Harmony ; family relationship

cherriessade द्वारा

38.2K 3K 330

(COMPLETED) [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Bukan cerita tentang kisah percintaan atau penghianatan, bukan juga mi... अधिक

prolog
one
two
three
four
five
six
seven
eight
nine
ten
eleven
twelve
thirteen
fourteen
fifteen
sixteen
seventeen
eighteen
nineteen
twenty
twenty one
twenty two
twenty three
twenty four
twenty five
twenty six
twenty seven
twenty eight
twenty nine
thirty
thirty one
thirty two
thirty three
thirty five
thirty six
thirty seven
thirty eight
thirty nine
fourty
fourty one
fourty two (END)
Promote

thirty four

363 48 4
cherriessade द्वारा

JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA

HAPPY READING

***

DISINI Alin berada, mengendap-endap masuk ke dalam ruangan yang sangat dilarang Rana untuk dimasuki olehnya. Selama ini Alin hanya menurut dan tidak pernah sekalipun berani masuk ke dalam ruangan ini. Namun untuk kali ini, rasa penasarannya membuncah ketika melewati ruangan ini. Sekaligus heran mengapa Rana melarangnya masuk kesini, ke dalam ruangan kerja Rana.

Alin melihat ruangan ini yang hanya terdapat berkas-berkas serta meja dan kursi kebesaran Rana disana. Entah apa yang memancing Alinza untuk tertarik melihat berkas-berkas disini.

Alin membuka salah satu berkas yang ia ambil dalam laci meja kerja Rana. Ternyata hanyalah sebuah sertifikat tua, namun masih bagus. Namun seiring membaca, dahinya mengerut heran saat sebuah nama asing tertulis disana.

Itu adalah sertifikat rumah. Seharusnya pemiliknya masih atas nama Rana sendiri. Namun, mengapa bertuliskan nama orang lain? Yang paling membuatnya penasaran, nama siapakah itu?

Ashienna Brinella Qeynalin Zeth.

Begitulah sekiranya nama yang terpampang disana.

Tapi tunggu dulu! Bukankah marga yang terdapat pada ujung nama adalah marga keluarganya Bara?

Pandangan Alin jatuh pada foto yang terpajang di atas meja kerja Rana. Foto seorang lelaki yang Alin duga adalah ayahnya.

Alin mengusap foto itu. Cukup bahagia bisa melihat wajah ayahnya meski hanya dalam foto.

Tanpa sengaja mata Alin menatap ke luar jendela dan melihat Rana yang membuka gerbang dan masuk kearea rumahnya sambil menyeret kopernya.

Cepat-cepat Alin meletakan barang-barang ia sentuh seperti semula kemudian keluar dari sana.

Alin menghembuskan nafas lega, beruntung sekali ia tahu kepulangan Rana. Jika tidak, Rana mungkin akan marah besar jika mengetahui Alin masuk ke ruang privasinya.

Ia berpaspasan dengan Rana ditangga, wanita itu seperti kelelahan. Ingin segera beristirahat dikamarnya.

"Alin, kamu udah makan?" Rana menyempatkan diri untuk bertanya meskipun ia sedang kelelahan.

"Udah." singkatnya, lalu bertanya balik, "Mama?"

"Udah kok, yaudah mama istirahat dulu ya" Rana menepuk bahu Alin, tersenyum kecil lalu segera berjalan menuju kamarnya.

Alin berjalan menuruni tangga, tiba-tiba kakinya secara otomatis berhenti ditangga ketika melihat seseorang yang masuk kerumahnya dengan lancang.

Orang yang Alin yakini menjadi dalang penculikannya dan Agatha beberapa hari yang lalu. Alin tersenyum. Kedatangan Angel seperti sedang mengantar nyawanya sendiri.

Angel yang menatap sekeliling rumahnya melotot saat melihat keberadaan Alin yang berdiri ditangga.

Perempuan itu mengernyit, "ngapain lo disini?!"

Aneh.

Harusnya Alin yang menanyakan itu. Namun kali ini, Alin mengabaikannya. Lebih memilih menuruni tangga, berjalan mendekati meja dimana tempat meletakkan senjata-senjata seperti pedang, pisau, pistol dan lainnya yang digunakan untuk pajangan semata. Tetapi, Alin malah mengambil salah satu senjata api, mengisinya dengan peluru yang dia dapatkan dari laci.

Kemudian memutar badan dan menodongnya tepat kearah Angel. Alin bukan sok hebat, namun Angel harus tahu siapa lawannya. Selama ini dia tidak pernah mengganggu Angel maupun teman-temannya, dia tahu Angel beberapa kali mengirimi orang untuk membuatnya tunduk pada Angel. Sayang sekali gagal.

Tapi kali ini tidak akan lagi. Angel keterlaluan dan sudah diluar batasnya. Alin tidak pernah main-main dengan perkataannya, sekalipun mengancam maka ia akan melakukan. Angel berani mengusiknya maka Angel juga harus berani menerima akibatnya. Tak peduli akan menjadi buronan atau apapun itu, Alin punya sejuta alasan kebenaran untuk membela diri dan membuktikan kalau Angel memang layak mati. Sekalipun dipenjara, dia tidak peduli. Lagipula dia yakin, Rana akan mengeluarkannya dengan cara apapun.

Ini memang sisi lain darinya. Dia memiliki otak licik yang selama ini dia sembunyikan.

Terlepas dari itu, mata Angel membola, sambil melangkah mundur. "L-lo mau apa?"

"Kill the person in front of me." Kalimat dingin nan menusuk yang mampu membuat Angel bergetar. Kini Angel tau alasan Thalita yang menyuruhnya untuk berhenti menghancurkan Alin karena pada akhirnya dirinya lah yang akan hancur ditangan Alin.

"Mamaaaa!" Teriak Angel dengan mata yang telah memerah.

Alin terkekeh geli. Berpikir Angel terlalu manja. Tentu saja mustahil orang tua Angel  bisa mendengarnya teriakannya darisini.

"ALIN!!" Suara Rana dibelakang Alin tidak membuat Alin menurunkan pistol ditangannya sedikit pun.

"Alin, jangan, nak. Mama mohon jangan, kamu nggak boleh ngelakuin itu!" Rana mencoba menghentikannya.

Angel sedikit terkejut mendengarnya, namun rasa takutnya jauh lebih besar untuk sekedar bersuara.

"I can't. He's much worse" Menatap Angel tajam.

Angel meneguk ludah kasar, lalu berlari berlindung dibelakang Rana. Rana memeluk Angel melindungi gadis itu, air mata Rana terjatuh menatap Alin penuh rasa bersalah, "Dia anak mama, Lin"

Deg.

Perlahan tangan Alin bergerak turun, menurunkan pistolnya pada Angel. Tolong siapapun bisa kah kalian mengulangi perkataan Rana tadi?

"A-apa?"

Rana menatap Alin dengan raut menyesal, "Angel anak kandung Mama."

Hatinya tercubit mendengar itu. Apakah Angel saudaranya? Apakah dia juga anak kandung Rana atau justru bukan?

"Maafin mama, Lin." Rana berjalan ke arah Alin, ingin memeluk gadis itu namun suara Alin menghentikan niatnya.

"Don't come close!!!" seru Alin.


"Alin..." Rana menatapnya kecewa.

Namun Alin jelas lebih kecewa, "Explain all this Mrs. Rana"

"Mama, Lin. Panggil 'Mama' " Rana menatapnya dengan wajah penuh airmata.

"Aku nggak tau, aku ini anak anda atau bukan. Saat ini sepertinya itu panggilan yang cocok." Jelas Alin membuat dada Rana terasa sesak.

"Tolong jelasin!"

Rana menghapus air matanya, "Kamu memang bukan anak kandung Mama. Maaf selama ini Mama berbohong. Mama nggak pernah keluar negeri ataupun keluar kota. Selama ini Mama pakek alasan itu untuk pulang ke rumah Mama bersama suami Mama dan juga Angel. Maaf Sayang"

Alin melemas. Pistol ditangannya jatuh kelantai. Plot yang tidak pernah sama sekali dia inginkan terjadi dalam hidupnya. Dia tidak pernah membayangkan plot twist semacam ini.

"Jadi ini alasan Mama sebentar ada dirumah sebentar nggak?" tanya Angel pelan. Jujur dia masih ketakutan soal tadi. Rana mengangguk membenarkan.

"Dan…" Angel menatap sekelilingnya, lalu berbicara, "kalo aku anak kandung mama, terus Alin bukan, tapi kenapa Mama ngajak anak pungut mama tinggal dirumah semewah ini? Kenapa nggak kita aja yang tinggal disini?" Bisik Angel. Dia takut Alin mendengarnya jika berbicara terlalu keras. Angel masih sayang dengan nyawanya. Rumah mereka memang besar dan mewah tapi tidak semewah tempat tinggal Alin dan Rana yang sekarang ia pijaki. Ia merasa tidak adil karena Alin yang ber-notebene cuma anak pungut mendapatkan yang 'lebih' darinya yang aslinya adalah anak kandung.

Rana menggeleng pelan ke arah Angel, "Kita nggak punya hak atas rumah ini. Ini memang rumah Alin, hak waris dari orang tua kandungnya"

"Kamu kenapa bisa ada disini?" Tanya Rana pada Angel.

"Aku ngikutin Mama. " Gumam Angel.

Suara gedoran pintu rumah mereka membuat Rana menoleh melihat pintu utama yang tertutup. Dia menghapus air matanya kasar.

"Tunggu disini dulu ya." ujar Rana pada Angel, lalu menoleh Alin dengan sedih, "Alin tolong jangan apa-apain Angel ya, sayang. Mama mohon, nak."

Alin menarik sudut bibirnya, tersenyum miris.

"Mama liat keluar dulu. Kalian yang akur ya, nak. Kalian itu bersaudara, jangan begini ya." Rana memaksakan untuk tersenyum didepan anak-anaknya sebelum berjalan keluar.

Sementara Alin melirik Angel. Apa kata Rana? Saudara? Najis, Alin tidak pernah sudi.

Dilain sisi dia tidak menyangka bahwa inilah fakta kehidupannya. Ini... seperti nightmare untuknya.

Mendadak dia mengernyit begitu mendengar suara keributan dari luar. Dia dan Angel saling berpandangan sebentar sebelum kemudian memilih untuk menghampiri asal suara keributan.

Alinza terkejut begitu melihat kedatangan keluarga Bara yang lengkap entah untuk tujuan apa. Pandangannya jatuh kepada Rana yang terduduk mengenaskan dilantai.

Alin menghampiri Rana, menatap Mamanya dengan khawatir. "Mama nggak papa?"

Rana menggeleng sambil terisak. Ini... sudah seharusnya begini. Murni kesalahannya.

Angel juga ikut mendekati Rana. Menanyakan hal yang sama pada Rana. Namun, wanita itu hanya menggeleng seolah menganggap dirinya pantas diperlakukan seperti ini.

Sedangkan Queen menatap Alin dengan air mata yang menggenang. Dengan perlahan dia merendahkan tubuhnya untuk menangkup pipi Alin. Memeluk gadis itu meski raut gadis itu penuh dengan tanda tanya.

Menangis dalam pelukannya. Pelukan pertamanya sebagai seorang Ibu. "Qeyna..." menggumam pelan disela-sela isakannya.

Sejujurnya Alin masih belum mengerti. Melihat Queen yang seperti ini, Alin juga merasa tak tega. Apalagi tatapan Bara dan Daddynya yang menatapnya sulit diartikan, sementara Beltran tampaknya juga masih bingung dengan situasi.

"Qeyna..." Queen terus menggumamkan nama itu dalam isak tangisnya, memeluk Alin dengan erat, "... ini Mommy, Sayang. Maafin Mommy"




Deg.




Untuk pertama kalinya, dalam hidupnya, perasaan Alin menjadi sangat tidak karuan. Kenyataan yang terungkap hari ini sangat sulit untuk dicerna oleh otaknya.

***


TBC

segini dulu batrequ dah 9% wqwq.
tunggu part selanjutnya ya buat tau gimana caranya Queen dan yang lain bisa tau Alin itu anaknya.

Jangan berharap lebih deh, soalnya nggak akan sebagus itu alurnya. Dah malezz mikir jadi terserah lah.

maaf ya emang amatiran anaknya<3

Published on August 7th, 2021.
11:59 PM

पढ़ना जारी रखें

आपको ये भी पसंदे आएँगी

ADERALGA[END] linda nadya.f द्वारा

किशोर उपन्यास

704K 55.6K 57
[FOLLOW AKUN AUTHOR TERLEBIH DAHULU!!!!!!!!] __________________________________________ menceritakan tentang Avraga Cavero Bagaskara, lelaki tampan d...
Vendo for Via keyla द्वारा

किशोर उपन्यास

1M 68.1K 61
• 𝘚𝘦𝘲𝘶𝘦𝘭 𝘰𝘧 𝘒𝘦𝘺𝘴𝘩𝘦𝘷𝘢 • [ᴛᴇʀꜱᴇᴅɪᴀ ᴠᴇʀꜱɪ ᴄᴇᴛᴀᴋ] "Vendo gak bakal tinggalin Via kan?" "Iya, Vendo gak bakal tinggalin Via." "Janji sama...
629K 11.4K 20
suka suka saya.
REYHAN ✔️ Chacha Kirana द्वारा

किशोर उपन्यास

312K 8.9K 50
21 January 2019 Zanna kinara harahap, yang biasa di panggil Kinara adalah adalah cewek tomboy yang pinter di bidang akademik maupun non akademik. Cew...