KELABU (Werewolf Story) [END]

Elissechan által

409K 69.2K 6.1K

Sejak kembali ke sekolah, kehadiran murid baru, Axel, selalu mengundang perhatian Mai. Gadis itu sering mempe... Több

NOTE
Prolog
01. Murid Baru
02. Misterius
03. Aneh
04. Kejadian
06. Serigala (b)
07. Serigala (c)
08. Hukuman (a)
09. Hukuman (b)
10. Lagi Serius
11. Berita
12. Cemburu (a)
13. Kakak Lima Adik
14. Kelabu
15. Meleleh
16. Serigala Baperan (a)
17. Serigala Baperan (b)
18. November Art (a)
19. November Art (b)
20. Makin Parah
21. Keluarga Serigala
22. Si Anjing
23. HP (a)
24. HP (b)
25. Malam Hari (a)
26. Malam Hari (b)
27. Malam Hari (c)
28. Malam Hari (d)
29. Teror (a)
30. Teror (b)
31. Monster (a)
32. Monster (b)
33. Monster (c)
34. Purnama (a)
35. Purnama (b)
36. Purnama (c)
37. Purnama (d)
38. Pasangan (a)
Info dikit
39. Pasangan (b)
40. Pasangan (c)
Epilog
PROMOSI

05. Serigala (a)

12.3K 2K 118
Elissechan által

Mai membuka mata. Pemandangan yang dia lihat pertama kali adalah langit-langit ruangan yang dia kenal. Dia sedang terbaring di atas ranjang ruang kesehatan. Sudah hampir satu jam dia tak sadarkan diri. Tapi, mengapa dia malah bangun di tempat ini? Siapa yang membawanya kemari?

Dia bangun, lalu turun dari atas ranjang- dan bersamaan dengan itu Keyla, teman sekelasnya, masuk ke dalam ruangan ini.

"Oh, udah bangun? Ceritain, ada apa?" Keyla khawatir.

Mai memijat keningnya. Dia masih merangkai kepingan ingatan yang sudah terjadi sebelum dia pingsan. Setelah diam setelah satu menit lamanya, dia mulai teringat satu per satu kejadian sejak dia mengikuti Axel keluar dari lapangan olah raga.

Keyla makin cemas melihat temannya itu yang sepertinya memikirkan sesuatu setelah bangun. "Mai? Kenapa? Kayak orang linglung gini, sih?"

"Mana guru olah raga itu? Dia yang bikin-" Mai tidak sanggup mengatakan kalau dirinya sempat dibuat pingsan oleh pria itu.

Dia tidak mau membuat temannya ini menganggapnya aneh. Untuk sementara dia harus membuktikan kalau yang tadi itu kenyataan. Guru olah raganya bukan manusia biasa.

Dia pun turun, sempat meringis kesakitan karena masa betisnya. Setelah itu, dia berjalan keluar dari ruang kesehatan ini dengan langkah cepat. Banyak pertanyaan yang terbesit di benaknya, yang paling dia ingin tahu adalah, mengapa dia malah berada di ruang kesehatan?

"Mai!" panggil Keyla kebingungan sendiri. Dia mengikuti gadis itu di belakang, akan tetapi saat keluar ruang kesehatan, seorang guru memanggilnya dari kejauhan.

Dia bingung, antara mengikuti Mai atau mendatangi sang guru. Setelah bolak balik melihat Mai dan sang guru, dia pun memutuskan berlari ke arah gurunya.

"Iya, Bu Vira," sahutnya cepat.

Rasa takut masih membayangi diri Mai. Dia takut melihat sosok mengerikan dengan banyak deretan gigi runcing milik sang guru olah raga itu. Namun, mana bisa dia pulang dalam keadaan penuh tanya begini.

Saat ini sudah pukul dua siang, bel pulang sudah berbunyi sejak tadi, dan banyak siswa sudah pulang. Di sekolahan hanya ada beberapa siswa kelas dua belas yang mendapat pelajaran tambahan.

Ketika melewati papan majalah dinding, Mai berhenti sejenak, kemudian melihatnya kembali. Ini adalah papan dinding yang menampakkan seorang gadis diberitakan hilang.

Akhir-akhir ini, banyak berita tentang mengenai gadis-gadis seusianya yang hilang, bahkan ayahnya yang seorang polisi saja mengatakan kuwalahan dengan peristiwa ini.

"Siapa Pak Guntur itu?" Mai menyentuh dadanya yang berdebar karena ngeri. Dia takut dengan kecurigaannya sendiri. Gigi runcing Pak Guntur yang dia lihat waktu itu bukan milik manusia.

Suasana lorong saat ini sunyi senyap. Sudah tidak ada siswa yang berkeliaran di situ. Para guru yang masih ada sedang berkumpul di ruang mereka, petugas kebersihan ada di halaman depan, siswa kelas dua belas pun masih berada di kafetaria.

Ruang-ruang kelas yang ada di sekitar papan majalah dinding ini sudah terkunci rapat.

"Axel pasti tahu sesuatu," gumam Mai meneguk ludah. Dia sendiri ingin menemui lelaki itu, tapi kemana harus mencarinya?

Saking tegang, takut, dan seriusnya membaca pemberitaan gadis hilang, dia sampai tak sadar kalau sebenarnya sudah ada seseorang yang berdiri di belakangnya. Orang menakutkan yang ingin dia bongkar kedoknya. Orang yang membuatnya pingsan tadi.

Pak Guntur.

"Saya baik sama kamu karena kamu ini istimewa, tapi kalau terus saja ikut campur- foto kamu nanti yang terpajang di sini, Permai." Dia berbisik seraya ikut melihat berita gadis hilang di majalah dinding.

DEG, detak jantung Mai seakan berhenti sesaat. Ia menahan napas. Kakinya terpaku di tempatnya berdiri.Suara lirih nan kiri pria itu membuat bulu tengkuknya meremang. Pundak pun ikut gemetar kala melihat wajah Pak Guntur terpantul di kaca papan majalah dinding.

Kuku jemari tangan kanan Pak Guntur perlahan memanjang dan meruncing layaknya binatang predator. Dia hendak mencengkram leher belakang Mai. Bau gadis muda memang sulit ditolak oleh instingnya saat ini.

Namun, belum sempat tangan itu menyentuh leher Mai, sebuah garpu perak melesat cepat dan menancap ke pergelangan tangannya. Pria itu pun langsung berteriak, "Ah!" seraya mundur dan mencengkram tangannya sendiri.

Kejadian itu cukup cepat hingga tak mampu dilihat oleh Mai. Dia menengok ke arah sang pelempar yang ternyata adalah Axel.

Axel masih membawa beberapa garpu serta pisau kue yang tipis dan kecil terbuat dari perak. Entah sejak kapan dia berada di situ, tapi kelihatannya dia sudah melihat seluruh kejadian barusan. Caranya memandang guru itu dipenuhi amarah.

"Jika Bapak menyentuhnya lagi, lemparan saya selanjutnya pasti kena di bola mata bapak," katanya dengan suara dingin.

"Axel!" Pak Guntur mencabut garpu dari pergelangan tangannya. Dia meringis kesakitan.

Hal itu menyebabkan darah mengalir keluar dan tetes demi tetes membasahi lantai lorong sekolah ini. Dia meremas luka itu sesaat untuk menyembuhkan diri. Perak memang kelemahannya karena dia adalah manusia serigala, tapi bukan berarti tusukan semacam itu bisa membunuh. Hanya saja, regenerasinya melambat.

Mai berlari ke arah Axel dengan pandangan masih tidak percaya. Dia makin ketakutan tatkala mulut Pak Guntur yang melebar, memperlihatkan deretan gigi yang berubah runcing. "Dia-"

Kejadian sebelum pingsan kembali teringat oleh Mai. Dia menelan ludah, dan tidak menyangka kalau guru olah raganya ini memang bisa berubah menjadi makhluk aneh. Mulut melebar dengan gigi runcing, pupil mata yang berubah mirip predator, ditambah lagi kuku tangan pun menjadi cakar.

"Berubah di siang hari, dia pasti sudah gila," gumam Axel sembari mengantongi beberapa benda perak di saku celananya. Kemudian, dia menoleh pada Mai, "menjauhlah sedikit."

Mai mundur sangat jauh.

Ketika Mai menjauh, insting pemburu Pak Guntur bereaksi. Dia seperti tidak ingin buruannya pergi. Jadinya, dia spontan berlari maju hendak mengambil gadis itu kembali. Ada sesuatu yang tidak beres dengan pria itu, dan Axel menyadarinya.

Memanfaatkan situasi yang sepi, Axel tidak main-main. Dia meninju wajah guru olah raga tersebut, lalu menendang perutnya sampai terlempar jauh dan menabrak tembok kelas. Saking kerasnya, tembok itu retak, lalu hancur berlubang.

"Jangan pernah menyentuh Mai-ku." Axel memperingatkan.

Pak Guntur membalasnya dengan mencengkram tangan kanan Axel, menahannya agar tidak menyerang. Dia hendak mematahkan leher Axel, tapi laki-laki itu berhasil mengelak- walau bahunya terkena cakaran.

Kemeja putih Axel dari bahu hingga depan pun robek. Dia menarik lengannya sampai terlepas dari cengkraman tangan Pak Guntur, kemudian meninju perut pria itu kembali sampai menjauh darinya.

Langit dan lantai bergetar karena pertarungan mereka. Debu-debu dari plafon terlihat berjatuhan.

Ketakutan dengan hal yang tidak masuk akal seperti ini, Mai berlari di sepanjang lorong menuju ke pintu keluar gedung sekolah. Terlalu takut, dia sampai tidak merasakan sakit pada bagian betis.

Dia melewati beberapa guru yang keluar dari ruangan mereka karena mendengar kegaduhan. Sedikitpun dia tidak berminat untuk menceritakan apa yang terjadi. Dia sempat menoleh ke belakang, para guru bergegas pergi ke sumber suara.

"Mereka bukan manusia!" gumamnya dengan tubuh yang masih gemetaran. Dia tidak bisa menghilangkan bayangan sekilas tentang pertarungan non-manusia barusan.

***

NOTE.

Semua ceritaku yang ada werewolf-nya itu berdasarkan mitologi & serial Supernatural ya, Kek takut perak, bentuknya ya mayan serem, dll. Mereka juga suka makan jantung manusia, cuma kalau pureblood biasanya bisa ngendaliin diri makan jantung binatang, ya tapi namanya juga predator.

Intinya ceritaku ini werewolf-nya berdasarkan mitologi + series supernatural, jadi mungkin ada versi penulis lain yang beda.

Nih modelannya werewolf di Supernatural.

Olvasás folytatása

You'll Also Like

ALZELVIN Diazepam által

Ifjúsági irodalom

4.7M 274K 33
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
11.8K 1.2K 40
Bersekolah di SMA Trisakti bukan mendapat kisah indah masa SMA, tapi Laura malah mendapatkan kisah terkelamnya. SMA yang dikenal memiliki reputasi ba...
MARSELANA kiaa által

Ifjúsági irodalom

968K 52.4K 52
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
3.6M 365K 58
Bukannya pergi ke alam baka setelah insiden penembakan yang ia alami, namun pada saat membuka mata, pemandangan yang pertama kali dilihatnya adalah w...