Young psycho (Nomin) (HIATUS)

By h0ursxx_Luv

756 96 37

karena obsesinya pada sosok manis Jung Jaemin, pemuda tampan yang bernama Lee Jeno itu berjanji pada dirinya... More

Prologue
Sekolah baru

Anggap saja Kencan

245 30 1
By h0ursxx_Luv

"Hyung dari kapan ke sini?" Tanya Jaemin mendudukkan dirinya di sebelah pemuda cantik kesayangan dirinya dan Jaehyun, tentu dengan Tuan dan Nyonya Jung.

Lee Taeyong, anak kuliahan. Satu kampus dengan Jaehyun namun berbeda fakultas, Taeyong sudah menjadi kekasih Jaehyun semenjak mereka kelas XII. Dan sampai sekarang.

"Mungkin beberapa jam yang lalu, gimana sama sekolah Nana?" Tanya balik Taeyong.

"Baik Hyung, sekolah Nana juga ada anak baru." Cerita Jaemin. "namanya Lee Jeno, tapi dia aneh Hyung, dia sering memperhatikan Nana. Kan Nana risih." Lanjutnya kemudian.

Taeyong gemas, berakhirlah pemuda cantik itu mencubit pipi gembil calon adik iparnya. "Dia suka sama kamu kali Dek," Jaehyun menimpali.

"Ish~~ apasih Hyung, enggak mungkin lah." Cemberut Jaemin.

"Hushh... Nana nggak boleh pacaran dulu." Itu mama Yoona yang baru kembali dari dapur membawa beberapa camilan dan minuman kaleng.

Jaehyun mendelik, "tapi Eomma tidak pernah melarang Nana dekat dengan Mark." Ujarnya.

"Itukan beda~"

Udahlah Jaehyun kalah kalo sama Eomma Yoona.

"Kalo gitu Nana ke atas dulu ya mau istirahat."

Lantas Jaemin mencium pipi Yoona, Taeyong dan Jaehyun. Setelahnya pemuda manis itu berlalu menuju kamarnya, Jaemin cukup lelah sekarang.

Ting'

Ting'

Ting'

Suara notifikasi itu mengganggu aktivitas Jaemin, lantas pemuda Jung itu menyudahi acara berendamnya. Dirinya segera memakai bathrobe dan keluar dari kamar mandi, menghampiri Handphonenya untuk melihat siapa yang mengiriminya pesan.

Minhyung Hyung💕

Selamat Sore nana~
Kamu udah pulang sekolah kan? Maaf Hyung nggak bisa jemput,,
Sebagai gantinya, nanti malam mau gak jalan sama Hyung?
16.40AM

Jaemin menimang-nimang handphonenya sambil berpikir, sebenarnya dia malas keluar malam ini. Namun dia juga mau jalan dengan Mark, Anggap saja kencan.

Iya Hyung, Nana mau
Jemput Nana aja ya Hyung
16.41AM

Siap manis🐰
Hyung jemput jam 7 ya,,
Dandan yang cantik manis...
Seeya💕
16.41AM

Read

Udahlah Jaemin lemah kalo sama Mark, Mark terlalu manis buat dia yang-urakan(read terlalu manis)

🐰🐰🐰

Jaemin menatap pantulan dirinya di cermin besar kamarnya, kemeja warna biru muda dengan celana Jeans hitam. Jaemin terlihat semakin manis.

"Nana mau kemana? Kok udah rapi aja?" Tanya Yoona.

"Hehe,, Nana mau jalan sama Minhyung Hyung, bolehkan Eomma?" Tanya Jaemin kikuk.

Yoona tersenyum dan mengusak Surai cokelat anak bungsunya itu, "tentu aja--

Perkataan Yoona terhenti karena ada yang menekan bel rumahnya, "pasti Minhyung Hyung, Nana ke depan dulu ya Eomma."

Belum saja Yoona menjawab, Jaemin sudah lebih dulu menuju pintu utama. Benar saja, Mark sudah di depan dengan casualnya, terlihat sangat pas dan lebih tampan.

"Hyung, ayo masuk dulu." Ajak Jaemin.

Mark mengangguk dan mengikuti Jaemin, "Selamat malam Imo," sapa Mark, lantas membungkuk sopan di hadapan Yoona.

"Malam juga sayang,"

"Loh ada Mark, udah lama?" Tanya Yunho yang baru saja menyelesaikan pekerjaannya.

"Baru sama sampai Samchon." Jawab Mark.

"Imo kan pernah bilang, temennya Nana panggil aja Eomma." Kata Yoona.

Mark terkekeh dan mengangguk, "nde Eomma, kalo begitu Mark mau pinjam Nana dulu Eomma, Appa."

"Mau di bawa kemana Mark?" Jaehyun yang tiba-tiba datang langsung menyahuti.

"Jalan saja Hyung-ssi."

Jaehyun berdecak, "ini bukan di kampus Mark."

"Ih udah ah, Nana mau jalan dulu sama Minhyung Hyung. Dadah Eomma, Appa, Hyung."

Lantas Jaemin langsung menarik Mark, keduanya membungkuk dan pergi dari sana.

🐰🐰🐰

Jika Jaemin sedang ngedate (?) Lalu Jeno, pemuda itu sedang bersantai di ruangan rahasia miliknya. Di ruangan itu terdapat lemari kaca, isinya berbagai pisau lipat dan beberapa pistol. Ada juga belati yang tak kalah tajam.

Saat ini lupakan sejenak tentang Jung Jaemin, dirinya tengah asyik mengamati berbagai macam senjata yang dia rancang dengan tangannya sendiri.

Tidak lupa, banyak foto-foto yang sudah dia deklarasikan sebagai mangsa. Termasuk dua sahabat Jaemin, Jeno tidak mengetahui bahwa Haechan dan Renjun adalah sahabat Jaemin.

"Apapun caranya, Jung Jaemin harus jadi milik Lee Jeno. Jika aku tidak dapat mendapatkan Jaemin, maka tidak akan ada yang mendapatkannya." Monolog Jeno dengan wajah datarnya, matanya menatap Haechan dan Renjun tajam.

Sudah banyak foto yang dia beri tanda 'X' dengan spidol permanen warna merah. Itu artinya, orang tersebut telah meregang nyawa di tangan Lee Jeno.

Namun, di dalam deretan foto itu, terdapat foto Jaemin. Jeno tidak akan segan melukai Jaemin jika Jaemin berani menolaknya.

Katakan pada Jaemin jika dirinya sedang dalam bahaya.

🐰🐰🐰

Di sinilah pemuda manis itu berada, Cafe Midnight. Mark mengajak Jaemin Dinner, tentu Jaemin tidak akan menolak pemuda di hadapannya ini. Pesona Mark tidak main-main.

"Kau mau apa Na?" Tanya Mark.

Mata Jaemin masih terfokus pada menu, namun dia menyimpan menu itu di kemudian. "Yang biasa saja Hyung, aku tidak mood untuk makan yang lain." Jawab Jaemin.

"Hey kenapa? Kau ada masalah?" Tanya Mark menggenggam tangan Jaemin.

Jaemin menghela nafas dan menggeleng, "tidak Hyung."

"Ya sudah,"

Lantas Mark memesankan makanan Favorit Jaemin serta dessert-nya Ice Cream cake rasa Cokelat di taburi toping kacang almond.

"Besok mau Hyung antar ke sekolah?"

"Memangnya Hyung tidak ada kelas pagi?" Bukannya menjawab, Jaemin malah balik bertanya.

Mark menggeleng, "tidak, besok Hyung jemput Nde?" Ujar Mark.

"Nde Hyung,"

Makanan datang, keduanya langsung menyantapnya. Sesekali Mark melirik Jaemin yang sibuk sendiri dengan makanannya, Jaemin terlihat sangat menggemaskan jika sedang makan. Rasanya Mark seperti mengajak anak kecil makan malam di luar.

Pergerakan Jaemin terhenti ketika Mark menempelkan ibu jarinya di sudut bibir tipisnya itu, "makannya pelan-pelan saja, Hyung tidak akan meninggalkanmu di sini kok." Kekeh Mark.

Pipi Jaemin merah.

"Ishh~" Jaemin langsung mengalihkan pandangannya, berharap Mark tidak melihat semburat merah di pipinya.

Lucu sekali. Pikir Mark.

Selesai makan siang Mark membawa Jaemin ke Namsan Park, taman ini sangat ramai. Tidak sedikit orang yang datang dengan kekasih mereka, ah.. Jaemin jadi menyayangkan statusnya dengan Mark.

"Wah ramai sekali," ucap Jaemin. Suasana di Namsan Park sangatlah indah, banyak kembang api pula di sana. Jaemin sangat menyukainya.

"Hyung,"

"Hmm,"

"Terima kasih."

Mark menautkan alisnya, "untuk?"

"Telah membawaku ke sini, aku... Aku sangat menyukainya."

🐰🐰🐰

Sial.

Satu kata yang Jeno keluarkan. Tangannya mengepal, matanya menyorot tajam ke arah Jaemin yang asik memeluk seorang laki-laki yang tidak Jeno ketahui siapa dia.

Ingin rasanya Jeno menarik pemuda itu menjauhkannya dari Jaemin, dan melenyapkan pemuda itu. Tapi tempatnya tidak mendukung.

Sabarkan Jeno untuk tidak membunuh pemuda yang kini bersama Jaemin.

"Harusnya aku yang bersama kau Jaem, bukan dia." Monolog Jeno.

Dia terus mengikuti kemana Jaemin pergi dengan pemuda yang asing bagi Jeno, namun karena banyaknya manusia. Jaemin dan pemuda itu seolah di telan bumi, hilang di telan kerumunan manusia.

Jeno berdecak kesal, "ck. Harusnya aku tidak lengah."

Puk'

"Astaga." Jeno berjengit kaget, dia menolehkan kepalanya ke belakang dan oh... Ternyata itu Eric.

"Sedang apa kau di sini Jen?" Basa basi Eric, Hendery hanya diam menyimak.

"Tidak ada, hanya mencari udara segar saja." Kata Jeno.

Eric mengangguk.

"Kau datang sendirian kah, Jen?" Ini Hendery yang bertanya.

"He'em," balas Jeno. "Aku duluan, ada urusan." Pamit Jeno.

Belum Eric dan Hendery menjawab, pemuda Lee itu langsung pergi menyisakan tanya yang ada di benak kedua dominan tersebut.

Sebelum benar-benar melancarkan aksinya, Jeno membeli jaket Hoodie hitam dan masker hitam. Entah apa yang akan di lakukan pemuda satu ini, emosinya sedang memuncak saat melihat si pujaan hati bersama laki-laki lain.

Saat sudah siap di keluar dari Namsan Park dan segera memasuki mobil sport hitamnya. Melajukan mobil kesayangannya ke jalanan yang begitu sepi, jalanan ini cukup jauh dari perumahan dan sedikit orang yang lewat.

Keberuntungan bagi Jeno, namun kesialan bagi orang yang mengendarai motor sendiri. Sebelum itu Jeno sudah menaburkan banyak paku di jalanan, satu meter dari paku itu Jeno menyiram jalan dengan minyak.

Kejam memang.

Duarr'

Duarr'

Srekkkh'

Brukkk'

Orang itu terpental, motornya sudah lebih dulu jatuh ke jurang. Sedikit saja orang tersebut bergerak, maka dia akan jatuh ke jurang yang kedalamannya mencapai 50 meter lebih.

"Ashh... To..tolong." ringis orang itu.

Tangannya berusaha merogoh saku jaketnya untuk mengambil handphonenya, namun pergerakannya terhenti oleh Jeno.

Brukk'

"Arghhh..." Di injaknya tangan lemah itu dengan kakinya kuat, orang itu bahkan sudah mati rasa.

"Kau salah jika harus ke sini Tuan." Kata Jeno, suaranya terendam di balik masker.

Saking gelapnya keadaan sekitar, tubuh Jeno hampir tidak terlihat. Orang itu sudah was-was, takut. Sangat takut.

"Si..siapa kau?"

"Aku? Kau tak perlu tau siapa aku Tuan." Senyum miring tercipta di bibirnya, jika saja tidak terhalang masker orang itu sudah semakin ketakutan.

Brughhh'

"Hmmppppp...."

Dadanya langsung sesak, Jeno tidak segan menginjak dada kiri laki-laki tersebut. Jangan biarkan orang ini meninggal, biarkan Jeno puas bermain dengan tubuhnya.

"Kau, hidup dan matimu ada di tanganku Tuan." Kekeh Jeno.

Laki-laki tersebut menggeleng, "to..tolong jangan Bu..nnuh aku." Ucapnya terendam, dadanya sangat sakit dan nafasnya sesak.

"Tidak, aku hanya ingin menghilangkan satu nyawamu Tuan." Jawab Jeno.

Dirinya lantas mengeluarkan pisau lipatnya, mengarahkannya pada pipi kanan pria itu.

Jlebb'

Sreachhh'

Untuk berkata pun sudah tidak kuat, Jeno menyayat pipi tersebut hingga ke sudut bibirnya. Darah sudah bercucuran di mana.

Jeno tau di dalam itu terdapat bebatuan runcing, rupanya jika siang hari asyik melihat orang ini terjun di jurang tersebut.

"Apa anda ingin terbang, Tuan?" Tawar Jeno, pria itu menggeleng cepat meski tidak dapat Jeno lihat dengan benar.

*Ah sudahlah, aku malas menanggapimu lama-lama."

Brukk'

Dalam sekejap tubuh mengenaskan itu terjatuh ke jurang, tidak hanya bebatuan Runcing. Di jurang tersebut terdapat sebuah ular titanoboa yang siap memangsa apapun yang terjatuh ke jurang.

🐰🐰🐰

"Nana pulaang." Teriak Jaemin memasuki rumah dengan wajah sumringah, ada apa dengan Jaemin?

"Sini sayang," teriak Yoona.

Jaemin langsung berlari menuju ruang keluarga, dirinya lantas mendudukkan diri di tengah-tengah antara Yoona dan Yunho. Tubuh kecilnya memeluk tubuh Yoona.

"Hey kenapa Bunny?" Tanya Yoona mengusap Surai Cokelat Jaemin.

"Tidak ada," dirinya malah menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Yoona.

Mereka tau pasti ada sesuatu yang terjadi, Jaemin tidak biasanya seperti ini. Namun mereka memilih diam, toh nanti juga Jaemin akan cerita sendiri.

"Loh, calon menantu Appa mana?"

Telinga Jaemin merah, apa-apaan Yunho ini membuat malu saja.

"Mhmm,, kata Minhyung Hyung, dia tidak bisa mampir. Katanya ada tugas kuliah belum selesai." Kata Jaemin.

Yunho mengangguk, "udah, Nana istirahat gih. Besok kan sekolah." Titah Yoona.

Jaemin mengangguk mencium kedua pipi Yoona, Yunho dan Jaehyun. Taeyong sudah pulang tadi sore.

"Jaljayo Eomma-nim, Appa-nim, Hyungie." Ucap Jaemin.

"Jaljayo Nana."

*Pagi, 06.15 KST

Benar saja, hari ini Jaemin akan di antar oleh Mark. Tentu itu membuat Jaemin senang dan hal itu pula yang membuatnya bertingkah aneh semalam.

Ting'

Notifikasi ponselnya mengalihkan eksistensi Jaemin, dirinya lantas mengambil handphone yang masih di charger melihat siapa yang mengiriminya pesan.

Lee Jeno
Selamat pagi Jaemin
Kau akan sekolah sekarangkan?
Mau ku jemput tidak?

Jaemin jadi tidak enak pada Jeno, dirinya sudah janji akan berangkat dengan Mark terlebih dahulu. Tapi tak apalah, kapan-kapan bisa mungkin. Tolong jangan beri Lee Jeno harapan.

Pagi Juga Jen,,
Tentu, tapi maaf
Aku akan berangkat dengan Hyung

Entahlah, rasanya tidak penting pula Jaemin membicarakan soal Mark pada Jeno. Toh pemuda itu tidak ada hubungannya dengan Jaemin.

Tok tok tok..

"Nana, masih lama sayang? Mark sudah menunggu." Teriak Yoona.

"Sudah siap kok Eomma." Balas Jaemin beranjak membuka pintu, lupa dengan handphonenya yang dia simpan di atas ranjangnya.

"Selamat pagi nana~"

"Pagi Minhyung Hyung~"

*Yongsan High School

Pemuda Na itu memasuki kawasan Yongsan High School, teriakan para Haksaeng selalu terdengar di Indra pendengaran Jaemin.

Tidak sedikit orang yang selalu menyapanya, terkadang Jaemin akan membalas sapaan itu dengan senyum manisnya.

Selamat pagi Jaemin

Jaemin ganteng banget

Apaan orang dia cantik loh

Selamat pagi Jaem

Jaemin senyumin aku dong

Jaemin cool banget ya hari ini

Ih Jaemin makin ganteng aja

Dan blablabla... Sedikit banyaknya Jaemin cukup risih, namun bagaimana lagi? Itu hak mereka dan Jaemin tidak dapat melarang.

"JAEMIN."

teriakan itu menghentikan langkah Jaemin, di lihatnya Jeno berlari kecil ke arahnya.

"Selamat pagi Jaemin."

Jika di hitung sudah ada banyak orang yang menyapa Jaemin, "pagi juga Jeno." Balasnya.

"Kau manis sekali hari ini." Ujar Jeno tiba-tiba.

.
.
-TBC
(☞ ͡° ͜ʖ ͡°)☞

Continue Reading

You'll Also Like

636K 23.3K 50
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...
4.3M 254K 61
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...
339K 4K 19
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
RAYDEN By onel

Teen Fiction

3.6M 222K 67
[Follow dulu, agar chapter terbaru muncul] "If not with u, then not with anyone." Alora tidak menyangka jika kedatangan Alora di rumah temannya akan...