Selisih 22 [TERBIT]

By aprilianatd

1.1M 91.9K 2.3K

Tatiana (18), anak semata wayang yang sangat disayang oleh orang tuanya, setelah lulus SMA ia berkeinginan un... More

Prolog
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30 [end]
Epilog
Extra Part
PENGUMUMAN
Vote Cover
Kapan Open PO?
Open PO

Bab 6

32.2K 3.1K 227
By aprilianatd

"Gimana Risyad, enak gak masakan Tante?" Tanya Mami.

"Masakan Mami? Masakan Mbok Sari kali." Gumam Tatiana yang masih bisa didengar yang lain.

Maminya menendang pelan kaki Tatiana di bawah meja. "Enak aja. Ini masakan Mami ya. Mbok Sari cuma bantuin aja!" Seru Mami tidak terima.

"Udah sih gak usah pake tendang-tendang kaki aku." Gerutu Tatiana.

"Tatiana!" Tegur Papi. "Malu, ada tamu." Lanjutnya.

"Habis Mami tendang-tendang kaki aku." Ucap Tatiana kesal.

Papi hanya menghela nafas kasar melihat kelakuan anaknya.

"Maaf ya Risyad, emang agak-agak nih kelakuannya si Tatiana." Ucap Mami.

Risyad hanya tersenyum maklum. Ia sesekali membantu Abel untuk makan.

"Papa, hari ini kita pulang ya?" Tanya Abel sedih.

"Iya sayang, Abel gak kangen main sama Papa ya?" Tanya Risyad.

"Nanti Abel gak bisa main lagi sama Kak Ana dong." Ucapnya sedih. "Nanti kalo Abel kangen gimana?" Tanya Abel pada Risyad.

Mendengar itu seperti ada ribuan jarum tak kasat mata yang menusuk hati Tatiana. Perih. Ia juga pasti akan merindukan sosok Abel.

"Abel masih boleh kok sering-sering main ke rumah Opa buat ketemu Kak Ana." Hibur Papi.

"Atau Kak Ana aja yang ikut Abel sama Papa ke Surabaya. Biar Abel bisa puas main sama Kak Ana." Usul Abel.

Tatiana yang sedang minum otomatis tersedak mendengar ucapan Abel.

"Nanti Oma sama Opa yang kangen sama Kak Ana kalo Kak Ana ikut Abel ke Surabaya." Ujar Mami dengan nada dibuat sedih.

"Yahhhh..." Abel mendesah kecewa.

"Kak Ana pingin kuliah di Surabaya, tapi sama Oma Opa gak dibolehin." Ucap Tatiana pada Abel.

"Kuliah itu apa?" Tanya Abel bingung.

"Sekolah." Jawab Tatiana.

Abel hanya membulatkan bibirnya.

"Kamu mau kuliah di Surabaya?" Tanya Risyad tertarik.

"Nggak. Tatiana kuliah di Malang." Jawab Papi tegas.

Tatiana mencebikkan bibirnya kesal. Ia melipat kedua tangannya di depan dada. "Ih Papi jahat." Gerutu Tatiana.

"Iya Om, kalo anak cewek kuliah di luar kota tapi gak ada yang jagain bisa bahaya." Ucap Risyad menyetujui.

"Gak usah pengaruhin Papi deh." Ucap Tatiana kesal.

Seperti tidak mendengar peringatan dari Tatiana, Risyad melanjutkan. "Beberapa hari yang lalu ada berita pembegalan seorang mahasiswi juga di Surabaya. Alhamdulillah mahasiswinya selamat. Cuma luka-luka ringan dan harus di rawat di rumah sakit karena trauma. Barang-barangnya raib semua diambil si pembegal. Agak ngeri sih Om kalo menurut saya."

Tatiana membanting sendok dengan cukup keras. "Gak usah ngasih tau aneh-aneh ya."

"Tatiana!" Tegur Mami.

"Dengar Tatiana apa yang dibilang Risyad! Kamu itu emang ngeyel aja sih." Ucap Papi dengan menaikkan nadanya.

"Papi gak usah dengerin dong, siapa tau itu cuma berita bohong." Ucap Tatiana.

"Buat apa juga Risyad bohong." Ucap Papi.

"Pa, aku ngantuk." Ucap Abel tiba-tiba.

"Kita kan mau pulang sayang. Tidur di mobil aja ya nanti?" Tanya Risyad pada Abel.

"Tidurin di kamar Tatiana dulu aja. Nanti sejam lagi kamu baru ajak pulang. Kasihan dia, nungkin kecapean habis renang tadi." Usul Mami.

Risyad berpikir sejenak. Akhirnya Risyad menyetujui usul itu kemudian ia menggendong Abel ke kamar Tatiana yang diikuti oleh Tatiana. Setelah membaringkan Abel ke kasur, kemudian ia mendengar Tatiana berbicara padanya.

"Gak usah bilang yang aneh-aneh ke Papi." Ucap Tatiana ketus.

"Saya gak bilang aneh-aneh. Saya bilang apa adanya aja kok." Ucap Risyad membela diri.

"Yaudah gak usah bicara apa-apa. Aku lagi bujuk Mami sama Papi buat kuliah di Surabaya. Jadi gak usah ikut campur."

"Ngapain sih pake acara kuliah di Surabaya?"

"Suka-suka aku dong mau kuliah dimana."

"Menuh-menuhin Surabaya aja." Setelah mengatakan itu Risyad meninggalkan Tatiana.

Tatiana menghentakkan kakinya dengan kesal mendengar ucapan dari Risyad. Kemudian ia menyusul Risyad dan memastikan laki-laki satu itu tidak mengatakan hal-hal aneh lainnya pada orang tuanya. Yang ada usaha untuk meyakinkan orang tuanya selama ini akan terasa sia-sia.

Mereka melanjutkan mengobrol di ruang tengah dengan teh hangat dan setoples cookies sembari menunggu Abel bangun.

"Di Surabaya emang seseram itu ya?" Tanya Papi membuka obrolan.

"Namanya juga kota besar Om. Sebelas dua belaslah sama Jakarta." Jawab Risyad.

Tatiana yang baru memasuki ruang tengah lantas kesal mendengar itu. Ia mengambil duduk di samping Maminya dan mengambil cookies yang ada di toples.

"Semua juga seram Pi, tergantung kitanya aja gimana." Ucap Tatiana. "Emang Papi kira kalo di Malang aku bakal aman banget?" Lanjutnya.

"Kamu kalo di Malang bisa Papi antar jemput. Papi bisa jadi lebih tenang. Atau kamu bisa diantar jemput sama Mami. Kalo Papi sibuk kerja Mami arisan, nanti Papi hire sopir khusus buat anter jemput kamu." Ucap Papi.

Tatiana menghela nafas lelah.

Selama Tatiana sekolah, dari TK hingga SMA orang tuanya selalu mengantar jemput dirinya. Papinya yang akan mengantar dan Maminya yang akan menjemput. Setelah sekolah ia akan diantar ke tempat bimbingan belajar. Maminya akan menungguinya les hingga selesai kemudian mereka akan pulang. Begitu terus hingga dia mendapat SIM. Setelah ia mendapat SIM, beberapa kali Tatiana pergi ke mall seorang diri tanpa orang tuanya. Tapi tetap saja ada batas jam malamnya. Bahkan karena pulang melebih batas jam malam membuat Papinya memiliki rencana untuk memperkerjakan sopir untuk dirinya. Ia sudah cukup bosan dengan rutinitas yang sama di delapan belas tahun hidupnya. Ia ingin merasakan pengalaman berbeda. Ingin berangkat kuliah sendiri, hangout bareng teman, atau ia ingin merasakan pergi kencan.

"Papi harus percaya dong sama aku. Aku pasti bisa jaga diri baik-baik." Ucap Tatiana meyakinkan.

"Kalo kamu kenapa-napa gimana?" Tanya Papi.

"Makanya Papi jangan mikir aneh-aneh. Kalo pikiran kita positif, pasti yang terjadi juga hal-hal yang positif. Kalo kita mikirnya negatif mulu, nanti malah jadinya hal-hal negatif." Ucap Tatiana.

Papi diam mendengar ucapan Tatiana.

"Nanti Papi bisa cariin Tatiana tempat tinggal yang aman yang dekat sama kampus. Nanti selama Tatiana di Surabaya tiap hari aku bakal video call Mami sama Papi." Ucap Tatiana. "Lagian aku udah belajar lho buat masuk ke universitasnya. Kapan lagi Mami sama Papi lihat aku belajar. Beberapa hari ini juga aku udah sering bantuin Mbok Sari. Ya walaupun masih banyak salah-salahnya. Itu kan udah jadi pembuktian kalo aku bener-bener pingin tinggal mandiri di Surabaya." Lanjut Tatiana.

Mendengar penjelasan Tatiana yang cukup panjang membuat Risyad menahan senyum. Ia menyadari begitu gigihnya perempuan satu ini untuk bisa kuliah di Surabaya demi ingin belajar hidup mandiri.

Papi mengusap wajahnya frustrasi. "Papi tetep gak tega kalo harus ngelepas kamu sendirian di Surabaya."

"Kalo kamu di Surabaya, kita gak bisa minta tolong Risyad atau Tante Ambar buat lihatin kamu terus." Tambah Mami.

Mendengar namanya disebut membuat Risyad menatap Mami.

"Kenapa harus dilihatin sama dia?" Tunjuk Tatiana pada Risyad.

"Yang sopan Tatiana, Risyad itu lebih tua dari kamu." Tegur Mami.

"Maaf Om, Tante kalo saya lancang, apa sebaiknya Tatiana dinikahkan saja sama saya. Nanti selama di Surabaya saya bisa menjaga Tatiana. Tatiana juga sangat menyayangi Abel. Saya rasa, hubungan ini akan berhasil. Walaupun saat ini saya belum mencintai Tatiana, tapi saya yakin lambat laun rasa cinta itu akan hadir karena seringnya kebersamaan kita." Ucap Risyad. "Bagaimana Om dan Tante?" Tanya Risyad.

Mami dan Papi membulatkan matanya tidak percaya. Bahkan mereka juga membuka mulutnya karena saking tidak percayanya dengan ucapan Risyad.

Keadaan Tatiana tidak jauh berbeda. Ia hanya bisa menatap Risyad dengan pandangan tidak percaya. Yang ia inginkan adalah menjedotkan kepala Risyad ke tembok agar tidak mengatakan hal-hal aneh lainnya.

***

Sorry for typo and thankyou for reading❤

Continue Reading

You'll Also Like

231K 16.7K 58
Gara-gara tidak bisa log in repository kampus sebelah, demi mendapat referensi untuk skripsinya, Sena rela mencari info dan menghubungi langsung Dana...
1.3M 158K 58
"Apasih yang gue cari dalam hidup?" "Alah, bocah kaya gue mikirin soal hidup? Jalanin ajalah." "Eh gue hitungannya bocah gak sih?" -Jelita Azalia- "S...
140K 7.6K 50
Niat hati kabur dari perjodohan yang diatur orang tuanya dengan duda anak 1 yang sialnya masih tampan itu, Herna malah harus terjebak menikahi pria k...
909 132 50
Di hubungan yang telah berjalan satu bulan lamanya, Daffa dan Mika memutuskan untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius. Namun, seperti bahtera ru...