Struggle, Love, and Bipolar [...

By perimatcha

8.1K 2K 1K

Alana adalah seorang gadis yang ceria tetapi orang-orang tidak tahu bahwa Alana mempunyai penyakit yang berhu... More

00. Perkenalan
01. Rusuh
02. Pura-Pura Pingsan
03. Kumpul Bersama
04. Best part
05. Kesayangan
06. Ditandain
07. Nassar dan uno
08. Jujur
09. Sakit
10. Jaga baik-baik
11. Friendzone
12. Tentang rasa
13. Pajak jadian
14. Calon mertua
15. Rencana
16. Tanda tanya
17. Beruntung
18. Berubah
19. Hiburan
20. Rahasia
21. Depresi
23. Mencari
24. Kerinduan
25. Dirawat
26. Fakta
27. Takut
28. Rusuh pt.2
29. Deep talk
30. Pulang
31. Melepaskan
32. Cemburu
33. Date
34. Senja
35. Backstreet
36. Be my girl
37. Pergi
38. Enggak apa-apa
39. Kehilangan
40. Ending
Finnally!
41. Hal Hebat [Bonchap]

22. Maaf dan hilang

158 34 1
By perimatcha

"Alana.."

Renan mengetuk pelan pintu kamar Alana. Gadis itu kenal betul suara siapa itu dan buru-buru membuka pintunya. Terlihat Renan dengan senyum kecilnya, ia menenteng sesuatu di tangannya.

"Ke ruang tengah yuk," ajaknya kepada Alana

Alana pun mengikuti langkah Renan menuju ruang tengah rumahnya. Renan meletakkan es rasa matcha itu di atas meja dan membuka bungkusnya.

"Punya siapa?" tanya Alana

"Punya kamu lah," jawabnya sembari memberikan kepada Alana

Alana menyambut dengan senyum kecil, "Makasih yah"

Renan memperhatikan gadis di sampingnya, ia masih sama seperti kemarin. Alana lalu meminum es nya sedikit dan menaruhnya di atas meja lagi. Kini ia termenung memikirkan apa ia keterlaluan kepada kakaknya tadi?

"Kamu sama bang Dipta berantem?" tanya Renan yang melihat Alana termenung

Alana menoleh ke arah lelaki itu dan menggeleng, "Aku yang salah..," ujarnya dengan mata berkaca-kaca

"Jangan nangis," Renan mendekat tetapi Alana buru-buru membuang pandangannya ke sembarang arah

"Nanti minta maaf ya?" kata Renan dengan nada lembutnya

"Iya"

Wajah Alana kini terlihat sedih lagi. Ia khawatir bagaimana jika Dipta tak mau memaafkannya. Renan kini mengacak-acak rambutnya, apakah Renan tidak tau setiap ia melakukan itu bukan cuma rambut Alana yang berantakan? tapi hatinya juga.

-

Dipta baru saja pulang dari bertemu dengan Senjani, tetapi Senjani ternyata membawa lelaki lain bersama nya tadi. Dipta patah hati untuk yang kesekian kalinya. Ia melangkah masuk ke dalam rumah dan seorang gadis langsung menubruk badannya.

Dipta terkejut lalu tersenyum, ia sudah tahu pasti siapa yang memeluknya. Dapat dilihat Dipta wajah gadis itu terlihat sedih. Ia lalu membalas pelukan itu dan mengelus rambut hitam Alana dengan lembut.

"Maaf..," hanya satu kata itu yang bisa Alana utarakan

Hati Dipta menghangat, adiknya ternyata sudah dewasa untuk meminta maaf lebih dulu.

Alana kemudian melepas pelukannya dan mengerutkan bibir, "Kok diem aja?"

"Jangan bilang gitu lagi ya, gue takut banget," ucapnya dengan tatapan sayu

Alana berpikir sebentar, "Tentang kanker?"

Lelaki yang lebih tinggi itu mengangguk dan tersenyum lebar. Seperti senyum kelinci kata Alana, "Gue ngga mau kehilangan adik gue satu-satunya," ungkapnya lalu memeluk Alana dan mengelus pelan punggungnya

Alana tersenyum dan membalas pelukan sang kakak tersayang, "Alana juga"

"Janji jangan sembunyiin apa-apa dari gue?"

Dipta mengacungkan jari kelingking nya, Alana terlihat ragu namun ia tetap menautkan kelingking nya dengan Dipta dan tersenyum penuh tanda tanya. Dipta tidak akan mengerti arti senyum itu karena ia bukan cenayang.

Adik dan kakak itu benar-benar tidak ingin terpisahkan dengan apapun. Dipta berharap untuk sekarang, ia tak akan pernah kehilangan sumber kebahagiannya.

-

Bi Asri sudah menyiapkan makan malam untuk mereka, Dipta pun pergi ke kamar Alana untuk mengajaknya makan malam.

"Alana, ayo makan malam bareng," ujarnya sambil mengetuk pintu kamar Alana

Tidak ada jawaban, Dipta memilih membuka pintu itu yang ternyata tidak dikunci. Alana tak ada di sana. Dipta mencari di keseluruhan kamar itu namun nihil.

Dipta keluar kamar dan turun tangga menuju dapur, "Lihat Alana ngga bi?" tanya Dipta kepada bi Asri yang sedang mencuci piring

"Loh, bukan nya non Alana ada di kamarnya den?"

"Ngga ada bi, kamar mandi di kamarnya juga kosong"

Wajah bi Asri kemudian berubah panik, "Bibi bantu cari di semua ruangan ya den"

Dipta mengangguk lalu mengambil ponselnya dan menghubungi nomor Alana.

"Drtt drtt"

Dipta mencari suara getaran ponsel itu ternyata ponsel Alana ada di ruang tamu. Lelaki itu semakin khawatir. Biasanya Alana selalu membawa ponsel itu bersama dengannya.

Bi Asri dan Dipta sudah mencari di seluruh rumah bahkan di halaman belakang. Gadis itu tidak ada dimana pun.

"Lo kemana sih Lan..," ujar Dipta gelisah, ia lalu inisiatif menghubungi Azura dan Disty siapa tau Alana ada di rumah salah satu dari mereka.

"Halo kak?" itu Azura

"Halo Azura, maaf nih malam-malam ganggu. Alana ada di rumah lo ngga?"

Terdengar samar Azura sepertinya berbicara dengan orang lain.

"Ngga ada kak, ini gue lagi di rumah Disty katanya Alana ngga ada juga di sini." jelasnya, nada suara Azura juga terdengar khawatir

"Oh iya, kalo gitu tolong tanyain ke yang lain ya..," pinta Dipta

"Siap kak"

"Iya makasih Azura"

Telfon diputuskan secara sepihak. Dipta terlihat sangat khawatir, ia langsung berlari keluar menuju rumah Chandra yang tak jauh dari rumahnya.

Chandra yang kebetulan sedang bermain gitar di teras melihat Dipta berlari ke rumahnya seperti dikejar hantu.

"Oi bang! kenapa lo?" tanyanya sambil meletakkan gitar hitam itu

Dipta lalu mengatur nafasnya dan menghampiri Chandra, "Alana ada di sini ngga?"

Chandra terlihat bingung, "Engga ada bang, kenapa?"

Dipta menghela nafas kasar dan menendang apapun yang ada di sana. Chandra yang melihat itu yakin ada sesuatu yang terjadi.

"Alana hilang, udah gue cari di rumah tapi ngga ada." ucapnya

"Udah lo telfon?"

"Ponselnya ada di ruang tamu Chan, gimana gue ngga khawatir coba?"

Dipta benar-benar terlihat gusar.

"Udah lo tenang dulu jangan kemana-mana ntar yang ada malah lo yang kenapa-napa," ujar Chandra panjang lebar

"Adik gue Chan..," Dipta lalu mengusap wajahnya kasar

-

Dipta dan Chandra kini di rumah Renan, Alana juga tak ada di sana. Semua orang sangat mencemaskan keadaan Alana saat ini.

Ponsel Dipta tiba-tiba berdering, ia dengan cepat mengangkat telfon dari rumahnya berharap ada kabar dari bi Asri bahwa Alana sudah pulang.

"Halo bi? Alana udah pulang?"

"Belum den, tapi tuan Javier baru saja pulang ke rumah"

Dipta mematikan telfonnya dan mendadak terdiam, ia ingin mengumpat rasanya. Kenapa ayahnya harus pulang saat Alana hilang? ah iya bahkan berharap bahwa Alana hanya pergi lalu akan pulang sebentar lagi.

"Kenapa bang?" tanya Renan penasaran

Dipta menggeleng, "Ayah gue udah pulang"

Dipta bahkan sudah pasrah jika ayahnya marah karena ia tidak becus menjaga Alana.

"Lo pulang dulu aja bang, biar kita yang cari dan tanyain anak-anak lain tentang Alana."

Dipta menyetujui perkataan Chandra, dan langsung pulang ke rumahnya. Sesampainya di rumah, ia melihat ayahnya sudah duduk di ruang tamu.

"Alana mana?"

~

Yeayy hari ini double up

Jangan lupa vote dan koment sebagai bentuk menghargai ya

Biar aku juga makin semangat lanjutin ceritanyaa

Oh iya ayah Alana dan Dipta itu anggap aja visual Jae day6 umur 40 tahun yaa

Terima Kasih !

XOXO -!
-Syfnaaa29


















Continue Reading

You'll Also Like

932K 34.2K 50
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...
9.2K 564 37
Gue Prisa. Hidup gue udah rusak sejak SMP. Puncaknya saat gue kelas 10. Gue hamil. Gue benci. Gue aborsi. Dan cuma bisa meringis saat benar-benar mer...
NALORA [END] By Nday

Teen Fiction

16.9K 1.7K 54
Nalora Fidelya adalah seorang gadis dengan masalalu yang di kelilingi laki-laki brengsek. Jika cinta pertama anak perempuan adalah Papanya, maka itu...
1M 102K 55
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...