ALDEN

By bxrnadette

440K 20.7K 823

Alden Joshua Gracio. The Leader of Dankevoort โ€’Geng yang dinyatakan sebagai geng paling berbahaya dan paling... More

Cast
Prolog
Dankevoortโ˜ 
#1 โ€’ Aretha Nathania Elaine
#2 โ€’ Pertemuan Pertama
#3 โ€’ Pusat Perhatian
#4 โ€’ Kasus
#5 โ€’ UKS
#6 โ€’ Alden Gila!
#7 โ€’ Rumah Aretha
#8 โ€’ Pertemuan Kembali
#9 โ€’ Mulai Tertarik?
#11 โ€’ Balapan
#12 โ€’ Kejadian Tidak Terduga
#13 โ€’ Kemarahan Alden
#14 โ€’ Kejahilan Alden
#15 โ€’ Malu
#16 โ€’ Care
#17 โ€’ Terror
#18 โ€’ Kotak Hadiah
#19 โ€’ Perlakuan Manis
#20 โ€’ Pembullyan
#21 โ€’ I'm Sorry
#22 โ€’ Ketakutan Alden
#23 โ€’ Late Night Talk
#24 โ€’ Pasar Malam
#25 โ€’ Back to School!
#26 โ€• Salah Paham
#27 โ€’ Bandung
#28 โ€’ Surprise!

#10 โ€’ Kembali Menjadi Pusat Perhatian

12.3K 579 16
By bxrnadette

Hi Peeps!!🥰 welcomeeeee!!

Update hari ini karena request'an seseorang yang hari ini dikasih tau kalau dia jadi "Best Trainee" huehue congrats gurllll, nih hadiahnyaaaa♡ ('・ᴗ・ ' )

Aku berterimakasih banget buat kalian yang masih baca Alden sampai sekarang, kalau aku minta vote + comment juga gapapa kan guys?? hehe😋 thankyooouu sooo muchhh!

Cerita ini cerita pertama aku yang sebenarnya udah aku buat dari 3 tahun yang lalu.
Jadi, kalau ada kesamaan nama, karakter, visualisasi, alur, nama tempat, dsb dengan cerita lain, maaaafff!🤗

Kalau ada typo, tolong tandain lewat comment yaaaa biar aku bisa langsung revisiii.

Selamat membaca!!😆

♚☠♛

"L-Lo ngapain s-sih Kak?" 

♚☠♛

Aretha takut sekarang, takut Alden bertindak macam-macam pada dirinya. Aretha dapat mencium wangi maskulin yang keluar dari tubuh pria itu, saking dekatnya posisi mereka sekarang.

Alden mengalihkan wajahnya, bertatapan dengan wajah Aretha.

"Kak! Ja-jangan macem-macem ih! G-gue bisa teriak sekarang juga nih!" ancam Aretha sembari tergugup.

Tangan Alden meraih sesuatu di samping tubuh gadis itu, seat belt. Menariknya dan memasangkan seat belt itu lalu kembali pada posisinya semula, memasang kembali seat belt pada tubuhnya.

"Gue cuman mau masangin seat belt. Lo nya aja mikir macem-macem."

Aretha yang melihat itu, hanya melongo, kaget bercampur malu. Ia kira Alden akan melakukan hal-hal yang tadi sudah memenuhi bayangannya. Ia langsung menutup wajahnya dengan kedua tangannya, pasti wajahnya sudah memerah sekarang.

Alden melihat gadis di sampingnya sedang menutupi wajah cantiknya dengan kedua tangannya hanya tersenyum, lalu menyentil kening gadis itu pelan, "Makanya, otak tuh jangan isinya mesum semua."

"DIH?! ENGGAK YA!!" Aretha sudah memukul lengan Alden, menatap pria itu dengan wajahnya yang memerah, lalu melipat kedua tangannya di depan dada, kesal pagi-pagi sudah dijahili oleh pria di sampingnya ini. Membuat Alden semakin melebarkan senyumannya. Sepertinya mulai sekarang, menjahili Aretha akan menjadi salah satu hobinya. 

Alden mulai menjalankan mobilnya meninggalkan kawasan rumah Aretha. Ia melirik jam di ponselnya, masih menunjukkan pukul tujuh lewat lima. 

"Udah sarapan lo?" 

"Udah." jawab Aretha singkat karena malas dengan tingkah Alden tadi.

"Jutek amat. Temenin gue sarapan dulu."

Aretha tidak membalas perkataan Alden melainkan gadis itu fokus ke pipi Alden.

Secara tidak sadar tangannya sudah bergerak memegang lebam yang menjadi fokusnya tadi, "Ini kenapa Kak?" 

Alden yang merasakan tangan gadis itu memegang pipinya langsung terdiam seketika, ia cukup kaget dengan sentuhan lembut yang berada di pipinya sekarang, "Ada lah kemarin." balas Alden singkat. Dapat terlihat, Alden sedikit gugup karena sentuhan yang diberikan oleh Aretha.

Aretha menggaruk pelipisnya pelan, "Kemarin malam pas kita belajar bareng kayaknya gak ada itu lebam deh? Apa gue gak lihat ya?" ia cukup bingung karena kemarin malam wajah tampan Alden itu masih mulus, tidak ada luka apa pun.

"Pas gue balik dari rumah lo." yang hanya dibalas oleh anggukan Aretha.

Alden sudah memakirkan mobilnya di pinggir jalan, di depan sana sudah ada gerobak bubur ayam kesukaannya, "Lo mau makan lagi gak?" Alden sudah melepaskan seat beltnya dan mengambil dompet dari ranselnya.

Aretha tidak menjawab pertanyaan Alden tetapi masih berfokus dengan lebam di pipi pria itu, "Sakit gak?" Aretha dan pertanyaan polosnya.

Lalu Aretha dengan sengaja menekan lebam di pipi Alden dengan keras, membuat Alden sedikit meringis "Ssshh-," 

Alden sudah menatap gadis di sebelahnya tajam yang hanya dibalas dengan senyuman jahil Aretha. Rasa nyeri sudah dirasakan Alden pada bagian pipinya.

"Rasain! Iseng sih lo sama gue!" Aretha sudah menjulurkan lidahnya, meledek Alden.

Alden langsung menarik kedua tangan Aretha, menahannya dengan satu tangannya, sedangkan tangan satunya sudah mengukung tubuh Aretha, membuat posisi gadis itu terpojok.

Alden sudah mendekatkan wajahnya, "Berani lo ya?"

Aretha menelan ludahnya, posisi wajah mereka sekarang hanya sejengkal. Aretha dapat melihat wajah Alden dengan sangat amat jelas sekarang, karena memang sedekat itu. Sepertinya salah menjahili seorang Alden.

"K-kan g-gue be-canda aja Kak..." Aretha mulai menciut, tubuhnya semakin merosot.

"Lo pikir lucu?!" nada mengintimidasi Alden keluar, membuat Aretha semakin takut.

"Y-ya ma-maaf, beneran gue becanda aja Kak!" kedua mata gadis itu tidak berani menatap Alden, takut. Sepertinya ia sudah membuat Alden marah.

Alden sudah melepaskan pegangan tangannya pada Aretha, lalu kembali ke tempatnya, "Gara-gara lo!" Alden sudah melirik tajam Aretha, "Gue jadi malas makan!" 

Perkataan Alden tadi berhasil membuat gadis itu merasa bersalah, separah itu kah kelakuannya tadi sampai-sampai Alden murka seperti ini?

"Gue minta maaf Kak." Aretha sudah menunduk, merasa bersalah sudah merusak mood Alden pagi ini. Tidak ada balasan dari Alden.

Tiba-tiba ia merasakan cubitan di pipinya pelan, membuatnya mengangkat kembali kepalanya menatap pria di depannya tadi, dan yang ia lihat sekarang Alden yang sudah tersenyum jahil ke arahnya.

"Ya udah gue juga cuma becanda." Alden menjulurkan lidahnya, balik meledek Aretha. Lalu keluar dari mobil, berjalan mendekati gerobak bubur ayam kesukaannya itu.

Aretha hanya melongo kaget, 'apa-apaan?' pikirnya.

"IH GILA YA TUH ORANG?!"

"BISA-BISANYA LOH?!"

"AKTINGNYA JAGO BANGET EMANG YA...." Aretha sudah speechless dengan tingkah Alden tadi. Padahal tampangnya memang benar-benar sedang marah, tapi tadi pria itu berkata becanda juga? Wow.

Aretha sudah memandang Alden dengan tatapan kesal dari dalam mobil. Sumpah serapah sudah ia ucapkan sedari tadi karena kelakuan pria itu.

"Gila tuh orang mana ada pendiem-pendiemnya?! Iseng banget iya!" Aretha sudah melipat kedua tangannya di depan dada.

"Ketua geng motor paling berbahaya, Alden Joshua Gracio, tapi apaan?! Gak ada bengis-bengisnya!" 

Aretha masih bertahan dengan ocehan-ocehannya mengenai Alden sampai pria itu datang dengan dua mangkuk bubur di tangannya memasuki mobil yang hanya dibalas dengan tatapan kesal dari Aretha.

"Udah gak usah ngambek, makan dulu nih." Alden sudah ingin memberikan mangkuk itu ke pangkuan Aretha tetapi gadis itu malah memutar posisinya menyamping ke arah pintu.

"Gue gak mau." ucap Aretha.

"Ya udah gue aja yang makan." Alden menaruh satu mangkuk bubur di dashboard mobil dan langsung memakan bubur yang sudah berada di tangannya itu, tidak peduli dengan Aretha yang masih marah dengannya.

'IH NGESELIN BANGET?! PADAHAL DIA YANG SALAH LOH?' Aretha sudah marah-marah, tentunya marah-marah dalam hati.

"Yakin lo gak mau? Enak nih." Alden masih menikmati bubur di tangannya itu, membuat Aretha sedikit menoleh menatap pria yang masih asik memakan buburnya.

Tapi, gengsinya memang besar, "Gak!" ia masih bersikukuh untuk menolak bubur tersebut walaupun wangi yang keluar dari bubur itu berhasil menggodanya.

"Ya udah gue habisin ya? Jangan nyesel." Alden masih sibuk menyendokkan bubur ke mulutnya.

"Abisin aja, gue gak ma-," ucapan Aretha terpotong oleh suapan bubur yang diberikan oleh Alden.

"KAK ALDEN!" Aretha sudah menatap tajam Alden dengan pipinya yang sudah sibuk mengunyah bubur yang baru saja masuk ke mulutnya.

"Enak kan?" 

'Enak sih.' ucap Aretha dalam hati.

"Jadi mau makan gak? Kalau gak mau ya udah gue yang makan." Alden sudah bersiap memakan semangkuk bubur yang harusnya untuk Aretha.

Aretha langsung merebut mangkuk yang dipegang Alden tadi dan memakannya.

"Bilangnya gak mau tapi di makan juga." Alden sudah menahan senyumannya.

"Dari pada lo yang makan, ntar perut lo jadi buncit gak jadi idaman satu sekolah lagi. Mau lo?" Alden hanya tertawa mendengar balasan Aretha.

"Bagus lah? Biar gue jadi idaman lo aja." ucap Alden santai, Aretha sudah mendelik mendengar perkataan Alden barusan.

"Dih? Malas banget." 

Alden yang mendengar jawaban Aretha hanya tersenyum, tidak merasa tersinggung dengan penolakan secara tidak langsung dari Aretha.

"Kak Alden."

"Hm?" Alden masih berfokus dengan ponsel di tangannya.

"Lo sama Archer dulu suka balapan?" Aretha masih sibuk menyendokkan bubur ke mulutnya sembari menatap Alden.

Alden meletakkan ponselnya pada dashboard, menyampingkan tubuhnya menghadap Aretha.

"Iya."

"Balapan apa?" Aretha mulai ingin tahu lebih mengenai hubungan Alden dan kakak satu-satunya itu, Archer.

"Motor." Alden masih menatap Aretha, intens. Memperhatikan bagaimana kedua pipi itu sudah di penuhi dengan bubur.

"Seru gak?" 

"Seru."

"Lo kalau balapan gue mau lihat dong!" ucap Aretha antusias.

Alden sudah mengerutkan kedua alisnya, bingung dengan perkataan Aretha tadi.

"Emang lo dibolehin?"

"Ya gue keluar diem-diem aja." Aretha sudah mengeluarkan cengirannya.

"Gue kalau balapan tengah malam Reth." 

"Ya gapapa." 

"Lo izin dulu sama orang tua lo sana." 

"Ah izin mah udah pasti gak dibolehin." Aretha sudah mengerucutkan bibirnya, izin orang tuanya akan sia-sia, pasti tidak diizinkan. 

"Kalau gak dapet izin, gue gak mau." 

"Pelit lo!" 

Alden tidak menggubris perkataan Aretha, ia mengambil mangkuk bubur yang sudah kosong itu dan keluar mengembalikannya. 

Sedangkan Aretha? Sudah melipat kedua tangannya di depan dada dengan berbagai ocehan yang keluar. 

'Lihat aja! Gue bisa nanya yang lain nanti!' dengus Aretha.

♚☠♛

Alden dan Aretha tidak ada hentinya membuat seantero SMA Dirgantara heboh. Pagi ini, mereka semua dikejutkan dengan Aretha yang terlihat keluar dari mobil Alden yang disusul dengan kehadiran si pemilik mobil.

Sebenarnya Aretha tidak berniat membuat satu SMA Dirgantara heboh, tadi ia sudah meminta Alden untuk memberhentikannya di persimpangan jalan tetapi pria itu malah semakin melajukan mobilnya sampai parkiran Dirgantara. 

Tentunya hal tersebut dihadiahi oleh pukulan Aretha pada lengan Alden, "ISH LO MAH NGESELIN!" yang hanya dibalas dengan ringisan pelan dari Alden. Si gadis bar-bar.

Ketika memasuki kelas, Aretha sudah menjadi pusat perhatian. Ketiga temannya pun sudah memandangnya tajam seolah meminta penjelasan atas kejadian yang berhasil membuat seluruh murid heboh.

"Lo!" Aileen menunjuk Aretha, "Kenapa bisa bareng Kak Alden?!"

Aileen, Lila, dan Clara sudah berdiri mengelilingi meja Aretha, sedangkan Aretha? Hanya menenggelamkan wajahnya pada lipatan tangannya. 

"Gak tau ah, tanya kakak kelas gila lo itu." ucap Aretha, malas menanggapinya.

"Lah? Jangan-jangan udah jadian lo ya sama Kak Alden?" tuduh Lila yang dibalas dengan pukulan di kepalanya pelan, tentunya berasal dari Aretha.

"Kalau ngomong, jangan macem-macem deh!"

"Oh berarti lagi proses pendekatan lo ya Reth?" Aretha sudah memandang Clara tajam.

"Eh becanda Reth!" Clara langsung memberikan tanda peace.

"Panjang deh ceritanya, malas ah bahasnya!" Aretha kembali menenggelamkan wajahnya pada lipatan tangannya.

"MANA YANG NAMANYA ARETHA?!" seketika satu kelas sepuluh IPS 3 menjadi hening setelah terdengar teriakan seorang perempuan dari depan kelas mereka.

Aretha yang merasa namanya dipanggil pun hanya mengangkat kepalanya, melihat siapa yang memanggilnya tadi, "Gue. Kenapa?" ucap gadis itu datar. Jujur, dia sudah kesal dengan kelakuan Alden tadi, dan apa lagi ini sekarang?

"Oh lo Aretha..." gadis itu sudah berjalan mendekati meja Aretha.

"Ada apa?" tanya Aretha lagi.

Ketika gadis itu sudah berada di depan meja Aretha, ia mendekatkan tubuhnya ke Aretha, "Gue peringatin lo!" gadis itu sudah menunjuk wajah Aretha, "Jangan dekat-dekat sama Alden!"

Aretha menepis jari gadis yang tidak ia kenal sama sekali itu dan berkata, "Lo siapa ngelarang-ngelarang gue?"

Gadis di depannya sudah mengepalkan kedua tangannya erat, emosi, "Berani ngelawan lo? Lo gak perlu tau gue siapa!"

Aretha hanya menatapnya malas, "Mau gue dekat sama dia atau enggak, itu bukan urusan lo."

Gadis itu menarik kerah seragam Aretha, membuat seisi kelas sudah heboh, bahkan di luar kelas sudah ramai dengan murid-murid kelas sepuluh hingga dua belas, "Gue kasih tau lo baik-baik ya, ini terakhir kali gue peringatin lo buat jauh-jauh dari Alden, sekali lagi gue lihat lo dekat-dekat sama dia, habis lo sama gue! Dasar jalang!" 

Aretha yang mendengar perkataan gadis tadi pun mulai naik pitam, ia menarik tangan gadis yang tidak ia kenal sama sekali itu dan mengenggamnya dengan cukup kencang, membuat gadis itu memekik kesakitan, "Apa tadi lo bilang? Jalang?" Aretha memandang gadis di hadapannya dari atas ke bawah, lalu melanjutkan, "Sebelum lo ngatain orang, better lo ngaca dulu!" Aretha melepaskan tangannya dari tangan gadis itu membuatnya mundur beberapa langkah dari meja Aretha, memandang Aretha dengan tajam.

Seisi kelas sudah heboh, baru pertama kali melihat Aretha yang seperti itu. Aileen dan Lila hanya memandang mereka santai, sudah biasa melihat Aretha seperti itu. Sedangkan Clara? Ia sudah melongo kaget, ternyata Aretha memang benar-benar bar-bar

"Andin!" seorang gadis sudah berlari mendekati mereka, 'Oh jadi namanya Andin.' ucap Aretha dalam hati.

"Lo anak baru! Lihat aja lo ya, gue bakal balas perbuatan lo tadi!" gadis yang bernama Andin dan temannya itu sudah berjalan keluar dari kelas Aretha dengan muka memerah menahan malu.

Seisi kelas Aretha langsung bersorak dan bertepuk tangan, Aretha hanya mendengus kesal. Harinya sudah dirusak oleh dua orang yang tidak bertanggung jawab. 

♚☠♛

Andin dan temannya berjalan menuju halaman belakang sekolah, ia sudah cukup kesal dipermalukan oleh adik kelasnya tadi, Aretha.

Ia pun duduk di bawah pohon dan mengeluarkan sepuntung rokok, menyalakannya, lalu menghisapnya.

"Gita." panggil Andin pada temannya itu.

"Kenapa Din? Lo diapain sama tuh anak baru?" 

"Gue harus bales dendam sama tuh jalang! Berani-beraninya permaluin gue di depan anak-anak dan cari perhatian sama Alden?! Biar gue kasih tau siapa Andin Antelova yang sebenarnya!"

'Alden cuma punya gue!'

Andin sudah mengeluarkan seringainya, sepertinya sekarang ia punya mainan baru?

♚☠♛

Kira-kira apa yang bakal dilakuin Andin yaaaa???
Let's seeeeee😜

See u on the next chapteeeerrrr!!🤗

*psstt jangan lupa vote+commentnyaaa!🥰

**all photos from Pinterest/Instagram/Twitter

Continue Reading

You'll Also Like

329K 23.2K 32
Adhitama Malik Pasya pernah menikah dengan gadis belia. Satu bulan pernikahan, lelaki itu terpaksa bercerai dari istrinya. Tujuh tahun berlalu, ia t...
1.4M 91.9K 43
โ€ข Obsession series โ€ข [ SELAMAT MEMBACA ] Romeo akan menghalalkan segala cara demi mendapati Evelyn, termasuk memanfaatkan kemiskinan dan keluguan gad...
1.3M 19.3K 38
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
420K 17.2K 34
Siapa yang punya pacar? Kalau mereka selingkuh, kamu bakal ngapain? Kalau Pipie sih, rebut papanya! Pearly Aurora yang kerap disapa Pie atau Lily in...