3 SOMETHING ABOUT LOVE

By diviana90

113K 14.6K 962

(Cerita sudah lengkap, silahkan follow untuk membaca) ⚠️ WARNING!!!!! 21+ ⚠️ (Cerita ini merupakan CERITA DE... More

Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 18
⚠️ Bab 19 ⚠️
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
END
DITA X RAGA STORY

Bab 17

2.7K 475 20
By diviana90

Sebelum lanjut, tap VOTE dulu ya ...

****



Naura terbangun dari tidurnya yang super nyenyak semalam. Tangannya hendak meraih ponselnya yang berada di nakas namun kungkungan tubuh Arga yang memeluknya menghalangi ruang geraknya. Ia terkekeh, semalam Naura terlalu emosional hingga Arga yang seharusnya menangis justru malah bertukar peran dengannya. Pria itu malah menenangkannya, mengatakan pada Naura bahwa dia baik-baik saja dan semua akan baik-baik saja, lalu Arga memeluknya hingga ia tertidur dan baru bangun ketika matahari mungkin sudah naik sangat tinggi di luar sana.

"Kamu kenapa cengengesan begitu?"

O-ow. Naura mengangkat kepalanya, menyembul dari pelukan Arga untuk melihat wajah Arga ketika bangun tidur.

"Hee. Enggak apa-apa sih," sahutnya.

Ia menyipitkan mata, menatap Arga dalam-dalam kemudian tersenyum, "Kok kamu ganteng banget pas bangun tidur," pujinya.

Arga tertawa dengan pujian tiba-tiba yang berasal dari Naura, "Baru bangun udah dipuji, berasa abis menang perang sama negara tetangga," jawabnya.

Naura terkekeh lagi, "Tapi emang ganteng banget," kata Naura. Ia memundurkan kepalanya agar dapat melihat wajah Arga dengan jelas, "Duh apalagi idungnya. Kokoh banget," sambungnya.

Arga menjawil hidung Naura dengan gemas,"Kamu juga cantik banget. Lebih cantik kalau kasih aku morning kiss," godanya.

Naura mendengus.

"Males. Ada maunya," gerutunya. Ia menggerakkan tubuhnya, meminta Arga untuk melepaskannya dan pria itu menurut, Arga melepaskan pelukannya.

"BTW Ar. Kita harus melakukan sesuatu," kata Naura.

Arga mengerutkan kening, "Maksudnya sesuatu yang aku pikirkan kan?" tanyanya memastikan.

Naura menggeleng. Ia bangkit dari tidurnya, mengambil kantong kertas yang berisi bajunya, melihat-lihat isinya kemudian dia tersenyum ketika menemukan crop top berbentuk kemben di sana.

"Kamu jangan kemana-mana, tunggu aja di situ," kata Naura.

Arga kebingungan. Ia tak punya petunjuk sama sekali sehingga Arga juga tidak tahu apa maksud 'melakukan' sesuatu seperti yang Naura katakan kepadanya barusan.

Beberapa saat kemudian Naura kembali dengan hanya memakai crop top namun ia memakai celana panjang. Arga memperhatikan ada yang berbeda dari leher dan...

Ya Tuhan! Kenapa leher hingga tulang selangka Naura merah-merah?

"Naw. Kamu digigit serangga?" tanya Arga panik.

Naura menggeleng. Ia meraih ponsel Arga dan naik kembali ke atas ranjang, "Mari kita buat kalau aku digigit kamu," ucap Naura.

Arga mengerutkan keningnya, masih tidak mengerti. Sementara Naura malah sibuk mengacak-acak rambutnya lalu memakai sesuatu di bibirnya yang berwarna coklat.

"Itu bedak?" tanya Arga.

Naura menggeleng, "Ini concealer. Sengaja aku pake biar bibir aku kelihatan pucat."

"Buat apa?" tanya Arga lagi.

Sekarang Naura sudah selesai dengan bibirnya. Ia malah menatap Arga dan menjulurkan tangannya untuk membuka kancing kemeja Arga.

"H—hey, Naw," kata Arga terkejut.

Naura tertawa, "Udah. Diem sih, diem aja ya," katanya.

Arga menurut karena lebih baik ia diam daripada harus diomeli Naura habis-habisan. Pria itu membiarkan Naura membuka semua kancing bajunya bahkan hingga Arga melepasnya. Naura menatap tubuh Arga dengan penuh keseriusan kemudian memiringkan kepala untuk berpikir. Ia menujuk satu persatu bagian kemudian mengangguk.

"Oke. Gini aja," kata Naura seraya condong ke hadapan Arga kemudian ia mengoleskan lipstik merahnya di beberapa bagian dada Arga yang membuat Arga mulai memahami apa yang Naura lakukan.

"Kamu bikin kissmark?" tanyanya.

Naura mengangguk sementara Arga tergelak. "Kenapa harus bikin yang palsu begini ketika kita bisa buat yang asli?" tanya Arga. Naura menatapnya penuh perhitungan, membuat Arga tertawa dengan kencang.

"Udah sih kamu diem aja," protes Naura.

Baiklah. Arga akhirnya diam, tapi ia tak bisa diam lebih lama. Pria itu memperhatikan Naura yang sibuk mengolesi tubuhnya dengan lipstik. Rambutnya terurai dengan bebas, jatuh dan menutupi lehernya. Tangan Arga terulur. Dengan cepat meraih rambut Naura lalu..

CHUP!

Arga mengecup leher Naura. Dalam, dan lama. Membuat mata Naura terbuka lebar.

"Argaaaa!" protesnya.

Arga tertawa sementara Naura malah memukulinya habis-habisan, tapi hal ini justru membuat tawa Arga semakin lebar. Melihat hal itu, Naura kepikiran sesuatu.

"Kayaknya kita harus ubah rencana," kata Naura.

Arga mengangkat bahunya tidak tahu, "Ubah rencana gimana Naw? Rencana awal kamu aja aku nggak tahu," sahutnya.

Naura menatap Arga. Ia menjulurkan tangannya untuk mengacak-acak rambut Arga.

"Kalau mau bajingan ya harus bajingan sekalian. Orang kirim video, bales juga dong sama video," ucap Naura.

Arga menatapnya tak menyangka, "Kamu mau buat video sama aku?" tanyanya.

"Enak aja!" pekik Naura.

"Nggak sebenar-benarnya video lah, kita buat seolah-olah kita abis melewati malam panjang yang panas. Makanya nih kissmark sana sini supaya keliatan kalau semalem heboh. Tadinya aku mau bikin foto aku lagi tidur sambil meluk kamu, tapi nggak deh."

"Kenapa engga?" tanya Arga.

"Kalau mau balas dendam tuh bukan dengan hal serupa. Kalau kamu mau balas dendam sama orang yang bikin kamu bangkrut, bukan bikin dia bangkrut juga. Tapi bikin kamu bangkit dan lebih sukses dari dia. sebaik-baiknya balas dendam adalah dengan kesuksesan."

Ucapan Naura terkadang membuat Arga tidak mengerti dan membutuhkan penjelasan lebih lanjut darinya namun alih-alih berdebat, Arga memilih untuk diam dan menuruti apa kata Naura.

"Coba ketawa lagi kayak barusan," pinta Naura.

"Udah diminta buka baju, sekarang diminta ketawa. Caranya gimana?" tanyanya.

Naura memasang tampang jeleknya kemudian menunjukkan wajahnya pada Arga, membuat pria itu tertawa seketika.

Tepat ketika Arga tertawa, Naura meraih ponsel Arga dan mengabadikan momen tawanya kemudian ia mendekat pada Arga, mengalungkan tangannya di leher Arga dan meminta Arga untuk melakukan banyak pose sementara tangannya memegang ponsel, siap untuk memotret diri mereka sendiri dengan kamera depan.

Ada banyak foto yang mereka ambil. Naura yang menjulurkan lidah ke arahnya sementara Arga tertawa, Arga tersenyum, Arga mencium pipinya dan Naura memasang wajah terkejut, mereka tertawa dan saling berhadapan, kemudian foto terakhir adalah ketika Arga mencium keningnya sementara Naura memasang ekspresi wajah yang sangat manis.

Naura menjauhkan dirinya dari Arga. Ia sibuk memilih-milih foto barusan namun Arga mendekat ke arahnya. Pria itu memeluknya dari belakang dan meletakkan kepalanya di bahu Naura.

"Ini buat apa?" tanya Arga.

Naura memiringkan kepala untuk melihat Arga sejenak kemudian kembali fokus dengan ponsel di tangannya, "Mau aku buat status di HP kamu, tapi mari kita setting hanya Maggie aja yang lihat," sahutnya.

Arga tersenyum. Ia mengeratkan pelukannya, kemudian tangannya terulur.

"Kenapa harus Maggie aja yang lihat? Semua orang aja nggak apa-apa kok," katanya.

"Hah? Ar? Kamu serius?" tanya Naura.

Arga menganggukkan kepalanya, "Lagian kan fotonya juga manis-manis banget, bukan foto tidak senonoh."

Diizinkan seperti itu oleh Arga, Naura menurutinya.

"Kalau gitu kita setting supaya semua orang bisa lihat," kekehnya.

"Eh. Kalau orang yang tahu Maggie istri kamu—"

"Nggak ada yang tahu. Orang yang kenal Maggie kontak aku pake HP aku yang selalu aku simpan di kantor."

Ah. Jadi begitu ya.

Itu berarti ponsel Arga sekarang hanya berisi orang-orang yang tak mengetahui wajah Maggie saja? Mati saja Naura.

****

"Room service" suara di balik pintu terdengar jelas membuat hening seketika.

Mereka berdua lupa jika semalam sudah meminta untuk sarapan paginya diantar ke kamar. Arga dan Naura saling menatap dan melihat kondisi masing-masing yang terlihat kacau, bagaimana tidak kacau? Rambut mereka yang berantakan, Arga dengan baju yang kancingnya terbuka dan Naura yang penuh tanda merah yang dibuatnya sendiri. Orang lain yang melihatnya pasti akan berpikiran macam-macam jika begini.

"Kamu yang buka, aku sembunyi di ranjang" pekik Naura secara cepat melemparkan tubuhnya keatas ranjang lalu menutupnya dengan selimut tebal.

Arga terkekeh melihat tingkah Naura saat ini. Seluruh yang ada dalam dirinya bagi Arga adalah moodboster terbaik.

"Kaya kita abis ngapain aja," goda Arga berjalan untuk membukakan pintu.

Terlihat dua orang pegawai Hotel membawa meja dorong untuk membawa alat-alat makan juga sarapan untuk mereka, ini terlihat sangat banyak dengan menu yang mewah.

"Bawa masuk saja ke dalam" ucap Arga mempersilahkan mereka masuk, mendorong troley ke dalam kamar.

Wajah kedua pegawai Hotel itu sungguh tidak mampu menyembunyikan rasa kagetnya ketika melihat Arga yang dadanya terekspos dengan tanda merah yang jelas terpampang nyata. Ditambah lagi sosok Naura yang terbaring di rajang dengan tubuh terlilit selimut.

"Selamat menikmati sarapannya Pak" ucap salah satu pegawai. Arga tersenyum sambil mengangguk dan mereka berdua segera keluar dari kamar.

"Merinding banget barusan, bisa-bisanya punya badan sebagus itu" ucap salah satu pegawai setelah keluar dari kamar.

"Istrinya yang tidur barusan ya? Kan dibilang apa, mending telpon dulu kalo mau anterin sarapan, gila akward banget gak sih barusan? Gue berasa liat adegan terlarang" saut rekan satunya. "Buruan balik ke resto!" sambil terburu-buru berjalan.

Disisi lain, Naura membuka perlahan selimut tebal yang menutupi tubuhnya. Ia mengintip sedikit memastikan jika semuanya sudah aman. "Ga" panggilnya. "Ga, Arga?" sautnya lagi menghempaskan selimut dari tubuhnya.

"Cariin aku ya?" goda Arga yang ternyata berada di samping Naura. Arga tersenyum sambil mengigit bibir dengan gigi rapihnya.

Naura menghela napas, ia memeluk tubuh Arga gemas. "Nyebelin banget sih, pacarnya siapa sih?"

Arga tertawa, ia membalas pelukan Naura secara tulus. Arga benar-benar jatuh cinta! Ia dimabuk asmara oleh Naura!

Perlahan Naura melepaskan pelukannya, ia menatap Arga. "Baju kamu? Baju kamu dari tadi kaya gini? Ya ampun Arga!!" pekik Naura.

Lagi-lagi Arga tersenyum, ia mendekatkan wajahnya pada Naura. "Mereka pas liat aku kaya bilang, wow sexy," kekeh Arga membuat Naura kesal sekaligus gemas. "Sarapan dulu, coba lihat menunya banyak banget loh"

Naura segera bangkit dari ranjang, berjalan mendekati meja yang sudah terisi berbagai macam makanan. "Kamu mau makan apa dulu? Aku siapin nih," tanya Naura, sambil memasukan sebutir anggur kedalam mulutnya. "Emm" gumamnya.

"Apa aja yang kamu siapin aku bakalan makan kok" jawab Arga sambil memainkan ponselnya diatas ranjang. "Kata Bu Sonya kamu cantik, cocok sama aku yang ganteng banget" ceplos Arga membaca pesan masuk untuknya.

Fokus Naura sudah beralih pada makanan dibuyarkan oleh ucapan Arga barusan. "Bu Sonya? Bu Sonya mana? Ada yang balas status mu?" tanya Naura ingin tau.

"Bu Sonya, bukannya dia pernah rayain ulang tahunnya di cafe kamu ya? Aku pernah liat statusnya. Dia pernah kerjasama juga sama EO ku" jelas Arga membuat Naura seketika panik dan menghampiri Arga di ranjang.

"Mati aku! Gimana kalo ternyata customer ku itu juga customer mu?" tanya Naura lemas.

Arga menaikan bahunya cuek, "Ya bilang aja aku suami kamu" jawabnya to the poin, namun memberikan harapan lebih pada perasaan Naura saat ini.

'Seandainya itu benar terjadi' batin Naura, merana.





To Be Continue

********

Continue Reading

You'll Also Like

4.3K 221 12
-Tentang dua Hati yang saling mencintai, namun memilih untuk saling mengkhianati- Published : [26-01-21] Ending : [19-05-21] ©saturfive_2002, 2021
37K 2.8K 18
[original story by ariski | Book 2 of The Chronicles of Ger Universe] 🔞 explicit NSFW content for adults 🔞 Shen Li yang begitu lelah dengan rutinit...
1.4M 113K 36
"Aku benar-benar akan membunuhmu jika kau berani mengajukan perceraian lagi. Kita akan mati bersama dan akan kekal di neraka bersama," bisik Lucifer...
33.2K 389 6
[21+] Manusia dianugerahi satu kemampuan istimewa, yaitu rasa kagum. Ketika dipadu dengan rasa tertarik dan ingin tahu, rasa kagum itu bisa menjadi p...