The Couple✔

By Adawiyahnc05

1.1K 375 79

Sequel ALICIA [Teenfiction - Romance] _______________________________________ "Kita beneran dijodohin, Yo?" "... More

💑The Couple💑
💑Mami dan calon mantu💑
💑Datang bulan💑
💑Gak jadi beli yupi💑
💑Gara-gara nonton film zombie💑
💑Paket dari siapa?💑
💑Rumit💑
💑Full time💑
💑Undangan💑
💑Seminar💑
💑Punya adik?💑
💑Tawaran💑
💑Apa nih?💑
💑Random💑
💑Lagu untuk Fia💑
💑Saling Bertemu💑
💑Curhatan Fia💑
💑FR or DR?💑
💑Dia suka, Dio enggak💑
💑Mimpi yang membagongkan💑
💑Wedi si kutu buku💑
💑Tri💑
💑Jujur aja💑
💑Ancaman💑
💑Penjelasan💑
💑Pelaku💑
💑Alasan💑
💑Ending💑
NEW STORY

💑Ketemu camer💑

70 21 1
By Adawiyahnc05

[UTAMAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA!]

<Happy reading>

💑

Dio memasuki kelasnya dan berjalan ke arah mejanya. Lalu duduk di kursi dengan menaruh tas di atas mejanya. Mengeluarkan handphone dan mulai memainkan game online yang ada di sana sambil menunggu bel masuk.

Dio dan Fia berbeda kelas. Fia yang berada di kelas 12 Ips 1, sementara Dio yang berada di kelas 12 Ips 3. Jarak kelasnya dengan kelas Fia pun lumayan jauh.

"Dio."

Dio mendongak sekilas lalu menunduk lagi pada game online yang ada di handphonenya. "Iya, kenapa, Ra?"

Ini nih yang ditakutkan Fia, karena Dio sekelas dengan Rora. Fia yakin, gadis itu pasti punya perasaan terhadap Dio.

"Lo udah ngerjain pr matematika?" tanya Rora. Dio menoleh pada Rora, lalu pandangannya turun pada buku yang dipegang oleh gadis itu.

Dio menekan tombol home di handphonenya lalu mematikannya dan memasukannya ke dalam saku celananya.

"Udah. Kenapa? Lo belum?" Dio bertanya balik.

Rora mengangguk pelan. "Satu soal lagi. Gue bingung."

"Yang mana?" tanya Dio.

Rora tersenyum. Menyodorkan bukunya dan menunjuk soal yang belum ia kerjakan. "Yang ini." Lalu duduk di kursi sebelah Dio yang masih kosong. Karena pemilik kursi itu belum datang.

"Ohh ini mah sama aja kayak nomor dua. Cuma lo tinggal ganti angkanya aja." Dio menjelaskan.

"Ohh gitu, ya?" Rora menggaruk belakang lehernya yang tak gatal. Sebenarnya Rora sudah tau caranya. Dia hanya ingin memastikan saja cara itu benar atau tidak.

Di kelas 12 Ips 3 rata-rata yang paling pintar adalah Dio. Tapi, bukan berarti Dio pintar banget. Hanya saja di kelas 12 Ips 3 semua murid-murid diambil dari kelas 11 Ips 3 dan 4. Sementara Dio berasal dari kelas 11 Ips 2 yang notabenya murid-muridnya pintar semua.

Kenapa Dio bisa masuk ke kelas 12 Ips 3? Entah. Dio pun tidak tau. Tapi mau bagaimana lagi. Semua sudah terjadi. Yang penting sama-sama belajar, kan?

***

"Mau ikut masuk gak?" tanya Fia setelah mobil Dio berhenti di depan rumahnya. Seperti perkataan Dio tadi, pulang sekolah Dio mengundangnya untuk mampir ke rumahnya. Lebih tepatnya, mama Dio yang menyuruhnya.

"Gue tunggu sini aja," balas Dio.

Fia melepas seatbeltnya lalu bergerak untuk membuka pintu. "Yaudah kalo gitu. Gue ganti baju dulu, nanti balik lagi ke sini."

Dio mengangguk sekali. "Iyaa, jangan lama-lama. Gak usah dandan. Lo natural aja nyokap udah suka." Dio terkekeh di akhir kalimatnya.

"Gimana kalo gue dandan ya?" Fia ikut tertawa. "Auto diangkat jadi anak kali, ya?" lanjutnya ngawur.

"Lo kan udah jadi anak nyokap. Maksudnya nanti kalo kita jadi."

"Jadi apa?" tanya Fia pura-pura tidak tau. Dia hanya ingin mengetes Dio saja. Dio terdiam beberapa saat. Sial! Dia terjebak dengan ucapannya sendiri.

"Lo gak jadi keluar?" Dio mengalihkan pembicaraan.

"Ngeles aja teross," cibir Fia sambil membuka pintu. Lalu keluar dan bergegas masuk ke rumahnya.

***

"Gue ke kamar dulu. Lo temuin mama duluan aja, nanti gue nyusul."

Fia mengangguk mengiyakan ucapan Dio. Lantas berjalan ke arah ruang tamu, sementara Dio pergi ke kamarnya.

Fia mengedarkan pandangannya ke penjuru arah. Rumah Dio sangat rapih dan simple. Tidak terlalu banyak barang.

Fia berhenti pada salah satu benda yang menarik perhatiannya. Sebuah bingkai foto. Fia berjalan ke arah lemari, tempat foto itu tersimpan. Fia meraih bingkai foto itu.

Di foto itu terdapat seorang anak kecil yang sedang memegang bola dengan latar taman. Fia tebak, foto itu adalah foto Dio.

"Lucu," gumam Fia diakhiri kekehan pelan.

"Eh, Fia udah dateng?"

Fia mengalihkan pandangannya dan tersenyum pada Sara, Mama Dio. Menaruh kembali foto itu dan menghampiri Sara.

Sara tersenyum lalu memeluk Fia dan mencium pipi Fia dengan pipinya. "Udah lama?" tanyanya.

"Barusan kok, Ma."

"Dio mana?" tanya Sara sambil mengajak Fia ke meja makan untuk makan siang bersama.

"Dio lagi ke kamar," balas Fia dan dibalas anggukan kepala oleh Sara.

"Gimana kabar mami kamu?"

"Mami baik kok, Ma." Fia memegang tali sling bagnya sambil menyapu pandangannya. Sejujurnya Fia merasa sedikit canggung.

"Dio kok lama ya? Coba kamu susul deh, Fi. Nanti sekalian suruh ke sini. Kita makan siang bareng."

"Emang gapapa, Ma?"

"Ya gapapa dong. Kamar Dio ada di lantai atas yang pintunya warna putih."

Fia hanya mengangguk saja. Lalu berjalan ke arah tangga dan menaikinya. Setelah sampai di atas, Fia langsung menemukan pintu berwarna putih. Karena di lantai atas hanya ada satu ruangan.

Fia berjalan mendekati pintu dengan perasaan sedikit gugup. Jujur saja, ini pertama kali bagi Fia mendatangi kamar Dio.

Setelah memberanikan diri, akhirnya Fia mengetuk pintu terlebih dahulu. Dia tidak mau langsung masuk begitu saja. Masih mending saat dia masuk, Dio sedang tidak berganti baju.

Bagaimana kalau Fia langsung membuka pintu tanpa mengetuk dan saat itu pula Dio sedang ganti baju dan bertelanjang dada? Ah! Fia tidak bisa membayangkan hal itu.

Dasar Fia! Korban cerita Wattpad.

"Dio!" Fia berteriak dari luar. Tak lama kemudian, pintu terbuka sendiri. Saat Fia membuka pintu itu lebar-lebar, dia dapat melihat kalau Dio sedang merapihkan kamarnya.

"Masuk, Fi." Sahutan dari Dio membuat Fia masuk ke dalam. Dengan pintu yang masih terbuka lebar.

"Pantesan lama," kata Fia sambil mengamati kamar Dio. Satu kata untuk menggambarkan kamar Dio. Waw!

Kamar Dio sangat rapih dan wangi. Wanginya khas Dio, menurut Fia. Selain rapih, kamar Dio juga simple. Di sana terdapat kasur berukuran besar. Muat lah untuk dua sampai tiga orang.

Selain itu, ada satu lemari pakaian dan juga lemari untuk menyimpan barang. Tatapan Fia jatuh pada sebuah gitar yang berada di samping lemari.

Fia berjalan ke arah sana dan mengambil gitar itu. "Lo bisa main gitar?" tanyanya. Fia kembali menghampiri Dio dan duduk di tepi kasur.

"Sedikit, sedikit." Dio yang sedang menyimpan pakaian ke dalam keranjang, lantas menghampiri Fia dan duduk di sampingnya.

"Coba main." Fia menyerahkan gitar pada Dio.

"Jangan diketawain yaa kalo gak bagus," kata Dio sambil mengambil gitar itu dan memangkunya.

Terjadi jeda sebentar sebelum Dio mulai memetik gitarnya. Fia diam sambil memperhatikan Dio. Masih lumayan sih menurut Fia. Masih bisa didengar, gak terlalu buruk.

Beberapa saat kemudian, Dio menghentikan petikan pada gitar itu, lalu menatap Fia yang masih memandangnya dengan tatapan takjub.

"Gimana?" tanya Dio meminta penilaian pada Fia.

Fia melirik ke atas, berpikir. "Emm ... lumayan lah."

Dio manggut-manggut sambil tersenyum. Lalu kembali menatap Fia yang sedang menatapnya juga. Dan mereka saling tatap-tatapan.

"Yo."

"Hm?" Dio berdehem sambil menopang dagu di atas gitarnya.

"Kita beneran dijodohin?"

Dio menghela napasnya pelan sambil tersenyum. "Ini pertanyaan lo yang ke 101, Fi."

"Emang lo ngitung?" tanya Fia polos dan diangguki oleh Dio. Fia memicingkan matanya, kurang percaya.

"Dio, lo sayang sama gue?" Pertanyaan Fia membuat Dio seketika terdiam.

***

Salam,
Daww🌸

Continue Reading

You'll Also Like

287K 11.1K 40
"bego ini obat perangsang bukan antimo" #lapakbxb Top : gamma Bot : nelv (mpreg) (BxB)
213K 25.9K 23
⚠️ BL Gimana sih rasanya pacaran tapi harus sembunyi-sembunyi? Tanya aja sama Ega Effendito yang harus pacaran sama kebanggaan sekolah, yang prestas...
4.3M 97.6K 48
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
HER LIFE By hulk

Teen Fiction

7.4M 364K 64
Sudah terbit di Glorious Publisher. Dia, gadis culun yang dibully oleh salah satu teman seangkatannya sampai hamil karena sebuah taruhan. Keluarganya...