MY BOYFRIEND IS FAKBOI

By divatania_

693K 59.4K 18.7K

"FROZEN! GUE BAKAL JADI PACAR, BAHKAN SUAMI LO, LIAT AJA NANTI!" GENRE : FIKSI REMAJA Teejay Albert Kalandr... More

⚠️PENGUMUMAN⚠️
PROLOG
1. Pertemuan Singkat
2. Panah Bakso Asmara
3. Jadi Pacar Gue!
4. Tercyduk Selingkuh
5. Edisi Ngambek
6. Tantangan Dari Elsa
7. Kehadiran Lidia
8. Fakboi Insyaf?
9. Pembalasan
10. Pahlawan untuk Elsa
11. Cemburu
12. Pesan Misterius
13. Hati-hati untuk Elsa
14. Hadiah & Surat
15. Perkara Haus
16. Ulang Tahun Agnes
17. Elsa Hilang!
18. Balas Dendam
19. Janji
20. Telur Dadar Istimewa
21. Hujan & Masa Lalu
Webtoon?
22. Ramalan?
23. Cinta di Rumah Hantu
24. Terungkap
'25. Belum Berakhir
26. Kakak?
27. Dia Safira, Adikku
28. Elsafira
29. Lebih penting siapa?
30. Minta maaf, ya?
31. Bolu Pisang untuk Oma
32. Tamu tak Diundang
33. Nasi Goreng istimewa
34. So who is wrong?
35. Gelisah
36. First Kiss gue?!
37. Bahagia Sesaat
38. Dua Hati Satu Cinta
39. Kita udahan aja
40. Mencoba Bersabar
41. Masalah Hati
42. Lagi dan lagi
43. Bukan Prioritas
44. Cinta itu buta
45. Senjata Makan Tuan
46. Lelah
47. Bertahan atau lepaskan
48. Insiden
49. Menghilang
50. Amarah
51. Kita Break!
52. Hal tak Terduga
53. Berakhir
54. Ungkapan Rasa
55. Menyesal?
56. Naura Sadar?
57. Bunuh Diri?
58. Salah Sangka
59. Sisi Lain Safira
60. Kesaksian
61. Berjuang lagi?
62. Masa lalu Safira
63. Teejay Vs Eric
65. Tragedi, Fakta & Penyesalan
66. Damai
67. Siswi Baru
68. Camping
69. Balikan atau...?
70. Fakta Baru
71. Kabar Buruk
72. Ingatan Masa Lalu

64. Ayo, balikan!

5K 558 129
By divatania_

Hari ini adalah hari ketiga, sejak Teejay mengajak Eric untuk bersaing selama lima hari untuk mendapatkan Elsa.


Teejay sama sekali tidak bermaksud untuk menjadikan Elsa bahan taruhan ataupun sebagainya. Ia hanya ingin Eric tidak dekat-dekat lagi dengan Elsa saat Eric tidak bisa mendapatkan gadis itu, Teejay merasa Eric bukan laki-laki yang baik. Cukup dirinya saja yang pernah menyakiti Elsa.

Siang ini, kantin lumayan sepi, kebanyakan dari mereka menghabiskan jam kosong untuk berada di kelas temannya, tentu bergabung dengan circle-nya.

Elsa membawa lima buah novel yang ia pinjam sejak seminggu yang lalu dari perpustakaan.

Elsa sudah membaca semuanya berulang kali dan sudah merasa puas. Elsa harus mengembalikannya supaya siswi lain bisa menangis dan tertawa seperti orang gila sepertinya.

Saat menuju perpustakaan, kebetulan sekali Teejay sedang melintas di koridor perpustakaan. Elsa langsung menghampiri Teejay, untuk mengucapkan sesuatu yang seharusnya diucapkan kemarin.

Langkah Elsa memelan saat sudah dekat, karena tiba-tiba seorang gadis menghampiri Teejay. Elsa berdiri di sana, mengamati apa yang akan mereka lakukan.

Gadis dengan logo kelas sepuluh dibajunya itu menghampiri Teejay, dengan membawa sesuatu.

"Hai kak," sapanya.

Teejay tersenyum kecil. "Hai, kenapa?"

Pipi gadis itu bersemu, dengan malu-malu ia memberikan, dua bungkus coklat kepada Teejay.

"Diterima ya kak," ucap gadis itu sambil mengulurkan coklat yang ada ditangannya.

Teejay mengangguk, lalu mengambil coklat itu.

"Emm, kak aku punya satu permintaan lagi."

Teejay menatap gadis itu menunggu pertanyaannya.

"Umm, boleh nggak kak semangatin aku, soalnya bulan depan aku ikut olimpiade hehe."

Teejay mengangguk, lalu menepuk kepala gadis itu dua kali. "Semangat olimpiade nya, semoga menang."

Gadis itu menggigit pipi dalamnya untuk menghilangkan rasa gugupnya.

Setelah tau apa yang gadis itu lakukan, Elsa dengan masa bodo menghampiri Teejay.

Teejay terkejut saat melihat Elsa, ada rasa takut Elsa akan marah. Mungkinkah Elsa akan marah?

"El?" Ucap Teejay, gadis di depan Teejay juga ikut menatap Elsa.

"Gue cuma mau bilang makasih karena udah nolongin gue kemaren," ucap Elsa datar.

Elsa melirik kearah siku Teejay, kemudian ia mengambil sesuatu dari sakunya dan mengulurkannya kepada Teejay. "Nih."

Teejay menatap Elsa mengulurkan plester kepadanya dengan bingung.

Elsa berdecak, ia mengambil telapak tangan Teejay, lalu menaruh plester itu ditangannya dan masuk kedalam perpustakaan.

Teejay yang masih loading pun memutar-mutar plester ditangannya. Seketika senyum merekah di bibir Teejay.

"Emm, kak, bukannya itu mantan kakak ya?"

Teejay tidak menjawab, ia tersenyum sambil meninggikan coklatnya, "Thanks ya, coklatnya." Lalu pergi dari hadapan gadis itu.

"Eh kak---" gadis itu cemberut kala Teejay sudah berlari, tapi saat mengingat bagaimana Teejay menepuk kepalanya tadi membuat hatinya ambyar.

***

Di dalam toilet, Elsa sedang bercermin sambil mengikat rambutnya. Saat sampai di pintu keluar, ia berpapasan dengan Camelia yang sepertinya hendak ke kantin.

Camelia sedikit terkejut, ia menatap Elsa sebentar, lalu pergi dari sana.

Elsa menatap punggung Camelia dengan segala pikirannya. Sejak tadi malam, Elsa terus kepikiran perihal masalah Camelia.

Elsa sudah memutuskan, apa yang harus ia lakukan. Semoga itu menjadi keputusan yang tepat.

Elsa menghela nafas, lalu mengambil langkah menuju taman belakang yang terdapat banyak pohon dan angin sejuk.

Bertepatan dengan itu, Elsa berpapasan dengan Eric yang berada lumayan jauh darinya.

"El!" Eric melambaikan tangannya kepada Elsa. Namun, Elsa malah berbalik arah dan berjalan cepat.

Eric mengerutkan keningnya, ia memegangi cup jus itu agar tidak tumpah sambil berlari mengejar Elsa.

"El! Elsa, tunggu kakak." Eric memelankan langkahnya saat sudah dekat dengan Elsa.

Elsa terus berjalan, tetapi Eric memegang tangan Elsa membuat Elsa refleks menepisnya dengan kuat.

Jus di tangan Eric terlempar dan tumpah ke bajunya. Sekarang baju Eric penuh noda hijau karena jus alpukat itu.

Elsa terkejut, ia menutup mulutnya, sungguh tidak sengaja. Sedangkan Eric masih termenung.

Elsa tidak punya tissue, ia bingung harus melakukan apa, "Kak Eric maaf banget, Elsa nggak sengaja," ucap Elsa panik.

Eric mengelap tangannya yang kotor, sambil tersenyum kecil. "Gak apa-apa, El."

Elsa menatap Eric tak enak, "Tapi kak, baju kakak---"

"Nanti bisa beli yang baru," potong Eric. Elsa merasa tak enak, ada ya orang sesabar dan sebaik itu?

"Sebenernya itu jus untuk kamu, tapi kamu justru lari. Kenapa El?" tanya Eric.

Elsa terdiam, sepertinya ini bukan waktu yang tepat untuk mengatakannya. Ia juga tidak tega, Eric begitu baik. Laki-laki itu sama sekali tidak bersalah.

"Emm, Elsa buru-buru aja kak mau ke taman, nemuin Agnes," jawab Elsa, diangguki oleh Eric.

"Kak, Elsa bener-bener minta maaf, baju kakak jadi kotor."

"Gapapa Elsa, kakak maafin, asal..." Eric tiba-tiba mempunyai ide.

"Asal, apa kak?" Elsa menunggu apa yang akan Eric katakan.

"Asal, pulang sekolah nanti ke mall sama kakak."

"Temenin beli baju osis yang baru."

Elsa memejamkan matanya sebentar. Sial, jika begini Eric semakin dekat dengannya. Padahal, niat Elsa untuk menghindari Eric dimulai hari ini.

"Gimana El? Mau kan?"

Elsa sebenarnya tidak mau, tapi, karenanya seragam Eric tidak bisa dipakai lagi.

"Mmm, oke. Tapi, Elsa nggak bisa lama-lama kak," ucap Elsa.

Eric tersenyum senang, ia semakin yakin kalau ia bisa menang dari Teejay.

"No problem, nanti pulang sekolah, kakak tunggu di parkiran," kata Eric.

Elsa tersenyum canggung, lalu mengangguk. "Elsa duluan, kak." Elsa langsung pergi dari hadapan Eric.

Eric mengusap bajunya yang kotor, lalu menatap punggung Elsa seraya tersenyum tipis.

***

Eric sudah terlebih dahulu keluar kelas, ia tengah menunggu Elsa menemuinya di mobil.

Sedangkan di lain tempat, Agnes berusaha menenangkan Elsa, "Sekali ini El, gak apa-apa. Besok lo harus bilang semuanya."

Elsa mengangguk dan pergi duluan untuk menemui Eric.

Sesampainya disana, Eric langsung membukakan pintu untuk Elsa.

"Makasih kak," ucap Elsa saat masuk melangkah masuk kedalam mobil Eric.

"Makasih mulu." Eric terkekeh, lalu memutari mobilnya dan mulai memasang sabuk pengaman.

Elsa terkesiap dan menahan nafasnya kala wajah Eric sangat dekat dengannya.

Clik

Eric berhasil memasangkan sabuk pengaman Elsa, karena sejak tadi Eric memperhatikan Elsa yang terlihat kesusahan.

Elsa masih menatap Eric tanpa kedip, dan sekarang Eric balas menatapnya lama. Eric memandang Elsa, lalu tersenyum meledek.

"Nafas, El," ucap Eric yang sudah duduk ditempat semula.

Elsa membuang wajahnya keluar untuk menetralisir rasa gugupnya. Namun, Elsa malah melihat seseorang yang menatapnya... intens.

***

"Makasih ya El, udah temenin kakak."

"Sama-sama kak, lagian Elsa juga yang salah."

Eric terkekeh, sambil berjalan keluar, mereka mengobrol.

"El, deskripsiin diri kakak dimata kamu dong."

"Hah?"

"Iya deskripsiin, menurut kamu kakak itu gimana?"

Elsa berfikir sejenak. "Kakak itu... Baik, ramah, pinter, penyabar, udah gitu perhatian."

"Kalo di dunia ini cuma ada kakak, sama kamu. Kamu lebih milih jadi istri kakak, atau jomblo seumur hidup."

Pertanyaan Eric nyeleneh, membuat Elsa tertawa. "Kenapa sih kak random banget," balas Elsa.

Eric ikut tertawa. "Pengen tau aja."

"Emmm, kayanya Elsa lebih milih tetanggaan aja deh sama kakak."

Eric tertawa dengan jawaban dari Elsa, Elsa pun ikut tertawa, dan itu membuat Eric semakin terpesona.

Eric memegang tangan Elsa dan menariknya kearah lain.

"Eh, mau kemana kak?!"

"Ikut aja."

Elsa mengikuti Eric, ternyata Eric membawanya menuju komedi putar.

"Mau naik?" Eric menaikan kedua alisnya.

Elsa masih berfikir, tetapi Eric sudah mengajaknya. "Sekali-kali El," ucap Eric sambil terkekeh.

Siang menjelang sore itu, Eric dan Elsa bersenang-senang di mall, tanpa sadar sejak tadi seseorang mengikuti mereka berdua.

∆∆∆

"INI APA EL?" Camelia menunjukkan ponselnya kepada Elsa.

Di dalam ponsel itu, terlihat Eric memposting foto Elsa saat di mall kemarin.

Ericccc._.b
ARZ Mall

♥️ 🗨️ ✈️
2.560 suka.
Lihat 350 komentar.
Ericccc._.b si imut❤️

Camelia menangis, entahlah, perasaan campur aduk. "Ternyata lo nggak seneng gue bahagia ya El."

Elsa menggeleng, "Mel, nggak gitu, kemaren---"

Camelia mematikan ponselnya, memasukkannya ke saku seragamnya dengan cepat.

"Gue benci sama lo Elsa! Gue benci!" tukas Camelia dengan nada kecewa. Kemudian gadis itu berlari pergi.

"Mel!!!" Teriak Elsa, namun tak di gubris oleh Camelia.

Elsa menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Rasanya ingin berteriak sekencang-kencangnya saat ini juga.

Elsa frustasi, Camelia tidak mau mendengar penjelasannya terlebih dahulu, padahal hari ini ia ingin menuntaskan semuanya.

"Gue berdiri disini buat nyatain perasaan gue yang kedua kalinya untuk seseorang."

Elsa membuka matanya, saat mendengar suara toa yang berasal dari lapangan.

Ia kenal suara ini, suara orang yang membuat hubungannya dan Camelia berantakan.

Dengan tergesa-gesa Elsa turun untuk memastikan.

"Gue suka sama dia, sejak pertama ketemu dia. Dia lucu, tapi kadang suka lemot."

"Tapi, itu yang buat gue tertarik sama dia."

Suara itu membuat siapa saja berkumpul untuk menyaksikan, termasuk Teejay. Karena Eric lah yang berdiri di tengah-tengah lapangan sambil membawa sebuket bunga dan toa di kedua tangannya.

Eric tersenyum, saat melihat gadis yang dimaksud olehnya itu baru saja sampai di tengah-tengah ramainya orang yang memandangnya.

"Orang itu ada disini sekarang."

Semua siswa yang menonton saling menoleh dan mencari keberadaan gadis itu.

Mata Elsa bertemu dengan mata Eric dari kejauhan, jantung Elsa berdegup kencang. Elsa yakin, yang dimaksud Eric adalah dirinya.

Elsa tidak tau harus melakukan apa, mengapa Eric membuat masalahnya bertambah runyam. Kenapa Eric melakukan semua ini? Elsa tidak merasa memberikan harapan kepada Eric.

"Dia, disana." Eric menunjuk keberadaan Elsa.

"Elsa Fradela Kirania."

Kini, semua mata memandang Elsa setelah Eric mengucapkan itu.

"Maju! Maju! Maju!" Sorak semuanya.

Elsa didorong-dorong agar mendekati Eric, sampai akhirnya ia terdorong dan sekarang berada di depan Eric.

Eric tersenyum, ia menaruh pengeras suaranya di lantai. Eric mendekati Elsa dengan bunga ditangannya.

Elsa sangat malu dan gugup, ingin rasanya ia menghilang saat itu juga.

"El, liat kakak."

Elsa yang sedari tadi menunduk pun, langsung mendongak.

"Kakak nggak bisa ngomong apa-apa lagi, kamu pasti udah tau kalo kakak sayang sama kamu."

"Waktu itu kakak pernah nyatain perasaan kakak yang pertama kalinya sama kamu, dan kamu tolak."

"Sekarang, yang kedua kalinya, kakak bilang, kakak sayang sama kamu. Apa kamu mau jadi pacar kakak?"

Eric berlutut, mengulurkan sebuket bunga mawar itu kepada Elsa.

Elsa menatap Eric dengan tatapan sulit diartikan, semua mata kini memandangnya. Bahkan, beberapa guru juga ikut menyaksikan. Semua orang di dalam kelas juga ikut keluar, dan melihat dari atas dan mengabadikan momen itu.

"Ambil kalo kamu mau dan buang kalo kamu nolak El," ucap Eric.

"Terima! Terima! Terima!!" Sorak semuanya yang berada disana.

Elsa sangat gugup sekarang, ia menatap wajah Eric yang berharap banyak padanya.

Elsa menghela nafas panjang, ia harus tegas dan memutuskan semuanya dengan tepat.

Perlahan tangan Elsa terulur untuk mengambil buket bunga itu. Kini buket bunga itu berada di tangan Elsa.

Eric tersenyum senang, ia langsung berdiri dan hendak memeluk Elsa. Tetapi gagal, saat buket bunga itu sudah Elsa lempar dan terbuang ketanah.

Sorakan gembira yang tadinya hendak diberikan kepada kedua orang itu kini hilang, tidak ada suara sama sekali.

Suasananya menjadi canggung sekarang, Eric menatap Elsa dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Maafin Elsa kak, Elsa nggak bisa."

Eric melemas, senyum di bibirnya menghilang. "Kakak salah apa sama kamu El? Kenapa kamu nggak kasih kesempatan buat kakak?"

"Kakak nggak salah apa-apa sama Elsa."

"Tapi maaf, Elsa nggak bisa kasih kesempatan itu. Dan sekarang, Elsa mau bilang sesuatu yang seharusnya Elsa bilang dari kemarin."

"Jangan deketin Elsa lagi, kak."

Tubuh Eric menegang, apa maksud Elsa?

"Elsa minta tolong, jauhin Elsa kak. Anggap aja kita nggak pernah kenal kak. Makasih buat semua kebaikan yang kakak kasih buat Elsa."

Setelah mengucapkan itu, Elsa berlari pergi meninggalkan Eric yang termenung disana dengan sorakan kecewa dari para penonton.

Eric tidak menyangka ia akan mendapatkan double kill. Yang pertama, karena Elsa menolaknya dan yang kedua Elsa malah memutuskan hubungan pertemanan dengannya.

Dan tambahan, dirinya dipermalukan didepan orang banyak karena telah gagal.

Siswa-siswi yang menonton langsung membubarkan dirinya masing-masing, dan sekarang hanya tersisa Eric disana yang masih terdiam.

Eric memejamkan matanya sebentar, lalu ia pergi dengan perasaan yang tidak bisa dimengerti.

"Lo udah gagal."

Langkah Eric terhenti saat Teejay menghadangnya.

"Malu gak?" Tanya Teejay, Eric diam tak menjawab.

"Jangan berpikir, dengan lo nembak Elsa di depan orang banyak, Elsa bakal terima lo. Eric-eric..."

Teejay menatap Eric, "Gue harap lo inget apa yang terjadi saat lo gagal dapetin Elsa."

"Apa perlu gue ingetin lagi?"

Teejay menyilangkan tangannya didepan dada, "Gue rasa lo lupa. Oke bakal gue ingetin lagi."

"Lo udah gagal, jadi jangan berusaha deketin Elsa lagi. Jauhin dia," kata Teejay dengan penekanan.

Eric menatap Teejay dengan raut wajah tak bersahabat.

Teejay berjalan kesamping Eric dan membisikan sesuatu ke telinga Eric, "kalo lo ngelanggar, gue bakal bocorin kalo lo..."

Tubuh Eric menegang setelah mendengar bisikan Teejay.

***

Elsa memegang tali ranselnya sembari berjalan keluar untuk pulang. Namun saat namanya terpanggil, ia mendadak diam, ia tau itu suara siapa. Elsa mempercepat langkahnya.

"Elsa!" Eric berlari mengejar Elsa dan langsung menahan tangan Elsa.

Elsa menghempaskan tangan Eric lalu kembali berjalan dan tak memperdulikan keberadaan Eric.

Eric kembali mencekal tangan Elsa, "El."

Elsa menghempaskan tangan Eric untuk yang kedua kalinya, lalu berbalik badan menatap Eric.

"Kak, apa belum jelas perkataan Elsa tadi? Jauhin Elsa kak." Wajah lelah itu melihat Eric.

Eric menatap Elsa dengan tampang memelas, "Kenapa El? Kakak punya salah apa sama kamu?"

Elsa tidak menjawab, ia berbalik badan dan melenggang pergi.

Eric tidak tinggal diam, ia menarik tangan Elsa dengan keras sehingga Elsa meringis sakit.

"Maaf El---"

Tangan Eric terhempas, saat Teejay datang, Teejay memandang Eric sengit, "Lo lupa?"

Elsa berada dibalik tubuh Teejay, sekarang Teejay lah yang berhadapan dengan Eric.

Eric tidak menjawab perkataan Teejay, ia berusaha melampaui tubuh Teejay, "Elsa maaf, kakak nggak sengaja."

Mata Teejay menatap Eric tajam, ia beralih ke Elsa, ia mengambil telapak tangan Elsa dengan lembut dan menggenggamnya.

"Oma mau ketemu kamu," bisik Teejay tepat ditelinga Elsa. Setelah itu, Teejay langsung membawa Elsa pergi dari hadapan Eric.

Eric tidak bergeming, laki-laki itu terlihat menyedihkan.

Sesampainya di parkiran, Elsa langsung melepaskan tangannya dari genggaman Teejay.

"Gue mau pulang." Elsa melenggang pergi.

"Oma sakit, dia mau ketemu lo."

Langkah Elsa terhenti, ia kembali menghampiri Teejay, "Oma sakit apa?"

***

"Oma, oma udah minum obat?"

Oma Sarah menggeleng.

"Obatnya dimana Oma?"

Oma Sarah menunjuk laci mejanya, "Disitu, yang warna putih."

"Ini Oma?"

"Iya."

Elsa mengangguk, ia mengambil gelas yang sudah kosong diatas meja itu dan mengisinya dengan air putih dari dispenser yang ada di kamar Oma Sarah.

"Ini, diminum dulu obatnya ya Oma,, biar cepet sembuh." Elsa memberikan dua butir obat itu kepada Oma Sarah, tak lupa ia juga membantu Oma Sarah minum.

Oma Sarah tersenyum, "Makasi ya nak udah dateng jenguk Oma."

Elsa tersenyum, "sama-sama Oma, Elsa juga seneng."

"Oma seneng kamu disini, apalagi kalo hubungan kamu sama Eja membaik."

Elsa tersenyum canggung, sepertinya laki-laki itu sudah menceritakan semuanya.

"Sekarang Oma istirahat ya, Elsa pamit pulang dulu. Sekalian mau jenguk Om--- ehm, maksudnya Papa Elsa, Elsa mau kerumah sakit."

"Papa kamu sakit apa?"

"Kemarin kena serangan jantung Oma, tapi Alhamdulillah sekarang udah membaik."

Oma Sarah terlihat khawatir, "Semoga Papa kamu cepet sembuh ya nak."

Elsa mengangguk, "Oma juga cepet sembuh. Kalo gitu Elsa pamit dulu." Elsa menyalami tangan Oma Sarah dan keluar dari kamar Oma Sarah.

Sesampainya di luar, Elsa langsung berhadapan dengan Teejay.

Elsa berdehem, "Gue pulang dulu, kak," pamitnya.

Teejay mengejar langkah Elsa, "Aku anterin."

"Nggak perlu, makasih." Elsa sudah sampai di pekarangan rumah Teejay, ia sudah memesan ojek online tadi, tinggal menunggu beberapa menit.

"El, tunggu, gue mau ngomong serius sama lo." Teejay memegang tangan Elsa.

Elsa melepaskannya, "lo cuma punya waktu dua menit, sebelum--"

"Ayo balikan."

Hening

Elsa memandang Teejay, ia tidak salah dengar kan?

"Balikan sama gue El, maafin gue buat semua sikap bangsat gue waktu itu. Sekarang gue lagi berusaha memperbaiki diri gue jadi lebih baik."

"Gue masih sayang sama lo Elsa, bahkan Oma mau kita berdua kembali lagi seperti dulu."

"Gue rindu masa-masa dimana lo judesin gue, lo perhatian sama gue."

"Perasaan gue ke lo masih sama El, kaya dulu."

Elsa terdiam, "andai lo tau, perasaan gue juga gak pernah berubah sedikitpun."

Elsa memandang Teejay dengan raut wajah yang sulit diartikan, "Maaf, gue---"

"Stop El!" Cegah Teejay, Teejay tidak mau kata-kata yang tidak ingin ia dengar dari mulut Elsa keluar sekarang.

"Jangan dilanjutin. Gue belum siap dengernya."

"Izinin gue persiapin diri buat denger jawaban dari lo. Di camping nanti, tepatnya waktu malam api unggun, gue minta jawabannya. Apapun itu, gue bakal terima apa adanya."

Elsa termenung, ia terdiam disana. Apakah jawabannya saat camping nanti akan berubah?

Tin-Tin!

"Order ojek online, neng?"

Lamunan Elsa membuyar karena panggilan itu, ia segera mengangguk dan menuju motor ojek online-nya.

Elsa memasang helmnya, "Sudah, Pak."

Pemilik motor itu mengangguk, "Mari Den," ucapnya kepada Teejay.

Teejay mengangguk sopan, ia memandang Elsa yang mulai menjauh dari halaman rumahnya.

☠️☠️☠️

Hari ini, adalah hari keempat dimana Eric dan Teejay bersaing. Namun, sebelum hari terakhir pun, Eric sudah kalah telak.

Laki-laki itu, akhirnya menyerah. Eric hanya bisa menyukai Elsa dari jauh.

Sedangkan Teejay, ia masih memiliki kesempatan untuk berada di sisi Elsa kembali.

Hari ini, Elsa merasa lebih bebas dari sebelumnya. Ia tidak lagi tertekan dengan pertemanannya dengan Eric yang mengacaukan persahabatannya dengan Camelia.

Niatnya, hari ini Elsa ingin berbicara empat mata dengan Camelia untuk meluruskan masalah. Tetapi, hari ini Camelia absen, ia tidak ke sekolah. Tidak tau, alasannya.

"Gue khawatir Nes sama Camelia. Gue takut bokapnya main tangan sama Amel."

"Emang Amel kenapa, Sa?"

Elsa menghela nafas, "Amel bakal di jodohin."

Mata Agnes membulat, "Dijodohin?!"

Elsa menarik tangan Agnes,"Sini, gue ceritain."

***

Teejay membuka bungkus permen tusuknya, lalu memakannya sambil menuju ruang olahraga, dimana bola-bola dan peralatan olahraga lainnya disimpan. Ruangan itu terbilang cukup seram karena letaknya di pojok bangunan yang jarang di lewati.

Laki-laki itu memasukan kunci yang sudah ia pinjam dan mulai masuk kedalam, Teejay langsung mengambil bola basket disana. Tak lupa, ia mengunci kembali pintu ruangan itu.

Sembari berjalan, Teejay bersenandung sambil memutar-mutar kuncinya di jarinya. Namun, langkahnya terhenti saat melihat seseorang yang ia kenal. Sepertinya sedang mengintip.

Teejay mendekati orang itu, "Ngapain?"

Orang itu mengejang kaget, "Ssst," ucapnya sambil meletakan jarinya di bibir.

Mata Teejay memicing, "Ngapain, sih?" Ucap Teejay setengah berbisik.

Orang itu mengajak Teejay untuk melihat juga, "Gue curiga, sama dia." Orang itu menunjuk.

Mata Teejay membulat, ia melihat laki-laki yang sedang mengobrol dengan perempuan yang tengah menangis dengan raut wajah ketakutan.

Teejay dan orang yang mengintip itu saling pandang, kemudian kembali menatap mereka.

Laki-laki itu memberikan uang kepada sang perempuan yang menangis tadi. Mengabaikannya, dan pergi dari sana.

Teejay dan orang itu bersembunyi agar tidak terlihat. Setelah dirasa aman, Teejay dan temannya itu saling pandang, lalu menghampiri gadis itu.

***

"Kali ini aja El, kakak mohon."

Elsa menimang-nimang, ia cukup terkejut mendengar kabar Eric yang akan pindah sekolah.

Eric meminta Elsa ikut dengannya besok, sebagai salam perpisahan. Karena Eric mungkin tidak akan bertemu Elsa lagi.

"Tapi kak---"

"Kakak janji, kali ini aja. Kakak cuma pengen habisin waktu terakhir disini, sama kamu."

"Karena kakak bakal pindah keluar kota, nggak akan ketemu kamu lagi."

"Kasih kakak 1 kesempatan yang terakhir kalinya El sebelum pisah sama kamu."

"Kamu yang suruh kakak jauhin kamu, kan? Anggep aja ini cara kakak penuhin keinginan kamu itu," ucap Eric dengan perasaan campur aduk.

Elsa tau perasaan Eric, ia mengerti itu.

Elsa menghela nafas, "Oke, Elsa mau."

Eric mengembangkan senyumnya, ia hendak memeluk Elsa. Tapi ia urungkan.

Eric menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Maaf, lupa."

Elsa tersenyum kecil, besok adalah hari terakhirnya dengan Eric.

Tunggu, Elsa tiba-tiba ingat dengan Camelia. Bagaimana jika Camelia mendengar kabar kalau Eric akan pindah sekolah? Astaga, Elsa melupakan itu. Pasti temannya itu, akan merasa sangat sedih.

Tapi, mau bagaimana lagi? Tidak mungkin kan, menahan Eric untuk tidak pindah? Pasti Eric juga punya alasan kenapa ia pindah.

"Besok pulang sekolah ya?" Pinta Eric dan Elsa mengangguk setuju.

"Elsa kelas dulu, kak." Elsa beralih dari hadapan Eric.

Teejay bersembunyi kala Elsa melewati tempat persembunyiannya.

Sejak satu menit yang lalu, Teejay tak sengaja menguping pembicaraan Elsa dan Eric, namun ia hanya mendengar bagian akhirnya saja.

Teejay terdiam, "penuhin keinginan? Besok, pulang sekolah?" Pikir Teejay.

Teejay menyatukan alisnya, "Mau kemana, mereka?" Gumamnya.

Bersambung...

Yah, Eric mau pindah gais, nyesek ga si jadi Eric? Udah di tolak, di suruh jauhin, sekarang bakal pindah pula.

Yang setuju Teejay Elsa balikan mana suaranya?🙌🏻💗

Kira-kira, Teejay tau apa ya soal Eric? Sampe Eric ciut gitu waktu dibisikin sama Teejay?

Vote komen nya jangan lupa ya gengs, komen dong, biar semangat xixi, karena komen kalian itu mood bgtttttt💗💗


Continue Reading

You'll Also Like

327K 20.7K 47
JANGAN DISIMPAN, BACA AJA LANGSUNG. KARENA TAKUT NGILANG🤭 Transmigrasi ke buku ber-genre Thriller-harem. Lantas bagaimana cara Alin menghadapi kegi...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

3.8M 225K 28
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
3M 256K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
ARSYAD DAYYAN By aLa

Teen Fiction

2M 110K 59
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...