ALDEN

By bxrnadette

437K 20.7K 822

Alden Joshua Gracio. The Leader of Dankevoort โ€’Geng yang dinyatakan sebagai geng paling berbahaya dan paling... More

Cast
Prolog
Dankevoortโ˜ 
#1 โ€’ Aretha Nathania Elaine
#2 โ€’ Pertemuan Pertama
#3 โ€’ Pusat Perhatian
#4 โ€’ Kasus
#5 โ€’ UKS
#6 โ€’ Alden Gila!
#7 โ€’ Rumah Aretha
#8 โ€’ Pertemuan Kembali
#9 โ€’ Mulai Tertarik?
#10 โ€’ Kembali Menjadi Pusat Perhatian
#11 โ€’ Balapan
#12 โ€’ Kejadian Tidak Terduga
#13 โ€’ Kemarahan Alden
#15 โ€’ Malu
#16 โ€’ Care
#17 โ€’ Terror
#18 โ€’ Kotak Hadiah
#19 โ€’ Perlakuan Manis
#20 โ€’ Pembullyan
#21 โ€’ I'm Sorry
#22 โ€’ Ketakutan Alden
#23 โ€’ Late Night Talk
#24 โ€’ Pasar Malam
#25 โ€’ Back to School!
#26 โ€• Salah Paham
#27 โ€’ Bandung
#28 โ€’ Surprise!

#14 โ€’ Kejahilan Alden

12.6K 601 19
By bxrnadette

Hi Peeps!!🥰 welcomeeeee!!

Maaf banget minggu ini aku baru sempat update Alden karena lagi banyak tugaaass, so sorryyyy😭

Aku berterimakasih banget buat kalian yang masih baca Alden sampai sekarang, kalau aku minta vote + comment juga gapapa kan guys?? hehe😋 thankyooouu sooo muchhh!

Kalau ada typo, tolong tandain lewat comment yaaaa biar aku bisa langsung revisiii.

Selamat membaca!!😆

♚☠♛

"AKHH- SAKIT!"

♚☠♛

Alden langsung panik mendengar bunyi tadi diiringi dengan ringisan yang keluar dari mulut Aretha. Ia langsung menarik lengan bagian atas gadis itu pelan, membantunya duduk.

"Gapapa lo?"

Sedangkan Aretha tidak menjawab pertanyaan pria jahil di depannya. Ia sudah sibuk mengusap bagian belakang kepalanya yang sangat sakit karena terpentok nakas yang berada di samping ranjang Alden.

"LO MAH!" Aretha sudah mendorong bahu Alden, kesal dengan kelakuan pria itu, "SAKIT TAU!"

Alden hanya terkekeh pelan, melihat ekspresi kesal gadis itu yang menurutnya cukup lucu.

"Kepala gue kalau rusak ya gara-gara lo! Udah kemarin kena bola, sekarang kepentok meja, besok apa lagi?!" Aretha sudah menatap tajam Alden. Sedangkan yang ditatap hanya tertawa.

"Lo gak mau tidur lagi? Masih jam 2 pagi." Alden sudah membaringkan tubuhnya di ranjang, tepat di samping Aretha. Membuat gadis itu membelalakan kedua matanya, "Kok lo tidur disini sih?!" Aretha sudah mendorong bahu Alden dengan telunjuknya.

"Kamar juga kamar gue." Alden mulai memejamkan kedua matanya.

Aretha hanya memutarkan kedua bola matanya malas, berduaan dengan pria ini lama-lama ia bisa gila pikir Aretha, "Tadi baik, sekarang tengil lagi!" omel Aretha pelan.

Aretha sudah menyingkap selimut, ingin mengelilingi tempat yang cukup menarik perhatiannya ini, "Gue keliling ya Kak." ia sudah beranjak dari ranjang tetapi tiba-tiba lengannya sudah ditahan oleh Alden. 

"Udah lo tidur sana. Gue di bawah." Alden langsung bangkit mengambil bantal dan menaruhnya di lantai. 

"Gak usah. Gue mau lihat-lihat aja." Aretha sudah melangkah menjauhi ranjang tetapi tiba-tiba suara datar itu kembali menginterupsi, "Reth, tidur." Aretha hanya menatap pria yang sudah memejamkan matanya kesal.

"Lo pelit banget sih, mau lihat-lihat doang padahal!" Aretha mulai menggerutu sembari memosisikan dirinya kembali tiduran di atas ranjang.

Tidak terdengar balasan apa pun dari Alden. Sebenarnya alasan Alden tidak memperbolehkan Aretha lihat-lihat markas karena ia tidak ingin gadis itu melihat teman-temannya yang pasti sedang membereskan anak-anak Rampage yang tadi sempat ia pukuli. Takut gadis itu kembali histeris mengingat kejadian tadi.

Setelah ia tidak mendengar suara yang keluar dari gadis itu dan memastikan Aretha sudah terlelap, akhirnya ia juga memutuskan untuk tidur.

♚☠♛

Romeo yang melihat Johan menuruni tangga langsung menyusulnya. Romeo langsung menangkup pipi Johan, memeriksa apa kah temannya ini selamat dari pukulan Alden atau tidak. Sedangkan Johan hanya memutarkan kedua bola matanya, malas. 

"Lo ngapain sih?" Johan sudah menepis tangan Romeo dari pipinya, lalu berjalan menuruni tangga.

"Alden gak ngamuk Jo?" Romeo sudah mengikuti langkah Johan dari belakang.

"Ya engga lah! Dia mana berani sama gue?!" ucap Johan, angkuh. 

Romeo yang mendengar perkataan Johan langsung mendorongnya dari belakang, berhasil membuat Johan tersungkur di lantai, "Gue aduin lo besok ke Alden!" Romeo langsung berlari meninggalkan Johan yang masih mengusap lengannya yang menabrak lantai, 

"ROMEO BANGSAT!" 

♚☠♛

Nando dan Nico baru saja selesai membereskan anggota Rampage. Setelah kemurkaan Alden tadi, mereka tidak berminat sama sekali untuk lanjut menghabiskan para anggota Rampage. Mereka melepaskan kelima orang tadi, membiarkannya keluar dari markas Dankevoort karena mereka percaya kalau para anggota Rampage pasti sudah kapok setelah melihat amukan Alden tadi.

Sedangkan Romeo dan Johan sudah duduk asik di ruang tengah, ruangan yang biasa digunakan untuk bersantai ria bagi para anggota Dankevoort. Mereka sudah berfokus pada playstation yang sedang mereka mainkan. 

Romeo dan Johan paling malas kalau disuruh berurusan dengan hal-hal seperti itu. Mereka lebih memilih untuk melakukan aktivitas lain dari pada mengurus para manusia-manusia yang sudah berlumuran darah akibat kemurkaan Alden.

Nando dan Nico sudah duduk di sofa, tepat di belakang Romeo dan Johan yang sedang duduk di lantai. Anggota Dankevoort yang lain sudah kembali ke rumah masing-masing mengingat kebanyakan dari mereka berasal dari sekolah yang berbeda.

Nando sudah memperhatikan sekelilingnya, tidak ada tanda-tanda keberadaan ketuanya itu, "Jo, tadi lo dipanggil Alden kan?" 

Johan yang masih berfokus pada layar televisi, tidak menghiraukan pertanyaan Nando, "Rom oper anjir!"

"Ah goblok deh Romeo!" Johan sudah melempar asal stick playstation nya.

Nando yang merasa tidak digubris, langsung menoyor kepala Johan, "Lo yang goblok!"

Romeo yang melihat Nando menoyor kepala Johan tadi langsung tertawa keras. Nico pun ikut tertawa melihat kelakuan teman-temannya itu.

Johan langsung membalikkan posisi duduknya, menghadap Nando yang posisinya jauh lebih tinggi dari pada dirinya karena Nando yang duduk di sofa sedangkan Johan di lantai, "Apaan sih lo?! Ada masalah apa sama gue?! Bilang deh! Kita selesaiin baik-baik Mas!" seperti biasa, Johan si drama king.

"Selesaiin mata lo! Gue nanya gak dijawab, budek lo?!" Nando sudah menatap sinis Johan.

"Lo nanya apaan dah? Gue gak dengar." Johan sudah menggaruk pelipisnya, bingung.

Nando hanya menghembuskan nafasnya kasar, "Nando nanya lo tadi dipanggil Alden kan?" akhirnya Nico menimbrung. Cukup kasihan dengan Nando yang sepertinya cukup lelah menanggapi kebodohan Johan.

"Oh, iya tadi gue dipanggil Alden. Kenapa?" 

"Terus Alden nya kemana?"

"Tadi sih di kamar berduaan sama Aretha. Lagi tidur bareng kali." ucap Johan santai sembari membalikkan posisi duduknya seperti semula, menghadap ke arah televisi.

Perkataan Johan cukup membuat Nando, Romeo, dan Nico melotot kaget, "Apa tadi lo bilang?" Romeo sudah memegang erat bahu Johan.

"Tidur bareng, budekkk!" Johan menepis tangan Romeo yang masih memegang bahunya tadi.

"Serius Jo?" tanya Nico.

"Lah ngapain gue boong? Emang dari tadi Alden ada di sini?" pertanyaan Johan berhasil membuat mereka percaya. Alden memang sudah tidak terlihat lagi setelah kejadian di ruang bawah tanah tadi.

"Anjir, anak perawan orang tuh! Kalau di apa-apain sama si Alden gimana?" Romeo sudah memikirkan berbagai kemungkinan yang bisa terjadi kepada kedua orang tersebut.

Nando menendang Romeo yang duduk tidak jauh darinya, "Gak lah! Lo mikir jangan kejauhan bego." 

"Lah namanya orang khilaf mah gak tahu aja lo!" 

"Alden gak setolol itu." ucapan Nico berhasil membuat mereka semua bungkam.

"Tapi lo pada ngerasa gak sih?" Johan sudah membalikkan posisinya lagi kembali menghadap Nando.

Sekarang posisi mereka melingkar, sudah seperti kumpulan ibu-ibu yang suka gosip. 

"Ngerasa apaan?" Romeo sudah memajukan wajahnya, penasaran.

Johan langsung menoyor kepala Romeo, membuat Romeo hampir terjungkal ke belakang, "Muka lo jangan dekat-dekat bangsat! Napas lo bau jengkol!" 

"Lo kali yang bau jengkol!" 

"Ngerasa apaan Jo?" ulang Nando.

"Alden tuh kayaknya tertarik deh sama Aretha? Lo lihat aja dia bisa sepanik dan semurka itu. Baru pertama kali gue lihat dia bisa panik kayak gitu. Biasanya kan lo tau lah? Pas Bimo dikeroyok aja dia mukanya masih santai ya walaupun ada kelihatan marah sedikit. Tapi pas Aretha? Gila panik banget dia!" Johan menjelaskan panjang lebar yang disambut dengan anggukan dari Nando dan Romeo.

"Lah iya juga? Kalau lo gak ngomong, gak nyadar gue..." ucap Romeo yang diiringi dengan anggukan setuju.

"Ah orang kayak Alden lagi bisa tertarik sama cewek? Ngelirik aja males." Nando sudah menyandarkan tubuhnya di sofa.

"Ya justru itu bego. Gak biasa-biasanya dia kayak gini. Gimana sih lo?!" Johan sudah memandang Nando dengan sinis. Bingung dengan pemikiran Nando.

"Biarin aja lah." seperti biasa, Nico yang paling tidak peduli dengan sekitarnya.

Tiba-tiba perhatian mereka teralih pada Romeo yang sudah berdiri dari tempatnya.

"Mau kemana lo?"

"Mau ngintip Alden lah!" ucapan Romeo berhasil membuat Nando dan Nico menggelengkan kepala mereka, kelakuan Romeo memang selalu aneh-aneh.

"Ngapain gila?"

"Ya emang kenapa sih? Kan gue penasaran!" Romeo sudah melipat kedua tangannya di dada.

"Paling kalau ketahuan sama Al, lo disuruh bersihin markas." balas Nico.

"Gak bakal. Gue handal dalam urusan intip-mengintip. Slow." Romeo sudah berjalan meninggalkan mereka bertiga.

Johan yang tadinya tidak penasaran pun jadi ikut penasaran, akhirnya pria itu memutuskan untuk ikut dengan Romeo, "Ikut ah, penasaran!" yang hanya dibalas dengan gelengan oleh Nando.

"Punya teman kok gini amat..." Nando kembali menyandarkan tubuhnya pada sofa.

Romeo sudah menaiki tangga menuju kamar Alden, diikuti oleh Johan di belakangnya. Tidak membutuhkan waktu lama bagi mereka untuk sampai di depan pintu kayu tinggi berwarna hitam di depan mereka, kamar Alden Joshua Gracio.

"Lo bukanya pelan-pelan Rom! Biar gak ketahuan." bisik Johan.

"Iya ah tenang aja!"

Romeo memegang tuas pintu, lalu membukanya dengan perlahan. Ia berlutut depan pintu, menyembulkan kepalanya, diikuti oleh Johan yang berada di atasnya. Mereka mulai mengedarkan pandangan ke seluruh bagian ruangan yang cukup besar itu.

Mereka masih mencari dimana sosok Alden dan Aretha berada. Ketika mata mereka beralih pada ranjang, mereka langsung melotot, "ANJIR?!" suara yang dikeluarkan Johan cukup besar membuat Romeo langsung berdiri dan mengarahkan tangannya, membekap mulut Johan. 

"Diam anjir!" 

Johan melepas bekapan Romeo, "I-itu b-beneran?" Johan sudah menunjuk ke arah kamar Alden. 

Tiba-tiba suara seseorang berhasil menginterupsi mereka, "Ngapain lo berdua?"

♚☠♛

Aretha terbangun dari tidurnya, mengambil ponsel yang berada di atas nakas samping ranjang, melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 4 dini hari. Ia langsung bangkit dari tidurnya, Aretha harus membangunkan Alden sekarang karena ia harus sudah sampai di rumah sebelum jam 5 pagi agar tidak ketahuan keluarganya. Mamanya biasa bangun pukul 5 atau 6 pagi.

Aretha langsung melangkah mendekati Alden yang sedang tertidur dengan posisi tengkurap, berjongkok di samping tubuh pria itu, "Kak Al," Aretha sudah mencolek lengan Alden.

Tidak ada respon apa pun yang dikeluarkan oleh pria itu, "Kak Alden, bangun." Aretha mulai menggoyangkan tubuh Alden pelan, berharap pria itu akan bangun, tetapi masih sama. Tidak ada pergerakan apa pun yang dikeluarkan oleh Alden, 'Gila kebo banget?!' ucap Aretha dalam hati.

Aretha memperhatikan wajah pria yang masih tertidur dengan lelapnya itu. Manik mata berwarna hijau yang selalu memandang orang dengan tajam, membuat orang yang beradu tatap dengannya merasa terintimidasi itu masih tertutup dengan rapat. Garis wajahnya yang tegas membuat orang-orang merasa segan dengannya, "Ganteng sih. Sayangnya ngeselin banget!"

Aretha kembali teringat apa yang harus ia lakukan sekarang, "Kak Alden bangun ih! Katanya mau nganterin pulang?!" Aretha mulai menusuk-nusuk pipi Alden dengan jari telunjuknya.

Tusukan yang berasal dari pipinya berhasil membuat Alden terganggu, "Hmm? Apaan?" suara serak khas bangun tidurnya keluar. 

"Katanya lo mau nganterin gue balik?" pertanyaan Aretha tidak mendapat jawaban apa pun. Pria di hadapannya kembali tertidur. 

Aretha menghembuskan napasnya, kesal, ia pun mulai berancang-ancang mendekati telinga Alden, mau tidak mau ia harus melakukan ini, "IH KAK ALDEN! BANGUNNN!"

Teriakan pada telinganya berhasil membuat Alden meringis, "Sshh-, apa sih?!" Alden langsung merubah posisinya dari tengkurap menjadi duduk, mengusap telinganya yang berdengung akibat teriakan gadis di depannya ini yang sangat kencang.

Aretha hanya mengeluarkan cengirannya, "Ayo anterin gue balik." 

"Masih jam berapa ini Reth? Mending tidur lagi."

"Udah jam 4 lewat ih, ayoooo!" Aretha sudah mengayunkan lengan Alden.

"Gue baru tidur 2 jam. 30 menit lagi deh ya?" Alden sudah beranjak, lalu menaiki ranjang dan membaringkan tubuhnya.

Aretha yang melihat itu hanya melongo, "Kan abis anterin gue balik bisa tidur lagi."

Aretha hanya mendengus kesal melihat Alden yang sudah kembali tertidur. Akhirnya gadis itu memutuskan untuk ke kamar mandi, sekadar mencuci muka dan menggosok giginya. Untung saja di toilet Alden memiliki persediaan sikat gigi baru yang lumayan banyak.

Setelah merapihkan dirinya, Aretha pun berjalan mendekati ranjang. Ia melirik Alden yang masih tertidur dengan nyenyaknya, waktu sudah menunjukkan pukul setengah 5, tepat 30 menit sudah Alden tertidur. 

"Kak, udah setengah jam ini!" Alden mengguncangkan bahu Alden pelan. Tidak ada respon apa pun.

"Kak Alden! Bangun!" Aretha mulai menarik-narik lengan Alden.

Tarikan pada lengannya berhasil mengusik Alden, ia pun berdecak kesal, ia baru saja memejamkan kedua matanya, mengapa harus diusik terus?

"Kak Al! Bangun- EH WOI!" ucapan Aretha terputus karena tiba-tiba ia merasa lengannya ditarik, wajahnya langsung bertubrukan dengan dada bidang pria itu. Ia merasakan ada lengan yang melingkar pada punggungnya, membuat darahnya berdesir, jantungnya berdegup cukup kencang sekarang. 

Alden memeluknya.

"Sebentar lagi," Alden kembali memejamkan kedua matanya, "5 menit aja." pria itu semakin mengeratkan pelukannya pada Aretha.

Aretha yang berada di pelukan Alden masih tidak berkutik sama sekali, bingung dan gugup sudah melingkupi dirinya. Aretha dapat mendengar degup jantung Alden yang beraturan karena saking dekatnya posisi mereka sekarang, berbeda dengan degup jantungnya yang sudah tidak karuan. Satu sisi ia merasa gugup, satu sisi juga ia merasa nyaman berada di pelukan Alden.

Ketika ia masih berfokus dengan berbagai pikiran-pikiran yang bergumul di otaknya, tiba-tiba saja Aretha mendengar teriakan yang berasal dari pintu, "ANJIR?!"

Teriakan tadi berhasil membuat Aretha kaget dan tersadar, ia langsung mendorong tubuh Alden menjauh dari dirinya, gadis itu langsung terduduk di pinggir ranjang dan merapihkan rambutnya.

Gangguan itu berhasil membuat Alden kesal, tidak, bukan karena dorongan Aretha. Melainkan karena teriakan yang berasal dari pintu itu, berhasil membuat Aretha terkaget dan mendorong tubuhnya. Padahal pelukan mereka tadi membuat Alden merasa sangat nyaman. Alden sudah mengutuk siapa pun yang menganggu dirinya dengan Aretha, ia sudah mengucapkan sumpah serapah dalam hatinya.

"Bentar gue liat." ucapan Alden hanya mendapat anggukan dari Aretha karena gadis itu sekarang sedang memunggunginya. 

Alden pun bangkit dari ranjang dan berjalan menuju pintu. Ketika ia membuka pintu besar itu, ia dapat melihat kedua temannya yang sangat amat menyebalkan, Romeo dan Johan, sedang berdebat dengan suara berbisik di depan pintunya, tidak menyadari keberadaan Alden.

"Ngapain lo berdua?"

♚☠♛

Nahloh terciduk kan! Kira-kira Alden bakal apain mereka yaa??🤪
Tunggu di chapter selanjutnya yaaaa!!

See u on the next chapteeeerrrr!!🤗

*psstt jangan lupa vote+commentnyaaa!🥰

**all photos from Pinterest/Instagram/Twitter

Continue Reading

You'll Also Like

2.1M 178K 28
Mati dalam penyesalan mendalam membuat Eva seorang Istri dan juga Ibu yang sudah memiliki 3 orang anak yang sudah beranjak dewasa mendapatkan kesempa...
1.2M 43.4K 44
Hay guys ini cerita pertama aku, jadi kalau misal ada typo atau kurang seru maap yaa, hehehe soalnya masih pemula. aku harap kalian sukaaa Azka Raffa...
4.8M 177K 39
Akibat perjodohan gila yang sudah direncakan oleh kedua orang tua, membuat dean dan alea terjerat status menjadi pasangan suami dan istri. Bisa menik...
232K 1.3K 17
(โš ๏ธ๐Ÿ”ž๐Ÿ”ž๐Ÿ”ž๐Ÿ”ž๐Ÿ”ž๐Ÿ”ž๐Ÿ”ž๐Ÿ”ž๐Ÿ”žโš ๏ธ) Hati-hati dalam memilih bacaan. follow akun ini biar lebih nyaman baca nya. โ€ขโ€ขโ€ขโ€ข punya banyak uang, tapi terlahir dengan sa...