Goresan Pena

By goresanpena11_

3.2K 142 0

Di sinilah tempat pengetahuan mengenai dunia literasi. Kita memberikan materi yang bersangkutan dengan litera... More

•• Peresmian Goresan Pena ••
•• Apa itu GP? ••
•• Deskripsi Logo Goresan Pena dan Perkumpulan Admin ••
•• Jajaran Pengurus Goresan Pena ••
•• Seminar Online #1 ••
•• Sejarah Tulisan ••
•• Seminar Online #2 ••
•• Sejarah Perkembangan Tulisan ••
•• Apa itu Alphabet? ••
•• Perkembangan Sejarah Bahasa Indonesia ••
•• Seminar Online #3 ••
•• Ejaan Yang Disempurnakan ••
•• Sebuah Pesan #1 ••
•• Sebuah Pesan #2 ••
•• Seminar Online #4 ••
•• Games Sambung Cerita ••
•• Apa itu Literasi? ••
•• Jenis-jenis Literasi ••
•• Pentingnya Penguasaan Literasi Bagi Generasi Muda ••
•• Cerita Pendek ••
•• Sejarah Cerita ••
•• Event Quotes dan Pantun ••
•• Ciri-ciri Cerita Pendek ••
•• Unsur Penyusun Cerpen ••
•• Lomba Cipta Puisi ••
•• Lomba Desain Poster ••
•• Ceriwis Ramadhan Goresan Pena ••
•• Ukuran Cerita ••
•• Perbedaan Cerpen dan Novel ••
•• Pedoman Penulisan Tanda Baca ••
•• Pedoman Penulisan Tanda Baca #2 ••
•• Cerita Pendek yang Terkenal ••
•• Tanda Baca ••
•• Premis ••
•• Silogisme dan Contohnya ••
•• Games Goresan Pena #2 ••
•• Games Goresan Pena #3 ••
•• Pengertian Novel Menurut Para Ahli ••
•• 21 Jenis Novel Berdasarkan Genre, Genre Cerita, Serta Isi dan Tokohnya ••
•• Jenis-jenis Novel Berdasarkan Genre Cerita ••
•• Jenis Novel Berdasarkan Non-fiksi dan Fiksi ••
•• Jenis Novel Berdasarkan Isi dan Tokohnya ••
•• Mengenal Struktur, Ciri, dan Unsur Novel ••
•• Pengertian Dialog, Monolog, Prolog, dan Epilog ••
•• Seminar Online Psikologi Anniversary yang ke-1 tahun ••
•• Pemenang Lomba Cipta Puisi bersama Komunitas dan Penerbit ••
•• Mengenal Tata Aturan Penggunaan Kata Di dan Ke dalam Tulisan ••
•• Seperti Apa Penggunaan Kata di dan ke yang Benar? ••
•• Apa itu Fiksi Mini? ••
•• Event Goresan Pena ••
•• Contoh Cerita Fiksi Mini ••
•• Games Berpuisi Goresan Pena ••
•• Apa itu Majas? ••
•• Jenis-jenis Majas ••
•• Jenis-jenis Majas ••
•• Penulisan Partikel -pun Terpisah ••
•• Surprise November ••
•• Penulisan Partikel -lah, -kah, -tah, dan -per•
•• Apa, sih, Senandika itu? ••
•• Tantangan Admin dan Member ••
•• Apa itu Text Narasi? ••
•• Onomatope? ••

•• Games Goresan Pena #1 ••

8 1 0
By goresanpena11_

Games Goresan Pena.
Tantangan Cerpen Puisi.

Nama Pena : Fiz
Angkatan : 4
Kelas : Psikologi
Judul Cerita : Dari Bulan Untuk Bulan
Karangan : Windi Nurhafizah
Titimangsa : Jawa Barat, Indonesia
Dibuat Tanggal : 30 Juni 2021
Juara : 1

DARI BULAN UNTUK BULAN.
Judul Awal : Tiga Kata Untuk Bulan.

Seorang gadis sedang berdiri di tepi pembatas balkon kamar, sepertinya ia sedang melihat bulan yang tampak berinar sempurna malam ini. Sanyuman tak pernah luntur dari bibirnya kala melihat bulan, baginya bulan adalah ketenangan, kebagiaan, dan juga kesedihan.

Seperti bulan yang bersinar kala waktunya tiba, seperti itu juga ia. Si gadis sejuta senyum yang selalu bersinar di setiap saat. Mata bulat, bulu mata lentik, bola mata berwarna abu-abu yang selalu bersinar di kala melihat bulan. Jangan lupakan hidung yang mancung, kulit putih, dan bibir ranum yang selalu menunjukan senyuman.

Ia adalah Bulan, Bulan Antariksa si gadis penyuka bulan, namun tidak menyukai bintang. Baginya bintang itu sulit di mengerti dan terlalu ribet untuk di mengerti, tidak seperti bulan.

   "Bulan emang gak suka sama bintang, tetapi Bulan tahu kalau bulan tidak akan indah jika tidak ada bintang" ucap seseorang, Bulan.

   "Bulan juga tahu, kalau bintang adalah pelengkap dari bulan dan malam."

   "Suatu saat akan ada orang yang membuat Bulan suka sama Bintang."

   "Good night, bulan and see you," ucap bulan dengan senyuman.

Ia masuk ke kamar dan menuju kasur king size nya. Perlahan mata cantik itu tertutup di susul dengkuran halus. Bulan tidak akan bisa tidur sebelum melihat bulan, dari kecil ia memang sudah menyukai bulan. Maka, tak heran jika sekarang Bulan menjadi candu akan sinar dari bulan.

* * *

Pagi hari.

Bulan sudah siap dengan seragam sekolahnya. Hari ini adalah hari Senin. Jadi, ia berangkat lebih awal. Tidak ingin membuang waktu, ia segera turun ke lantai satu. Sampai di sana, ia bisa melihat bundanya sedang menyiapkan sarapan untuknya dan juga adiknya.

   "Pagi, Bunda," ucap bulan riang.

   "Pagi, sayang," balas bunda.

   "Ben, di mana, Bun??" tanya Bulan.

   "Ben, masih di kamar, sayang," jawab Bunda.

   "Pagi, Kak Bulan. Pagi, Bunda," ucap seseorang. Ben, lelaki muda umur empat tahun.

   "Pagi, Ben sayang," balas mereka berdua.

   "Ben, mau makan," ucap Ben riang.

   "Wo, hoho, Ben lapar, yah, hm?" tanya Bunda.

   "Iyah, Nunda," balas Ben.

   "Emang, Ben, bisa lapar?" tanya Bulan.

   "Bisa, lah!" balas Ben sewot.

   "Santai, dong!" balas Bulan ketus.

   "Heh, udah-udah, ayok, sarapan," lerai Bunda.

   "Iyah, Bunda," ucap mereka berdua.

Mereka makan dengan di temani celotehan dari si kecil Ben, ia memang sangat lucu dan pintar. Di umurnya yang baru menginjak empat tahun, ia sudah bisa berbicara dengan lancar.

   "Bulan berangkat dulu, ya, Nun. Bay, Ben. Assalamualaikum," pamit Bulan.

   "Waalaikumsalam, kakak," balas mereka.

* * *

Sampai di sekolah Bulan langsung menuju ke kelasnya, dari koridor ia bisa melihat beberapa anak OSIS yang sedang mempersiapkan pelaksaan upacara.

Tanpa Bulan sadari, dari seberang sana ada seseorang yang sedang memperhatikan dirinya. Lama orang itu memperhatikan Bulan akhirnya ia berjalan menghampiri Bulan.

   "Bulan!" sapa orang itu.

   "Eh, Davit," balas Bulan kepada orang yang bernama Davit. Kekasih Bulan.

   "Mau ke kelas?" tanya Davit.

   "Iyah," balas Bulan.

   "Mau bareng," tanya Davit lagi.

   "Hm, boleh, hehe," balas Bulan riang.

   "Yaudah, yuk," ucap Davit lalu menggandeng tangan Bulan.

Davit mengantarkan Bulan sampai di depan kelasnya, seperti biasa. Di kelas sudah ramai oleh anak anak kelas 11 IPA 2. Ia mengecup kening Bulan dalam lalu berkata.

   "Masuk, gih, nanti aku tunggu di lapangan," ucap Davit.

   "Iyah, Davit jangan bolos, yah, harus ikut upacara, yah. Kalau enggak, Bulan marah," ancam Bulan.

   "Iyah, Bulannya Davit, kali ini Davitnya Bulan ikut upacara. Tetapi, dengan satu syarat," balas Davit.

   "Masa upacara doang harus pake syarat, sih," protes Bulan

   "Kalau enggak mau, aku enggak mau ikut upacara," ancam Davit.

   "Is, yaudah. Syaratnya apa," balas Bulan

   "Ini," ucap Davit sambil menunjuk pipi sebelah kananya.

   "Ihh, enggak mau, ah," tolak Bulan

   "Ouh, enggak mau ,nih??" balas Davit.

   "Tetapi, Bulan malu, Davit," rengek Bulan.

   "Kenapa malu??" tanya Davit.

   "B-bulan ..." ucap Bulan terpotong.

   "Yaudahlah, aku enggak ik—" balas Davit terpotong.

Cup!

Davit menyeringai, ini yang ia inginkan. Akhrinya Bulan mau menurutinya.

Bulan bersemu, rasanya muka ia sudah seperti udang rebus, merah. Buru-buru ia melangkah masuk ke kelas, kalau tidak Davit akan mengejek nya sekarang.

   "HEY, YANG SEBELAHNYA ENGGAK??" teriak Davit mengejek.

   "ENGGAK!" balas Bulan tak kalah kencang.

Davit terkekeh geli, lucu sekali kekasihnya ini. Menggemaskan, pikir Davit. Setelah itu, ia melangkah menuju kelasnya.

* * *

Malam ini Davit berencana mengajak Bulan pergi. Melihat bulan dan bintang, ia tahu Bulan tidak menyukai bintang. Tetapi, ia ingin Bulan tahu bahwa bulan tidak akan sempurna jika tidak ada bintang. Sama seperti Davit yang tidak sempurna jika tidak ada Bulan.

Ia tahu, Bulan tidak bodoh. Bulan tahu bahwa bulan tidak sempurna jika tidak ada bintang. Tetapi, entah kenapa gadis itu tetap saja tidak menyukai bintang. Sepertinya, ia akan menjadi perantara Bulan untuk menyukai bintang.

Davit sudah tiba di depan rumah Bulan, ia sengaja tidak memberitahu gadis itu bahwa ia akan datang. Ia ingin melihat gadis itu terkejut atas kedatangannya.

Tok Tok Tok

   "Permisi," ucap Davit.

   "Sebentar!" teriak seseorang dari dalam

Davit yakin yang akan membuka pintu adalah Bulan, jika itu benar. Rencana ini pasti berjalan dengan baik.

   "Cari sia— DAVIT?!" teriak Bulan terkejut.

Benar sekali dugaan Davit. Ah, Davit rasanya sudah tidak sabar mengajak Bulan bertemu dengan bintang.

   "Apa, sayang," balas Davit santai.

   "Kamu ... Kamu ngapain di sini??" tanya Bulan heran.

   "Main ke rumah pacar sendiri emang enggak boleh??" tanya Davit balik.

   "Ya ..., Boleh, tetapi kenapa enggak ngabarin ke Bulan dulu??" tanya Bulan lagi.

   "Ck, kamu banyak tanya, deh," balas Davit.

   "Udah, sana. Kamu siap-siap, gih," lanjut Davit.

   "Emang kita mau ke mana, sih?" tanya Bulan.

   "Udah cepet, sana," usir Davit

   "Tetapi—" ucap Bulan terpotong.

   "Aku udah bilang sama bunda, sana-sana," usir Davit lagi.

* * *

Davit membawa Bulan ke gedung kantor papahnya. Untuk melihat bulan sekaligus tahun baruan. Sebelum itu, Davit menutup mata Bulan dengan kain. Hingga ia dan Bulan tiba di rostoop, terlihat ada satu buah teleskop dan juga meja yang sudah di hias sedemikian rupa bersama dengan kursinya.

Davit membawa Bulan ke sisi lain rostoop dengan mata Bulan yang masih tertutup kain. Ia memposisikan gadis itu agar lebih mudah melihat bulan yang begitu indah malam ini.

Entah kebetulan atau apa, malam ini adalah malam bulan purnama. Yang artinya malam ini bulan berbulat sempurna dengan taburan bintang sebagai pelengkap. Sepertinya Davit tidak salah memilih hari.

   "Aku hitung sampai tiga, kamu baru bisa buka mata kamu," ucap Davit yang diangguki oleh Bulan.

   "Satu, dua ..., tiga!" hitung Davit.

Bulan membuka matanya, betapa terkejut dirinya kala apa yang ia lihat malam ini. Bulan purnama, malam yang ia tunggu-tunggu.

Indah, satu kata untuk malam ini. Bulan purnama dengan taburan bintang yang begitu cantik di langit sana. Ini pertama kalinya untuk Bulan melihat bintang seindah ini. Ia tidak menyangka Davit melakukan ini, ia rasa Davit berhasil membuat dirinya menyukai bintang.

   "Davit, ini. Indah banget!" ucap Bulan dengan mata yang masih terfokus pada bulan dan bintang.

   "Bulan ..., Bulan suka!" lanjut Bulan.

   "Jadi ..., aku berhasil, nih???" goda Davit.

   "Yah, Davit, iyah. Kamu berhasil," balas Bulan terharu.

   "Aku bahagia, jika kamu bahagia," ungkap Davit yang di balas senyuman oleh Bulan.

   "Davit?" panggil Bulan.

   "Yah?" balas Davit yang menatap mata Bulan dalam.

   "Tiga kata untuk Bulan," ucap Bulan.

Davit tersenyum, lalu membalas.

   "I love you," ungkap Davit tulus

Dor Dor Dor

Bertepatan dengan ungkapan Davit, petasan dan bunyi terompet saling menyahut. Menandakan bahwa malam ini sudah berganti tahun.

   "I love you too, Davit," balas Bulan tak kalah tulus.

"Ya Allah, Bulan berharap akan selalu bersama Davit. Bulan begitu mencintai lelaki yang berdiri di depan Bulan saat ini," batin Bulan.

"Ya Tuhan, jangan pisahkan kita berdua. Aku begitu mencitai Bulan hingga rela menaruhkan nyawaku demi Bulan," batin Davit.

Mereka berdua sama-sama berharap akan selalu berama di tahun ini dan tahun yang akan mendatang. Tanpa sadar bulan dan bintang menjadi saksi cerita cinta mereka berdua malam ini.

Bulan dan Davit saling menatap satu sama lain sebelum mereka berteriak.

   "HAPPY NEW YEAR!" teriak mereka bersama.

***

Malam ini
Bulan dan bintang menjadi saksi
Atas besarnya sebuah asmaraloka
Meski perbedaan jelas terlihat adanya

Alaska...
Mengapa kau hadir dikisah kami?
Mengapa kau memilih kisah ini
Dan mengapa, retisalya begitu terasa

Bulan, bolehkah atma meminta?
Untuk terus membangun kehidupan
Hingga kami, dipersatukan oleh semesta
Dan janji suci dilaksanakan

— Dari Bulan Untuk Bulan.

Continue Reading

You'll Also Like

634K 45.6K 70
susah ya punya suami ganteng. kalo jalan jalan ada aja yang godain. gue cuma bisa ngelus dada sambil natep yang godainnya cemburu. Highest rank : #1...
38.6K 2.8K 16
Senja Jingga >>[Spin off Mados] << "Sev, gue ditembak Ridho." "Tolak. Dia playboy yang suka morotin cewe." "Oke," "Sev, Jaka minta nomor gue," "Janga...
368K 19.6K 20
[VOTE AND COMMENT] [Jangan salah lapak‼️] "Novel sampah,gua gak respect bakal sesampah itu ni novel." "Kalau gua jadi si antagonis udah gua tinggalin...
33.1K 2.5K 35
Menceritakan tentang perjuangan seorang gadis yang mulai beranjak dewasa. Perjuangannya dalam menggapai kebahagiaan dunia dan akhirat walau harus men...