"
"Udha buru bediri lagi," titah Athira.
"Aman,"
Kaki Athira melangkah ke tembok yang cukup rendah itu, lalu happ. Dia berhasil berdiri di atas tembok bercat oren itu.
"Naik lo, sini gue bantu!" titah Athira.
"Yakin lo?"
"Yakin, gini-gini gue bisa nahan badan kerempeng lo,"
"Kerempeng apanya, kamu tuh,"
"Buru! Berubah pikiran entar gue," decak Athira mengulurkan tangan kanan, disambut baik oleh Raka. Kesempatan emas bagi Raka untuk bersentuhan dengan pujaan hati itu.
"Berat yah lo," keluh Athira.
"Udah, gue naik sendiri aja," Raka melepaskan tangannya, lalu berusaha menaiki tembok itu.
Raka berhasil menaiki tembok, dan kini mereka sedang berada di atas tembok itu. Ternyata pemandangan sekolah cukup indah kalau dilihat dari sana.
•••
"Athira kemana yah kok belum dateng," gumam Ani melirik Kayla sekilas.
"Gak tau, gue tanya Irgi gimana?"
"Boleh,"
Pacarku
Yang
Athira sklh?
"Ceklis satu dia," ... "Gue ke kelas dia aja gimana?"
"Tapi gue gak bisa temenin, soalnya kaki gud kek nya terkilir gegara kepeleset tadi,"
"Yaudah gak papa, gue ke sana dulu,"
"Siap,"
Kayla berjalan menuju koridor kelas pacarnya, di sini setiap siswa maupun siswi menundukkan kepalanya. Bagaimana tidak, dia adalah pacar seorang berpengaruh di sekolah ini.
Drt drt
"Dia ngapain nelpon," cicitnya lalu pergi ke belakang gedung kelas dua belas.
Kayla terkejut, dia melihat pemandangan tak bisa terjadi.
•••
"Ish, ternyata Athira nakal yah,"
"Iya ih, bener ternyata kata Raya waktu itu,"
Athira dibuat bingung, apa maksud mereka sebenarnya. Tapi Athira berusaha untuk tidak perduli.
Semakin ke sini, semakin banyak celotehan tak jelas dari beragam siswa SMA Pelita.
"DIEM! Gue buat salah apa sih," decak Athira malas. Mengapa semua siswa sangat senang membincangkan dirinya, sekali pun dia tidak membuat onar.
"Athira!"
Sang empu melirik ke sumber suara, "Kenapa?"
"Ikut gue!" titah Ani menarik tangan Athira.
"Ehh, sakit tangan gue," keluh Athira, namun tak digubris sedikit pun oleh Ani, dia fokus ke tujuannya.
"Ngapain lo ajak gue ke taman?"
"Ini bener lo?" tanya Ani memperlihatkan layar handphonenya.
"I-itu gak seperti yang terlihat," ujar Athira, dia sangat syok.
"Gue tau lo gak mungkin kek gitu, tapi ini beritanya udah tersebar Athira," ucap Ani merapikan rambutnya kasar.
"Gu-gue gak ngelakuin hal aneh, ini fitnah,"
"Athira!" suara bariton terdengar dari sudut taman, suara itu mengisyaratkan kemarahan.
"Bang Irgi," cicit Athira. Wajah Irgi merah padam, tangannya tergenggam erat, urat tangannya pun tercetak jelas.
"Berita itu beneran?" tegas Irgi.
"Enggak Bang," ucap Athira, matanya berkaca-kaca.
"An, lo percaya sama gue kan," cicit Athira melirik sahabatnya itu.
"Athira! Lo dipanggil kepsek!"
"Sana ke ruang kepsek," titah Irgi memalingkan wajahnya.
"Gue temenin Ra,"
•••
"Kelakuan kalian berdua ini sungguh memalukan," terang kepsek membuat Athira dan Raka tertunduk dalam.
Di sana hanya ada Athira, Raka, Pak Dion, Irgi dan Kepsek. Athira sedari tadi menahan buliran bening itu, dia tak mau terlihat lemah.
"Pak saya boleh membela diri?" ujar Athira menutup matanya sejenak.
"Mau membela diri bagaimana lagi? Masih mau menyangkal kalau kamu tidam bersalah?"
"Maaf Pak sebelumnya, saya memang tidak melakukan hal aneh, iya kan Rak!"
"I-iya Pak, bener kata Athira," ujar Raka sedikit gugup.
"Bukti nyata ada di depan mata,"
"Tapi Pak-"
"Kalian berdua diskors 1 minggu,"
"Oke, kabar yang bagus," decak Athira langsung meninggalkan ruangan penuh ketidak adilan itu.
"Athira! Lancang kamu!" tegas Pak Dion berusaha menghentikan Athira, tapi nihil Athira tak menggubrisnya.
"Siap-siap di rumah nanti Athira," batin Irgi.
"Pak, saya mewakili adik saya mau meminta maaf. Nanti saya pastikan berita ini tidak tersebar luas ke luar sekolah,"
"Didik adikmu itu,"
"Iya Pak, saya permisi,"
Athira kini sedang berada di koridor, terlihat sangat sepi dan menenangkan. Batinnya perlu istirahat sekarang.
"Siapa sih yang fitnah gue," dumel Athira.
"Kalo ketahuan awas aja,"
••••
Hallo semua ...
Menurut kalian yang jebak Athira siapa?
See next part 👋
Vote, komen, share yah!!
Lov you 100000 dirham ❤️