Sekolah baru

230 28 25
                                    

Tengah malam pemuda Lee satu ini masih terjaga, rupa-rupanya dia sedang haus darah. Jeno, pemuda itu sudah siap dengan Hoodie hitam, celana jeans hitam dan sepatu sneakers hitamnya, jangan lupakan makser hitam serta sarung tangan.

Jeno itu psychopath handal, dia itu pandai sekali dalam membunuh dan memutilasi mayat. Jangan lupakan pula dirinya begitu pandai menghilangkan jejak, sehingga orang-orang cukup sulit mencari tahu siapa pelaku pembunuhan di gang-gang sempit dan gelap itu.

Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, Jeno sudah siap. Dirinya segera meraih kunci mobilnya dan berjalan menuju lobby apartemen untuk mengambil mobilnya.

Jangan kalian pikir Jeno itu tinggal dengan kedua orang tuanya. Tidak, dia tinggal sendiri dengan alasan ingin belajar hidup mandiri. Namun Donghae mana tega membiarkan anak sulungnya itu kerja banting tulang, maka dari itu semua biaya sudah di tanggung olehnya.

Seperti biasa, Jeno memarkirkan mobilnya cukup jauh dari jalan masuk gang kecil itu. Gang ini lengah dari penjagaan, maka dari itu Jeno bisa melakukan aksinya dengan leluasa.

"Sepertinya belum ada orang lewat ke sini." Gumam Jeno.

Namun, tidak lama dari itu terdengar derap kaki melangkah. Terdengar sangat buru-buru. Samar-samar Jeno mendengar percakapan orang itu.

"Ck, kau tahu mobilku mogok dan aku harus berjalan ke halte depan."

"Kau memang tidak punya hati! Aku akan sampai 20 menit, tunggulah!"

Nampak dia memasukkan ponsel ke dalam saku mantelnya dan sedikit berlari, wanita itu tidak menyadari ada orang yang mengawasinya.

Tiba-tiba Jeno bersuara,

"Sangat salah jika malam seperti ini kau melewati wilayah ku, kau harus mendapatkan hukuman Agassi." Jeno bersuara tepat di belakang wanita itu.

Langkah perempuan tersebut terhenti, dirinya hanya diam sampai tangan Jeno menyentuh pundaknya.

"Kenapa sangat buru-buru Agassi Noona?" Tanya Jeno lagi.

Baik perempuan itu sudah sangat ketakutan, apalagi saat merasa benda tajam nan dingin menyentuh lehernya.

"A..apa yang kau lakukan?" Tanya perempuan itu tergagap, dia sudah benar-benar ketakutan.

Bahkan untuk menoleh ke belakang pun dia tidak berani.

"Tidak usah takut Agassi Noona, aku tidak akan kasar padamu." Kata Jeno dengan suara beratnya.

Detik berikutnya dia mengukung tubuh perempuan itu, menghimpitnya di antara dinding gang jalan yang gelap tersebut.

"Wajahmu sangat cantik Agassi Noona, Bolehkan aku memberinya sedikit hiasan." Ujar Jeno.

Perempuan tersebut, atau kita panggil saja dia Nona Cho. Tubuh Nona Cho sudah bergetar hebat, bagaimana tidak Jeno mulai mengayunkan pisau lipatnya tepat di depan wajah Nona Cho.

"Ja..jangan Bu..Nuh a..aku." mohon Nona Cho dengan wajah melasnya.

Jeno terkekeh dan sekita menjauhkan dirinya dari tubuh Nona Cho, "sayang sekali aku tidak suka melepaskan mangsa Agassi Noona." Kekeh Jeno.

Nona Cho menggelengkan kepalanya cepat, "to..long lepaskan aku, kekasih ku su..sudah menunggu di apart." Berharap pria di hadapannya ini akan luluh, namun itu tidak sama sekali.

"Tidak! Diam saja dan nikmati permainanku Agassi Noona."

Sreachhh''

"Hmmppl""" sa..sakit hiks.." ringis Nona Cho.

Young psycho (Nomin) (HIATUS)Where stories live. Discover now