KEYRALVAND [On Going]

By cherryaurellia

1.9K 1.1K 2.2K

[Follow sebelum baca. PLAGIAT JANGAN MENDEKAT!!]โš ๏ธ Keyra Cadenza Barsha dan Alvand Reandra Bagaskara. Keyra d... More

01. Mimpi sialan!
02. Mengsedih
04. Haruskah menerimanya?
05. Alvand sahabat gue juga, gimana dong?
06. Alvand suka Keyra?
07. Alvandarling
08. Gemas
09. Manja
10. Kejutan
11. Cara bujuk cewek
12. Princess
13. Perhatian
14. Terbongkar?
15. Pengakuan
16. Puncak
17. Nasihat Elvin
18. Kesal
19. Biangkerok
20. Jangan baperreuu!
21. Depresot
22. Flashback

03. Bertemu lagi

180 153 321
By cherryaurellia

~ Happy reading ~

Alvand mengangkat flashdisk yang ada digenggamannya tepat di hadapan wajah Keyra.

"Kalau sekali lagi gue denger, lo begadang, gue hancurin nih flashdisk," ancam Alvand yang membuat Keyra mengerucutkan bibirnya sebal.

"Yaudah, gue balik. Ada urusan sama Viola."

Keyra terdiam mendengar perkataan yang baru saja dilontarkan Alvand. Violazya Queensha Geontara. Sahabat masa kecil Alvand hingga kini. Ya, Viola lebih dulu mengenal dan dekat dengan Alvand daripada dirinya. Namun, karena gadis itu melanjutkan sekolahnya ke luar Negeri saat SMP, itulah mengapa mereka berdua terasa jauh.

Alvand memang sudah menceritakan keseluruhan bagaimana Viola terhadap cowok itu. Bagaimana kisah persahabatannya dengan Viola, semuanya sudah Alvand ungkapkan kepada Keyra. Itulah mengapa, Keyra tak bertanya lagi saat Alvand menyebutkan nama sahabat kecilnya itu.

"Dia udah pulang?" tanya Keyra.

Alvand mengangguk seraya memakai helm fullface-nya. "Udah sampai dari tadi pagi, jam tiga."

Keyra mengangguk paham. "Yaudah, hati-hati."

Alvand menghidupkan mesin motor sportnya. Sebelum melajukan kendaraannya, cowok itu menatap Keyra sejenak. Alvand tersenyum tipis di balik helmnya saat melihat wajah cemberut Keyra.

"Jangan cemberut terus, bosen gue lihat wajah lo yang jelek itu," ledek Alvand.

"Kalau bosen gak usah temuin gue lagi. Clear," balas Keyra cuek.

Tangan kekar milik Alvand bergerak untuk menyentil pelan mulut gadis cantik yang berada di samping motornya ini. Ia sangat paham, jika sikap Keyra seperti ini, gadis itu pasti sedang dalam keadaan mood yang tidak baik.

"Gue jalan."

Setelah mendapat anggukan dari Keyra, Alvand segera melajukan motornya meninggalkan pekarangan rumah Keyra. Gadis itu berdecak sebal, biasanya jika pulang sekolah, Alvand akan menyempatkan diri untuk mampir ke rumahnya.

Pasalnya, di jam 16.00 WIB, tepatnya waktu di mana saat ia pulang sekolah, Soraya belum pulang dari butiknya. Wanita itu memang sangat disibukkan oleh bisnis butiknya, sedangkan ayahnya berada di Jerman untuk mengurus anak perusahaannya yang baru di sana.

Biasanya, jika Kayra tak ada di rumah, Alvand bersedia untuk menemaninya hingga Kayra atau Soraya pulang. Namun, kali ini berbeda. Alvand yang harus menemui Viola karena sudah lama tak berjumpa, dan Kayra yang tadi juga mengirimkannya pesan jika gadis itu akan pulang telat karena ia akan menonton film bersama Acha dan Ledis di bioskop.

Jadi, sekarang Keyra sendirian di rumah.

∆∆∆

Alvand memarkirkan motornya di sebuah garasi yang terdapat pada halaman rumah yang megah.

Ya, saat ini, cowok itu sedang berada di rumah Viola, mengingat janjinya kepada gadis itu. Alvand berjanji kepada Viola, jika gadis itu tiba di Indonesia, ia akan segera menemuinya dan meluangkan waktu untuknya.

Sebenarnya sangat malas bagi dirinya untuk menemui Viola. Tidak tahu kenapa, ia lebih suka menghabiskan waktunya dengan Keyra daripada dengan Viola. Mungkin karena mereka sudah lama tidak bertemu. Pikir Alvand.

Namun, kebanyakan orang jika sudah lama tidak bertemu, pasti akan merasa rindu, bukan? Tapi, tidak dengan Alvand. Author juga gak tahu dia manusia jenis apa.

Ting, tong!

Alvand membunyikan bel rumah Viola. Cowok itu memilih untuk duduk di kursi yang tersedia di teras sembari menunggu pintu terbuka.

Satu menit menunggu, akhirnya pintu rumah Viola terbuka, menampakkan seorang wanita paruh baya dengan lap tangan yang bertengger di bahunya. Ya, Asisten Rumah Tangga di rumah Viola.

"Eh? Aden? Aduh, si Aden tambah bagus wae. Nyari Non Viola, ya, Den?" tanya Bi Lela—ART rumah Viola.

Alvand tersenyum, lalu mengangguk sebagai jawaban.

"Ya sudah, silahkan masuk, Den. Biar Bibi panggilin dulu Non Viola-nya."

Alvand melangkahkan kakinya memasuki rumah megah milik Viola. Cowok itu melangkah menuju ruang tamu, dan mendudukkan dirinya di sana.

Seraya menunggu, Alvand memilih untuk memainkan ponselnya. Membuka aplikasi berlogo kamera, yap, Instagram. Baru saja ia membuka Instagram miliknya, kedua sudut bibirnya melengkung ke atas membentuk senyuman. Senyuman yang menjadi candu bagi siapapun yang melihatnya.

Alvand mengetuk duakali layar ponselnya, membuat angka yang berada di samping gambar love itu bertambah. Alvand men-screenshoot foto tersebut, memotongnya agar hanya terlihat fotonya saja. Lalu menyimpannya di galeri.

Foto Keyra, sahabat masa SMP-nya.

Alvand baru tersadar akan hal ini. Cowok itu seringkali menangkap layar gambar pada foto Keyra dan menyimpannya di galeri. Namun, ia tak pernah melakukan hal yang sama setiap melihat media sosial Viola. Padahal, Instagram milik Viola juga tak kalah sering lewat di berandanya. Tetapi, yang dilakukan cowok itu hanya menyukai postingannya saja.

"ALVAND!"

Pekikan seseorang membuat Alvand tersadar. Ia menoleh dan mendapati Viola yang tengah berlari menghampirinya seraya merentangkan tangannya.

"Gue kangen banget sama lo," ujar Viola di dalam dekapan Alvand.

Alvand tersenyum singkat mendengar pengakuan yang keluar dari bibir sahabatnya. Cowok itu mengelus lembut surai hitam milik Viola yang sudah lama tak dielusnya.

"Gue juga," balas Alvand.

Viola menguraikan pelukannya. Ia menatap Alvand dari ujung kepala hingga ujung kaki. Setelahnya gadis itu berdecak kagum.

"Alvand yang dulu bukanlah Alvand yang sekarang, dulu buluk sekarang ganteng," ungkap Viola.

Alvand tertawa kecil mendengarnya. Cowok itu mengacak rambut Viola gemas. "Lo gak berubah, masih suka bacot."

"Yeuu! Emang lo pikir, gue power rangers apa?" Viola memasang wajah cemberut yang sengaja dibuat-buat. "Oh iya, lo mau minum apa? Biar gue bikinin."

"Air putih aja."

"Oke, kopi dikasih es batu!"

Viola beranjak dari duduknya dan melangkahkan kakinya menuju dapur. Gadis itu sama sekali tak memedulikan tatapan aneh dari Alvand yang ditujukan untuk dirinya.

"Kalau gitu ngapain tadi lo nanya, Jubaedah?" gumam Alvand.

Ting!

Mendengar adanya notifikasi masuk dari ponselnya, Alvand merogoh saku celananya dan mengeluarkan benda pipih itu. Ia membuka layar kunci ponselnya, kemudian membuka aplikasi WhatsApp.

Kera Sayang
Online

Al, mau temenin gue gak nanti?

Alvand mengetikkan balasan untuk pesan Keyra. Setelah dirasa balasannya itu sudah pas, lantas ia mengirimkannya kepada gadis yang sudah menjadi sahabatnya selama lima tahun ini.

Ting!

Alvand membuka room chat milik Keyra begitu ia mendapatkan notifikasi masuk.

Ke mana?

1 Pesan belum dibaca.

Beli makan malem.

Nyokap lo gak masak? Kayra?

Mama pulang malem katanya. Kayra juga

Oh yaudah. Jangan keluar sendiri!

Iya-iya. Btw, lo belum balik?

Belum. Kenapa? Kangen lo sama gue?
Pasti lo gak sabar mau telponan sama gue kan

Dih, PD banget lo najis.

Alvand tertawa pelan melihat balasan yang dikirim oleh Keyra. Menggoda Keyra adalah salah satu hal yang sangat ia sukai. Wajah gadis itu saat kesal atau marah, terlihat sangat menggemaskan di mata Alvand. Itulah mengapa, jika Keyra kesal, bukannya berhenti menjahilinya, Alvand justru akan semakin gencar membuat gadis itu kesal. Dasar jahil.

"Kenapa lo ketawa-ketawa sendiri? Kesambet?" sahut Viola tiba-tiba.

Alvand terlonjak. Ia mendongak menatap Viola yang berdiri tepat di sampingnya dengan membawa nampan yang berisikan segelas kopi dengan es batu di dalamnya.

"Sejak kapan lo ada di samping gue?" tanya Alvand.

Viola menaikkan kedua alisnya, kemudian gadis itu mengendikkan bahunya. "Sejak lo ketawa-ketawa sama HP," jawabnya seraya meletakkan kopi dingin di atas meja.

"Dih, gue gak segila itu kali," protes Alvand.

"Ya, emang bener, kok. Gue lihatnya gitu."

"Gue gak bakal ketawa kalau gak ada yang bikin gue ketawa," sewot cowok itu tak terima.

Viola terkekeh. "Iya-iya. Eh, iya, Vand! Anterin gue, yuk!"

Alvand meletakkan gelas kopi dingin yang baru saja diseruputnya. Cowok itu lalu menatap Viola dengan kening berkerut.

"Ke mana?" tanyanya.

"Ke mall. Gue mau beli bahan-bahan kue. Soalnya abis semua."

"Lo mau bikin kue?" Satu kata yang mendeskripsikan pertanyaan Alvand ini, konyol. Memang apalagi jika bukan membuat kue? Sudah jelas tadi Viola mengatakan ingin membeli bahan-bahan kue, bukan? Dasar, Alvand.

"Gak. Gue mau bikin obat," balas Viola yang membuat Alvand mengernyit heran.

"Lah, terus ngapain beli bahan kue kalau lo mau bikin obat?" tanya Alvand tak mengerti.

Viola menghela napasnya sabar. Cewek itu mengelus dadanya supaya emosinya tidak meledak. Sejak kapan seorang Alvand menjadi sangat polos dan bego? Astaghfirullah. Minta diruqyah memang.

"Ya iyalah! Gue mau bikin kue, emang apalagi coba?" sarkas Viola.

"Tapi, tadi katanya mau—"

"Udah jangan banyak cincong, elah! Lama-lama emosi gue ngadepin lo, Vand. Sejak kapan lo jadi bego, sih?" semprot Viola.

Alvand tertawa melihat raut kesal yang terpampang jelas di wajah cantik Viola. Ternyata bukan hanya Keyra, membuat Viola kesal pun terasa menyenangkan baginya.

"Yaudah, ayo. Buru lo siap-siap," ucapnya dengan susah payah karena menahan tawa.

"Lo sengaja bikin gue kesel dengan pura-pura bego? Hah?!" sentak Viola dengan wajah kesalnya.

"Jadi gak? Mumpung belum waktunya makan malam, nih. Gue ada janji di waktu makan malam nanti soalnya."

"Yaelah, baru aja jam lima." Viola melirik jam tangan yang bertengger manis di pergelangan tangan kirinya. "Emang mau ada janji sama siapa, sih? Sama ketiga curut lo itu?"

"Sama Keyra."

Seketika wajah Viola berubah drastis. Gadis itu terdiam cukup lama setelah Alvand melontarkan jawabannya.

"Vi," panggil Alvand dengan menyentuh pundak Viola yang terdiam. "Jadi gak? Jarak rumah lo sama mall tuh lumayan jauh. Gue gak mau telat, gue gak mau bikin Keyra nunggu," lanjutnya.

"K-Keyra? Keyra siapa?"

Alvand mengerjapkan matanya kala ia mendengar pertanyaan Viola. "Duh! Kok bisa lupa, ya? Lo kan belum tau. Udah sana lo siap-siap dulu. Nanti gue kasih tau."

Viola mengangguk. Kemudian gadis itu melangkah menaiki anak tangga, memasuki kamarnya dan mengganti pakaiannya.

∆∆∆

"Kay, nanti kita mau langsung pulang atau nonton drakor dulu?"

"Langsung pulang ajalah, kita balik-balik pasti udah malem banget, deh."

Dua orang yang sedang beradu pendapat itu tak mengganggu Kayra sama sekali.

Ledisha Maheswari dan Achakyla Raveena. Kedua sahabat Kayra itu memang suka sekali membuat keributan setiap kali bertemu. Membuat Kayra pusing dibuatnya. Keduanya sama-sama mempunyai sifat yang tidak mudah mengalah. Itulah mengapa sangat susah jika mereka dilerai.

Kebanyakan orang jika dilerai akan berakhir dengan permintaan maaf, namun Ledis dan Acha berbeda. Jika keduanya dilerai, mereka justru akan saling menyalahkan dan tidak ada yang mau mengalah, setelah itu akan berakhir dengan saling menatap dengan tatapan sinis.

Jika sudah seperti itu, mau tak mau Kayra-lah yang harus turun tangan dengan membagi kesalahan mereka secara adil. Supaya tidak berkepanjangan.

"Pulang aja. Keyra sendirian di rumah soalnya," jawab Kayra.

"Kan ada nyokap lo."

"Nyokap gue lembur hari ini, Dis. Nonton drakornya, 'kan, bisa besok. Lagian, kalau gue pulang terlalu malem, bisa-bisa gue dimarahin Galen besok."

"Gak bakal dimarahin kalau gak ada yang ngadu," hardik Ledis.

Acha menatap Ledis dengan tatapan meremehkan. "Yah! Ketinggalan zaman lo! Lo gak tau aja kalau Galen pasang alat yang bisa tahu keberadaan Kayra di HP-nya."

Ledis memelototkan matanya tak percaya. "Serius, Kay?"

Kayra mengangguk membenarkan. "Iya."

"Anjir! Sama aja kayak penguntit itu namanya! Putusin aja, Kay!" suruh Ledis antusias.

"Lo kenapa, sih, suka banget nyuruh Kayra putus? Lo suka, ya, sama Galen?" tuding Acha dengan jari telunjuknya.

"Heh! Demi Allah, gue gak ada rasa apapun ke Galen, Kay! Si Acha maricha hei-hei emang sukanya ngarang dia. Gak usah diurusin."

"Kalau gak suka ngapain lo nyuruh Kayra putus mulu?"

"Bukan berarti gue suka sama Galen, Acha! Itu habisnya si Galen nyeremin, mirip penguntit." Ledis bergidik ngeri.

"Halah! Bilang aja lo—"

"STOP!" potong Kayra, sukses menghentikan perdebatan keduanya.

"Ini bukan saatnya ribut, oke? Sekarang kalian lihat mereka berdua." Kayra menunjuk dua orang berbeda jenis kelamin dengan dagunya.

"Itu ... bukannya, Alvand?" lirih Acha dengan matanya yang menyipit.

"Iya, itu Alvand! Tapi, dia sama siapa, Kay?" tanya Ledis.

Kayra mengendikkan bahunya tak mengerti.

"Apa cewek itu pacarnya Alvand?"

Kayra dan Ledis menoleh cepat ke arah Acha. Sedangkan yang ditatap hanya mengerjapkan matanya.

"Apa?" tanyanya bingung.

"Apa lo bilang? Pacarnya?" ulang Ledis.

"Ya ... 'kan, gue bilang, 'mungkin'."

Kayra kembali menatap Alvand dan perempuan yang tak ia ketahui identitasnya itu. Cewek itu mengeluarkan ponselnya, kemudian  mengambil foto Alvand dan perempuan itu.

"Mau lo apain?" tanya Ledis heran.

"Mau gue kirim ke Keyra," jawab Kayra seadanya.

"Emangnya, Keyra bakal peduli?"

Acha menabok pundak Ledis dengan sedikit kencang. "Lo gimana, sih? Ya, pasti Keyra peduli! Ini, 'kan, Alvand! Sahabatnya."

Ledis mengelus pundak yang tadi ditabok oleh Acha. Cewek itu kalau nabok memang tidak tanggung-tanggung.

"Ya, tapi, 'kan, mereka cuma sebatas sahabat. Gak lebih," bantah Ledis. "Lagipula, Keyra sendiri, 'kan, yang bilang kalau dia gak ada rasa apa-apa ke Alvand?"

"Terus, lo percaya?" sela Kayra seraya menatap Ledis.

Acha mengangguk. "Lo percaya sama omongan mereka?" tanyanya pada Ledis.

Ledis mengangguk tanpa ragu. "Iya, gue percaya. Emangnya kalian gak percaya?"

"Enggak," jawab Kayra dan Acha serempak.

Ledis mengernyitkan dahinya tak mengerti. "Kok?"

"Udah, lah! Percuma ngomong sama orang yang gak berpengalaman dalam hal percintaan. Gak bakal ngerti," ledek Acha.

"Eh, si gorila!"

∆∆∆

Ting!

Keyra menoleh menatap ponselnya yang baru saja berbunyi. Ia meletakkan buku novel yang tengah dibacanya itu, kemudian meraih ponsel miliknya.

Keyra mengernyit kala melihat pesan yang dikirim kakak kembarnya untuknya. Keyra membuka room chat Kayra. Kayra mengirimkan sebuah foto dengan keterangan 'Yakin gak cemburu?' yang tertera di bawah foto tersebut.

Cemburu apaan, sih, nih anak? Palingan juga pamer kemesraan sama Galen. Gak cemburu gue! batinnya kesal.

"Eh, tapi, penasaran juga. Siapa tau bukan Galen, 'kan?" gumannya.

Keyra mengunduh foto yang dikirim Kayra untuknya. Dan, betapa terkejutnya ia, melihat Alvand bersama seorang gadis cantik sedang berbelanja. Sudah persis seperti pasangan suami istri!

"Babi! Siapa ini, bego?!" maki Keyra.

Eh, wait.

"Yaudah, gue balik. Ada urusan sama Viola."

"Oh ... atau cewek ini kali, ya? Yang namanya Viola?" Keyra berpikir sejenak. Gadis itu menganggukan kepalanya yakin. "Pasti ini!"

Hingga 30 detik ia mengawasi foto yang dikirim oleh Kayra, tiba-tiba Keyra tersadar akan sesuatu. Ia mengerjap dan melempar ponselnya ke tengah ranjang.

"Kenapa juga gue harus peduli? Mau dia Viola, kek, mau Daonah sekalipun. Bodoamat!"

Keyra meraih kembali ponsel yang tadi ia lemparkan. Dan, mengetikkan balasan untuk Kayra.

Kayra Gwen B.
last seen today at 17.50

Gak, tuh. Gue mah bodoamat.

∆∆∆

Alvand membantu Viola turun dari motornya. Cowok itu kemudian membawakan bahan-bahan kue yang tadi dibelinya bersama Viola.

"Papa?"

Ucapan Viola berhasil membuat Alvand mendongak. Dan benar saja, di sana ada Geontara—Papa Viola—yang sedang berjalan menghampiri keduanya.

"Anak Papa darimana saja? Papa cariin kamu ke mana-mana, ternyata pergi sama Alvand." Geoontara mengelus surai hitam kecokelatan milik putrinya.

"Om." Alvand mengulurkan tangannya yang langsung dibalas oleh Geontaro.

"Aku tadi ke mall, Pa. Beli bahan-bahan kue. Aku mau bikin kue, udah lama gak bikin kue," jelas Viola.

Geontara tersenyum hangat. "Padahal tadi bisa saja kamu meminta Bi Lela buat beliin."

"Gak apa-apa, Pa. Yaudah, kalau gitu, Vio ke dalam dulu, mau naruh bahan-bahannya," pamitnya.

Geontara mengangguk menanggapi putrinya.

"Ayo, Vand!" ajak Viola antusias.

"Alvand, tunggu."

Alvand menghentikan langkahnya ketika suara Geontara menginterupsi. Cowok itu berbalik menghadap Ayah dari sahabatnya itu.

"Kamu ingat, 'kan? Apa yang saya katakan beberapa hari lalu?"

Alvand terdiam mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut Geontara.

"Alvand?" panggil Geontara yang membuat Alvand tersadar dari lamunannya. "Kenapa diam saja? Kamu ingat, 'kan?"

Alvand tersenyum kaku. "Ingat, Om. Tapi, saya mohon, Om Ge memaklumi saya. Karena ini keputusan yang sulit untuk saya, Om."

"Om tau. Om hanya berharap bahwa kamu akan menerimanya. Pertimbangkan dengan baik, ya, Alvand."

Alvand mengangguk. "Baik, Om."

"Ya sudah, silahkan kamu masuk. Viola pasti sudah menunggu."

Alvand mengangguk lagi. Cowok itu sedikit membungkukkan badannya dan segera beranjak dari sana dengan perasaan campur aduk.

Kenapa harus gue?

∆∆∆ TBC ∆∆∆

Yeay! Udah up 3 part! Semoga niatku bisa bertahan hingga akhir. Aamiin😭

By the way, thank you so much yang udah mau baca, vote dan komen cerita ini, ya! Terus dukung aku sampe akhir dan semoga ceritanya menyenangkan😙 dan, mohon maaf kalau membosankan:(

Ily, guys!💜

Oiya, jangan lupa follow ig @cherryyaurellia, yak!💜

Continue Reading

You'll Also Like

2.5M 256K 61
Gimana jadinya lulusan santri transmigrasi ke tubuh antagonis yang terobsesi pada protagonis wanita?
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

5.1M 289K 33
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
2.4M 132K 62
"Walaupun ูˆูŽุงูŽุฎู’ุจูŽุฑููˆุง ุจูุงุณู’ู†ูŽูŠู’ู†ู ุงูŽูˆู’ุจูุงูŽูƒู’ุซูŽุฑูŽ ุนูŽู†ู’ ูˆูŽุงุญูุฏู Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
8.9M 950K 65
[SUDAH TERBIT] Tersedia di Gramedia dan TBO + part lengkap Apakah kalian pernah menemukan seorang pemuda laki-laki yang rela membakar jari-jari tanga...