ALKA

By moonshhine

5.8K 466 273

Sebelum dibaca follow dulu ya Moonshhine ^^ Menceritakan kisah seseorang wanita yang bernama El Karen Tengker... More

Prologue
Capter 1
Capter 2
Capter 3
Capter 4
Capter 5
Capter 6
Capter 8
Capter 9
Capter 10
Capter 11

Capter 7

344 25 0
By moonshhine

"Woi!" Seru segerombolan para Siswa SMA.

Al melirik sekilas, menatap Karen yang terkejut bingung. Al pun langsung menarik tangan Karen untuk lari. "Loh apaan!" Ucap Karen berhenti.

"Lari!" Sahut Al. Tanpa, pikir panjang ia berlari sambil menarik tangan Karen.

Karen mengikuti Al. Tapi, ia menghentikan langkahnya kembali. "Kenapa gue harus ikut loh lari?"

Al menatap bingung, "Ikut aja!" Kesalnya sambil melihat gerombolan siswa lainnya. Lanjut Al. Tanpa, menghiraukan ucapan Karen, ia kembali menarik pergelangan tangannya. Tapi, Karen melepas cepat tangannya, sehingga Al menatap kesal Karen.

Tiba-tiba...

Seseorang menarik tangan Karen sambil berkata. "Loh mau kemana sayang?" Tariknya paksa. Karen terkejut, takut.

"Loh siapa?" Lirik tajam Karen.

"Singkirin tangan kotor loh?" Pinta Al dingin.

Karen ingin melepaskan. Tanpa, berpikir panjang ia justru meludahi wajah laki-laki SMA itu.

Berengsek! Bentaknya kasar.

Ia menampar kasar Karen, hingga terjatuh. Satu tamparan dari tangannya melayang keras ke pipi Karen, wajah cantiknya yang tertutup oleh rambut panjangnya dan seketika ia memegang pipinya, menatap tajam laki-laki itu berkaca-kaca.

Al langsung melangkah menghampiri dan menendang dadanya hingga terjatuh keras. Gerombolan itu langsung memegangi kedua tangan Al tak terima dan memukulnya tanpa henti.

Karen menangis, takut. Tolong, hentikan! Teriaknya sambil menatap Al yang telah di pukuli.

Al menatap Karen, sambil menutup berlahan matanya, tanpa henti gerombolan laki-laki itu masih memukuli Al. Karen melirik kanan kiri, gang yang sepi. Ia berdiri mengambil sesuatu yang tak jauh dari jangkauan matanya lalu ia mendekat berlahan memukul kepala salah satu laki-laki itu, lalu dengan beraninya Karen melindungi Al dengan memeluknya. Buka mata loh ucap Karen pelan.

Pria itu berhenti, merintih kesakitan kepalanya yang berdarah. Teman-temannya terkejut tak percaya. Ia langsung mendekat ingin memberi pelajaran. Tapi, dengan cepat Al langsung berbalik melindungi Karen. Al menatap Karen yang menangis ketakutan.

Bugh! Suara pukulan keras dari belakang.

"Ach." Rintih Al pelan,

Bugh!!! Satu pukulan kembali datang.

"Stop." Ucap salah satu laki-laki itu. Dilihatnya Al yang sudah tak berdaya.

Setelah mengintimidasi mereka kabur.

Al menatap Karen dan jatuh dipelukannya.

***

Di rumah sakit...

Karen yang duduk di depan kamar VIP, tepat Al di rawat. Tangannya gemetar, takut, panik.

"Ini bukan gara-gara gue kan?" Berdiri, melihat Al yang terbaring di atas kasur rumah sakit.

Seseorang mendekati Karen yang tengah duduk, terlihat panik. Ia berhenti tepat di depannya. Karen menatap sepatu dan berlahan melihat ke atas.

"Kenzo." Ucapnya langsung berdiri, menatap.

"Loh gak papa?" Tanya Kenzo menatap mata Karen yang berkaca-kaca.

Karen menggigit bibirnya bawahnya dan mengangguk cepat, Kenzo langsung memeluknya khawatir.

"Gara-gara gue." Ucap Karen sambil meneteskan air matanya.

"Tangan loh?" Lihatnya goresan di telapak tangan Karen.

***

Penghuni masih terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit. Wajahnya tampannya lebam dan penuh luka. Tangan Al begerak ke atas kepala Karen dan menyentuh rambut halusnya. Ia bergerak pelan, lalu Al mengacak-ngacak rambutnya hingga Karen benar-benar terjaga.

Ia menatap Al berkaca-kaca. "Al..." Tangis Karen pecah.

"Aduh berisik, gue gak papa. Jangan nangis." 

Ia tak menghiraukan ucapan Al, dia tetap menangis histeris. Ruangan kini semakin berisik dengan suara tangisan Karen yang begitu keras. Al mendekap erat Karen dan membawanya tidur di ranjang rumah sakit.

"Sssttt, loh berisik... ini bukan salah loh, udah stop." Al melepaskan pelukkannya lalu menatap mata Karen yang penuh air mata. Bocah kecil itu mengusap jejak air mata Karen. Ia mendongak gugup, jantungnya berdebar kencang seolah genderang mau perang.

Cekrek... suara pintu terbuka, Kenzo yang baru saja masuk sambil membawa makanan mendongak melihatnya. Mereka saling menatap, Kenzo langsung membalikkan tubuhnya keluar. Ia tersenyum miring sambil menatap pintu ruangan dan pergi begitu saja.

***

Karen langsung berdiri menjauhi tubuhnya dari Al. Ia langsung menarik tangan Karen cepat.

"Ach." Rintih Al kesakitan.

"Loh kenapa?" Tanya Karen panik.

"Ach sakit,"

Karen membantu Al berbaring. Di tengah-tengah itu tangan Al meraih pipi Karen. Ia memegangnya.

"Pipi loh..." Saling menatap, membuat suasana keduanya kembali canggung. 

"Ach!" Jerit Karen terkejut lantaran Al mencubit pipinya. "Sakiiitt!" Rengeknya.

Ucap Al yang entah tiba-tiba gagap. "Sorry, gu-gue.. penasaran.. A-anu. ah luh keluar deh." Al kebingungan, tidak tahu apa yang harus dia katakan.

"Dasar, gu-gue juga mau pergi." Gagapnya. Karen menelan air liurnya seperti grogi. 

Karen berjalan mendekati pintu. Tiba-tiba Aliyah membuka lebih dulu.

"Eh Karen kamu mau kemana?"

"Agh? Ka-Karen mau... pulang."

"Nanti tante anter pulang." Tawar Aliyah.

"Gak usah tante, gak papa. Karen sama Nando." Tolaknya sopan.

"Iya ma, Karen juga udah dari pagi, ini juga udah malem, kasian anak gadis orang." Sahut Nardo.

"Karen, permisi." Pamitnya tersenyum dan keluar menutup rapat pintu rumah sakit.

"Ya ampun anak bunda, tampannya gak keliatan lagi."

"Tanggal pernikahan kamu sudah Ayah tentukan. Rawat wajah kamu. Malu pas ketemu keluarga." Terang Nardo.

Al menarik nafas kasar. Ia terlihat kesal. Gempalan tangannya menahan amarah. Bukan itu yang ingin ia dengar dari mulut mereka, melainkan kasih sayangnya.

"Sayang, kalian pesan makanan? Bunda kan udah bilang jangan pesan dari luar. Di gantung di luar di gagang pintu pula."

Seketika Al mengingat Kenzo dengan makanannya. "Buang aja bun."

Suara handphone berdering. Nardo langsung mengangkat cepat dan keluar dari kamar VIP rumah sakit. "Sayang, Ayah tunggu diluar. Al jaga kesehatan kamu." Seru Nardo bergegas.

Aliyah mendekati Al dan duduk di atas kasur. "Bunda, sayang kamu... maafin Bunda." Usap Aliyah sambil mencium keningnya. "Bunda pulang."

Aliyah keluar berlahan menutup rapat pintu.

"Achhh!!!! Shitt!!!" Kesal Al melempar gelas ke lantai.

***

Berbaring melentangkan tubuhnya. Karen terlihat kelelahan sambil menatap langit dinding kamarnya. Ini gara-gara sih bocah yang nabrak gue. Oh iya Kenzo. Gumamnya.

Langsung menghubungi seseorang.

"Halo." Ucap Karen.

"Jadi luh yang kasih tahu Kenzo." Lanjutnya kesal.

Cekrek....

"Nando!!" Teriaknya sambil melempar bantal kearahnya.

Nando nyengir tanpa dosa. "Kenapa?"

"Gue gak mau ganggu Kenzo, Dia baru kehilangan mamanya." Cibir Karen menatap tajam Nando.

"Maaf. Gue kira loh suka. Di peluk."

"Maksud loh?" Terkejut Karen.

"Ga ada." Sahut Nando dan menutup pintu kamar.

Karen kembali berbaring sambil memainkan handphonenya. Ingin mengirim pesan kepada Kenzo. Tetapi, ia ragu. Tiba-tiba Bocah menghubunginya ia langsung menjawab panggilan dari Al.

......

Epilog...

Karen menggigit bibirnya bawahnya dan mengangguk cepat, Kenzo langsung memeluknya khawatir.

Seseorang menatap jauh mereka.

Aliyah yang berjalan menuju kearah kamar VIP  rumah sakit, tepat anaknya di rawat.

Tiba-tiba...

"Nyonya." Sapa Nando.

"Eh Nando... ada Karen ya?"

"Iya nya, menurut saya biarkan Karen yang menjaga Al, lebih baik kita kasih waktu untuk mereka berdua, biar lebih dekat." Cegah Nando terhadap Aliyah.

"Kamu emang bisa di andalkan. Sip." Sahut Aliyah tanpa membantah dan memberi satu jempol.

Aliyah berbalik mengurungkan niatnya menjenguk Al. "Sayang, kita pulang aja.. kita balik kesini lagi entar malem." Pinta Aliyah sambil mengandeng tangan suaminya.

"Kenapa? Tapi Al lagi sakit." Bantah Nardo bingung.

"Udah ada Karen... udah ah kita pulang aja."

"Tapi sayang-"

"Udah ayo." Sahut Aliyah sambil menarik tangan Nardo.

***

"Gara-gara gue." Ucap Karen sambil meneteskan air matanya.

"Tangan loh?" Lihatnya goresan di telapak tangan Karen.

"Sorry." Ucap Karen tiba-tiba langsung melepaskan pelukkannya. Ia Teringat Kenzo bersama Sandra. "Loh pulang deh, gue gak papa. Gue masuk." Lanjut Karen mengabaikannya..

Continue Reading

You'll Also Like

553K 22.9K 38
Siapa yang punya pacar? Kalau mereka selingkuh, kamu bakal ngapain? Kalau Pipie sih, rebut papanya! Pearly Aurora yang kerap disapa Pie atau Lily in...
474K 32.3K 31
Semua orang mengira Saka Aryaatmaja mencintai Juni Rania Tanaka, namun nyatanya itu kekeliruan besar. Saka tidak pernah mencintai Rania, namun menola...
1.2M 119K 48
Kehidupan Dinar Tjakra Wirawan berubah, setelah Ayah dan kakak laki-lakinya meninggal. Impiannya yang ingin menjadi seorang News anchor harus kandas...
1.6M 78.4K 53
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...