Note:
RW (read: erwe): makanan yang terbuat dari daging anjing.
"BUSET BADAN GUE!" Hwasa pegang pinggang terus duduk pelan-pelan.
"Anjirlah! Keram kaki gue!" Solar decak kesel. Baru juga buka mata kaki langsung kesemutan. Yaiyalah, orang tidur kek simulasi korban tsunami, sempit-sempitan.
Hendery bangun-bangun nggak bisa gerak karena pahanya masih dipake Xioajun buat bantalan. "Keram udah kaki gue, tapi nggak papa si dino lagi bobo."
Satu-satu bangun pada menghayal dulu, rambut berantakan, kantung mata, dan muka polos tanpa dosa.
"Morning." Johnny senyum ke Ten.
Ten balas senyum juga. "Morning."
"Anjim! Jorok banget lo!" Chaerin natap jijik Dara yang ngelap air liurnya.
"Ehehehe... " Dara nyengir lebar. "Namanya kan tidur Rin, air terjun alami bukan buatan ini. Mau coba?"
"Anjing! Jauh-jauh lu!"
"What theee!" Lisa melotot waktu liat Taeil sama Doyoung yang bangun barengan. "Yaelahhh! Ulanggg belum gue foto!"
Doyoung senyum lebar terus ngasih jari tengahnya.
"Kampret lu!"
Taeyong yang pertama kali berdiri, lipat selimut, dan balik ke kamarnya buat siap-siap mandi.
"Cas... bangun!" Jungwoo goyang-goyangin badannya Lucas.
"Aduh duh duh! Anjir sakittt!" Lucas pegang pinggangnya. Dia berdiri pelan-pelan.
Yuta ngakak. "Fix patah sih Cas."
"Kalo nggak patah bengkok lah syukur-syukur." Jaehyun nyambung.
"Emang lo berdua tuh temen bangsat!" Lucas masih nahan sakit.
"Pagiii duniaaaa!" Jessi teriak. Dia berdiri pelan-pelan sambil nenteng laptopnya. "Gue duluan mandi yah shay! Bubay!"
Yang terakhir kali bangun itu Yangyang. Susah banget buat dibangunin, sampe harus diteriakin di telinga, digelitikin, dan hampir mau disiram air.
"Emang ye lu pada! Masih pagi dah buat gue naik darah." Yangyang decak kesel. Dia balik ke kamarnya terus lanjut tidur.
"MANA ITU WANTO! BABI! TA PE PAPA MATI KARNA DIA! ANJING!" [MANA SI WANTO! BABI! BOKAP GUE MATI GARA-GARA DIA! ANJING!]
Masih juga jam enam pagi udah ribut di luar kosan.
"Apa tuh?" Yangyang bahkan keluar dari kamarnya.
"Weh weh weh seru nih!"
"Kan! Ngamuk tuh anak!"
"Jessi bangsat! Masuk anjim! Cuma handukan trus lo mau keluar? Yang sehat-sehat aja lo!" Dara dorong Jessi yang dengan pedenya jalan ke pintu kosan cuma bungkusan sama handuk.
Satu-satu mulai keluar dari kosan, ngintip di balik pagar liat keseruan drama di depan mata.
Anaknya pak Jeki, keliatan mabuk dan jalan di lorong. "MANA DIA? DI KANTOR POLISI DIA?"
"KAGAK! LAGI MAIN TUH DI SELOKAN!" Lucas tiba-tiba ngejawab.
"Anjing Cas!" Hwasa kaget, dia sama lainnya langsung ikutan keluar juga dari pagar kosan.
Si cowok jalan samperin Lucas. "Ngana cowok tuh malam itu kang? NGA LIA TA PE PAPA SKARANG!" [Lo cowok yang malam itu kan? LO LIAT BOKAP GUE SEKARANG!]
"Mana? Kan dikubur kemarin?"
"Dark!" Johnny nahan ngakak.
Jaehyun nutup mulut nggak percaya liat keberanian si Lucas. "Sinting si kingkong!"
"Ta pe papa so mati! Cuma karna dia! Kyapa ngana bela pa dia so? DIA YANG SALAH! DIA LEH MUSTI RASA!" [Bokap gue dah meninggal! Cuma karena dia! Kenapa lo bela dia si? DIA YANG SALAH! DIA JUGA HARUS NGERASAIN!]
"Bentar yee!" Lucas geleng-geleng kepalanya, dipukul pelan. "Gue tuh masih buta-buta bahasa Manado, coba ngomong yang bener."
"Halah! Bangsat!"
"Oh kalo bangsat gue tau."
"Mana tuh Wanto! Ta mo tikang leh pa dia." [Mana si Wanto! Bakalan gue tikam juga dia!]
Lucas geleng kepala nggak ijinin. "Jan gitulah... mending sekarang lu pulang, mandi, corona kan banyak, trus lo hibur emak lo."
"Apa nih?" Jessi akhirnya keluar. Udah pake pakaian tapi handuk di rambut. "Kenapa lo pada udah keluar gini?"
"Nih si wakanda, ngadi-ngadi." Yuta nunjuk Lucas pake dagunya.
"Okey sis?" Lucas kedipin sebelah matanya.
BRUK!
"LUCAS!" Jungwoo auto panik waktu si cowok nonjok pipinya Lucas.
"Aduh buset!" Lucas nahan sakit.
"Eh sinting! Gila ngana hah?" Doyoung maju. [Eh sinting! Lo gila hah?]
"Makanya bilang pa nga pe tamang nda usah sok brani kwa!" [Makanya bilang ke temen lo buat nggak usah sok berani!]
"Wahhh!" Jaehyun ikutan emosi. "Nga nintau trima kasih kang? Bae tre orang so bilang akang! Kalo nga leh dapa tangka nga pe mama stress!" [Lo nggak tau terima kasih ya? Syukur-syukur masih ada yang mau bilangin! Kalo lo juga ditangkap pasti mama lo juga stress!]
"Nda ja pikir sto ngana kang? Nga pe ontak cuma for prong hah?" Johnny lipat dua tangan depan dada terus natap datar si cowok. [Lo nggak mikir apa? Otak lo cuma dijadiin pajangan hah?]
Xiaojun panik sendiri, bukan apa-apa tapi nih temen-temennya kalo udah ngamuk nggak pandang bulu juga. "Balik aja balik... orang mabuk nggak bakalan bisa diladenin."
"Hwa balik Hwa!" Dara narik tangannya Hwasa yang udah natap si cowok tajam, keknya dikit lagi bakalan ditonjok tuh cowok.
"Rin udah Rin... " Ten juga narik Chaerin buat mundur.
"Gue tandain muka lu ye bajingan! Ntar besok-besok gue kentutin tuh muka lu!" Chaerin melotot ke si cowok.
Sampe di kosan Lucas langsung diobatin. Untung ada betadine sama kapas. "Sakit sekali epribadeeehhh!"
"Masih bisa ngelawak nih manusia." Yangyang ngakak, padahal yang lain pada panik.
Lucas liat jam di tangannya. "Weh Woo! Udah mau jam setengah tujuh, lo belum mau mandi?"
"Ya itu bibir lo!" Jungwoo nahan emosi, rasanya pengen digetok kepala pacarnya biar nggak usah sok berani kek tadi.
"Wuhhhhh!" Lucas garuk-garuk rambutnya sambil nahan sakit karena bibirnya diobatin sama Solar.
Solar tekan dikit lukanya Lucas. "Nah dah selesai!"
"Bee yeah dab!" Lucas nahan sakit karena lukanya ditekan.
Ten geleng-geleng kepala, baru juga mau mulai hari udah ada aja kejadian. "Duh masih pagi padahal."
"Biasalah." Solar buang kapas ke tempat sampah.
"Lo mandi aja sana Woo." Taeyong nyuruh, daripada si Jungwoo telat ntar berabe lagi ceritanya.
Jungwoo ngangguk, masih khawatir tapi harus bijak juga. Lagian si Lucas bukan kelindes truk.
"Sakit Cas?" Winwin liatin Lucas, mukanya nggak santai ikutan nahan perih.
Lucas geleng kepala. "Rasanya tuh kek ayam lalapan, lu makan anget-anget, sambelnya banyak. Enak!"
"Nyerah gue sama nih manusia." Hwasa nggak habis pikir. "Lagian lo juga sih! Kek pahlawan siang bolong! Dah tau si cowok otaknya miring sampe bibir lo ngeluarin busa sekali pun dia nggak bakalan ngerti!"
"Karena pikirannya dipenuhin sama balas dendam." Taeyong nyambung. "Percuma mau lo omongin, kek buang mutiara ke babi. Lagian dia juga mabuk! Lo ngomong sekarang detik berikutnya dia lupa."
"Huhuyyy!" Solar tepuk tangan. "Pedessss shay!"
"Bubar deh bubar!" Doyoung jalan balik ke kamarnya mau siap-siap lanjut kelas.
"Lupa njim! Gue ada kelas." Ten juga balik ke kamar.
Jaehyun nepuk-nepuk bahunya Lucas dan ngomong, "Gws ye Cas! Dosa lu gue ampuni."
"Harusnya tadi nggak usah ditahan sih." Taeil ngomong. "Biar pak lurah denger terus abis itu ditangkap."
"Sabi juga." Chaerin setuju sama omongan Taeil. "Tapi dia udah nggak ribut tuh di luar."
"Caper." Dara ngangkat dua bahunya, nggak peduli.
Jessi lipat dua tangan depan dada. "Ntar kalo dia masih ribut palingan warga bakalan lapor."
"Lagian aneh banget, udah tau pak Wanto di kantor polisi, rumah juga cuma sebelahan ngapain dia ribut di jalanan?" Xiaojun bingung sendiri.
"Nah eta!" Chaerin nunjuk Xiaojun. "Gue juga bingung sama tuh laki."
Lisa manyunin bibir, sebenarnya mau ngupil tapi ntar dimarahin. "Mungkin cari sensasi? Syudahlah kawan, anggap aja ini olahraga pagi."
"Mata lo olahraga pagi!" Lucas berdiri. "Dah! Mau mandi gue."
"Jungwoo lagi mandi sih." Lisa naik turunin alis. "Mau sekarang?"
"Apanya?"
"Gue videoin."
"Cari pendeta deh cepetan!" Dara balik badan dan jalan ke kamarnya.
Lisa ngakak liat komuk temen-temennya. "Becanda doang njing!"
***
Sekitar jam sepuluh Haechan, Shotaro, Chenle, Jeno, Jaemin, Mark, sama Renjun ngumpul di pasar.
Nggak sengaja doang sih kumpulnya. Mark, Jeno, Jaemin, sama Renjun karena sekolah tinggal nunggu hasil penerimaan raport jadi nggak ada meeting. Kalo nggak ada meeting yah waktunya buat bantu ortu.
Masuk ke pasar ketemu Haechan, Shotaro, sama Chenle yang baru keluar dari rumah susun.
"Mo kamana?" Renjun nanya. [Mau kemana?]
"Nafas di depan situ." Haechan jawab.
Renjun natap datar, baru juga ketemu darahnya mulai mendidih. "Masih pagi ye Chan."
"Mau cari botol plastik, kenapa emang?"
"Ohhh... "
"Eh nga pe mama bagimana?" Shotaro natap Jaemin. [Eh nyokap lo gimana?]
"Udah mendingan. Kemarin udah pulang cuma yah gitu, masih rada lemah. Makanya Jisung nggak ikut." Jaemin jawab.
"Owalah, bagus deh."
"Eh kak, anjingnya... " Chenle narik-narik bajunya Haechan.
"Ah iyo! Ada anjing tong da dapa, cuma oma opa nda kase mo plihara. Ngoni mau?" Haechan nawarin. [Ah iya! Ada anjing yang kita dapat, cuma oma opa nggak ijinin mau dipelihara. Kalian mau?]
"Anjing?" Mark nanya mastiin.
Haechan, Shotaro, sama Chenle anggukin kepala barengan.
"Liat dong!" Jeno semangat waktu denger kata anjing.
"Kuy! Ada di dekat lapangan." Haechan bawa temen-temennya buat ke lapangan deket rumah susun.
Sampe di sana mereka samperin si anjing yang diikat, Haechan jongkok terus lepas ikatannya.
"Ih imuttt!" Renjun senyum lebar.
Jaemin ngangguk setuju. "Banget... haiii anjing kecil! Helloo... hayaa, imut banget."
"Ini kong bekeng RW." Jeno ngakak. [Ini terus bikin RW.]
Mark toyor kepala adeknya. "Kurang ajar lo No!"
"Bakusedu!" Jeno jongkok dan elus-elus bulu si anjing. [Becanda.]
"Ada yang mau?" Shotaro tanya.
Jaemin geleng kepala. "Mau, cuma nanti tako kong dia ba ribut pas mama istirahat." [Mau, cuma takut nanti kalo dia ribut waktu mama istirahat.]
"Sama... apalagi papa." Renjun natap sedih.
Haechan natap Mark sama Jeno, berharap banyak.
"Boleh." Mark senyum lebar.
"Weh!" Jeno mukul bahu kakaknya. "Asal aja lo boleh boleh! Ijin dulu shay!"
"Iya kak, ijin dulu." Shotaro ngomong.
Mark ikutan jongkok nyapa si anjing. "Nggak papa, masalah mama papa boleh diurus."
"Demi? Gila nih manusia satu!" Jeno nggak habis pikir sama kakaknya. "Kesabet apaan nih beban keluarga satu?"
"Nanti sore gue sama Jeno balik ke sini buat ambil ini anjing." Mark jadi gemes sendiri sama si anjing yang enteng banget dan cepet buat diajak main.
Chenle jongkok juga terus ikutan main. "Namanya Rochanle kak!"
"Hah?" Renjun cengo. "Kenapa nggak Haechan aja? Atau Echan?"
"Cari masalah... " Haechan senyum lebar, digulung lengan bajunya siap-siap mau berantem.
Renjun nggak mau kalah, dia maju. "Apa? Kenapa? Masalah?"
Jaemin cuma bisa maklum liat kelakuan dua temennya ini. "Yang satu suka cari masalah yang satu juga emosian. Pas banget emang."
Jeno tepuk tangan antusias. "Yok bisa yok sampe biru-biru."
"Dah... " Mark ikat lagi anjingnya.
"Kakak jam berapa mau datang?" Shotaro nanya.
"Waktu tutup kios, jam empat lah paling lambat." Mark jawab.
"Ah oke! Berarti torang so musti pulang sebelum jam empat." Haechan mulai hafalin jam, biar nanti nggak buat Mark nunggu. [Ah oke! Berarti sebelum jam empat kita udah harus pulang.]
"Oke deh!" Chenle tepuk tangan. "Rochanle bakalan ke rumah baru!"
"Di surga maksudnya Le?"
"Jennnoo... "
Jeno senyum lebar. "Doain biar nggak masuk di belanga goreng nih anjing."
"Jen, jang gitu kali!" Jaemin negur karena liat Chenle udah natap sedih si anjing.
"Becandaaa!"
Mark rangkul bahunya Jeno. "Aman, tenang aja. Itu anjing bakalan gede, nggak bakalan mati di belanga goreng."
"Nanti Lele bisa pergi main kan?"
"Nggak!" Jeno geleng kepala ngejek Chenle.
"Ck! Heh!" Mark nyubit pipi adeknya. "Boleh kok, tiap hari juga boleh."
"Yeyyyy!" Chenle tepuk-tepuk tangan. "Makasih kak Mark!"
"Duh imut! Sama kek si anjing!" Jeno gemes liat mukanya Chenle.
"Emang bener-bener lu Jen!" Renjun mulai emosi sama temennya yang satu itu.
"Bisa dibantai gue, dah! Mau ke kios!" Jeno langsung pamit. "Bye gengs!"
"Ini betulan kakak mo ambe? Nda mo ba bilang dulu pa kak pe ortu?" Haechan khawatir sendiri. [Ini beneran kakak mau ambil? Nggak mau ngomong dulu ke ortu?]
Mark ngangguk, masalah ortu itu gampang. "Soal ortu tenang aja Chan."
"Aku menyebutnya jelek dan berani." Jaemin ngangkat dua jempolnya ke Mark.
"Jiahahahah!" Haechan, Renjun, sama Shotaro ketawa bareng. "Bisa aja lu!"
"Dah! Gue juga pamit kalo gitu." Jaemin lambain tangan, biar nggak buat papanya nunggu lama.
"Gue juga." Renjun ikutan, mamanya pasti lagi sibuk ngurus banyak pembeli.
"Oke! Torang leh somo pi cari sampah plastik." Haechan jongkok, elus-elus bentar bulu si anjing. [Oke! Kita juga mau pergi nyari sampah plastik.]
Mereka jalan ke depan dan pisah. Mark, Renjun, sama Jaemin ke pasar sedangkan Haechan, Shotaro, sama Chenle lanjut jalan ke tempat lain.
***
Jam tujuh malam Hendery udah berdiri di depan rumah makan yang jadi tempat kerjanya Xiaojun sama Yangyang.
Dia nunggu diem-diem aja, ampe dikira orang miskin. Untung nggak diusir.
Jam delapan Xiaojun sama Yangyang keluar.
"Heh? Lu ngapain?" Yangyang kaget liat Hendery.
"Nafas."
"Kirain udah nggak nafas."
"Sinting lu!" Hendery natap males ke Yangyang. "Udah?" Terus dia senyum ke Xiaojun.
"Udah."
"Owwwwwwhhh!" Yangyang senyum lebar, dia natap Hendery sama Xiaojun ganti-gantian. "Ada apa nich? Mau kemana nich? Aww!"
Hendery decak kesel, ini nih yang dia males kalo mau jemput Xioajun, selalu aja iblis ganggu. "Eh lu bisa diem nggak sih? Merusak suasana aja lu!"
"Kiwww! Meresahkan sekali yah. Tapi tenang aja, gue orangnya nggak cepu kok." Yangyang senyum meyakinkan. "Rahasia lo berdua aman di gue, owkey?"
"Ya serah lu." Hendery nggak peduli.
"Yaudah, gue cabut! Bye Jun, bye beban dunia! Pdkt lancar yeee... " Yangyang lambai-lambain tangan terus pergi.
"Ini kita mau kemana?" Xiaojun natap Hendery.
"Terserah lo aja."
Xiaojun jadi bingung. Orang Hendery yang ajak dia jalan. "Bilang mau curhat."
"Ya emang, tapi di mana?"
Ujung-ujungnya berujung beli sate ayam sama mas-mas yang deket pom bensi. "Nah, gini kan enak. Gue juga belum makan."
"Enak si enak, tapi emang kamu nyaman gitu curhat di tempat kek gini?"
"Selagi ada makanan nyaman sih Jun." Hendery senyum lebar.
Xiaojun ngangguk, oke iyain aja. "Trus apa yang mau kamu cerita?"
"Banyak."
"Ya apa?"
"Pertama nih yah, gue tuh capek. Kenapa? Karena jalan dari Kawasan sampe sini."
Emang dari awal harusnya Xiaojun nggak ladenin temennya yang satu ini. "Der... "
"Becanda. Jadi gini Jun, lu tau kan gue tuh guru, trus banyak gitu anak-anak istimewa yang akhir-akhir ini kambuh. Kek... hiks... " Hendery lap matanya yang bahkan keluarin air aja nggak.
"Dery astaga... " Xiaojun nyerah, emang nggak pernah serius kalo ngomong sama Hendery.
"Ya cuma itu sih." Hendery senyum lagi. "Gue cuma lagi capek? Bosen? Ya pokoknya gitu dan butuh hiburan."
"Heh?"
Hendery kedipin sebelah matanya. Capek masalah di sekolah, mending pulang dia romantisan sama crush kan?
Sate ayam datang, mereka makan bareng. "Ini beneran cuma kek gitu aja?"
Hendery ngangguk. "Iya."
"Kok aku nggak yakin?" Xiaojun natap curiga, bukan apa-apa tapi dia ngerasa Hendery itu bohong.
"You nggak believe me Jun?"
"Ya bukan apa-apa, orang yang kayak kamu, humoris biasanya jago banget umpetin masalah. Bukan aku maksa kamu harus cerita tapi kan kamu yang ngajak aku duluan, katanya otak kamu lagi stuck, berarti emang kamu ada masalah. Dan orang kayak kamu gini susah buat ungkapinnya. Correct me if i'm wrong."
Hendery diem, diem karena apa yang Xiaojun belang 100% bener.
Selesai dari tempat sate, bukannya pulang tapi Xiaojun ajak dia ke suatu tempat.
"Weh ini beneran bisa Jun?"
"Bisaa! Tapi ilegal."
"Demi? Gila lo ah!"
"Nggak papa, sekali-kali."
Mereka nyelinap maksud ke Stadion. Lapangan gede yang biasanya dijadiin tempat bermain bola atau acara-acara besar lainnya.
"Wahhh... " Xiaojun senyum lebar. Cuma diterangi cahaya bulan aja dan suasanya bener-bener tentram.
(Begini bentukannya, bayangin kalo malam.)
Xiaojun lari-larian, tasnya udah dilepas. "Dery!! Ayoooo!"
Hendery nggak tunggu apa-apa lagi, dia lepas tasnya dan ikut lari juga. Bukan kejar-kejaran, tapi rasanya waktu lari, muka kena angin, kek beban terangkat semuanya.
Ngerasa capek ini dua orang tiduran sambil natap bulan. "Enak kan?"
"Banget njir!" Hendery atur nafasnya yang masih ngos-ngosan.
"Pengen teriak tapi nanti ketahuan." Xiaojun juga masih atur nafasnya. Ngos-ngosan akibat lari-lari, padahal baru selesai makan.
"Jun... "
"Ya?"
"Apa yang lo bilang itu bener. Gue tuh ngerasa nggak sanggup sama keadaan gue sekarang. Gaji gue belum bisa bahagian nyokap bokap. Sakit aja gitu hati gue liat ortu masih kerja."
Xiaojun nengok ke samping. "Trus?"
"Apalagi nanti kalo misalnya si aki bener-bener dah kasih pegang sekolahnya ke gue, ntar tuh guru-guru gue gaji pake apa? Daun pisang?"
"Daun singkong lebih enak."
"Nggak, gue lebih suka daun pepaya."
"Pahit kalo daun pepaya."
Hendery ketawa dan nyubit pelan hidungnya Xiaojun.
Xiaojun ikutan ketawa juga, ditarik tangannya Hendery terus digenggam. "Inget yah Der, masalah apapun itu bakalan selesai tepat waktunya. Coba nanti diskusi sama temen-temen sekerja kamu. Kalo kamu udah pegang sekolahnya kan kamu bisa angkat beberapa orang buat bantu kamu, bisa juga ajak kerja sama sekolah lain, yah intinya masih banyak jalan keluar. Ya kan?"
Hendery ngangguk setuju tapi mata dia fokus natap mukanya Xiaojun sama tangannya yang digenggam sama Xiaojun.
"Liat si bulan." Xiaojun nunjuk. "Dia keliatan sendiri, tapi kenapa selalu bersinar? Karena sebenarnya ada matahari yang selalu dukung dia dari belakang. Selalu ngasih cahaya sampe akhirnya dia bisa mancarin cahaya buat penduduk bumi di malam hari."
"Dan gue lagi cari cahaya gue." Hendery ngomong dalam hati.
"Jadi lo harus semangat! Nggak boleh berhenti di sini, ngeluh boleh tapi kalo berhenti jangan. Owkey?" Xiaojun natap Hendery lagi. "Yah mimisan... "
Masih lemah:)
***
lalisa.v
Disukai oleh jwoo.k, solarb dan 9183 lainnya
Terima kasih untuk @l.yangyang sudah mengirimkan foto ini.
Melalui informasi yang didapatkan oknum berinisial H mendatangi tempat kerja X. Mereka sepertinya akan melakukan kencan buta, terbukti sekarang pukul 22.45 belum menunjukan batang di hidung di kosan.
@hendery.h @x.jun mohon konfirmasinya🙏
#dispenser
Lihat semua komentar
l.yangyang Lisa anjinggg dah gue bilang jangan tag gue!
winwin.b ehem, dijemput nih?
jwoo.k lagi obrolin apa tuh?
solarb saya melihat misi rahasia di sini
x.jun "gue orangnya nggak cepu kok" 😊
lucaswong gilaaa bener-bener usaha lo @hendery.h patut diancungi jempol 👍👍
taeil.h pulang heh😌
jaehyun.okls 😏
doyoungk YANGYANG TRUS NGGAK CEPU? JANGAN HARAP!!
kun_s mantap Hennnn! Hajarrrr!
chaerinlowing_ Jun imut banget😍
hwasa_v ^duain anjir😍
tenten_ konfirmasi dong, dah opicial apa belum?
jesiii.y mau kemana tuch?😍 na nu kan?
johnny.r tegang amat tuh muka
n.yuta ^kan ketemu gebetan jagi tegang, 😏
taeyongs_ kemana sih? Dah malam belum pulang
dra_ ^positif, mungking hotel
hendery.h @dra_ positif amat pikiran lu😊 curiga nih, sering kan lu? Positif hamil lu ye?
|||||||||||||||||||
Semangat yang besok sekolah! - dari calon mahasiswa😍 awww;)
(Besok-besok ntar gue yang diledekin😌)
Have a good day💚