BAG 1. AKHIR CERITA CINTA - B...

By callmeullil

2 0 0

Ini adalah cerita pertama saya, yang saya tulis di tengah pendemi 2021. 80% cerita ini berdasarkan kisah nyat... More

BAG 1. AKHIR CERITA CINTA - BERTEMU

2 0 0
By callmeullil


Perkenalkan, namaku Lea.Pagi ini adalah hari pertamaku bekerja setelah aku memutuskan resign dari kantor lamaku sebulan lalu, ini adalah tempat kerja keduaku tapi pagi ini rasa gugup tetap menyelimuti hati. Banyak pertanyaan – pertanyaan berkecamuk di kepala, bagaimana dengan pekerjaannya dan orang orang yang bekerja disana, apakah mereka seasik dan seseru kantor lama ku?. Hal biasa yang sering terjadi ketika kita bertemu dengan "hari pertama" bekerja di kantor yang baru.

Aku bergegas mandi dan bersiap siap menuju kantor baru, salah satu kantor yang lumayan besar dan cukup punya nama di kota sebesar Jakarta. Sesampainya disana seperti karyawan baru pada umumnya, aku diperkenalkan ke semua orang orang kantor, di sana aku bekerja sebagai admin dan mengawasi kerja para teknisi.

Ternyata kantor ini tak seseram yang kukira, itu hanya perasaan ku saja ketika memang harus memulai rutinitas baru di kantor yang baru.

"how's your day?" bunyi pesan singkat yang kuterima dari Dino. Dino adalah teman yang selalu ada dan berbagi apapun denganku. Pertemanan kami bermula dari rekan kerja di kantor lama. Dino adalah sosok pria tampan, putih, tinggi, pintar,dan tipikal lelaki pendiam dan dingin, gak heran banyak yang menyukainya. Sewaktu masih bekerja dengannya, aku sering sekali mendapat email dari perempuan perempuan yang selalu menanyakan, "apakah kami sepasang kekasih?" isu itu sangat santer di kantor lama, sampai akhirnya aku memutuskan resign karena jengah dengan semua isu dan gosip yang menerpa kami. Padahal kami hanya sahabat, teman dekat, teman berbagi apapun.

Pesan singkat Dino pun kujawab :"everythings perfect so far"

Setiap hari, aku selalu dijemput Dino di kantorku, setelah itu kami selalu menghabiskan waktu bercerita tentang kantor baru, tentang pekerjaannya di kantor lama, atau apa saja kami saling bertukar cerita, baru setelahnya dia mengantar aku pulang ke kostanku. Iyah aku anak perantauan, sedangkan Dino masih tinggal dengan orang tuanya.

Hari berganti hari,minggu berganti minggu dan akhirnya tidak terasa aku sudah sebulan bekerja di kantor ini, hari ini adalah tanggal gajian pertamaku.

Krringg....telp di meja kantorku berdering

"Hallo, selamat pagi, ada yang bisa saya bantu?"

"Hmmm...gajian pertama yah?, selamat ya, semoga betah" suara di telepon berkata.

"Maaf, ini dengan siapa yah"? kataku kebingungan

"Ini dengan CEO perusahaan ini. Ivan Sanjaya" jawab suara itu

"Oh maaf, terima kasih atas ucapannya Pak" jawabku kaku, karena bingung dan terkejut.

"OK" lalu terdengar telepon di sana ditutup.

Aku meletakkan gagang telepon dengan kebingungan dan terkejut, apa iya seorang CEO menelpon hanya untuk memberikan ucapan selamat di hari gajian pertama kali karyawannya?

"Ah mungkin CEO perusahaan ini, adalah CEO yang berbeda dari CEO pada umumnya" gumamku untuk mengobati kebingunganku hari ini.

Keesokan harinya telepon kembali berdering, aku selalu mengangkatnya karena kupikir ini adalah telepon biasa dari orang yang menanyakan hal yang berhubungan dengan pekerjaan, gagang teleponpun kuangkat.

"Hlo , selamat siang, ada yang bisa dibantu" sapaku

"Siang juga, kamu masih dalam tahanp masa percobaan kan?jangan suka aneh aneh yah kalau kerja"

"Maaf Pak, ini dengan Bapak siapa, ada yang bisa saya bantu?" kembali aku bertanya karena ini sudah mulai aneh rasanya.

"Saya Pak Ivan, saya cuma mau ngingetin kamu saja"

"Hmmm... Baik Pak, terima kasih" kataku sambil menutup gagang telepon

Semenjak 2 kali telepon aneh itu, aku jadi takut untuk mengangkat telepon, padahalkan dalam urusan pekerjaanku telepon itu dibutuhkan untuk mempermudah dan mempercepat komunikasi.

Malam ini aku dijemput Dino, karena kami janjian untuk traktir dia di gaji pertamaku, karena kemarin dia lembur jadi kita batal bertemu.

Dino datang menjemput di kantor ku dan kami pergi ke sebuah warung kopi hits di kota itu, sambil menunggu pesanan datang, kami mengobrol.

"Gimana kantor baru? Seseru kantor lama gak" tanya Dino

"Lumayan, seru apa gaknya sama kantor lama belum bisa dibandingkan karena masih baru banget" Ujarku

" Eh tau gak Din, Aku pengen cerita deh, masa beberapa hari ini aku terima telepon dari seorang laki laki yang mengaku itu adalah CEO di kantorku, dan dia kasih selamat di tanggal gajian aku pertama kali, kan gak mungkin seorang CEO bisa bisanya menelepon karyawannya hanya untuk bilang 'selamat yah kamu hari ini gajian pertama kali, lalu telepon kedua yang terjadi siang tadi, beliau memperingatkanku agar bekerja dengan baik karena aku masih dalam tahap masa percobaan selama 3 bulan'

"eh apa mungkin memang ada yah?akunya saja kali yang kudet" aku terus bercerita ke Dino.

"Kayaknya sih menurutku gak mungkin, kalaupun ada ucapan 'welcome' atau 'selamat' itu pasti dari atasan langsung kamu bukan dari CEO" jawab Dino

"Hmmm....perkataan Dino masuk kala juga ya"

"Memangnya telepon kantor kamu gak pake layar, jadi kan bisa tau siapa atau extension telepon mana yang menelepon kamu?" tanya Dino kembali padaku.

"Gak ada, kalau ada aku gak bakal bingung" jawabku sedikit judes

"Ya udah iya, yang pasti menurutku itu bukan CEO kamu tapi mungkin orang isengin kamu, diospek mungkin" jawab Dino sambil memakan indomie telur kornet kesukaannya.

Telepon kali ini berdering di jam makan siang, aku mengangkat gagang telepon dan memberi sapaan seperti biasa.

"Halo, selamat siang, ada yang bisa dibantu?"

"Iya, ada. Kamu sudah makan siang belum? kenapa jam makan siang masih angkat telepon?" Tanya si penelepon kepadaku.

"Ini dengan Pak Ivan yah? saya makan siang kok Pak, hanya saja saya nitip beli ke teman yang makan di keluar."

"Oh oke kalau begitu, selamat makan siang ya" jawabnya sambil menutup telepon.

Aku mulai berasa ini benar benar sangat aneh. Aku berpikir bagaimana caranya agar aku tau siapa sebenarnya. Karena tidak mungkin seorang CEO punya waktu basa basi gak jelas ke karyawan baru.

Sambil menunggu makan siangku datang, aku mengirim pesan melalui telepon selularku ke Dino.

"Din, penelepon itu nelepon aku lagi, kali ini dia nanya aku sudah makan siang apa belum" ceritaku tanpa basa basi.

"Tuh kan udah pasti itu ada yang iseng, kamu mungkin lagi diospek karena masih baru di kantor itu" jawab Dino.

" Lalu menurut kamu, aku harus bagaimana?"

" Terima nasib, oh iya nanti aku gak bisa jemput kamu ya, aku disuruh lembur ama atasan"

"Iya gak masalah Din, jaga kesehatan kalau lembur ya"

"Kamu bisa pulang sendiri kan?"

"Bisa kok, tenang aja harus bisa belajar sendiri"

"Ya udah hati hati naik keretanya yah, kabarin kalau udah sampai di kostan" jawaban Dino menutup pembicaraan kami,

Membaca kembali percakapan itu di telepon seluler, membuatku bersyukur aku punya teman sebaik Dino.

Lamunanku dikagetkan oleh mbak Gita, yang memberikan makan siang titipanku.

"Mbak Git, ruangan Pak Ivan CEO kita ada di mana yah?" aku bertanya ke sekretaris direksi di kantorku, yang mejanya tak jauh dari mejaku.

"Tuh, lu jalan lurus aja ke lorong, nah pintu terakhir itu ruangannya Pak Ivan, Emangnya ada keperluan apa lu ke Pak Ivan"? Jawab Gita.

"Ah gak kok gak kenapa kenapa, aku cuma pengen tau aja, makasih ya mbak Git" kataku seraya menerima makan siang untukku dari tangannya.

Aku berpikir sambil membuka bungkusan makan siangku dan menyeruput secangkir teh manis ku tadi pagi yang belum juga habis.

Pagi ini aku semangat pergi ke menuju kantor, karena aku sudah ada ide untuk mencari tau apakah benar itu Pak Ivan atau orang iseng yang menelponku, kalaupun dia iseng, siapakah gerangan orang itu. Karena aku sangat yakin, seyakin yakinnya kalau penelpon itu pasti bukan Pak Ivan.

Pagi ini, sesampainya di kantorku, aku pergi ke meja mbak Gita.

" Mbak Git, hari ini Pak Ivan ada?" tanyaku

"Hari ini Bapak jadwalnya di luar seharian, kamu ada keperluan apa?"

"Mau minta tanda tangan approval" Jawabku, padahal aku tidak perlu tanda tangan beliau.

Berbohong sedikit demi mencari tau siapa penepon "iseng" itu

Hari ini, aku menunggu si penelepon "iseng" itu menelepon ku, karena aku akan mencoba suatu cara untuk memastikan apakah yang menelepon itu benar benar Pak Ivan atau bukan?

Dan, bunyi telepon kembali berdering, dan aku sangat berharap dering telepon kali ini adalah dari si penelepon "iseng" itu.

"Halo, selamat siang, ada yang yang bisa saya bantu?" Sapaku seperti biasa

"Pulang kekotamu, ada setanggup haru dalam rindu. Masih seperti dulu, tiap sudut menyapaku bersahaja, penuh selaksa makna......." suara di seberang sedang bernyanyi, dan suaranya lumayan untuk didengar telingaku.

Aku terdiam di telepon, menunggu dia berhenti bernyanyi dengan sendirinya.

"Suka lagunya?" suaranya mengagetkanku

"Iya Pak, lagunya bagus, dan suara Bapak juga" duh betapa bodohnya aku berkata seperti itu.

" Terima kasih ya"

"Sebentar, ini bukan Pak Ivan kan?boleh saya tau ini siapa?" tanyaku

"Sok tau kamu" jawabnya sinis

"Iya, karena hari ini Pak Ivan sedang berada di luar kantor seharian, kamu siapa? Yang pasti aku tau ini bukan Pak Ivan.

"Iya, Bukan"

"Lalu ini dengan siapa?" tanyaku dengan sedikit nada tinggi

"Dah itu dulu ya" ujarnya sambil menutup telepon.

Aku berdiri dari bangkuku, melihat sekeliling ku untuk memastikan apakah ada orang yang sedang menelepon dari mejanya. Tapi kan ini jam istirahat, semua orang sedang keluar makan dan yang membawa makan siang dari rumah pasti ada di pantry kantor.

Aku semakin penasaran, tapi setidaknya PR pertama terjawab, itu bukan Pak Ivan. Sekarang aku harus mencari tau PR kedua, siapa orang tersebut.

Sudah berminggu minggu semenjak telepon "iseng" terakhir, dia tidak menelepon lagi. Aku masih penasaran karena kau belum mengetahui siapa orang di balik telepon misterius itu.

Hari ini atasanku memanggil, beliau mengatakan akan ada teknisi yang dipindahkan ke kantor ini, teknisi ini dulunya ada di kantor yang beda area dengan kantorku saat ini, walaupun masih ada di kota dan provinsi yang sama. Beliau minta agar aku menyiapkan semua dokumen yang dibutuhkan teknisi untuk bisa pindah ke lokasi kantor ku saat ini dan menyuruhku untuk berkordinasi dengan departemen SDM.

Seminggu kemudian.

Pagi pagi Mba Dian dari departemen SDM memperkenalkan seseorang ke seluruh karyawan di kantor, persis seperti aku pertama kali masuk ke kantor ini.

Pada saat sampai di meja kerjaku,

"Pagi Lea, ini Ben, teknisi yang akan pindah ke kantor ini dan duduk di meja sebelah kamu ya" sapa Mba Dian sekalian memperkenalkan teknisi yang aku urus dokumen kepindahannya.

"Oh yang namanya Ben Wibowo kan?" kataku sambil menyodorkan tangan untuk berkenalan.

"Iya benar" sapanya dengan suara rada berat

"Ben ini terkenal di kantor kita suka iseng dan suka nyanyi loh" kata mba Dian menambahi sesi perkenalan pagi itu.

"Sudah ya, selamat bekerja di kantor baru Ben, dengan perusahaan yang sama tapinya" ujar Mbak Dian berseloroh sambil pergi kembali ke mejanya.

Aku kembali duduk sambil berpikir, sepertinya aku mengenal suaranya. Suara itu tidak asing ditelingaku.

Apakah dia orang yang selama ini menjadi penelepon misterius itu, aku merenung sambil melihat orang yang duduk persis di sebelah mejaku. Ah mungkin hanya perasaanku saja. Aku lalu melanjutkan pekerjaanku.

Berhari hari semejak ada Ben di meja sebelahku, aku semakin menaruh curiga kalau ternyata dialah si penelepon iseng itu, karena suaranya tidak asing, dan dia suka menyanyi sambil menggunakan headphone menempel ditelinganya, ditambah semenjak ada dia seminggu ini, aku sudah tidak pernah menerima telepon misterius itu lagi.

Dan aku harus cari tau apakah benar itu dia orangnya atau tidak.

Pulang kantor hari ini, aku dijemput Dino.

Di pelataran halaman kantorku, pada saat aku mendatangani Dino tenyata disebelah Dino ada Ben dan motornya. Ben melemparkan senyum ketika aku naik ke motor Dino, sambil memberikan gesture "duluan ya"

"Gimana kerjaan kamu hari ini" Dino membuka percakapan ketika kami sudah tiba di tempat makan

"Sudah sebulan lebih yah aku kerja, dan aku rasa nyaman nyaman saja sih sejauh ini"

"Penelepon misterius kamu masih suka menelepon?" tanya Dino

"Sudah seminggu ini sih sudah tidak ada penelepon lagi, tapi yah ada anak baru pindahan dari kantor yang lokasinya beda ama kantor aku sekarang, dan suaranya itu sama kayak orang yang suka menelepon aku, dia suka sering nyanyi sambil menggunakan headset. Itu tuh yang tadi kita ketemu di parkiran, itu orang yang aku maksud" kataku menerocos panjang lebar.

"Ya udah, kamu coba telepon dialah terus kamu denger suaranya ditelepon, sama gak sama suara penelepon misterius kamu"

"Telepon gimana, jelas jelas meja kami hanya berbeda 50 cm jaraknya, aku harus gimana?" jawabku sewot

"Ya ampun Lea, kamu kan bisa menelepon dia dari meja teman kamu di divisi lain, kan kamu cuma butuh untuk mendengarkan suaranya di telepon, dan memastikan suaranya sama atau tidak kan?"

"Hmmm...iya juga ya" pikirku

Pagi ini di kantor aku sudah siap siap untuk melirik telepon siapa yang bisa kupinjam untuk menelepon ke ext Ben, aku akan menjalankan misi ini pada saat jam istirahat, karena Ben jarang sekali keluar makan siang, dia lebih memilih titip beli ke office boy kantor.

Aku pamit ke Ben di jam makan siang kantor

"Aku makan siang dulu ya, turun ke bawah sama anak anak ya" Ujarku kepada Ben, yang memang masih 1 divisi kerja denganku, dan tetangga mejaku.

"Oh ok" jawabnya singkat.

Aku meloyor pergi ke arah jalan keluar kantor, tapi aku tidak keluar kantor, aku bahkan ke meja resepsionis.

"Tina, boleh aku menelepon ke ext di dalam, aku lupa tadi dititipin makan siang apa" kataku berbohong ke resepsionis.

"Oh boleh kok mbak, silahkan"

Aku mulai gugup ketika akan menekan ext Ben. Tapi aku harus untuk menuntaskan rasa penasaranku, siapa sebenarnya penelepon iseng itu.

Aku dial ext telepon Ben

"Halo siang, dengan Ben disni, ada yang bisa saya bantu" suara itu menjawab telepon, dan suara itu benar benar persis suara penelepon misterius itu.

"Oh, jadi kamu yang selama ini suka nelepon iseng ke ext ku yah, setidaknya akhirnya aku tau siapa penelepon iseng itu, makasih"

"Lah katanya kamu mau makan di luar, kok malah nelepon ke ext ku"

"Tuh kan benar itu kamu, bahkan kamu bisa tau ini siapa yang menelepon kamu"

"Iya, maaf ya aku isengin kamu"

Aku langsung menutup telepon, dan kembali ke meja kerjaku. Selama di jalan menuju meja kerjaku, aku bingung harus bersikap apa, apakah harus marah atau biasa saja, toh isengnya kan tidak keterlaluan.

Sesampainya di meja kerjaku

"Eh yang katanya mau makan di luar udah balik, cepat banget baliknya. Duitnya kurang yah? iya sih tanggal tanggal segini duit pasti lagi seret seretnya kan" Ben, mencoba melucu yang jadinya kurasa sangat garing.

Aku hanya meliriknya sinis, dan terdiam.

Lirikanku ternyata mampu membuat dia merasa tidak nyaman.

Berhari hari aku berdiam dan hanya berbicara seperlunya saja ke Ben.

Hari ini hari jumat, pas ditanggal gajian pula. Biasanya orang orang kantor akan makan siang bersama di suatu tempat, entah itu di mall atau di restoran cepat saji.

Hari itu aku ikutan keluar dengan teman teman kantor, sementara Ben tidak bisa ikut karena dia harus melaksanakan sholat Jumat.

Pulang dari tempat makan, aku kembali ke meja kerja dan menemukan ada 1 kotak pisang gorek kriuk coklat keju kesukaanku ada di atas meja kerjaku, dan ada tulisan di dalamnya;

"Maaf ya bikin kamu gak nyaman

Maaf juga isengin kamu, pura pura jadi CEO

Yah sekalian doain aja , kali aja benar suatu saat nanti aku jadi CEO

But anyway, maaf yah. Semoga kamu suka cemilan ini.

Karena konon katanya kalau cewe marah, kasih makanan aja.

Jadi aku coba kasih ini ke kamu, semoga permintaan maafku diterima

Thank you,

Ben Wibowo (bukan adiknya Ari wibowo, walaupun gantengnya sama)"

Aku tersenyummembacanya, lalu melempar pandanganku ke arah meja sebelahku. Disana sudah adaBen yang juga melihatku sambil membuat gestur di bibirnya "maaf ya" 

Continue Reading

You'll Also Like

41.5K 1.6K 30
What gonna happen if Seven mafia kidnapped seven normal boys what if they did mistake that will let them lost the most precious person in their life...
31.2K 747 5
Hiroki has recently discovered that the four women he once knew and loved, his girlfriend (Nao), sister (Koneko), best friend (Ayumu), and mom (Kaede...
116K 1.4K 61
Experience the life with a Natalia, a 14 year old girl with 12 Older brothers! She is Italian and Hispanic! Her parents passed away when she was just...
10.3K 1.1K 15
" ඇයි අයියෙ ඔයා කොයි වෙලෙත් මාව සුදු අරලිය මලකට සමාන කරන්නෙ.." මං අයියගෙ මූන දිහා බලන් අහනකොට එයා මගෙ ඇස් දෙක දිහා බැලුවා.. මගෙ අයියගෙ මූනෙ ඇඳිලා තිබ...