Ning Kecilku √ (Terbit)

By 1nd4hu

1.7M 192K 20K

Part acak❗ Dinikahkan dengan gus sejak umur 17 tahun adalah hal aneh pada zaman sekarang. Dan juga, selama in... More

SEQUEL
Visual
01. Mbak Afifah
02. Pulang ke Asrama
03. Gus Amar
04. Kepulangan
⚠️PERINGATAN⚠️
05. Menikah
06. Menyendiri
07. Puasa 1
08. Ngabuburit
09. Kembali ke pondok
10. Mendapat Panggilan
11. Gosip Buruk
12. Ulang Tahun
13. Kesalahan
14. Terabaikan
15. Keterkejutan
16. Patah hati
17. Terungkap
18. Banyak Luka
19. Lebaran
20. Bertemu Kembali
21. Mengganggu
23. Bersambang
24. Hampir Kecolongan
25. Kemarahan
26. Merasa Bahagia
27. Baikkan
28. Wanitaku
29. Pahala
30. Bersedih Hati
31. Kesal
32. Sugar Daddy
33. Masalah Sepele
34. Duka Mendalam
35. Perlahan Pulih
36. Pulang Dari RS
37. Batin Terpukul
38. Perasaan Bersalah
39. Merenggang
40. Pindah Rumah
INFORMASI
INFO TERBIT
TERBIT
LINK SHOPEE
APA YA?
ASMARA KANG SANTRI

22. Permohonan

36.7K 4.4K 252
By 1nd4hu

NIH, PART ISTIMEWA BUAT KALIAN YANG NGOMONG GUS AMAR NAFSUAN TERUS.

===

"Beneran harus sekarang ya, Mah?" tanya Afifah saat Ummah Asiyah menyuruhnya untuk packing baju subuh-subuh sebab hari ini ia akan pulang ke Albasyari bersama Gus Amar.

"Iya dong. Sekalian aja gitu, Nduk," jawab Ummah Asiyah. Ia menyambungnya. "Udah sana kamu siap-siap dulu, Ummah mau siapin bekal sama bingkisan buat Ummi Nadira." Wanita beranak 8 itu yang hanya Gus Zain, Ning Elsa, Ning Rohman, dan Afifah saja yang terekspos kemudian pergi ke dapur yang sudah ada abdi ndalem.

Dengan helaan napas berat, Afifah berjalan menuju lemarinya untuk memasukkan barang dan pakaiannya yang telah bertambah banyak ke dalam koper.

"Ambil sisi positifnya aja ya Fah, nanti di sana kan kamu pasti bakal di jauhi Gus Amar karena pria itu kembali ke aktivitasnya. Juga di sana kamu pasti bisa main sama Amin lagi. Udah kangen kan sama dia?" tuturnya berusaha mengembalikan mood baiknya kembali setelah tadi malam harus merasakan kekesalan dalam mengguyur diri dengan dinginnya air mandi taubat ulah Gus satu itu yang sangat ingin ia hilangkan dari sekitarnya karena terlalu membawa dampak buruk bagi perasaan yang terus merasakan segala perasaan jelek.

Afifah juga tak lupa mengemasi pakaian baru dan memplastiki beberapa jenis jajan lebaran yang akan dihadiahkan ke Amin. Teman tersayang yang telah menemani kisah-kisah panjangnya.

Setelah selesai dengan aktivitasnya, Afifah mendongak ke arah jam dinding yang sudah menunjukan pukul 7 pagi. Ia menarik napas panjang sambil mengembangkan senyum untuk mengawali pagi ini dengan sedikit keceriaan agar di waktu-waktu selanjutnya moodnya akan terus membaik dengan sendirinya.

Ia pun kemudian keluar dari kamar dan yang dilihatnya pertama kali adalah Gus Amar tengah mengobrol dengan Abinya di ruang tamu.

Ingatan tadi malam yang ingin segera ia hapuskan dalam pikiran malah datang yang tentu membuatnya merasa malu dan jijik secara bersamaan. Kedua perasaan itu mendorongnya untuk masuk kembali dan memakai masker agar wajahnya tak bisa Gus itu pandang secara mentah-mentah.

"Nduk Afifah! Nduk!" panggil Abi Utsman dari ruang tamu.

Sebagai bentuk hormatnya sebagai anak dan juga orang yang tak memiliki banyak ilmu, Afifah langsung keluar setelah mendapatkan panggilan itu yang untungnya ia sudah selesai memakai masker.

"Dalem, Bi," Afifah menekuk kedua kakinya di jarak 5 meter lalu berjalan dengan lututnya lebih mendekat ke Abinya sampai 2 meter ke depan.

"Udah sarapan?" tanya Abi Utsman basa-basi.

"Belum, Bi,"

"Mau sarapan sekarang atau nanti?"

"Nanti aja,"

Abi Utsman kemudian mengangguk dan tak langsung mengatakan tujuannya memanggil putrinya ke sini.

"Fifah udah tau kan kalo Gus Amar dan kamu udah menikah?" tanya Abi Utsman 1 menit kemudian.

Afifah mengangguk. "Iya, Bi." jawabnya lirih.

Gus Amar senyum-senyum sendiri karena Afifah mau mengakuinya.

Abi Utsman lalu menceritakan alasan menikahkan putrinya di usia muda, lalu sedikit peringatan agar Gus Amar tak menyentuh Afifah terlalu jauh. Dan memberi wejangan lainnya ke kedua anaknya itu tentang apa saja yang harus dilakukan dan hindari dalam suatu ikatan berumah tangga.

Selang beberapa menit kemudian ia mengajak sarapan sebelum nantinya putrinya akan dibawa kembali ke Albasyari.

Mulailah Hidup dengan damai di bawah naungan Tuhan dan kesenangan surgawi bersama sang bidadari dunia, Amar. Batin Gus Amar saat berjalan di belakang Abi mertua menuju ruang makan.

~~~

Karena posisinya sekarang ini ada Ibrahim, tentu Afifah akan duduk di jok tengah sambil makan cemilan yang Gus Amar beli tadi malam. Ia tak tahan lagi memakai masker, engap.

Sembari nunggu Diniyah aktif lagi, main-main ah ke rumah Amin. Eh tapi kan aku gak tau rumahnya kayak gimana.

Nama kabupaten sama desanya tauk, tapi bentukan rumahnya ...?

Afifah mencoba mengingat-ingat sedikit tentang gambaran bentuk tempat tinggal sahabatnya yang pernah diceritakan padanya.

Depan rumah ada latar lebar, samping rumah ada kandang domba, bentuk rumahnya masih setengah papan. Seberang rumah ada kebun cokelat.

Ia mengangguk-anggukkan kepala setelah mengingatnya hampir setengah yang Amin katakan dulu.

"Aku ada tawaran kuliah ke Mesir mau ambil gak, Kang?" tanya Gus Amar pada Ibrahim.

Afifah menarik fokus dari pikirannya barusan gantian ke 2 orang di depannya.

"Di Indonesia aja Gus kalo cuma buat kuliah dan belajar agama, nggak kalah saing soalnya ilmu yang diajarkan pesantren,"

"Kalo Yaman gimana? Ada 2 tawaran soalnya,"

"Dawuhnya Mbah kyai sih, habiskan dulu ilmu kyai Indonesia baru pergi belajar ke luar negeri, heheh. Mbah Kyai nggih alim walau nggak pernah ke luar negeri selain waktu Haji. Ilmu dan berkahnya kyai-kyai di sini juga bisa mengarahkan untuk dekat dengan Pengeran. Saya cinta Islam yang diajarkan di Indonesia, bisa jadi kalau saya belajar di sana akan sedikit berbeda cara dakwahnya nanti di masyarakat sekitar," tolak Ibrahim yang aslinya lebih ingin melayani para penerus nabi dan kekasih Allah yang tinggal di sekitarnya.

Afifah yang mendengar penuturan Ibrahim itu bertepuk tangan pelan, sangat pelan. Cara pikir pria itu walau aslinya milik Abah Kyai ia kagumi.

Nikahi aku, Kang. Nikahi ....

"Eh astaghfirullah." Ia buru-buru memukul bibirnya saat membatin yang tidak-tidak.

Gus Amar mengarahkan penglihatannya ke arah spion atas untuk melihat apa yang gadisnya perbuat. Tidak ada. Gadis itu kembali tenang dan sibuk dengan makanannya sendiri.

"Itu sih cuma buat saya sendiri, Gus. Mungkin Gus bisa nawarin ke orang lain yang lebih membutuhkan, hehehe." ucap Ibrahim.

Gus Amar mengangguk-anggukan kepala sambil berdehem.

~~~

Setelah akhirnya sampai di Albasyari lagi pada siang hari, kali ini Afifah sudah berhadapan kembali dengan Ummi Nadira di ruangan biasanya ia dipanggil walau Ummi mertuanya itu aslinya sedang sibuk dengan kedatangan wali murid atau lainnya yang tak habis-habisnya berdatangan di hari lebaran ketiga ini.

"Fifah dan keluarga sehat, kan?"

"Sehat Ummi, Alhamdulillah. Ummi sama Abah sehat?"

"Alhamdulillah,"

"Assalamu'alaikum, Ningku!" salam Ning Uli yang baru menampakan diri sambil membawa mangkok berisi bakso. Lebaran tanpa makan makanan itu terasa tidak menarik menurutnya.

"Wa'alaikumussalam, Ning," mereka berdua lalu saling menjabat tangan.

Melihat keakraban antara anak dan menantunya, Ummi Nadira memasrahkan Ning Uli untuk menemani Afifah sebab ia baru dipanggil oleh wali murid yang berjalan sampai ke belakang-belakang.

"Mau bakso, Ning?" tanya Ning Uli menawarkan yang mendapat penolakan dari Afifah. "Mas Amar mana?" Ia menoleh kanan kiri mencari keberadaan Masnya.

"Tadi sih di sini, tapi nggak tau dianya ke mana sekarang,"

"Halah, palingan lagi di lantai atas dia," Ning Uli memutar malas kedua bola matanya, sok tahu tentang Masnya. "Oh ya, Ning. Udah tau kan kalo Amin boyong?"

"Boyong? Gak mungkin lah, Ning," sangkal Afifah sambil terkekeh.

"Beneran, sehari sesudah pulang dari ndalem sana dia pamit boyong sama orangtuanya. Kalo gak percaya tanya aja sama mbak-mbak di dapur, Ummi, atau gak Mas Amar sekalian,"

"Ih nggak lah Ning, dia gak bilang apa-apa kok sama Fifah,"

"Terserah deh, buat apa juga bohong." Ning Uli mengedikan bahu tak acuh.

Afifah yang melihat reaksi yang Ningnya tunjukkan langsung menyakini ucapan adiknya Gus Amar itu. Ia pun kemudian pamit dan buru-buru pergi menuju asrama. Namun saat baru sampai depan pintu, Gus Amar datang dan terlihat akan masuk.

"Mau ke mana?"

Afifah menatap Gus Amar kesal. Pasti pria itu yang membuat Amin boyong karena ngomong yang nggak-nggak sewaktu pulang ke sini, pikirnya.

"Jahat!" ketusnya lalu kabur dan langsung menuju ke kantor asrama guna mendapatkan nomor telepon temannya.

"Kamu apain dia!?" tanya Gus Amar pada adiknya.

"Yeee, yang dibilang jahat tuh Mas Amar, bukan aku!"

"Kenapa sih dia?"

"Amin boyong, dia jadi gak terima."

"Aish, anak kecil ada-ada aja sih kelakuannya." ucap Gus Amar kesal lalu masuk ke dalam rumah untuk sedikit keperluan.

~~~

Afifah terdiam di depan ponsel yang ia pegang saat tengah menunggu panggilan ponsel pengurus di jawab Amin. Lama sekali sampai akhirnya mereka terhubung.

📞Afifah: Halo assalamu'alaikum, Min? Aku Pipi

📞Amin: Ning Pipi? Ih iya wa'alaikumussalam.

📞Afifah: Kata Ning Uli kamu boyong ya?

Terdengar suara kekehan dari seberang telepon.

📞Afifah: Iya atau nggak, Min? Jawab dong buru!

📞Amin: Iya HAHAHAHAHAHAHA

📞Afifah: Apaan sih Min?  jangan becanda ih. Ayo balik! Jangan boyooong!

📞Amin: Gak mau, enakkan di rumah

📞Afifah: Min jangan kayak gitu ya!? Balik nggak!? Ayo dong balik, kamu emangnya tega aku dinistai Intan terus nantinya?

📞Amin: Enggak sih

📞Afifah: Ya makanya balik!

📞Amin: Gak mau Ning Pipiii

📞Afifah: Ingat gak waktu kilatan kamu pernah bilang pingin suami kita barengan? Iya deh aku setuju. Tapi balik yaaa? Please

Amin terkekeh lagi.

📞Afifah: Bagi alamat rumah sini, aku mau main

Amin tak memberikan alamatnya secara langsung, tapi gadis itu mengatakan akan menunggu Afifah di pendopo perbatasan kalau ia sungguh-sungguh datang.

Afifah mengiyakan, lalu segera pergi menuju Ibu Inah untuk meminjam motor.





















































AMINAH KAMBEK YUHUUUU🤙

===

BAIK KAN AKU BUAT PART KAYAK GINI😻
KALIAN BANYAK YANG ENEG SIH SAMA KELAKUAN GUS AMAR👉👈

MASIH MAU PART YANG KAYAK GINI LAGI NGGAK? KAN GUS AMAR KELIATAN GAK NAKAL😻

BUAT KALIAN KALO MAU BACA CERITA PESANTREN VERSI GUS YANG PIKIRANNYA AGAK DEWASA DAN NING-NYA GAK  MENENTANG KAYAK AFIFAH

BACA

‼️GUSMU IMAMKU‼️

ADA DI LAPAKKU

VOTE, KOMEN, SHARE, DAN FOLLOW.

azzindaah_























08 AGUSTUS 2021

Continue Reading

You'll Also Like

44.7K 2.1K 27
"Wanita itu suci, bagaikan sajadah. Karna, diatas wanita lah lelaki akan beribadah." Fatimah mengerutkan keningnya. "Maksudnya? Perempuan dijadikan s...
6.6M 571K 72
|| FiksiRemaja-Spiritual. || Rabelline Maheswari Pradipta. Wanita bar-bar, cuek dan terkadang manja yang terpaksa masuk pesantren sang kakek karena k...
40.9K 5K 84
Adeeva Humaira Laskar Khaizuran. Seorang wanita yang jauh dari kata agama dan tidak mengenal apa itu agama, selain tidak ada niat untuk berubah dia j...
447K 37.4K 39
"1000 wanita cantik dapat dikalahkan oleh 1 wanita beruntung." Ishara Zaya Leonard, gadis 20 tahun yang memiliki paras cantik, rambut pirang dan yang...