My Story in Pesantren✔️

By AmaliaKartika375

7.7K 473 34

sebuah kisah yang terjadi di pesantren. Tentang cinta dalam diam seorang santri pada putra kiyainya. Dari bia... More

كلمة
١.البداية
2. kesan pertama...
3. Nggak Mungkin
4. Pesan
5. Kepergok
6. Permintaan Maaf
7. Kamu Aneh Tapi Aku...
8. Sorban
9. Yaman
10. Sekolah
11. PDKT
12. Kairo
13. Rindu
14. Nama
15. Tak berdaya

16. Kisah kita

671 24 5
By AmaliaKartika375

Ara pov...

Setelah Bu nyai Ainun meninggal aku memutuskan untuk pulang ke Lasem dan tidak kembali ke Jakarta, alasan utamaku melakukan ini karena bapak memintaku untuk pulang. Sebenarnya bapak sudah lama memintaku untuk pulang tapi aku selalu membuat alasan dan pada akhirnya aku menyerah untuk menunggunya, karena aku tahu kami tidak lah sebanding.

Itu sudah terlihat jelas sejak duku bahwa aku dan Gus Fauzi tidak lah sebanding, dia putra seorang kiyai dan aku hanya lah orang biasa. Banyak hal yang membuat kami bagai bumi dan langit.

Banyak orang di rumah, tentu saja karena besok adalah hari pernikahanku.. ya aku akan menikah dengan seorang pemuda yang menjadi pilihan bapak.. perjodohan adalah kisah klasik..

Maaf Gus Fauzi aku tidak bisa menunggumu lagi sekarang, karena aku akan menjadi milik orang lain..

seharusnya sedari awal aku tak mengenalmu, tapi aku tak menyesal telah mencintaimu Gus songong ku... Apakah aku masih berhak memanggilmu begitu Gus?

Aku tahu bahwa kamu telah kembali Gus, maaf karena tidak pamit padamu, aku tidak tahu apakah aku sanggup untuk berpamitan padamu..

Flashback on..

Bapak menelfonku..

" Assalamualaikum pak"

" Waalaikummus salam, sampean mantuk kapan nduk?"

" Pak, Bu nyai mboten enten, Ara mantuk sak wise 7 dinone Bu nyai"

" Innalilahi wa innailaihi rojiun, sampean riwangi ndalem nggeh, bapak tutup telfon e assalamualaikum"

" Waalaikummus salam"

Setelah itu aku kembali ke dapur ndalem untuk membantu mbak mbak masak pastinya..










***









Hari ini aku memutuskan untuk pulang, aku sudah berpamitan pada Abah yai, sakit rasanya harus meninggalkan pesantren.. aku harap bisa lebih lama lagi di sini..

Sebelum pergi aku juga menyempatkan untuk pamit pada Gus kecil dan Ning kecil...

" Bik Ara kenapa mau pulang?" Pertanyaan dari Ning Yana kecil.

" Bibik ada urusan Ning"

" Bibik bakal pulang kesini lagi kan?" Gus Juna kecil bertannya penuh harapan bahwa aku akan kembali.

" Bibik tidak akan kembali ke sini lagi"

" Bruk" Gus Alif kecil langsung menghamburkan pelukan nya padaku dan di susul Gus Juna dan Ning Yana.

" Bibik Ara senyum dong, kan mau ketemu bapak sama ibuk" ucap Gus Alif kecil setelah melepas pelukannya padaku.

" Iya bibik senyum nih"

" Bibik pasti pulang ke sini lagi" Gus Juan kecil.

" Iya bibik liat aja nanti, bibik balik sini lagi.." giliran Gus Alif kecil.

Sekali lagi aku memeluk mereka bertiga satu persatu.

" Udah ya biarin Bibik Ara pulang" ucap Ning Dila.

" Perlu dianter Ra?" Tanya Gus Fariz.

" Ndak usah Gus, Ara bisa ke terminal sendiri"

" Di anter Mas Fariz aja mbak"

" Aku anter aja Ra, kamu tuh udah kayak adik aku" kata Gus Fariz.

Aku ke terminal di antar oleh Gus Fariz.

" Terimakasih Gus, saya pamit"

" Tunggu" aku mengernyit bingung.

" Jangan ragu, ambil keputusan yang menurutmu benar"

" Nggeh Gus"

Terkadang aku merasa kalau Gus Fariz adalah kakak kandungku sendiri.

Setelah menempuh perjalanan jauh aku sampai di Lasem, di rumah keluargaku.

" Assalamualaikum"

" Waalaikummus salam, ya Allah nduk.. " ibuk memelukku menyalurkan rindu.

" Ayo masuk.. kenap ndak ngomong nek mantuk, kan iso di jemput bapak"

" Kan kejutan buk"

" Kami istirahat wae"











***










Sekarang ini aku sedang duduk di depan bapak, pasti bapak mau bicara hal penting.

" Bapak nerimo lamaran kanggo awakmu Ra, umurmu iku pun pantes kanggo nikah, sampena nerimo kan pilihan e bapak"

Aku sudah bisa menduga hal ini, hal ini pasti akan terjadi cepat atau lambat buka.

Maaf Gus.. maaf..

" Pilihan e bapak pasti Ara tampi"

Flashback off...

" Dek"

" Kenap mas?" Itu Mas Dimas kakakku.

" Ngelamun opo?"

" Ndak kok" aku tersenyum padanya untuk menyembunyikan rasa ini.

" Di timbali bapak"

" Bapak teng pundi?"

" Ning ngguri"

Aku pun segera pergi ke halaman belakang menemui bapak, terlihat bapak tengah berbicara dengan seseorang di telfon.

" Nduk, iki calon mu arep ngomong" bapak memberikan henfonnya.

" Assalamualaikum"

" Waalaikummus salam" suara dari sebrang sana.

" Enten nopo nggeh mas?"

" Saya cuman mau tanya kamu mau minta mahar apa dari saya?"

Mahar? Bertemu dan meliaht wajahmu saja aku tidak pernah, dan mahar aku samasekali belum memikirkan itu.

" Saya cuman minta seperangkat alat sholat dan surat an-nisa"

" Itu saja?"

" Nggeh mas"








***









Kulihat pantulan diriku cermin.

Tak menyangka sebentar lagi aku akan menjadi milik orang..

Sampai detik ini aku masih merasa bersalah padamu Gus.. maaf..

" Mbak Ara cantik banget" ucap sepupuku.

" Mbak senyum dong, ini kan hari bahagiamu mbak" sepupuku satunya menyahuti.

" Iya nih aku senyum" aku pun tersenyum. Mencoba senyum yang terlihat tulus dan bahagia.

" Penganten cowoknya udah dateng" sepupu cowokku masuk ke kamar.

Sekarang tinggal lah aku sendirian di dalam kamar, tak lama dari itu aku mendengar suara suara penghulu.

Apa aku salah sampai detik ini masih mengharapkanmu Gus?

" Ankahtuka wazawwajtuka makhtubataka binti Fatimah Az-Zahra alal mahri majmueat min 'adawat alsalaat wa surotun an-nisa hallan "

"Qabiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkur wa radhiitu bihi, wallahu waliyu taufiq"

Apa aku harus bahagia?

Ara pov end...

Normal pov...

Ibu Ara memasuki kamar dan memeluk putrinya itu.

" Ayo ndok"

Ara pun keluar kamar dengan di apit oleh ibu dan bude nya.

Ara sangat terkejut saat atensi nya melihat cucu kiyainya.

Di depan sana Ara melihat seorang pemuda duduk di depan bapak nya, duduk membelakanginya, di samping pemuda berjas putih itu ada Gus Fariz yang menatap Ara sambil tersenyum.

Lalu ada Abah yai juga di sana.

' apa mereka datang untuk menghadiri pernikahanku, segitu pentingnya kah aku? '

Ara menundukkan pandangannya tak berani menatap keluarga ndalem.

Ara duduk di sebelah seorang pemuda yang telah sah menjadi suaminya. Ara tak berani meliaht sang suami sama sekali.

Penghulu meminta Ara untuk tanda tangan di berkas berkas nikahnya.

" Cium tangan suamimu nduk" ucap bapak Ara.

Perlahan Ara mengangkat kepalanya dan...

" DEG "

Ara sangat terkejut dengan semua ini.. sekua yang terjadi.. di depannya ini.. yang menjadi suaminya.. yang telah... Ara tak mampu berkata kata lagi...

Suaminya tersenyum tulus padanya...

" Gus Fauzi?" Guman Ara pelan masih menatap sang Gus yang telah menghalal kannya dengan tak percaya.

" Mbak Ara! Itu tangan suaminya cepet di salamin.. " teriak sepupu Ara yang greget dengan sikap Ara yang bengong..

Ara tersadar dari keterkejutannya, ia melihat tangan sang Gus yang siap untuk bersalaman dengannya...

Ara dengan takut mencoba merai tangan itu tapi tidak jadi.. gugup, terkejut, dan... Semuanya tak dapat di jelaskan...

Dua pasangan pengantin itu membuat semua yang ada di sana merasakan baper.. karena tingkah mereka..

" Tinggal cium tangan mbak.."

Ara udah salting dari tadi begitupun dengan Gus Fauzi, tamu undangan sudah bersorak gemas melihat tingkah pasangan baru itu...

" Ayo Ra.. di cium tangan suamimu itu" setelah mendengar perkataan Gus Fariz, Ara mengumpulkan keberanian untuk mencium tangan Gus Fauzi suaminya.

Sorakan tamu undangan semakin menjadi saat Ara mencium tangan Gus nya itu dan sang Gus mencium kening Ara..

Gus Fariz sudah mengabadikan momen itu dengan camera nya, dialah yang menjadi saksi diantara kisah pasangan baru ini.











































































































" Saat aku sudah menyerah kan segalanya pada yang maha kuasa.. dia pula yang membawamu padaku dalam ikatan suci ini, ketidak berdayaanku pada takdir membawaku padamu melalu jalan mengabdi pada orang tuaku"
~M. Musa Fauzian Al-Alawi~
















" Tak kusangka... Yang maha kuasa mempersatukan kita dengan cara yang tak biasa... Aku sudah menyerah tapi dia yang maha kuasa mempersatukan kita.. "
~Fatimah Az-Zahra~




































🌼🌸SELESAI🌸🌼
















Akhirnya cerita ini selesai juga..
Aku sebagai penulis minta maaf kalau ada salah...

Baca cerita baru aku ya.. ini seri dari tiga cerita aku sebelumnya.. terserah kalian mau bilang seri atau sequel..

Ini lanjutan 3 cerita aku.. lebih tepatnya ini kisah anak anak mereka..
Ini gabungan dari..
1. Ketika takdir memilih.
2. A Melancholy peak of love.
3. My story in pesantren.


Sinopsis:

5 bersaudara yang secara bersamaan di jodohkan oleh orang tua mereka karena kesepakatan di masa lalu..

Dalam pernikahan 5 pasangan tersebut hanya terisi dengan kerumitan dan cinta yang tak terbalas...

***

" Saat gadis yang aku cintai menjadi istri adikku " ~Zelvin Pratama~

" Saat gadis yang aku cintai yang sekarang menjadi istriku tapi ia mencintai Kak Zelvin" ~Zalvin Pratama~

" Saat aku baru merasakan jatuh cinta aku harus sadar bahwa yang aku cintai Adeffa adalah istri Kak Zelvin, Kak Zelvin yang mencintai istriku.." ~Zein Pratama~

" Cinta yang ku pendam sekian tahun padanya pada akhirnya tak akan pernah ku ucapkan padanya, karena kini ia yang aku cintai telah  menjadi istri orang lain sekaligus kakak iparku."~ Abyan Pradana~

" Saat gadis yang aku cintai menikah dengan adik dari istriku yang tak aku cintai" ~ Azar Al-Ahkamil~

" Pemuda yang aku cintai mencintai kakak iparku, tapu ia menikah dengan kakak perempuanku dan menjadi kakak iparku. Aku menikah dengan pemuda yang mencintai kakak perempuanku..." ~Zeina Pratama~

" Aku menikah dengan adik dari orang yang aku cintai, kemirisan macam apa ini?"~Alea Al-Ahkamil~

" Tak pernah ku bayangkan bahwa aku akan menikah dengannya yang aku cintai dalam diam ku dan aku tak menyangka bahwa suamiku mencintai Kak Adeffa yang notabenenya sepupuku sekaligus kakak iparnya"~Idelia Alawi~

" Pernikahan yang tak memiliki cinta di dalamnya, cinta suamiku hanya untuk adik iparku Idelia, dan sejak awal aku tahu suamiku tak akan mencintai ku" ~Zelyn Pratama~

" Saat suamiku sendiri mencintai sepupuku yang sekarang menjadi Adik iparnya. Kerumitan macam apa ini? Pernikahan macam apa ini? Cinta macam apa ini?" ~Adeffa Al-Alawi~

Rumit banget ya..

Jangan lupa mampir.. ini cerita bakal aku publis barengan sama bab terakhir ini...

Sampai jumpa di cerita baru aku...

Papay...


End







Tuban, 04 Juli 2021

Continue Reading

You'll Also Like

253K 13.6K 50
[Spin off Sebening Cinta Zeina. Ridwan's Story] Belum di revisi. Revisi hanya ada di versi cetak! Jadi, mohon dimaklumi. [BLURBb] Impian semua orang...
10.1K 1.2K 21
"Karena puncak dari cinta bukan sekadar memiliki dalam pernikahan." "Ketika kamu bosan dengan kondisi ini, percayalah padaku, dan percayalah pada cin...
11.6K 1.6K 24
>> Part masih lengkap [FOLLOW DULU YUK BIAR LEBIH BERKAH:)] Parasnya yang cantik, sangat sesuai dengan namanya yang juga sangat indah. Kecerdasan, se...
140K 11K 50
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ "Aku mengkhitbahmu, karena ingin menghalalkan pandanganku kepadamu."- Fatih "Aku mengkhitbahmu karena Allah."...