Garis Takdir [END]

By naadalh

1.5M 109K 7.7K

[PRIVATE ACAK, FOLLOW SEBELUM MEMBACA] __ BELUM DIREVISI Highest Rank 🥇 #1 in teenfiction (09/04/22) #1 in g... More

Prolog
01|| Awal
02 || Gencar
03 || Rahasia
04 || Perubahan Rissa
05 || Masalah
06 || Kenyataan
07 || Terbongkar
08 || Bunda
09 || Kehidupan Baru
11 || Keysha Berulah
12 || Insiden
13 || Dukungan atau Ancaman
14 || Bertemu
15 || Benci tapi Cinta
16 || Gavin vs Gio
17 || Perihal Rasa
18 || Mengejutkan
19 || Kael Keysha
20 || Gosip
21|| Pelaku
22 || Kabar buruk
23 || Kematian
24 || Asing
25 || Masa Lalu
26 || Sahabat Kecil
27 || Peduli?
28 || Putus
29 || Sekali Lagi
30 || Confidential
31 || Gudang
32 || Suka
33 || Senyuman Berharga
34 || Rasa Sakit
35 || Peringatan
36 || Topeng
37 || Malaikat Baik
38 || Kerja Sama
39 || Kesempatan
40 || Taruhan
41 || Kekecewaan Zean
42 || Aishell A. Razena
43 || Kedekatan Rakael dan Sisil
44 || Tamu pagi hari
45 || Berubah
46 || Pilihan
47 || Ketakutan Keysha
48 || Surat
49 || Celia's Birthday
50 || Insiden tak terduga
51 || Hancur
52 || Hal aneh
53 || Baikan?
54 || Kecelakaan
55 || Penyakit Zean
56 || Hari bahagia
57 || Selamat jalan sang pemenang
58 || Tabrakan
59 || Positif
60 || Tanggung Jawab
61 || Penolakan
62 || Wedding Day
63 || Maaf
64 || Perhatian dan Usaha
65 || Dangerous Night
66 || Mastermind of Trouble
67 || Ketakutan Gavin
68 || Dalang dari masalah
69 || Luka dan Penyembuhnya
70 || Dia, pergi
71 || Amnesia
72 || Mengingat
73 || Penculikan
74 || Anak Kembar
75 || Berpisah?
76 || Mau kamu
77 || Let's break up
78 || I fucking love you
79 || Terciduk
80 || Liburan
81 || Pantai
82|| Keinginan Keysha
83 || END

10 || Zean atau Akra

21.1K 1.7K 48
By naadalh

"Keduanya punya posisi tersendiri dalam hidupku."

Happy reading bebifrend<3

--||--

Mentari mulai menunjukkan sinarnya melalui fentilasi kamar seorang gadis cantik yang masih betah dalam mimpi indahnya. Namun perlahan Keysha membuka matanya kala ada getaran ponsel yang terletak diatas nakas.

Keysha mengarahkan tangannya tanpa merubah posisi dan mengangkat panggilan masuk tanpa melihat namanya.

"Hallo.." ucap Keysha dengan suara khas bangun tidur.

"Amora masih tidur ya?"

Keysha mengerutkan keningnya. "Bunda?"

"Iya sayang. Bunda pengen bangunin kamu, hari ini kan kamu sekolah."

Keysha tersenyum mendengarnya. Dengan nyawa yang belum terkumpul semuanya dia merubah posisinya menjadi duduk bersila diatas ranjang.

"Keysha seneng bunda bangunin kok" balas Keysha.

"Pulang sekolah Amora sibuk gak? Bunda mau ngajak Amora ketemu seseorang."

"Ketemu seseorang?" beo Keysha.

"Iya. Nanti pulang sekolah bunda jemput ya, sekarang siap-siap gih nanti telat." ucap Safina lembut.

"Iya bunda. Makasih udah bangunin Keysha." balas Keysha lalu memutuskan sambungnya.

Keysha beranjak dari kasur sambil mengikat asal rambutnya. Dapat kalian ketahui Keysha bukan tipikal gadis yang suka bermalas-malasan jika sudah menyangkut kesehariannya. Tapi terkadang semuanya tergantung mood dan perasaannya.

"Gue gak nyangka kehidupan gue bakal berubah kayak gini." ujar Keysha memerhatikan kamar yang saat ini dia tempati.

"Kalo ini bisa terjadi, apa mungkin perasaan gue juga bisa?" Keysha tersenyum simpul.

Hanya butuh waktu 25 menit untuknya bersiap-siap dengan segala kebutuhan dan perlengkapan seragam sekolahnya. Tanpa bedak pemutih Keysha sudah terlihat cantik dan lebih natural, rambut sepunggung yang biasa terikat indah kini tergerai dengan indah nan rapi.

"Kaca-kaca siapa yang paling cantik?" Keysha menatap pantulan dirinya di cermin.

"Keysha lah." ucapnya sambil mengedipkan matanya.

Keysha beranjak keluar dari apartemennya. Hari ini adalah hari pertama Keysha menjalani kehidupannya yang berubah 180 derajat. Tidak ada yang berubah, hanya gadis cantik itu lebih meningkatkan kepercayaan dirinya dari yang dulu sampai sekarang.

"Non Amora?" panggil seseorang membuat Keysha menengok kebelakang.

"Iya." Keysha tersenyum tipis. Siapa orang ini dan kenapa dia tahu nama depannya.

"Saya mang Ijal. Supir bu Safina." ucap pria paruh baya memperkenalkan dirinya.

"Saya ditugaskan bu Safina buat anterin non Amora ke sekolah." ucap mang Ijal lagi menyadari kerutan di dahi Keysha.

"Tapi saya bisa naik angkot." Keysha merasakan getaran disaku seragamnya.

Bunda is calling

"Hallo sayang?"

"Hallo bun."

"Amora udah ketemu mang Ijal kan? Bunda nyuruh mang Ijal buat anterin Amora sekolah."

"Tapi kan Keysha bisa naik angkot atau mesan taksi bun." balas Keysha tidak enak.

"Bunda gak terima penolakan. Kan bunda udah bilang, Amora punya bunda yang kaya raya jadi harus dienakin." terdengar kekehan kecil dari sebrang sana.

"Mang Ijal bukan anterin Amora hari ini, tapi seterusnya." ujar Safina lalu mematikan sambungannya lebih dulu.

Keysha menghela nafas pasrah. Bundanya ini sangat pemaksa dengan sesuatu yang dianggap mudah tapi lain dengan Keysha yang merasakan sedikit tidak enak.

"Mari non." ajak mang Ijal.

"Iya mang."

*****

Kini Keysha sudah sampai di sekolahnya. Banyak tatapan yang ia dapatkan saat keluar dari mobil yang ia tumpangi. Dari tatapan terang-terangan dan tatapan yang tidak bisa ia artikan.

Tanpa memperdulikan nya Keysha tetap berjalan dengan sesekali membalas senyuman orang-orang yang menyapanya. Mereka menyapanya? Jadi Keysha juga melakukan hal sama.

"Keysha." teriak Alika berlari kecil menuju arahnya bersama Chika.

"Jangan teriak, Lika. Masih pagi." ujar Keysha kala Alika berdiri disampingnya.

"Tau. Udah kek dihutan." dumel Chika.

Alika menyengir pelan, "Sorry. Key banyak mata noh liatin lo" ucap Alika.

"Biarin mereka yang punya mata. Gak usah ngurus, Alika." timpal Keysha. Sekarang dia tahu arti tatapan yang sedari mengintainya saat keluar dari mobil sampai ia bertemu kedua sahabatnya dikoridor.

"Eh btw tadi lo dianterin siapa?" tanya Chika penuh selidik.

Keysha beralih berdiri ditengah-tengah Alika dan Chika lalu merangkul pundak kedua sahabatnya. "Panjang ceritanya. Kalo gue carita sampai besok mungkin gak kelar." ucap Keysha.

"Apa sih, Key? Lo mah gitu main rahasiaan." gerutu Alika melepas rangkulan Keysha.

"Udah mau bel. Nanti istirahat gue cerita deh." Ketiganya pun beranjak menuju kelas. Jangan lupakan tatapan yang Keysha dapatkan.

Ditempat lain kelas 11 Ips 3 tengah melakukan hal-hal random yang menurut mereka mengasikan saat guru mapel tidak masuk. Seperti saat ini Gidar sedang melancarkan aksinya untuk mengusik dan mengganggu Ragil yang fokus bermain game di ponselnya.

"Gantian dong, Gil." ucap Gidar sambil menggoyang-goyangkan lengan Ragil.

"Apa sih, Dar. Hp lo mana?"

"Hp gue mati, Gak bawah charger,"

Ragil menggeser posisinya, "Derita lo." Membuat Gidar mendengus kesal ditempatnya. Saat-saat seperti ini hanya dirinya yang tidak memiliki kesibukan lain, entah ia sial atau ada hal lain. Hari ini Gidar membawa ponselnya dalam keadaan mati dan charger pun tidak dibawa.

"WOY... DIEM-DIEM BAE." teriak Gidar heboh mengejutkan seisi kelas.

"TUHAN KIRIMKAN GIDAR SESEORANG YANG BISA MEMAHAMI PERASAAN GIDAR." cetus Gidar memelaskan wajahnya.

"Nasib kelamaan jomblo." cibir Ragil.

"Mau sama yang tulus tanpa mandang apapun gak, Dar?" tanya Ari teman sekelasnya.

"Ada noh. Si Lili, dia gak mandang fisik," ucap Ari mengundang tawa dari mereka semua.

"Ogah gue. Yang ada gue harus kasih makan dia tiap hari" balas Gidar. Lili yang Ari maksud adalah Lili adik kelas mereka yang polos dan berpipi chubby, sedikit gendut.

Setelahnya hanya ada suara tertawa yang menggelegar didalam kelas 11 Ips 3 tersebut sampai suara seseorang menghentikan mereka.

"Mohon perhatiannya sebentar." ucap salah satu dari mereka yang tak lain adalah para anggota osis dan ketunya.

"Kami disini ingin mengecek kembali kesiapan kelas ini ataupun para tim basket yang berada disini untuk pertandingan atau acara tahunan yang akan dilaksanakan." ucap Akra sang ketua osis.

"Udah tau kali. Lagian tanpa di cek, tim basket gue siap." celetuk Gavin enteng.

"Gavin lo bisa lebih sopan gak?" sentak Dita selaku wakil ketua osis.

"Gak. Lagian dia kan nanya, yaudah gue jawablah." balas Gavin tersenyum miring.

Akra mengangguk kecil dengan tatapan matanya yang memandang lurus dan tangan yang terkepal. Sebenarnya ia ingin mendengar penuturan dari orang lain bukan dari Gavin, yang jelas-jelas tidak pernah menghargai kehadiran mereka.

"Baiklah saya terima kabar baik kalian sampai hari pelaksanaannya. Dan semoga tim basket SMA ini menang." ucap Akra menatap tajam kearah Gavin.

"Yaelah punya ketos sensian. Canda kali tos." seru Gidar kala Akra dan para anggotanya keluar dari kelas mereka.

*****

"Apa jadi lo bukan anak kandung dari mamanya lo? Dan lo sama Rissa pernah menjadi saudaraan?" pekik Alika mendapat perhatian dari beberapa siswa yang berada di kantin.

"Suara lo." menutup mulut Alika.

"Abisnya gue kaget, Key. Dan kenapa lo baru bilang sekarang kalo lo sama Rissa itu saudara." ucap Alika pelan. Bukan hanya Keysha yang kaget, nyatanya Alika dan Chika kaget mendengar fakta tentang Keysha.

Keysha menghela nafasnya, "Faktanya dateng terlalu tiba-tiba, Lik. Kalo kalian nanya gue percaya atau gak. Gue juga sempat ragu."

"Terus bunda kandung lo?" kini Chika yang membuka suara.

"Ada. Orangnya baik." jawab Keysha tersenyum lembut.

"Jadi lo udag gak tinggal bareng mereka?"

Keysha menggeleng, "Gak. Gu-"

"Terus lo tinggal dimana? Kolong jembatan?" sambar Zean memotong ucapan Keysha.

"Zean apaan sih?" Zean duduk diantara Keysha dan Chika.

"Jawab Key, lo tinggal dimana sekarang?" desak Zean.

"Gue tinggal di apartemen lamanya bunda." jawab Keysha jujur.

"Apartemen?" beo Zean, Chika dan Alika mendapat anggukan kepala Keysha.

"Kenapa lo gak tinggal bareng nyokab lo aja."

"Gue gak mau repotin bunda Safina, Chik. Ketemu dan tau dia bundanya gue, itu udah cukup."

"Tapi kan itu orang tua lo juga." ucap Zean.

"Iya, mungkin nanti kali gue tinggal disana. Saat ini gue hanya lagi nerima semuanya yang dateng di kehidupan gue." jawab Keysha seadanya.

"Terus Rissa sama nyokap nya gimana?" tanya Chika.

"Ya gitu. Gue rasa gak ada perlu gue pertahanin dari mereka, terlepas dari semua yang gue terima selama gue tinggal disana."

"Itu berarti hubungan lo sama Rissa berubah dong?"

"Mungkin. Atau bahkan semuanya." ucap Keysha tersenyum kecut.

"Maksud lo?" tanya Alika penasaran.

"Mungkin gak sih kalo gue bersaing sama kakak gue buat dapatin cowok yang sama-sama kita sukai." Keysha melirik ketiga sahabatnya bergantian.

"Wait.. Wait, maksud lo Rissa kakak lo suka sama Gavin?" tanya Chika tidak percaya.

Keysha mengangguk-anggukkan kepalanya, "Hmm."

"Ya bagus lah. Mending tuh cowok sama si Rissa." cetus Zean santai membuat Keysha mendengus sebal.

"Lo kok gitu?"

"Ngapain ngarepin yang gak mungkin sih, Key. Toh kalo gue liat-liat si brengsek itu juga punya perasaan sama Rissa." tandas Zean.

"Gak ada yang gak mungkin, Ze. Bisa aja besok-besok Gavin yang ngejar gue." bantah Keysha penuh percaya diri.

"Mimpi lo." timpal Zean, Chika dan Alika bersamaan.

*****

"Akra." panggil Keysha melihat Akra yang sedang berjalan dikoridor.

"Kenapa?" tanya Akra langsung.

Keysha memutar matanya, "Santai aja kali."

"Gue sibuk." Akra beranjak tapi ditahan oleh Keysha.

"Tawaran lo kemarin masih berlaku kan?" tanya Keysha. Akra menaikan satu alisnya.

"Itu katanya lo mau ajarin gue buat persiapan acaranya."

"Kapan lo mau?"

"Hari ini." jawab Keysha cepat.

"Gak bisa, Key. Gue sibuk hari ini," Akra benar-benar sibuk hari ini. Dua hari sebelum acara tahunan akan digelar, kesibukannya sebagai penanggungjawab dan sebagai ketua osis bertambah dari biasanya.

"Lo mah gitu, nawarin tapi gak serius. Kalo gitu ya gue minta buat diajarin sama orang lain." gerutu Keysha.

"Hari ini gue beneran gak bisa, Key. Besok aja gimana?"

"Sama gue aja." ajak Zean berdiri ditengah Keysha dan Akra. Zean datang dari mana? Pikir mereka.

"Gue yang lebih dulu ngajakin Keysha buat latihan bareng." ucap Akra menatap datar Zean.

"Tapi kan lo gak bisa." balas Zean tersenyum remeh.

"Bisa. Ayo Key." Akra menarik pelan tangan Keysha yang juga ditahan oleh Zean. Keysha mengerutkan keningnya melihat keduanya. Zean menarik tangan kanannya sementara Zean menahan tangan kirinya.

"Akra tadi katanya gak bisa." ucap Keysha menatap Akra yang juga menatapnya.

"Sekarang bisa." jawab Akra hendak membawa Keysha tapi lagi-lagi Zean menahan gadis itu.

"Keysha latihan bareng gue." ujar Zean.

"Tapi Keysha-nya mau sama gue." balas Akra. Entahlah tiba-tiba dia melupakan kesibukannya dan berniat mengajari Keysha saat melihat Zean datang.

"Gak. Dia sama gue." Zean menarik tangan Keysha hingga pegangan tangan Akra terlepas.

Keysha berdecak lalu menghempaskan pegangan Zean, "Sama dia.. sama dia.. apa sih? Tangan gue sakit." dumel nya kesal sambil mengusap pergelangan tangannya.

"Lo latihan bareng gue." serempak Akra dan Zean membuat Keysha memekik tertahan, dan kejadian itu tak luput dari perhatian seseorang yang sedari tadi berdiri diujung koridor.

-to be continued-

Vote!

Komen!

Terima kasih gesss😍

Next gak nih?

See u bebifrend<3

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 107K 67
[Masih Lengkap] Ini tentang bagaimana Adira menyukai Febby-kakak kelasnya yang mempunyai sifat dingin seperti es batu dan datar seperti triplek. Dia...
3.5M 208K 56
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...
1.9M 106K 53
"Lihat saudaramu yang lain! Mereka berprestasi! Tidak buat onar! Membanggakan orang tua!" Baginya yang terbiasa dibandingkan dengan saudara sendiri...
2.3M 143K 89
Asyhila Ersya Arabell gadis manis dan lugu yang selalu terlihat ceria didepan semua orang. tetapi dibalik semua itu tidak pernah ada yang tahu tentan...