01: 30 | KookV

By Kim_chiisgood

27.1K 3.6K 156

Abracadabra!!! ... here comes the magic spell. Sebuah keajaiban- atau mungkin kutukan? Semua yang kemudian m... More

0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

20

1.7K 183 18
By Kim_chiisgood

.
.
.

Suara tawa keras mengisi ruang tamu kamar hotel sore itu. Kedua orang yang tadinya pulang dengan raut bingung perlahan sudah mulai bisa menyusun potongan-potongan acak dikepala mereka.

"Jadi dia hanya mengatakan itu? Lalu kalian diusir?" Mingyu tertawa lagi. Suara tawa keras yang menggangu sedari tadi tidak lain memang suara pria tinggi hitam manis itu.

Jeongguk mendengus, "Aku juga tidak percaya."

"Dia hanya mempermainkan kami. Semua hal yang membuat kami berpikir keras selama ini tidak ada gunanya."

"Kalian berdua yang terlalu berlebihan. Semuanya baik-baik saja kan ternyata?"

Mingyu benar. Taehyung dan Jeongguk telak menyadari bahwa kekhawatiran mereka selama ini hanya kekhawatiran semu. Nyatanya memang tidak ada yang perlu ditakutkan.

Mereka memang sudah seharusnya bersama. Ditakdirkan untuk bertemu malam itu dan berjodoh. Wanita tua itu hanya menggunakan sihirnya untuk merubah sedikit jalan cerita, mempermainkan keduanya, membuat mereka kebingungan dan sebagainya.

"Tanpa dikutuk pun kita memang akan bersama pada akhirnya." Taehyung masih cemberut ditempatnya. Duduk bersandar pada bahu Jeongguk.

"Tapi ini hal yang tidak biasa, bukan? Ini akan menjadi cerita tersendiri sampai kalian tua nanti. Siapa lagi yang punya cerita bertemu pasangan lewat sihir?"

Jeongguk tersenyum menatap suaminya. Mereka seharusnya lega ini tidak berakhir berlebihan seperti yang ada dalam pikiran mereka selama ini.

"Ambil sisi positifnya."

Taehyung mengangguk dan langsung menubrukan diri pada Jeongguk. "Kau benar. Ini akan jadi cerita yang luar biasa. Nanti kalau anak kita lahir, aku akan menceritakan ini padanya."

"Yaaa! Hentikan, hentikan! Kalian kok malah bermesraan sih. Tidak lihat ada aku disini?"

"Pulanglah." Jeongguk menatap Mingyu dengan wajah terganggu.

"Wah! Kalian benar-benar pasangan kurang ajar."

Keduanya tertawa menanggapi keluhan Mingyu. Melambaikan tangan menggoda saat laki-laki itu meraih jaket dan kunci mobilnya.

"Aku pergi. Ckck membosankan sekali melihat manusia-manusia budak cinta ini."

Sesaat setelah pintu tertutup dan nada kunci otomatisnya terdengar, keduanya kembali berpandangan.

Jeongguk semakin mundur perlahan, mencari posisi nyaman di sofa sebelum mengangkat Taehyung ke pangkuannya.

"Kau berat sayang."

Satu pukulan mendarat di dadanya, dari siapa lagi kalau bukan Taehyung si tukang cemberut.

"Kau tidak percaya aku mencintaimu?"

"Ck. Mingyu ya?"

Jeongguk terkekeh pelan, "Dia merekamnya dan mengirimkannya padaku."

"Dasar tukang lapor."

Taehyung mengalungkan lengannya semakin erat pada leher Jeongguk. Menyandarkan kepalanya di bahu suaminya, masuk menyembunyikan wajah ke dalam ceruk leher Jeongguk. Dia malu, tidak mau menatap suaminya.

"Maafkan aku. Aku tidak bermaksud untuk tidak percaya padamu, kok. Hanya saja pikiran itu datang tiba-tiba."

"Aku tahu sayang. Aku mengerti. Tidak perlu minta maaf. Bukan salahmu."

"Kita harus belajar lebih mengerti satu sama lain mulai sekarang. Apapun yang mengganggumu, katakan padaku, ya? Jangan takut."

"Humm. Baiklah. Kita memang butuh banyak belajar."

Malam itu keduanya habiskan untuk duduk disana. Tanpa ada lagi ketakutan dan rasa gelisah yang menggangu hati. Sesekali mengobrol atau hanya diam menikmati ketenangan. Saling berpelukan begitu rapat.

Obrolan-obrolan random yang diselingi ciuman-ciuman lembut sebelum berakhir dengan Jeongguk yang menggendong Taehyung dan beralih ke kamar. Menikmati sisa malam dengan saling berpelukan hangat dibalik selimut hotel ibukota.

4 years later...

"Aunty Somi!"

"Hai sayang!" Somi berlari menyambut bocah kecil yang datang berlari ke pelukannya. Mencium pipi Somi dengan bunyi kecupan keras sebelum melepaskan pelukan dengan tangan menengadah padanya.

"Hadiah Je?"

Somi tersenyum sambil mengeluarkan sesuatu dari tasnya.

"Ini! Hadiah untuk keponakan kesayangan Aunty."

"Yay!!" Bocah laki-laki itu berteriak senang. Tidak menyadari kedatangan seseorang yang berlari dengan napas terengah-engah dari belakang.

"Sayang. Ya Tuhan, disini kau rupanya."

Anak itu menoleh, tersenyum tanpa dosa menunjukkan kotak kecil ditangannya.

"Papa, lihat! Aunty Somi membelikan hadiah untuk Jeje."

Taehyung, pria yang dipanggil papa oleh anak kecil itu hanya bisa tersenyum. Memaklumi Jeje yang akan selalu berlari menghampiri Somi saat wanita itu pulang dari tugas luar kotanya. Yakin bahwa Somi pasti dan selalu membawa hadiah untuk Jeje kecil.

"Sudah bilang terima kasih pada Aunty?"

"Oops!" Mata dan bibir Jeje membulat lucu. Segera berbalik menatap Aunty-nya lagi.

"Jeje hampir lupa," Somi terkekeh saat Jeje  menepuk dahinya dengan telapak tangan.

"Terima kasih Aunty Somi yang cantik."

Menunduk hormat sebentar sebelum dengan kecepatan penuh berlari meninggalkan Taehyung dan Somi.

"Jeje!"

"Anakmu tidak bisa diam, kak."

"Ya, ya. Aku tahu," Taehyung hanya bisa menghela napas lelah. "Kau segeralah ke kamar dan istirahat. Aku mau mengejar anak itu dulu."

Taehyung kembali berjalan cepat mengikuti langkah anak kecil yang sudah menghilang dibalik tikungan lorong manor.

~

Taehyung sampai didepan pintu ruang kerja Jeongguk. Mengetuknya perlahan berharap bocah nakal yang dicarinya ada didalam.

"Masuk."

Jeongguk mengangkat pandanganya, memperhatikan kondisi Taehyung yang masuk dengan napas terengah dan peluh di wajah dan lehernya.

"Kau baik sayang?"

"Tidak. Aku lelah." Taehyung membanting badannya ke sofa empuk ruangan suaminya.

"Kau lihat Jeje?"

Jeongguk menggeleng, "Tidak. Dia tidak kemari."

"Ahh! Kemana anak itu. Aku sudah menyuruh Arin dan Wina mencarinya ke bagian manor yang lain tapi tetap tidak ada."

Jeongguk terkekeh pelan, "Tidak perlu dicari. Nanti juga muncul sendiri."

Delikan kesal dilemparkan Taehyung pada Jeongguk.

"Itu anakmu loh!"

"Anakmu juga. Seperti tidak tahu Jeje saja. Dia kan nakal sepertimu."

Taehyung semakin sebal. Memutar mata dengan bibir yang mengerucut. Ini semua pasti ulah kak Namjoon. Kakaknya itu selalu membeberkan aibnya pada Jeongguk setiap bertemu.

Mau membalas pun tidak mungkin, Jeongguk waktu kecil adalah anak yang sopan dan penurut. Tingkah Jeje sangat jelas mirip seperti Taehyung.

Ibu mertuanya bahkan berkata bahwa Jeje adalah Jeongguk kecil versi nakalnya. Secara fisik anak itu memang lebih mirip Jeongguk, nakalnya saja yang menurun dari Taehyung.

"Sudahlah. Lebih baik sekarang kau bertemu ibu. Dia mencarimu tadi."

~

Taehyung merasa sangat bodoh sekarang. Keliling mencari anaknya, namun rupanya bocah kecil itu didepannya kini sedang asik bermain bola di halaman belakang.

Taehyung datang dan menghampiri ibu mertuanya. Duduk dan langsung meraih segelas air disana, diteguknya dengan cepat.

"Lama sekali. Aku menunggumu dari tadi."

Taehyung meletakkan gelasnya, mendesah lega baru menyadari dia ternyata sangat kehausan.

"Kau pasti habis keliling manor mencari Jeje, ya?"

"Ibu tahu?"

"Maka dari itu aku memanggilmu kemari. Tadi aku melihat Arin kelimpungan mencari Jeje. Anakmu ada disini sedari tadi."

"Ck. Anak itu benar-benar membuatku pusing. Jeongguk dulu tidak nakal seperti dia." Lanjut sang ibu mertua.

Kan, mulai lagi. Beginilah jika Jeje memutuskan untuk mendatangi neneknya. Taehyung yang akan jadi sasaran ceramah.

Setelah duduk kurang lebih satu jam mendengar segala ceramah dari mertuanya, Taehyung akhirnya bisa membawa Jeje kembali ke kamar. Keduanya berjalan di lorong sambil berpegangan tangan.

"Je, apa tidak lelah tiap hari lari-lari terus?"

"Hum," anak itu diam sejenak, dengan jari di dagu dan mata menerawang seolah-olah sedang berpikir. Sejujurnya Jeje sangat menggemaskan kalau saja tingkahnya tidak seperti monyet lepas.

"Tidak lelah kok. Papa lelah, ya? Kalau lelah jangan kejar Jeje."

"Jeje kan anak Papa. Jelas harus dijaga dong."

"Jeje sudah besar tahu. Bisa sendiri."

Taehyung tertawa pelan. Dasar bocah, padahal masih empat tahun sudah berlagak dewasa.

"Kalau begitu nanti malam tidur sendiri, ya? Papa tidak temani."

Bocah itu mendelik sebal, "Loh! Tidak bisa begitu dong. Papa harus temani Jeje tidur dulu, kalau Jeje sudah mimpi baru Papa boleh pindah."

"Humm! Jeje manja!"

"Tidak manja!"

"Jeje anak Papa yang manja. Wlee!"

"Tidaaak!!"

Berakhir dengan Jeje yang mengejar Taehyung sepanjang lorong. Ckck! Sudah dibilang kan, mereka itu mirip.

~

Taehyung bersenandung pelan, mengelus pelan punggung Jeje yang sudah tertidur di pelukannya.

Jeje yang tampan sudah mandi, sudah makan, dan sekarang memang waktunya anak itu untuk tidur. Kamar Jeje terletak disamping kamar orang tuanya. Taehyung, setiap malam akan selalu menemaninya sampai terlelap baru bisa kembali ke kamarnya dan Jeongguk.

Mata Taehyung memberat, sedetik lagi sebelum dia terlelap namun suara langkah kaki yang datang membuatnya kembali tersadar.

"Jeje sudah tidur?"

"Ssush." Taehyung mengangguk pelan.

Jeongguk memutar kearah berlawanan, menunduk lalu membubuhkan kecupan kecil di kening putranya.

"Ayo kembali."

Taehyung meraih tangan Jeongguk. Bangun dengan sangat pelan agar tidak mengganggu Jeje. Menyalakan lampu tidur di nakas dan mematikan lampu kamar utama sebelum menutup pintu dan keluar.

"Kau memeluk Jeje seharian. Sekarang giliranku."

"Mana ada. Anakmu berlari kesana-kemari sepanjang hari. Tidak bisa dipeluk Jeje itu."

"Aku tahu." Jeongguk tersenyum.

Menarik Taehyung ke pelukannya. Keduanya saling berpelukan sambil menutup mata. Sengaja menaikkan suhu ruangan agar dapat berpelukan seperti ini.

"Kau sudah mandi, kan?"

"Tentu saja."

Taehyung membuka matanya lagi, "Jeongguk."

"Hum?" Suaminya membalas dengan mata masih tertutup.

"Aku mau cium."

Seketika mata Jeongguk terbuka lebar. Senyuman kecil terbentuk dibibirnya.

"Tentu sayang."

Jeongguk mendekatkan dirinya, meraih bibir Taehyung dengan bibirnya. Mulai dengan kecupan-kecupan kecil sebelum benar-benar menciumnya dalam. Bibir mereka mulai bergerak teratur, memagut dengan pelan.

Taehyung semakin mengeratkan pelukannya pada Jeongguk. Satu tangannya mengelus pelan dada suaminya.

Jeongguk melepaskan ciumannya sejenak sebelum menoleh pada Taehyung, menatapnya bertanya. Taehyung hanya mengangguk pelan dengan napas yang masih tersengal.

Jeongguk menciumnya lagi. Kali ini lebih dalam dan menuntut. Bibir keduanya bergerak seirama mengecap rasa masing-masing.

Jeongguk menarik pinggang Taehyung semakin rapat padanya. Mulai mengelus tubuh Taehyung dari luar dan perlahan masuk ke dalam pakaiannya.

Bibir Jeongguk baru akan pindah ke leher Taehyung saat suara ketukan terdengar dari pintu kamar mereka.

"Papa!! Ayah!!"

Keduanya melepaskan ciuman. Saling berpandangan sedetik sebelum Jeongguk pecah dalam tawa tertahan.

"Sepertinya tidak malam ini sayang."

"Ck, anak itu." Taehyung berdecak kesal melihat Jeongguk yang sudah bangun meninggalkannya dan membukakan pintu.

Jeje berlari masuk, menaiki tempat tidur mereka dan langsung membanting dirinya ditengah, tempat diantara Taehyung dan Jeongguk.

"Kenapa bangun lagi?"

"Tidak bisa tidur lagi. Tadi terbangun dan Papa tidak ada."

Jeje menjawabnya dengan mata setengah terbuka, anak itu jelas tidak begitu sadar sekarang.

"Ya sudah. Ayo sekarang tidur lagi."

Jeongguk menurunkan suhu ruangan, mengangkat selimut dan menutupi ketiganya.

"Kemari."

Tangannya menarik Taehyung dan Jeje mendekat. Memeluk keduanya bersamaan.

Jeje sudah kembali tertidur lelap bersembunyi di dada ayahnya. Jeongguk kembali menatap Taehyung. Wajah keduanya saling didekatkan sejajar. Mencuri satu dua kecupan lagi dari bibir suaminya.

"Besok Jeje harus aku titipkan pada Somi. Ah! Atau aku bisa meminta Arin menemaninya tidur. Iya, ide bagus." Taehyung berbisik pelan.

Jeongguk menggigit bibirnya menahan tawa mendengar rencana Taehyung.

"Tentu saja. Besok hanya kau dan aku berdua, ya?"

Taehyung mengangguk yakin. "Aku ingin adik untuk Jeje."

Jeongguk hampir saja bersedekap keras jika Taehyung tidak segera mengecup bibirnya lagi, menahan suaranya keluar. Matanya yang bulat semakin membulat sempurna.

"Jangan membuatku kaget Tae."

"Shuush! Pelan-pelan."

"Kau bilang belum mau punya anak lagi. Jeje saja sudah cukup melelahkan katamu."

"Yaah benar sih.. tapikan, siapa tahu kita bisa punya anak lain yang wajahnya mirip denganku? Tapi dia tenang sepertimu. Kau tahu kita bisa buat kombinasi baru."

Jeongguk tidak habis pikir dengan suaminya. Ada-ada saja pikiran Taehyung ditengah malam begini. Sejak kapan mendapat anak bisa disesuaikan permintaan seperti itu. 

"Tidurlah."

"Tapi aku mau anak, boleh ya?"

"Iya boleh. Sekarang kau tidur dulu saja. Kita bicarakan anak yang kau inginkan nanti."

"Janji?"

"Iya, janji."

"Baiklah."

Taehyung tersenyum senang. Mengecup bibir Jeongguk sekali lagi sebelum beralih memeluk suami dan anaknya.

"Selamat tidur Jeongguk. Aku mencintaimu."

Jeongguk menatap Taehyung sayang, mengecup rambutnya sekali lagi,

"Selamat tidur juga sayang. Aku mencintaimu."






.The end.







Huhu.. akhirnya selesai juga dengan tidak elitnya 😊

Terima kasih banyak yg sudah baca ini dari awal sampai akhir ya 🙏🏻

Cerita ini dimulai karena aku bosan aja pas liburan kemarin.. makanya ga niat mau promosikan, nulis buat senang2 doang. Ga nyangka lumayan banyak yg baca.

Ini first story ku. Jadi dengan sangat aku mau menyelesaikan apa yg aku mulai.

Maaf banget klo gaje ya.. just for fun ini niatnya harus fluff 🤭

Oh iya.. nambahin disclaimer penting!!

Ide cerita diawal, yg magic itu aku dapat dari novel punyaku. Udah rusak bukunya, so aku gatau apa judulnya dan siapa penulisnya.

But, beberapa adegan diawal aku terinspirasi dari potongan cerita dibuku itu, dengan beberapa perubahan tentu saja.

Sekali lagi makasih buat yg sudah baca dan kasih dukungan ✨

Sampai bertemu di cerita lain lagi, klo ada ide 😂

Bu bye 💜








Continue Reading

You'll Also Like

12.4K 1.1K 17
Bagaimana Jungkook dan Taehyung menjadi sepasang kekasih dan mempertahankannya.
34.3K 4.7K 26
[SUDAH TERBIT] [NCT DREAM × TXT] ❝Kesalahan mereka yang mengajak orang tidak di kenal untuk bermain.❞
114K 9.9K 13
BTS Fanfiction, wit KookV, Jeon Jungkook (seme) X Kim Taehyung (uke) Warning : BL, Mpreg Rating : T Rahasia Kim Taehyung dari seorang Jeon Jungkook...
11.6K 1.3K 24
[ END ] Taehyung tidak pernah menyangka, jika pilihannya pada kamar apartement nomor 27 seperti dirinya sedang memilih kehidupan apa yang akan ia jal...