DENGAN

By eldein

240K 31.7K 4.1K

[[[SELESAI]]] Tentang, Aku, Kamu, & Dia yang rumit karena kebetulan, kebetulan yang menyakiti aku, kamu, dan... More

0. Joana & Kegabutannya
0,1. say hello please,
1. Nothing Special
2. We, Him, and Her
3. He and The Past
4. Pemegang Rahasia Sejati
5. Versi Luar Biasa
6. Lonely
7. Rapuh
8. Hate
9. Make Peace
10. Not Too Much
11. Permintaan Gila
12. Deal Or No Deal
13. Rumit
14. Again
15. Bestfriend and Promise
16. She's Her's
17. Night Talk
18. Between
19. Malaikat Pelindung
20. Precious One
21. We and Them
22. Missed Call
23. Pelukan Pertama
24. Nyaman itu Jebakan
25. Kantin Fakultas
26. Not me, But her
27. Camera
28. Bus
29. Camping and You
30. Rumah dan Pelukan
31. Rival & Bestfriend
32. Night Ride
33. Feel Surprised
34. Truth, Dare, and Drink
35. Sorry Not Sorry
36. Confess
37. Medicine
38. Jealousy
39. Brotherhood
40. Unexpected Day
41. Egois
42. I'm Sorry
43. Birthday Dinner
44. Kiss You, Good Bye
45. Make a Wish
46. Crying together
47. The truth
49. Promise and Together
50. Infinity
51. Days Without You
52. If
53. Heartbreak
54. Menyerah
55. Taksa butuh Joana
56. Persimpangan Jalan
57. Always and Forever
58. Taksa Selalu Bareng Kita
59. Pantai dan Taksa
60. Wisuda dan Pulang
Final : Hadiah dari Taksa
Dari Penulis,

48. Home

2.4K 389 45
By eldein

Taksa terduduk di rooftop rumah sakit sesaat setelah Joana yang beberapa jam lalu meluruskan kesalah-pahaman yang ia ciptakan di otaknya sendiri. Taksa merasa hidupnya beberapa tahun ini terlalu dramatis, hidupnya ternyata tidak sesulit itu tetapi pikirannya sendiri lah yang membuat hidupnya sulit. Bahkan Taksa terlibat narkoba karena ia pikir dirinya lah yang paling tersiksa di dunia. Taksa selalu merasa dirinya adalah manusia yang paling menyedihkan padahal sebenarnya dirinya sendiri lah yang membuat hidupnya menyedihkan.

Apa yang sebenarnya Taksa lakukan selama ini? Tuhan sudah dari dulu ingin membahagiakannya tetapi kenapa Taksa seakan buta akan kebahagiaan itu? Kenapa dia tidak menyadari keluarganya bahkan lebih indah daripada keluarga orang lain? Kenapa Taksa begitu keras kepala? Akibat lukanya ia seakan membutakan diri melihat orang yang begitu sayang padanya dan ia bahkan melukai orang-orang yang menyayanginya akibat ke-egoisannya.

Kenapa Taksa begitu terlambat menyadari semua itu? Sekarang Taksa harus bagaimana? Taksa sudah terlanjur merusak hidupnya. Taksa sudah merusak keluarganya bertahun-tahun. Taksa sudah menghancurkan rumahnya. Taksa adalah penjahat di keluarganya sendiri. Apa yang harus Taksa lakukan? Apakah Taksa sudah sangat terlambat untuk memeluk keluarganya? Apakah keluarganya masih menganggap dia keluarga?

Penyesalan-penyesalan berdatangan di pikiran Taksa, tetapi dirinya hanya menatap lurus dan kosong, ia bahkan tidak bisa menangis karena sepertinya kesalahan Taksa terlalu terlambat untuk ditangisi.

Selang beberapa menit Taksa menegakkan kepalanya, menemukan sepasang mata teduh Joana yang sedari tadi berdiri melihatnya,

"It's okay, Taksa. Kamu cuma perlu mengakui kamu salah dan minta maaf. Dan aku yakin semuanya bakal baik-baik saja." Joana berbicara dengan nada yang menenangkan.

"Aku udah keterlaluan, Jo.. Aku bahkan gak bisa maafin diri aku sendiri, gimana bisa orang lain maafin aku?"

Joana ikut mendudukan dirinya, ia memegang lengan Taksa yang bertumpu lutut, "Itu bukan orang lain, Sa. Mereka adalah keluarga kamu. Keluarga yang bahkan disaat kamu gak bisa maafin diri kamu sendiri mereka masih memeluk kamu dengan erat."

"Tapi Jo.."

"Sa.." Joana menangkup pipi kanan Taksa dengan satu tangannya, "Beberapa hari lagi kamu bakalan ninggalin semua yang ada disini, waktu kamu gak banyak. Dan sekarang udah saatnya kamu nge-keep orang yang kamu sayang untuk selalu nunggu kamu dalam keadaan apapun, udah harusnya kamu pulang ke rumah di saat kamu selesai dari perjalanan kamu yang sangat jauh. Kamu memiliki kesempatan untuk itu, masa kamu sia-siain?"

Taksa berkaca-kaca, "Aku gak tau caranya, Jo. Aku bingung mulainya darimana, ini terlalu tiba-tiba dan seakan-seakan beribu penyesalan menerjang aku. Aku gak sanggup, Jo."

"Aku kan udah bilang, kamu cuma perlu minta maaf, Sa. Maaf itu kata ajaib dan keajaiban itu selalu ada."

Taksa menatap Joana lekat, lalu mengenggam tangan Joana, "Tolong selalu temenin aku ya, Jo?"

Joana mengangguk dan tersenyum tipis, "Selalu."

Taksa akhirnya berdiri di ikuti oleh Joana, "Semua akan baik-baik aja kan, Jo?"

"Iya Taksa, semua akan baik-baik saja." Joana mengaitkan tangannya ke tangan Taksa, "Ke bawah, yuk? Keluarga kamu pasti nunggu permintaan maaf kamu."

Taksa tersenyum, lalu kepalanya mengangguk, setelah itu membiarkan Joana menariknya menuju keluarganya.

***

"Dokter, Hema gimana, dok?" Tanya Shareef saat dokter baru saja keluar dari Ugd.

"Anak Bapak tidak apa-apa, tidak ada luka dalam sama sekali, ia hanya shock dan ada beberapa luka jahitan, Hema lagi masa pemulihan. Mungkin beberapa saat lagi akan sadar dan Hema juga sudah di pindahkan keruangan rawat."

Shareef mengangguk, dan mengucap syukur tak henti, ia pun bergegas keruangan Hema bersama istirnya.

Sonya memegangi tangan Hema, sesekali air matanya jatuh melihat anaknya yang biasanya ceria itu tertidur lemah sejak dokter meninggalkan ruangannya, padahal sebelum dokter beranjak tadi, lelaki paruh baya itu sudah bilang kalau Hema akan segera sadar tetapi anaknya itu seakan enggan membuka matanya.

"Sonya, kamu minum dulu, dari tadi kamu menangis terus, nanti kamu dehidrasi." Shareef memberikan air mineral ke istrinya.

"Mas, dokter bilang Hema bakalan sadar secepatnya, tapi kenapa sampe sekarang Hema belum sadar, mas?" Sonya masih menatap anaknya itu.

Shareef menghela nafas, lalu mengelus pundak istrinya, "Hema pasti akan sadar. Dokter juga bilang Hema baik-baik aja, kan? Gak ada luka yang serius dari Hema, kamu jangan khawatir, semua baik-baik aja."

"Gimana aku gak khawatir, mas? Hema masih belum sadar seperti ini gimana aku bisa gak khawatir?!" Tangisan Sonya kembali.

"Paling enggak kamu minum air, Sonya."

"Mas-"

"Aku gak mau kehilangan orang yang aku cinta lagi, Sonya. Udah cukup. Tolong kesehatan kamu juga di jaga. Kalau kamu kayak gini, Hema akan kehilangan mamanya seperti Taksa kehilangan mamanya. Tolong. Kali ini turuti perintah suami kamu. Aku gak ingin lagi kehilangan siapapun di hidupku." Shareef berkata dengan nada bergetar.

Sonya terdiam, lalu, menatap suaminya dengan perasaan bersalah, "Mas, maafin aku.."

"Tidak apa-apa," Shareef mengelus rambut Sonya, "Minumlah."

Sonya mengangguk, lalu meneguk air yang diberikan oleh suaminya.

Setelah Sonya menyelesaikan minumnya, Sonya merasakan pergerakan di tangan Hema dan selang beberapa menit Hema membuka matanya, membuat Sonya menciumi tangan anaknya itu.

"Hema, apa yang sakit, nak? Bilang sama mama, kamu ngerasain sakit dimana?"

"Mah.." Hema tertatih dengan suara serak,

"Iya sayang, mama disini, maafin mama, mama lalai ngejaga kamu, maafin mama gak bisa jadi ibu yang baik buat kamu.." Sonya tersedu.

Tangan Hema terangkat menghapus air mata mamanya, "Mama jangan sedih, Hema baik-baik aja, ma.."

Tangisan Sonya semakin menjadi.

"Nak.." Shareef mendekat membelai kepala putranya.

"Pah.. maafin aku, aku bikin papa mama sedih, ya?" Lirih Hema.

Shareef menggeleng, "Tidak nak, papa yang harusnya minta maaf.."

Hema melihat sekeliling, ia tidak menemukan sosok abangnya, ia mendudukan badannya di bantu oleh Shareef.

"Ada apa, nak? Kamu tiduran aja, badan kamu masih dalam pemulihan."

"Bang Taksa mana, Pa? Bang Taksa gak kenapa-kenapa, kan?" Kepanikan terdengar jelas di suara Hema.

"Abang kamu baik-baik saja, tadi dia keluar sebentar, nanti dia akan kesini lagi. Kamu tiduran lagi, ya?" Kata Sonya yang masih memegang tangannya.

"Aku mau nunggu abang, Ma. Aku pengen minta maaf. Aku salah, aku pikir abang bakalan pulang ke rumah kalo aku jadi anak yang nakal tapi tadi aku liat tatapan abang pas aku balap malah kayak benci sama aku, aku takut abang gak sayang lagi sama aku, Ma." Lirih Hema.

"Sayang, kamu gak boleh mikir kayak gitu. Abang kamu pasti bakal selalu sayang sama kamu, dan abang pasti bakalan pulang kok." Sonya mengelus rambut anaknya.

"Tapi Ma, aku kan bukan adik kandung abang. Abang gak mungkin selalu sayang sama aku, aku yang harusnya berusaha buat bikin abang selalu sayang sama aku.. Tapi sekarang aku malah bikin abang ngeliat aku dengan mata yang marah.." Sendu Hema.

Sonya dan Shareef terdiam.

"Nak, percaya sama papa, abang kamu itu paling sayang sama kamu. Kamu jangan terlalu banyak mikirin sesuatu, sekarang yang penting kamu sehat dulu biar abang kamu, papa, sama mama gak khawatir lagi." Kata Shareef.

"Iya Pa." Patuh Hema.

Sonya tersenyum, "Nanti kalo kamu udah keluar dari rumah sakit, kamu minta apa aja mama papa pasti turutin asal kamu sembuh dulu ya, sayang?"

Mata Hema berbinar, "Serius nih? Ntar mama papa bohong lagi."

"Iya janji. Sembuh dulu kamunya."

"Besok juga paling sembuh kalo kaya gini, mah."

"Gaya!" Ledek Shareef.

"Ih serius! Tapi beneran nih aku boleh minta apa aja?" Hema memastikan sekali lagi.

Shareef mengangguk, "Asal yang masuk akal aja."

"Masuk akal kok."

"Emang kamu mau apa?" Tanya Sonya penasaran.

"Aku mau liburan." Hema tersenyum di akhir.

"Gampang." Shareef menowel hidung anak bungsunya, "Mau liburan kemana?"

"Bebas, tapi..." Hema menggantungkan kalimatnya lalu menatap kedua orang tuanya.

"Tapi apa?" Tanya Sonya.

"Aku mau semuanya pergi. Aku gak mau liburan bertiga doang sama papa sama mama. Aku juga pengen bareng sama bang Taksa. Kita berempat liburan."

Sonya terdiam lalu menatap suaminya, ia takut menjanjikan sesuatu yang sulit untuk ia tepati kepada anaknya itu dan ia juga takut anaknya kecewa jika Sonya dan Shareef tidak mengabulkan.

"Bisa kan, Pa?" Hema menggoyangkan tangan Shareef.

Shareef tidak merespon ia hanya mengelus puncak kepala Hema dengan senyum sendu.

Hema beralih ke Sonya, "Ma, bisa kan? Aku pengen ngerasain keluarga kita lengkap, Ma, pas liburan. Aku bener-bener pengen liburan keluarga."

Sonya menggenggam kembali tangan anaknya itu lalu tersenyum tipis, "Sayang, kamu harus sembuh dulu,"

"Gak bisa ya, Ma?" Tembak Hema.

Sonya terdiam, "Hem-"

"Bisa." Suara Taksa terdengar di ambang pintu, membuat Sonya, Shareef dan Hema menatapnya.

"Bang Taksa?!" Pekik Hema senang.

Lelaki itu berjalan dengan diikuti Joana di belakangnya, Taksa berdiri di samping Sonya, sementara Joana memposisikan diri untuk berdiri di sebelah Shareef yang berada di seberang Sonya dan Taksa.

"Aku juga udah libur, Ma. Aku bisa ikut liburan. Jadi kita bisa liburan kan, Ma?" Lirih Taksa sambil menatap Sonya.

Sonya menatap Taksa kaget!

Ini pertama kalinya Taksa memanggilnya dengan sebutan 'mama', ia tidak salah dengar, kan? Air mata Sonya mengalir lagi, ia memutar badan ke arah Taksa,

"Kamu panggil apa?" Tanya Sonya lagi memastikan barang kali ia salah dengar.

"Mama. Mama Sonya, mama aku, kan?"

Tangisan Sonya pecah, ia memeluk Taksa dengan kepala yang mengangguk, pelukan pertama yang dibalas Taksa sama eratnya.

"Mama maafin aku, Ma. Maafin aku, aku banyak salah. Tolong. Maafin aku, Ma." Lirih Taksa berkali-kali di pelukan Sonya, lelaki itu juga menumpahkan tangisnya di bahu Sonya.

Shareef yang melihat itu menunduk dan tak sadar air matanya menetes, dan itu tak lepas dari penglihatan Joana membuat gadis itu mengelus punggung Shareef pelan,

Sonya mengurai pelukannya, ia menatap wajah Taksa yang memerah dan penuh air mata, setelah itu ia menciumi pipi dan kening anaknya itu dengan sayang.

"Taksa, anak mama. Selamanya kamu akan selalu jadi anak tertua mama.." Ucap Sonya.

"Mama maafin aku, Ma." Lirih Taksa lagi.

"Kamu gak salah sayang, kamu gak perlu minta maaf, mama akan selalu maafin kamu." Sonya memeluk Taksa lagi, selang beberapa menit Sonya melepas pelukan dan beralih merangkul anaknya.

Taksa beralih ke Shareef, ia melihat Shareef menghapus air matanya dengan cepat. Membuat Taksa merasa bersalah berkali-kali lipat, karena baru kali ini melihat papanya menangis.

"Pa.." Lirih Taksa.

Air mata Shareef kembali menetes, ia berjalan menuju anak tertuanya.

"Papa maafin aku, selama ini aku salah. Aku banyak salah sama papa, maafin aku, Pa." Isak Taksa saat papanya sudah berada di depannya.

"Jagoan Papa, kemarilah! Papa dari dulu pengen sekali meluk kamu.." Shareef merentangkan tangannya lebar, membuat Taksa menghambur ke pelukan papanya itu.

"Maafin Papa.. Papa selalu memberi kamu sakit selama ini, Papa sudah menjadi ayah yang tidak punya hati, Maafin Papa, nak.. Harusnya papa lebih berusaha menjelaskan apa yang terjadi, papa harusnya tidak menyerah secepat itu. Maafin papa, Papa sangat menyayangimu." Lirih Shareef di sela pelukannya.

Taksa merenggangkan pelukan, "Papa gak salah, aku yang salah, harusnya aku dengerin pas papa mau ngomong sama aku.. Harusnya aku gak ngelawan, maafin aku udah jadi anak yang kurang ajar, Pa. Maafin, Taksa."

Shareef menghapus air matanya anak pertamanya dan mencium kening anaknya itu, setelah itu ia beralih melihat istrinya yang masih tersedu, "Kemarilah." Shareef mengajak istrinya bergabung dalam pelukan.

Joana ikut menangis terharu, dan beralih mengenggam tangan Hema. Hema tersenyum menatap keluarganya bersatu dalam pelukan. Akhirnya, penantiannya yang panjang terbayar, ia berpikir harusnya dari dulu saja dia mengalami kecelakaan, agar keluarganya bisa bersatu seperti yang ia inginkan. Hema bahkan rela terluka parah kalau balasannya pemandangan seperti ini.

"Sini lu," Ajak Taksa, mengulurkan tangannya agar Hema memasuki kedalam lingkaran pelukan.

Hema terkekeh lalu dengan gerakan cepat ia menyelip diantara papa dan abangnya itu. Pelukan yang selama ini ia impikan, akhirnya terkabul.

Selang beberapa menit pelukan itu terlepas, membuat Sonya mengarahkan pandangannya ke Joana yang sedari tadi menatap keluarganya yang saling berpelukan. Sonya menghapus sisa air matanya dan berjalan ke arah Joana.

"Joana.." Lirih Sonya, "Makasih, tante gak tau harus bagaimana mengucapkan terima kasih yang wajar ke kamu. Makasih, Joana. Kamu sangat baik, tante benar-benar berutang banyak sama kamu."

Joana ikut terharu, "Tante..." Joana memeluk Sonya terlebih dahulu, "Tante aku ikut seneng liat tante seneng. Aku gak ngebantu banyak, aku pikir udah waktunya keluarga tante dan om bahagia."

"Makasih, Joana." Lirih Shareef menatap Joana yang di pelukan istrinya,

Joana tersenyum lalu kepalanya mengangguk, kebahagiaan keluarga itu tertular padanya.

***

Taksa mendorong kursi roda Hema memasuki rumah, sebenarnya Hema bisa berjalan bahkan mungkin berlari saja lelaki itu bisa, tetapi Hema memaksa abangnya untuk mendorongnya di kursi roda. Supaya sakitnya terlihat meyakinkan, katanya.

"Ya, ampun mas Hema udah pulang? Ini kakinya mas Hema gapapa?" Bi Sari datang dari dapur dengan tergopoh-gopoh. Raut khawatir, terpantri di wajah Bi Sari.

"Gapapa Bi. Dia nya aja yang alay minta pake kursi roda segala." Taksa menjawab.

"Ih serius, beneran gak papa ini teh?"

Hema tergelak, "Iya gapapa Bi Sariii, coba aja bi Sari tendang, aku gak akan teriak, orang aku lukanya di jidat sama di tangan." Hema memperlihatkan lukanya.

Bi Sari mengelus dadanya, "Syukurlah." Bi Sari menatap Taksa, "Mas Taksa.."

"Bi Sari tolong bersihin kamar Taksa ya." Ucap Taksa sambil tersenyum,

Bu Sari tersenyum dan berkaca-kaca kepalanya mengangguk, "Baik, Mas. Bibi akan ngebersihin kamar mas Taksa sekarang." Setelah mengatakan itu Bi Sari berlari tergopoh-gopoh membuat Taksa dan Hema tertawa.

Dari belakang Sonya muncul di antara putranya lalu mengelus kepala putranya dengan sayang, "Makan, yuk? Mama udah masak banyak."

Hema dan Taksa mengangguk, lalu segera bergegas ke meja makan.

Di meja makan semua orang berlomba-lomba mengisi piring Taksa, membuat piring lelaki itu penuh oleh makanan. Taksa hanya tersenyum dan memakannya dengan lahap. Sesekali mereka bercanda dan membicarakan hal yang tidak penting, walaupun kedengaran canggung, tetapi Hema berusaha membuat guyonan membuat Mama, Papa dan Abangnya menyeimbangi kecanggungan mereka. Disaat seperti ini, Taksa beneran merasa mempunyai keluarga yang sempurna sekarang, ia tidak akan pernah lupa bersyukur tentang itu.

"Ada sesuatu yang pengen aku sampein ke mama sama papa." Ucap Taksa sesaat setelah melihat mama dan papanya menyelesaikan suapan terakhirnya.

Shareef menoleh, ia meneguk air di gelasnya, "Ada apa, Nak?"

Taksa terdiam cukup lama, di lihatnya fokus di meja makan teralihkan kepadanya, "Aku mau minta izin, lusa aku akan ke Brazil, Ma, Pa.."

"Hah?!" Hema kaget sampai menjatuhkan paha ayam yang dimulutnya ke piring.

"Maksud kamu? Ngapain? Ada apa?" Shareef memastikan anak sulungnya ini tidak lagi bercanda.

Taksa menatap papanya dengan senyuman getir, "Aku udah bikin kesalahan, Pa."

"Kesalahan apa, sayang?" Sonya mendekat ke arah Taksa.

Taksa gugup, ia takut keluarganya akan sedih, tetapi dia juga harus jujur, tidak mungkin kan dia pergi secara diam-diam?

"Aku sudah beberapa tahun ini kecanduan narkoba, Ma. Aku udah daftar rehab di salah satu pusat rehab di Brazil dan aku akan berangkat lusa."

Semua orang di meja makan itu diam, Sonya menahan tangisnya, Shareef merasa bersalah kepada anaknya itu. Karena kesalah-pahaman anaknya menghancurkan hidupnya.

"Maafin aku, Ma, Pa. Aku udah ngecewain kalian. Aku janji akan pulih secepatnya. Aku izin pergi ya Ma, Pa? Aku mau hidup normal, aku gak mau hidup kecanduan kayak gini, aku pengen punya masa depan. Aku pengen bahagia, Pa, Ma." Lirih Taksa dengan tertatih-tatih.

"Taksa..." Sonya memeluk Taksa dan tersedu, "Maafin, mama. Maafin Mama sayang..."

"Aku yang harusnya minta maaf, Ma.." Taksa membalas pelukan Sonya.

Shareef melihat itu memijit pelipisnya dan beralih ke anak bungsunya, Hema ikut menahan tangisnya. Shareef pun mengelus puncak kepala Hema dengan sayang, menenangkan putranya itu.

"Papa dan Mama akan mengantar kamu ke Brazil, Taksa." Ucap Shareef secara tiba-tiba.

Taksa merenggangkan pelukan Sonya, lalu menatap Shareef, "Pa, gak usah-"

"Aku ikut, Pa." Sela Hema.

Shareef mengangguk lalu menatap Taksa, "Tidak apa-apa, nak. Sekalian menuruti permintaan liburan adikmu. Kita lusa akan ke Brazil."

"Pa.."

"Paling tidak dengan mengantar kamu Papa bisa membayar kesalahan masa lalu Papa, Sa." Lirih Shareef.

Taksa terdiam, lalu kepalanya mengangguk pasrah, "Makasih, Pa."

***

Joana Inara
lg ngapainnnn?
udh makan?
lg makan ya?
udh blg blm sm mama papa ttg km yg mau ke brazil?

Taksa Shareef
maaap baru baless
aku baru selesai makan
udahhhh
aku udh blg sm mama papa kl aku ke brazil

Joana Inara
terus kata mama papa kamu apa?

Taksa Shareef
papa blg bakal nganterin
sekalian ngajakin hema liburan

Joana Inara
GILA SERIUS?!!!!!

Taksa Shareef
iya serius
trs papa suruh nanya, kamu mau ikutan gakkk?

Joana Inara
hahhh
ikut kemana?

Taksa Shareef
ke brazil lah??

Joana Inara
njir ngajak ke brazil kyk ngajak ke lembang aja lu

Taksa Shareef
papa yg ngajakin bukan aku

Joana Inara
ohhhh
blg sm om shareef enggaaa usah

Taksa Shareef
ih
ikut aja sih?
nganterin aku gitu?
ko gamau sih?

Joana Inara
mama papa aku besok ke bdg
ini lg packing
besok aku bkl balik
dan sedihnya lagi
aku gbs nganterin kamu ke bandara lusa:(

Taksa Shareef
DEMI APA LO JOANA?

Joana Inara
demi tuhan Taksa!
i'm sorry

Taksa Shareef
so?
this is the end?
kita beneran gak akan ketemu2 lg sampe taun depan?
kita udah gak ktm dua hari loh joana
kemaren km pergi sama caca sama doy
kita beneran gak ketemu sejak dr rs waktu itu
km gila apa gmn?

Joana Inara
im so so so sorry taksa
aku juga gatau mama papa kenapa cepet bgt kesininya
aku jg gbs nolak orang tua aku kan?

Taksa Shareef
jo ini aku ke brazil loh bukan ke lembang

Joana Inara
i kno
tp ya mau gmn
just be safe ya
ill wait u, always.

Taksa Shareef
Jo sumpah ya lo!

Joana Inara
iyaaa maapin:(
ntr aku kabarin lg
aku mau lanjutin packing dulu

Taksa Shareef
babe r u kidding me?

Joana Inara
No,
aku serius
& im sorry:(

Taksa Shareef
aku ke kamu sekarang.

Joana Inara
jangan!
km gila apa gmn?
hema baru pulang dr rs
dan km juga baru baikan sm keluarga km
masa tbtb kamu ke aku?
km nikmatin waktu bareng keluarga kamu sa
kita udh sering bareng

Taksa Shareef
lo yang gila!
ini tuh aku pergi setaun jo
kita gak akan ktm lg setaun
dan kita pisahnya cuma gitu doang tanpa ada hari spesial kita yang berdua doang samsek?!

Joana Inara
ya mau gimana?
it's okay sa
asal kita selalu berkabar semua bakalan baik-baik aja

Taksa Shareef
gjls sumpah
ini aku doang yg ngerasa sedih pisah dr km
apa gmn?
kynya km biasa aja
km sadar gak sih
km nyepelein bgt tau gak?

Joana Inara
aku gamau ribut
aku lanjutin packing dl
ntr aku kabarin

Taksa Shareef
terserah lo aja deh
sesuka lo aja
gausah ngabarin aja sekalian selama setaun
read.

"Sialan!" Taksa mengumpat dan melempar ponselnya saat Joana hanya membaca pesannya.

Taksa sangat kesal dan marah, Joana seakan-akan tidak ingin bertemu dengannya. Padahal waktu mereka bersama hanya tinggal dua hari lagi, tetapi gadis itu tidak ada sedih-sedihnya sama sekali membuat Taksa bertanya-tanya gadis itu beneran mencintai dia tidak sih?

Taksa merebahkan badannya saat pintunya terketuk dan di buka setelahnya.

"Bang.." Hema memasuki kamarnya lalu duduk di tepian kasur.

"Kenapa lu?"

"Bang Taksa yang kenapa? Kusut amat tuh muka!"

"Ck! Sana ah gue lagi gak mau di ganggu."

Hema menyipitkan matanya, "Galau ya?"

"Gak."

"Cie galau."

"Gue bilang enggak."

"Halah!" Ledek Hema, "Bang Taksa kan setaun di Brazil Kajo pasti kesepian deh." Hema memancing amarah abangnya.

"Kesepian gimana? Gue bakal telponin dia 24/7 mau apa lo?!" Kata Taksa, kesal.

Hema menahan senyumnya, "Temenin lewat telpon aja bangga! Abang gak ngebayangin gitu bakal ada berapa cowo yang mikir kalo kajo itu jomblo? Terus pasti banyak yang deketin kajo, deh. Apalagi cowo-cowo itu interaksi langsung, gak lewat telpon kayak abang!"

"Sana dah lu sebelum gue tendang!"

Hema tertawa, tidak beranjak malah ikut tiduran di sebelah abangnya dan memainkan ponselnya.

"Lah bang ini kajo baru ngepost poto." Hema memperlihatkan ponselnya ke Taksa. Membuat Taksa naik pitam.

post instagram

liked by deonyuda and 83 others.

joanainara 📸 @deonyuda
cantikay gue cakep bgtttt
deonyuda jd tukang poto mulu
jefriddd keren! kapan2 ajak main bisa kalii
saskiahs ih estetik
dslajdjk prh cakeup!
joanainara @cantikay @deonyuda luv syg
joanainara @jefriddd hayuuu!!!!
taksashkr gila gila aplot poto bisa tp bls line gbs
taksashkr keren keren
jefriddd asik ribut
jefriddd ribut aja biar gue nikungnya gampang
taksashkr @jefriddd sialan!
cantikay @taksashkr norak masa ribut di comment!

Taksa beralih membuka line dan kolom chat Joana.

Taksa Shareef
parah chat aku g di bls tp on ig
katanya packing
p
p
joana?
lg ngapain sih?
angkt gak telpon aku?
di declined mulu.
sumpah ya lo
gue tau lo lg main hp
parah asli
read.

"Ah! Sialan!" Taksa beranjak dari tempat tidur dan mengambil jaket, kunci motor dan dompetnya.

"Bang! Mau kemana?"

"Kalo mama papa nanya, bilangin gue ke Joana bentar." Kata Taksa lalu berjalan dengan cepat meninggalkan rumah membuat Hema menatap abangnya bingung, seperkian detik setelah itu ia terkekeh lalu dengan cepat mengotak-atik ponselnya.

Hema Paiga
kajo abang lg jalan ke kakak yaaa
selamat bersenang-senang!

kajo punya abang
asik!!
makasih yaa hema

Hema Paiga
sama2 kajoo
❤️❤️❤️

🤍🤍🤍🤍🤍🤍🤍🤍🤍🤍🤍🤍

A lots of love,

eldein

Continue Reading

You'll Also Like

938 463 47
[HARAP FOLLOW SEBELUM BACA] tenang bakal difolback kok hihi saat membaca jangan lupa vote! up minimal seminggu sekali jangan ditungguin endingnya, nt...
441K 64.2K 82
"Please remember, my answer is you." ©Sandhyajung
400K 57.6K 43
#HTLSeries (1) ✔Revisi Backstreet itu enak. Setidaknya bagi Marsha dan Yuta. Walaupun hanya untuk sementara. Karena berikutnya, ada hal-hal yang dis...
10.5K 2K 25
Bro Rules : 1. Tidak boleh berkelahi karena masalah perempuan. 2. Jika ada perselisihan, harus segera diselesaikan hari itu juga. 3. Harus jujur deng...