3 SOMETHING ABOUT LOVE

By diviana90

112K 14.5K 962

(Cerita sudah lengkap, silahkan follow untuk membaca) ⚠️ WARNING!!!!! 21+ ⚠️ (Cerita ini merupakan CERITA DE... More

Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
⚠️ Bab 19 ⚠️
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
END
DITA X RAGA STORY

Bab 18

3K 488 36
By diviana90

Sebelum lanjut, tap VOTE dulu ya ...

****





Naura yang tengah duduk di sofa terus menekan-nekan remot TV, tidak jelas apa yang sedang ditontonya saat ini. Arga yang membaringkan kepalanya diatas paha Naura melirik wanitanya ini, ia menaikan alisnya heran melihat tingkah Naura.

"Kamu sebenernya mau nonton apa?" tanya Arga menyunggingkan senyuman manisnya pada Naura yang kini mengerucutkan bibirnya manja.

"Gak tau, bosen ya? Ini padahal hari terakhir nginep di Hotel mewah ini, tapi aku bosen" jawab Naura menatap Arga yang terus melihatnya tanpa berkedip. Ia menangkupkan kedua tangannya pada wajah Arga. "Apa sih kenapa liatnya kaya gini, mau aku makan ya?" goda Naura.

"Aw, mau dong dimakan," jawab Arga membalas godaan Naura.

"Maaf, gak dulu," sela Naura melepaskan kedua tangannya dari wajah Arga.

Arga tertawa, ia bangkit dan membetulkan posisi duduknya. "Mau ke Mall? Nonton? Belanja? Atau mau renang?" tawar Arga seolah dapat membaca pikiran Naura saat ini.

"Serius? Kamu mau nemenin aku ke Mall?" tanya Naura penuh harap.

Arga menaikan sebelah alisnya, lalu memutar bola matanya perlahan. "Ya kalo kamu gak mau sih ya gak apa-apa sih, aku mau rebahan lagi aja di paha kamu."

Naura mengecup pipi Arga singkat sambil tersenyum. "Oke aku ganti baju dulu, thank you sayang," ucap Naura bangkit dari sofa dan berlari kecil menuju kamar mandi untuk berganti baju.

Lagi-lagi Arga tertawa melihat tingkah Naura. Hadiah doorprize menginap di Hotel mewah yang tadinya sama sekali tak berharga bagi Arga kini ia meralatnya. Ia sangat-sangat bahagia Naura memenangkan doorprize ini, ia sungguh senang bisa menghabiskan hari-harinya ini. Seandainya waktu bisa diulang, mungkin Arga akan menambahkan waktu menjadi seminggu, ah tidak! Sebulan sepertinya atau bahkan setahun sehingga ia bisa bersama dengan Naura terus.

Ya Tuhan. Apa yang Arga pikirkan?

Tapi serius. Bersama-sama dengan Naura dalam waktu berhari-hari tak membuat Arga bosan sama sekali. Gadis itu selalu punya hal yang membuat Arga terkejut hingga terpukau. Omelannya jangan ditanya, masih begitu juara, namun sialnya Arga malah suka. Arga senang menonton acara TV bersama Naura meskipun gadis itu mengganti channelnya berkali-kali dalam waktu satu menit. Ia senang makan bersama Naura tanpa harus menempuh perjalanan sampai ke rumah Naura atau café Naura. Arga senang menyaksikan Naura dari sehabis mandi sampai penampilannya acak-acakan di sore hari. Arga senang menyaksikan cara Naura menutup matanya ketika ia hendak tidur. Arga bahkan ketagihan dengan cara Naura memeluknya ketika mereka sedang tidur. Cara Naura memeluknya dalam tidurnya membuat Arga benar-benar menghangat. Rasanya seperti ia mendapatkan kembali kehangatan yang sebelumnya menghilang dari hidupnya, dan Naura tak hanya mampu untuk merengkuh tubuhnya, namun juga perasaannya. Pada detik ini juga Arga tersadar dengan apa yang dirasakannya.

Oh Arga, selamat! Kamu sudah melewati batas. Kamu mencintai Naura!

"Sayang, ayo!" suara Naura membuyarkan lamunan Arga, "Ini aku udah siap loh ..." tambah Naura berdiri dihadapan Arga sambil mengoyang-goyangkan tubuhnya.

"Kenapa ganti baju repot-repot ke kamar mandi sih, di sini aja" goda Arga.

"Oke, nanti dalam mimpi kamu ya ..." jawab Naura mengangguk-anggukkan kepalanya.

Arga menatap Naura, "Kok kamu tau kalo aku mimpi kamu ganti baju?" jawab Arga yang tak disangka Naura.

Naura menarik lengan Arga agar segera bangkit, "Anak ini emang ya! Kalo ngomong, meresahkan sekali" gerutu Naura.

Letak Hotel yang sangat strategis, dekat dengan Mall, stasiun dan banyak tempat makan lainnya membuat semuanya mudah. Hanya dengan berjalan kaki mereka kini sudah berada di Mall. Naura yang mengenakan celana jeans dan kemeja putih polos, dilengkapi dengan sneakers putih membuatnya terlihat begitu nyaman namun tetap modis. Begitu juga dengan Arga yang mengenakan celana pendek hijau army dan kemeja putih, ditambah topi hitam dengan model baseball cap. Lihatlah apa mereka tengah mengunakan pakaian couple? Terlihat seperti anak muda yang tengah berkencan di malam minggu.

"Kerjaan kamu gimana Ga? Berhari-hari nemenin aku di Hotel?" tanya Naura saat mereka berjalan mengelilingi isi Mall.

"Aku bosnya, jangan terlalu dipikirkan soal itu. Hahahha, kamu gimana? Cafe aman?" balas Arga bertanya.

Naura tersenyum, "Aku matiin hapeku," jawab Naura mengedipkan sebelah matanya membuat Arga tersenyum dan merangkul tubuh Naura.

"Kamu mau nonton film apa?" tanya Arga mengeluarkan ponselnya ,melihat jadwal film yang tayang hari ini karena mereka pergi dadakan, tanpa rencana.

"Terserah" jawab Naura.

"Kok terserah sih? Kan kamu katanya mau nonton?"

Naura menatap Arga, "Kamu tau? Kenapa kita ada di dunia?" tanya Naura, Arga menggeleng. "Karena waktu itu wanita gak bilang terserah, langsung jawab pengen buah khuldi"

Arga terdiam sejenak, mencerna ucapan Naura barusan. "Ah kamu ini!!" keluh Arga gemas, akhirnya mengerti akan ucapan Naura barusan. "Kita makan dulu aja ya kayanya," ajak Arga meraih tangan Naura hingga mereka berjalan dengan telapak tangan saling menggenggam.

Telapak tangan saling menggenggam saat berpegangan mengartikan bahwa hubungan mereka lebih ke arah kasih sayang dan bukan ikatan yang penuh gairah saja. Ini merupakan bahasa tubuh yang terlihat jelas dari keduanya. Cinta mengalir begitu saja, bahkan dari kedua orang yang rasanya tak mungkin bersama karena hubungannya hanya akan memberi luka.

"Arga?" sapa seorang pria saat mereka berdua memasuki sebuah restoran cepat saji di dalam Mall. "Sialan, kemana aja lo?" tambahnya lagi. "Sama siapa? Maggie?"

Deg!

Pertanyaan itu membuat Naura membeku, ia melepaskan genggaman tangan Arga. Karena pria yang dihadapannya saat ini mengetahui Maggie, istri Arga yang tidak banyak diketahui banyak orang.

Arga melirik Naura, ia kembali meraih tangan Naura lalu menautkan jari-jarinya. "Hey Kevin, lama juga ya gak ketemu! Ini, gue sama pacar gue, mau nonton tapi makan dulu" jawab Arga jujur, bagaimana bisa ia mengatakan hal ini pada orang yang sudah mengetahui jika dirinya sudah menikah?

Kevin—teman SMA Arga tertawa renyah, "Hahaha jadi lo masih ngelakuin hubungan terbuka lo sama Maggie, keren anjir!" pujinya menepuk-nepuk bahu Arga. "Kenalan dong, gue Kevin temen Arga." Kevin memberikan tangannya untuk dijabat Naura yang masih terdiam.

Naura tersenyum, ia membalas jabatan tangan Kevin. "Naura," jawabnya singkat.

"Oke, kalo gitu gue duluan ya. Bisa kali nanti dia swing sama gue?" ucap Kevin membuat Naura tak percaya.

Swing?

Swing?

Apa ini yang disebut bertukar pasangan? Tidak! Ini menakutkan! Pertemanan macam apa ini?

Arga menepuk-nepuk bahu Kevin, "Sorry Bro, ini milik gue! Hanya milik gue!" jawab Arga menarik lengan Naura masuk ke dalam restoran dengan segera. Meninggalkan Kevin yang cukup terkejut dengan ucapan Arga barusan.

"Omongan Kevin tadi lupain aja," pesan Arga pada Naura.

***

Kehadiran Arga di sampingnya benar-benar membuat Naura lupa semua hal. Ia sibuk menikmati kebersamaannya dengan Arga, jangankan perkataan Kevin sebelumnya, status mereka yang sebenarnya saja Naura lupakan sejenak. Ia memilih untuk fokus pada waktu-waktu terbatasnya dengan Arga. Mereka selesai menonton film, berlanjut dengan makan di foodcourt, berjalan-jalan masuk ke toko satu hingga toko lainnya untuk sekedar melihat-lihat pakaian atau mainan atau bahkan TV yang tak akan mereka beli, tapi keduanya asik menikmati waktu mereka bersama-sama.

"Ini bagus tahu, beli yah?" kata Naura seraya menunjukkan sebuah kemeja polos berwarna navy pada Arga.

Arga tersenyum tipis. Kapan terakhir kali ia dipilihkan baju oleh seseorang? Rasanya sudah lama sekali.

"Boleh deh. Aku udah lama nggak belanja," sahut Arga pada akhirnya.

Naura tersenyum manis, "Kalau gitu hari ini kita belanja buat kamu ya Ar? Oh iya. Baju ini aku beliin aja ya," katanya.

Arga mengangguk seraya tersenyum, "As you wish," sahutnya.

"Hmm... kamu butuh apa lagi deh? Celana mau? Sepatu? Jaket? Eh omong-omong jaket kamu yang kemarin-kemarin dipake jemput aku juga kayaknya udah jelek deh. Kita beli sekalian ya?"

Arga tertawa, "Boleh. Kita beli aja sekalian. Abis ini ke informa aja yuk! Sekalian beliin aku kursi kantor," kekehnya.

Naura menatapnya serius, "Emang kamu nggak punya kursi kantor?" tanyanya.

Seketika Arga tergelak, "Naw... ya ampun. Gemesin banget jadi orang," katanya seraya mencubit pipi Naura dengan gemas.

Naura menjulurkan lidahnya, meledek Arga habis-habisan.

"Udah kamu diem dulu aja di sini ya, aku mau cari baju sama celana yang cocok buat kamu," katanya.

Arga menganggukkan kepalanya. Ia membiarkan Naura pergi sementara dirinya melihat-lihat penjuru toko. Semua pelanggan adalah sepasang kekasih atau suami istri yang saling berpendapat tentang apa yang tengah dibawanya dan Arga merasa bangga karena dia dapat berbaur dengan mereka di sini. Biasanya Arga membeli pakaian secara online karena ia tidak suka melihat pemandangan di toko seperti ini. Bukan apa-apa, Arga hanya merasa hidupnya menyedihkan sementara hidup orang lain terlihat membahagiakan. Iya. Benar. Arga iri. Makanya lebih baik tak melihatnya sekalian supaya kesehatan mentalnya tetap terjaga.

"Ar, nih cobain."

Naura kembali dengan membawa banyak pakaian di tangannya. Arga melihat celana, kemeja, kaos polos, kaos polo, bahkan pakaian olahraga. Ya Tuhan, kekasihnya yang satu itu.

"Sayang, kamar pasnya aja cuman boleh nyobain baju maksimal dua," kata Arga.

Naura tersenyum, "Itu sih kalau ketahuan, kalau nggak ketahuan mah nggak apa-apa," kekehnya.

Arga menjentikkan jarinya di kening Naura seraya menertawakannya.

"Ayo cobain. Aku tunggu di luar sambil megangin bajunya," kata Naura. Ia mendorong tubuh Arga dan membawanya ke fitting room yang berada di sudut toko.

"Padahal beli aja langsung semuanya, aku cobainnya di hotel aja. Biar bisa ganti depan kamu," kata Arga seraya berjalan. Naura memukul punggungnya lebih keras. Meminta Arga untuk diam sementara Arga malah tertawa, gemas dengan tingkah Naura.

"Yang ini dulu ya?" kata Arga seraya meraih kemeja pendek berwarna maroon beserta celana pendek berwarna hitam.

Naura mengangguk dan membiarkan Arga untuk mencoba pakaiannya. Gadis itu menunggu di luar seraya bersenandung pelan sementara Arga sibuk menatap dirinya di depan cermin.

"Naw..."

"Hm? Kenapa?" tanya Naura dari luar.

"Sini, lihat udah cocok belum," kata Arga.

Naura berdecak. Padahal kan tinggal dibuka saja pintunya. Dasar Arga menambah-nambah pekerjaan orang saja.

Naura berjalan maju, mengetuk pintunya supaya Arga membukanya dan membiarkannya masuk.

Pintu terbuka, Naura masuk namun semua pakaian yang berada di tangannya terjatuh begitu saja ketika Arga menariknya dan menghimpitnya di dinding. Mata Naura terbelalak. Ia menatap Arga untuk meminta penjelasan namun terlambat, Arga sudah lebih dulu bertindak dan membungkamnya dengan ciuman kasar yang membuat Naura memukul-mukul bahu Arga agar pria itu melepaskannya. Berhasil. Arga melepaskannya. Pria itu memberikan jarak agar mereka bisa bertatapan dan Naura bisa mengambil napasnya sebentar, namun tangannya malah merangkum wajah Naura—menengadahkan kepalanya supaya Arga dapat mencecapi seluruh permukaan bibir Naura yang membuat Naura terbuai hingga akhirnya membuka mulutnya.

Tangan Naura bahkan sudah menggantung di leher Arga sementara tangan Arga juga berpindah dari wajah Naura turun menuju pinggangnya dan membuat Naura menempel kepadanya. Mata Naura terpejam sementara bibirnya masih bergerak, membalas semua kecupan dan lumatan Arga pada bibirnya. Kepala mereka bergerak-gerak untuk menyesuaikan ritme ciuman yang bahkan tak pernah sejauh ini sebelumnya.

Arga melepaskan tautannya. Ia menatap Naura dengan napasnya yang tersengal. Pria itu tersenyum ketika Naura menatapnya dengan tatapan sayu yang membuatnya kembali meraup bibir Naura dengan haus. Sisi dalam dirinya yang mendamba Naura kembali menguasainya. Arga bahkan sudah tak peduli dengan keberadaan mereka. Persetan dengan fitting room! Arga menginginkan Naura saat ini juga.

Tangannya mengelus tengkuk Naura lembut kemudian turun menuju perut Naura dan menelusup ke dalamnya. Arga dapat merasakan napas Naura tersengal ketika tangannya bergerak di atas perutnya. Arga tersenyum dalam ciumannya. Ia mulai menggerakkan tangannya untuk menanjak tinggi hingga mencapai apa yang ia inginkan, namun tangan Naura mencegatnya.

Oh Tuhan. Lagi-lagi.

Sentuhan tangan Arga di perutnya ternyata dapat menyadarkan Naura tentang apa yang sedang mereka lakukan sekarang.

Gadis itu menggeleng. Menatap Arga penuh permohonan hingga akhirnya Arga menurunkan tangannya dan menjauhkan dirinya.

"Kelepasan," kekeh Arga.

Naura menatapnya seraya berdecak, "Emang pinter banget cari kesempatan," katanya.

Arga tertawa. Ia mengecup bibir Naura singkat kemudian mengambil semua pakaian yang berserakan di lantai.

"Nggak usah dicobain. Kita langsung ke kasir aja. Bayar semuanya," katanya pada akhirnya.

Arga keluar lebih dulu dan ia menunggu Naura mengikutinya. Beruntung tidak ada orang di sana sehingga kegiatan kecil mereka tadi tak akan diketahui oleh siapapun.

Naura mendesis habis-habisan. Gadis itu memukul punggung Arga berkali-kali sementara Arga malah tertawa.

"Nanti lanjutin ya," godanya pada Naura.

Gadis itu menatapnya dengan tajam, "Enak aja!" katanya.

Arga menggeleng. Ia mendekati Naura dan berbisik, "Bukan enak aja, tapi enak banget," kekehnya.

Naura menatapnya penuh perhitungan. Hampir berteriak namun ia sadar dimana mereka berada sehingga Naura memilih untuk mencubit Arga berkali-kali hingga pria itu tak bisa berjalan dengan benar menuju kasir.

Sementara di ujung sana. Seseorang memperhatikan mereka.

"Maggie salah banget anjir ngebiarin mereka," gumamnya. 





To Be Continue

*****

Continue Reading

You'll Also Like

395K 24.1K 25
(21+) (#2 Poison Angels Series) Amanda Wijayakusuma, wanita pecinta brondong yang hobinya gonta-ganti kekasih bagai keset welcome. Pecinta one night...
223K 7.7K 5
"Dia cantik, glamor dan berlian selalu menghiasi tubuhnya. Dia sempurna, teratur dan memesona. Tapi dia seperti penyihir saat berada di balik meja ke...
49.1K 2.6K 8
Abercio Bagaskara menghabiskan bertahun-tahun mencari perempuan dari masa lalunya, menyesali kesalahannya sampai tidak punya keinginan untuk bergerak...
2.8K 233 10
gimana jadi nya jika ibu yibo dan ibu xiao zhan capek dengan kelakuan anak nya ... anak ku laki" tapi suka nya laki hadeee ." nyonya xiao kamu mendin...