My cool badboy [LENGKAP]

By indahartt

468K 26.8K 4.4K

[BEBERAPA CHAPTER DI PRIVAT FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Highest rank: #2 in teenfiction #2 in teenfict "Kenapa... More

Prolog
MCB|Satu
MCB|Dua
MCB|Tiga
MCB|Empat
MCB|Lima
MCB|Enam
MCB|Tujuh
MCB|Delapan
MCB|Sembilan
MCB|Sepuluh
MCB|Sebelas
MCB|Dua belas
MCB|Tiga belas
MCB|Empat belas
MCB|Lima belas
MCB|Enam belas
MCB|Tujuh belas
MCB|Delapan belas
MCB|Sembilan belas
MCB|Dua puluh
MCB|Dua puluh satu
MCB| Dua puluh dua
MCB|Dua puluh tiga
MCB|Dua puluh empat
MCB|Dua puluh lima
MCB|Dua puluh enam
MCB|Dua puluh tujuh
MCB|Dua puluh delapan
MCB|Dua puluh sembilan
MCB|Tiga puluh
MCB|Tiga puluh Satu
MCB|Tiga puluh dua
MCB|Tiga puluh tiga
MCB|Tiga puluh empat
MCB|Tiga puluh lima
MCB|Tiga puluh enam
MCB|Tiga puluh tujuh
MCB|Tiga puluh delapan
MCB|Tiga puluh sembilan
MCB|Empat puluh
MCB|Empat puluh satu
MCB|Empat puluh dua
MCB|Empat puluh tiga
MCB|Empat puluh empat
MCB|Empat puluh lima
MCB|Empat puluh enam
MCB| Empat puluh tujuh
MCB| Empat puluh delapan
MCB| Empat puluh sembilan
MCB| Lima puluh
MCB|Lima puluh satu
MCB| Lima puluh dua
MCB| Lima puluh tiga
MCB| Lima puluh lima
MCB| Lima puluh enam
MCB|Lima puluh tujuh
MCB| Lima puluh delapan
MCB|Lima puluh sembilan
MCB| Enam puluh
MCB| Enam puluh satu
MCB|Enam puluh dua
MCB|Enam puluh tiga #War1
MCB|Enam puluh empat #duka
MCB| Enam puluh lima#bangkit
MCB| Enam puluh enam#last war
MCB| Ending: Bintang dan sinar nya
MCB| Epilog: Akhir untuk keabadian

MCB| Lima puluh empat

3K 325 174
By indahartt

Selamat malam takbiran-!!

Besok kalian pada kurban kambing or sapi? Pasti sibuk bantuin ya? Besok kayaknya ku gaada waktu wk jadi sekarang aja up nya ya✨

Lagi badmood haha langsung baca aja ya. *aku tau kalian jg ga bakal baca:v





Selamat hari raya idul adha🙏

Have a nice day!!







[WARNING PART INI PENUH EMOSI]



























Diana menyiramkan air ke tanah yang masih basah itu. Menaburkan bunga lalu mengedipkan matanya dengan susah payah hingga air mata yang sedari tadi ada di pelupuk membasahi pipi nya.

Gemetar tangannya memegang nisan. Menarik napas berat lalu memejamkan matanya kuat kuat. "I–ini semua salah Diana,"

Bahu nya berguncang, tangis Diana semakin deras. "S-seandainya aja.. Seandainya Diana nggak pernah mau ngelakuin misi itu," isak nya tertahan.

"K–kak Delvin.. Maafin Diana,"

Diana mengusap air matanya sebentar lalu bangkit dengan susah payah. Dia baru selesai membacakan doansetelah bersusah payah memaksa keluar. Memandang langit biru yang masih terlihat indah sejenak.

"Kak Delvin," Diana kecil mengerjap ngerjap kala itu sembari menarik ujung baju Delvin yang sedang membaca buku di taman rumah.

"Apa hm?"

"Kenapa langit itu bilu sih kak?" tanya Diana kecil dengan polosnya.

"Karna udah dari sono nya," balas Delvin acuh.

"Kalo walna nya pink gimana ya?" gumam gadis kecil dengan dress merah muda polkadot itu.

"Jadinya Diana," celetuk Delvin asal.

"Ih kakak,"

"Hahah," Delvin terkekeh sebentar kemudian mengangkat tubuh adiknya lalu menyuruhnya duduk di sampingnya.

"Adik kakak.. Gemas sekali kamu,"

"Gemas itu apa kak?" Diana mendekati Delvin lalu bergelayut manja disana.

"Definisi gemas itu Diana,"

"Kok Diana cemua kak?"

"Karna Diana segalanya," final Delvin lalu mengecup pipi Diana.

"Suatu saat nanti Diana pasti mengerti."

Diana menatap para anggota Heron yang mengawalnya. Ini kesempatan nya.

Sret!

Diana menancapkan silet ke salah satu terdekatnya tepat di leher nya membuat cowok itu kini merintih kesakitan hingga pingsan.

Empat sisa nya segera berjalan cepat untuk mengepung Diana.

Diana mendengus pelan, "Gue Spionase nya Vergos,"

"Underboss of Darkworld juga," lanjut Diana datar.

Keempat laki-laki itu berusaha tak gentar. Meski terlihat kaget.

"Kenapa? Kaget? Gue persilahkan kalian pergi, silahkan, atau mau mati di tangan gue?"

"Apapun alesannya lo gak bakal bisa kabur dari kita!"

Bugh!

Diana melawan mereka satu persatu. Meski tenaganya sedang tidak fit dia berusaha sekuat mungkin.

Tidak ada kesempatan sebagus ini nantinya.

Bugh!

"Awshh," Diana meringis saat pipi nya dipukul.

"Kita emang pantang cewek! Tapi berhubung lo setara sama bang Daf kita gak punya pilihan lain,"

Napaa Diana berderu, dia mengambil tangan cowok itu lalu mematahkannya dengan mudah menendangnya hingga jatuh. Beralih melawan yang lainnya.

Ketika semua nya sudah tumbang Diana dengan cepat berjalan keluar. Sialnya mereka menggunakan mobil tadi. Melihat ada satu motor yang digunakan tadi Diana segera menaikinya lalu dengan cepat pergi dari sana.

Diana belum bernapas lega saat banyak anggota Heron yang kini mengejarnya. Kini dia seperti buronan polisi. "Shit!"

Usai kebut kebutan dijalan napasnya baru tenang melihat penjaga yang berjaga di kawasan depan rumah nya. Melirik ke spion tersenyum puas melihat semua yang hendak menangkapnya berhenti dan memutar balik.

"Ngelawan Queen jalanan ngga ada gunanya," gumamnya pelan.

"Akhirnya selamet, semoga hidup aku lebih baik dirumah, sekarang kakak ngga bakal biarin aku diculik lagi."

"Nona!" sahut para penjaga menunduk. Diana segera melepas helm nya lalu berlari masuk ke gerbang rumah.

"KA–" panggilan Diana berhenti kala suara Darren menggelegar. Gemetar dia mengintip di balik pintu besar itu.

"DASAR BODOH! KALIAN BODOH! BAGAMANA DAVIN BISA TERJEBAK DISANA HAH?! SIAL!"

"CUKUP BANG!" Daven mengeraskan rahangnya kemudian berdiri. Wajahnya sudah babak belur karna ulah kakaknya sendiri.

"LO YANG GOBLOK! LO YANG SERAKAH TERUS LO NYALAHIN GUE HAH?!! NYALAHIN KITA??!" tanya Daven dengan napas memburu tak percaya.

Bugh!

Darren kembali memukul wajah adiknya dengan wajah lempeng. "Berani kamu melawan saya Daven?"

Daven meringis kecil sembari memegangi wajahnya yang kini lebam. Terkekeh pelan. "Andai Diana tau.. Kalo keluarga nya ini penuh sandiwara, mungkin dia gak bakal percayain hidup nya sama lo! Sama kelakuan bangsat lo!"

"DAVENDRA!" Darren menyuruh para bodyguard nya untuk menghajar Daven.

Diana menutup mulutnya sendiri dengan tangan tak percaya apa yang dilihat nya kali ini. Menggeleng kecil menahan isakan. Darren.. Jadi selama itu laki-laki itu hanya pura-pura baik ke seluruh kakaknya?

Dendra yang hanya diam memperhatikan akhirnya mengeluarkan suara. Tadinya mulut nya kelu untuk berbicara karna keadaan nya tak berbanding jauh dari saudara kembarnya. "Kita udah kasih semua hak kita ke lo bang,"

"Bahkan bang Delvin sama Davin pun rela nyelametin nyawa Diana dengan kesana. Sedangkan lo? Harta harta harta terus!! Kita udah gak punya apa-apa harta warisan udah buat lo semua bang!! Dan lo masih kurang dengan nyiksa kita?!! Gak waras lo??!"

Darren tersenyum miring sekilas, "Kamu pikir kalo bukan kamu pion saya. Saya akan membiarkan kamu hidup Dendra? Kamu dan saudara kembar mu sama sama tak berguna. Sekarang saya ralat. Saya bisa habisi kamu sekarang juga."

Dendra tersenyum kecut. Sandiwara. Semua canda tawa nya dihadapan Diana tak ada artinya. Sejak kecil dia, Daven, Delvin, Davin sudah diancam besar-besaran oleh Darren supaya tidak memberi tahu apapun yang terjadi nantinya pada si bungsu Diana.

Kehormatan, juga kasih sayang yang palsu mereka pada Darren dihadapan Diana. Selain didepan Diana jangankan berbicara, bertukar pandangan saja nggan. Mereka akan saling abai jika dirumah maupun di luar terutama dengan Darren.

"HABISIN GUE SEKARANG!" teriak Dendra tak takut. "Seperti lo haus darah habisin tiap orang yang gak bersalah,"

Dendra terkekeh miris menatap Darren yang bahkan masih tak terpengaruh duduk di kursi kebesaran nya.

Diana yang hendak berjalan kesana jadi terhenti melihat perkataan Dendra selanjutnya.

"Bahkan lo dengan nggak punya hatinya habisin Bunda dan Ayah,"

Deg!

Mata Diana terbuka lebar mendengarnya. Jantungnya mencelos. Bibirnya gemetar benar-benar tidak sanggup mengeluarkan sepatah kata pun. Lututnya lemas membuatnya segera berpegangan pada tiang yang ada disamping nya.

Mata Dendra memerah. "Lo itu pembunuh keji bang, cih bahkan gue nggak sudi kalo orang yang udah bunuh orang tuanya sendiri lewat racun ini abang gue."

Air mata Diana jatuh. Dia masih memperhatikan keduanya. Tak ada ekspresi menolak diwajah Darren membuat Diana menggeleng pelan.

Bruk!!

Darren spontan menoleh ke pintu utama. Detak jantungnya menggila melihat adik kesayangannya tersungkur disana. "D-diana!! Cepat bantu dia!!" ujarnya setelah sadar dari kekagetannya.

Sementara Dendra memilih membantu Daven yang tergeletak menarik napasnya terputus-putus.

"Diana! Diana sayang kamu sejak kapan disini? Kamu dari mana saja?" tanya Darren dengan wajah panik.

Diana diam bahkan ucapan Darren sama sekali tak masuk ke telinga nya. Sepertinya akal sehatnya akan hilang kali ini.

"Jangan sentuh saya!" Diana mundur tiba tiba. Mendongak menatap Darren penuh kebencian.

Darren tertegun seketika wajahnya memucat. "Kenapa Diana? Lihat wajah kamu! Kakak–" Darren hendak memegang lengan Diana namun lagi lagi gadis itu mundur ketakutan.

"Jangan.sentuh.diana!" Diana menekankan kata katanya penuh amarah.

Cairan kristal itu mengalir di pipi penuh lebam Diana membuat Darren benar benar kacau dibuatnya. "D-diana sayang tolong maafkan kakak belum bisa selamatkan kamu, tapi kamu–"

"Cukup kak! CUKUP!" Diana mendorong tubuh Darren kasar hingga laki-laki itu mundur beberapa langkah.

Diana menggeleng kuat, "Diana nggak mau disentuh seorang pembunuh," napas Diana berderu.

"A–apa katamu hem? Kenapa kamu tega berbicara seperti pada kakak Diana–"

"Bullshit!!" Diana berdiri, mengusap kasar air matanya lalu menatap Darren dengan tatapan yang tak pernah Darren dapatkan dari adik nya itu.

"KAKAK PEMBUNUH!! PEMBUNUH BUNDA SAMA AYAH!! KENAPA DIANA BARU TAU SEKARANG HAH?!! KENAPA??!!! KAK DARREN ARGH!!" Diana menangis sejadi-jadinya. Rongga dada nya terasa sesak mengetahui hal yang paling besar ini.

Diana kira tak ada rahasia yang disembunyikan dari kakaknya itu. Diana salah menganggap jika tau segalanya tentang kakak nya.

Darren diam seribu bahasa. Mengumpat mati-matian Dendra yang seenaknya berbicara.

"Kenapa kamu berbicara seperti itu Diana? Kamu nggak percaya kakak?" Darren menghela napasnya tak memungkiri kini wajah nya berubah pucat pasi.

Dibenci Diana? Darren tak akan sanggup.

Diana terkekeh sumbang. Tertawa geli meskipun air matanya tetap mengalir. "Dasar gila!!"

Diana menatap wajah Darren dengan getir, hendak mengusap wajah yang biasa nya selalu memberinya senyuman hangat itu namun terurung.

"Kak... Diana percaya kakak melebihi siapapun, bahkan hak itu selalu kak Darren yang dapet. Diana selalu turutin kemauan kak Darren. Kak Darren selalu beri Diana cinta. Kak Darren selalu turutin kemauan Diana. Kak Darren selalu rawat Diana, jaga Diana, kak Darren cuma lakuin itu ke Diana,"

Tangis Diana semakin lama semakin deras membuat Darren benar-benar hanya mematung dibuatnya.

"D–diana nggak pernah bayangin kakak pembunuh bunda sama ayah!!! BILANG KE DIANA KAK APA ALASAN KAKAK NGELAKUIN HAL ITU??!! KAKAK!!? ARGHH!! KAKAK ADA KARNA BUNDA DAN AYAH KAK!! KAKAK NGGAK PIKIR HAL ITU??!!"

"JAWAB BRENGSEK!" Diana mencengkram kerah kakak yang dulu nya paling dia sayang itu.

"DIANA SIAPA YANG NGAJARIN KAMU BENTAK KAKAK HAH?!! APA YANG DAFA AJARIN DISANA?!! DIA MERACUNI PIKIRAN KAMU?!" nada Darren meninggi membuat Diana tetap tak gentar.

Diana malah tertawa, tertawa meratapi nasib nya sendiri yang sungguh mau saja dibohongi oleh kakaknya sendiri. Hidup yang dikira nya sempurna menjadi iri orang lain ternyata lebih memburukkan.

"Shut up the fuck up!" Diana menatap Darren dari atas hingga bawah. "Tuan Darren yang terhormat, jika anda ingin menghabisi kedua kakak kembar saya. Maka habisi saya lebih dulu."

Suara Diana terlampau dingin. Jemari Diana bahkan berkeringat dingin saat mengatakannya. Energi nya benar-benar akan habis sekarang juga.

"Diana, percaya sama kakak. Kakak kakak kamu, mana mungkin kakak tega melukai kamu? Melihat luka lebam mu saja kakak tidak tega," Darren mengatakannya dengan napas memburu berharap adiknya itu akan percaya padanya.

Diana menggeleng cepat, melihat keadaan kakaknya Daven dan Dendra sudah membuktikan segalanya. Ternyata benar Darren dalang dibalik semuanya.

Darren dengan terpaksa mengode bodyguard nya agar memegangi Diana.

"Maafin kakak Diana, meskipun gaada yang bisa merintah kakak selain kamu tapi kamu harus tetep turutin perintah kakak."

Diana berusaha memberontak namun dia kalah energi, apalagi bodyguard kakak nya itu rata-rata berbadan besar.

"Pembunuh!" hardik Diana lagi tanpa ada air mata. Kasih sayang nya sudah hilang kini berganti kebencian.

"Jangan berani berani sebut Diana sebagai adik anda!! Diana nggak punya kakak yang bernama Darren Delano sekarang! Nggak ada!" Mengeratkan rahang hingga mata yang saling beradu dengan tatapan beda.

Darren menatap adiknya sendu, "Bawa ke kamar nya, jangan biarkan dia kabur seperti dulu,"

"Awsh! Argh! Lepas!! Kalian semua gak denger ya?!! Lepasin Diana gak?!!"

"Kakak!! Kak Daven!! Kak Den!"

"Naa," Dendra benar-benar tidak bisa berkutik. Dia tidak bisa melawan Darren. Kembali menatap Daven lagi panik. "Bang,"

"Bang!! Tahan bang!" ujar Dendra lagi melihat abang nya menarik napas tersengal-sengal.

"J-jangan l-ukain Diana," kata Daven masih dengan napas tersengal-sengal.

Darren tersenyum miring sekilas, "Lihat? Aku hanya mengurungnya di kamar, harusnya kau perdulikan dirimu yang akan masuk ke ruangan jeruji penyiksaan milik ku setelah ini."

Dendra meneguk ludah nya susah payah. Diana... Gue harap setelah ini lo bisa terbebas dari orang gak waras ini. Beneran, yang gue cemasin lo Na. Gue udah biasa dapetin ini, gue udah biasa dihajar habis habisan sama Darren. Tapi lo? Lo bahkan masih syok dek.

Harusnya lo gak kabur dari Dafa..

Sementara disisi lain Diana berusaha mendobrak pintu kamarnya. "KAK DAVEN!! KAK DEN!! AAAA HIKS HIKS PEMBUNUH KELUARIN DIANA DARI SINI! KELUARIN!!! KAK DAVENN AA HIKS," tubuh Diana merosot ke bawah.

Nyatanya pulang ke rumah ini adalah malapetaka. Diana menangis sembari menatap kesekeliling kamarnya sendiri. Kamar yang sangat dia rindukan sekarang akan beralih menjadi penjaranya..

"Tuhann.. Sekejam inikah ujian mu pada ku?" Diana memeluk tubuhnya sendiri terisak kencang disana. Seluruh tubuh nya mati rasa.

Luka hati nya lebih besar dari segalanya.

"B–bunda," gumam Diana pelan. "A-ayah maafin Diana, maaf, maaf," isak Diana pilu.

"M-maaf karna Diana udah percaya orang brengsek itu, m-maaf."

"Kak Davin.. Kak Daven.. Kak Den.."

Diana meringkuk kedinginan disana. Sampai kapanpun dia tak akan beranjak dari sini sebelum bisa keluar dan menemui Daven dan Dendra.

Hari berlalu tiap harinya Darren dengan tanpa ragu berusaha membujuk Diana. Bahkan ingin menyuapi nya makanan. Namun Diana malah mendorong kasar tangan Darren hingga piring nya hancur tak tersisa.

Sampai tiga hari Darren dengan sabar terus berusaha agar adik kesayangan nya itu kembali padanya.

Diana memang disini. Tapi sikap dan kasih sayang nya sudah pergi.

Membuat Darren benar benar frustasi dibuatnya.

Hal itu membuat Dafa dengan mudah menerobos keamanan rumah nya.

Dafa dengan susah payah membuka pengait jendela kamar Diana. Menyipitkan matanya melihat gadis itu meringkuk di bawah, dibalik lampu temaram juga keadaan malam yang dapat Dafa lihat hanya wajah pucat dengan tatapan kosong kearah depan.

"Na," panggil suara berat dalam itu membuat lamunan Diana seketika buyar sekaligus terkejut.

Diana bergerak menoleh dengan susah payah. Tubuh nya lemas dengan selang infus terpasang di tangannya karna tidak berdaya dipaksa Darren.

Mengerjap ngerjap karna pandangannya tidak jelas.

"Iya ini gue," Cowok dengan hoodie hitam itu kemudian duduk dihadapan Diana mengusap wajah Diana yang semakin tirus dengan lembut.

Diana gemetar memegang jemari dingin Dafa yang ada di pipi nya. "K–kak Dafa? I-ini bukan mimpi k-kan?"

Dafa tersenyum tipis, "No," ujarnya menyelipkan anak rambut Diana yang berantakan menghalangi pandangan gadis itu.

"Gue datang sayang."

---------

TBC!!

AYO KAPAL NYA DAFADIANA MANA HEM?

SIAPA BILANG GABISA MAAF AN><

AKU JUGA MASIH MAU COUPLE FAV AKU BALIK🤧

EITSS TAHAN, EMANG DAFA SAMA DIANA NYA MAU??

VOTE YUK! :P

HAPPY END?

SAD END?

Jangan lupa bagi bagi aku ya sate nya hahah *canda ku ga doyan daging kambing guys😩


Kaget banget waktu liat My cool badboy ada di rank 2 teenfiction kemarin😩

Makasih ya atas dukungannya, kalian terbaik, ILYSM🥺🤍




See you in the next chapter<33


















Salam hangat,
19-07-21.

Continue Reading

You'll Also Like

209K 16.6K 55
[ แถ แต’หกหกแต’สท หขแต‰แต‡แต‰หกแต˜แต แตแต‰แตแต‡แตƒแถœแตƒ ] #KN2 [ Saquel Dari Cerita 'RAYA' Bisa Dibaca Terpisah ] Nathan Arjuna Putra Xavier seorang remaja laki laki yang memiliki...
2.3M 120K 49
#1 JATUH CINTA/220720 #2 GOOD GIRL/220720 ||BOOK 1|| "๐™‡๐™ค ๐™ฉ๐™š๐™ข๐™—๐™ช๐™จ." *** "๐™‡๐™ค ๐™˜๐™–๐™ฃ๐™ฉ๐™ž๐™ . ๐™‚๐™ช๐™š ๐™Ÿ๐™–๐™ฉ๐™ช๐™ ๐™˜๐™ž๐™ฃ๐™ฉ๐™–." *** ๐—๐—ฎ๐—ป๐—ด๐—ฎ๐—ป ๐—ฏ๏ฟฝ...
6.3M 270K 58
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
5.7M 380K 68
#FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACAโš ๏ธ Kisah Arthur Renaldi Agatha sang malaikat berkedok iblis, Raja legendaris dalam mitologi Britania Raya. Berawal dari t...