Our Relationshit [KV]✔

By queen_na1

235K 25.6K 1K

Hanya cerita klasik dimana si unggulan yang jadi sorotan sekolah dan si pembuat onar yang mencoba menaklukann... More

Prolog
1| Si pembuat onar
2| Dunia malam
3| Ciuman pertama!
4| Hari sial
5| Mabuk
6| Hampir
7| Brengsek
8| Aksi dimulai
9| Kedua kalinya
10| Ayah
11| Titik rendah
12| Sisi yang lain
13| Salah Paham
14| Tuduhan palsu
15| Kejutan takdir
16| Asing
17| Apa yang salah?
18| Cemburu?
19| Yang pertama
20| Aneh
21| Rasa yang baru; Nyaman?
22| Bermain peran?
23| 'Milikku'
24| Again
25| Tokoh utama
26| Dugaan
27| Park Chanyeol
29 | Awal baru?
30| Rumit
31| Lebih dari seharusnya
32| Batasan
33| Pertama Kali
34|Kilas Balik
35| Pulang [End]
Epilog : Kamu dan Masa Lalu
New Book~

28| "I'm lost without you"

5.4K 658 20
By queen_na1

Taehyung masih terdiam di sisi sebelah kanan Jeongguk saat pemuda itu memintanya untuk mengobati luka-luka yang menghiasi wajahnya.

"Apa kau tidak ingin melakukannya?" Jeongguk akhirnya bertanya. Jengah akan keterdiaman Taehyung.

"Tidak. Maksudku aku akan mengobatimu sekarang." Lalu tangannya bergerak membersihkan luka di wajah Jeongguk menggunakan kapas yang telah di tetesi obat.

"Bagaimana mereka bisa menyerangmu?" Setelah berpikir panjang, akhirnya Taehyung bertanya.

"Karena kami bertemu." Balas Jeongguk sambil memejamkan matanya.

Taehyung lagi-lagi terdiam meski tangannua tetap telaten membersihkan luka-luka di wajah Jeongguk.

"Salah satu dari mereka menghubungimu kan?" Kali ini, Jeongguk yang mengajukan pertanyaan. Taehyung sempat kembali terdiam sebelum mengangguk.
Beberapa menit mereka habiskan dalam kesunyian dan Taehyung melakukan pekerjaannya dengan baik.

"Selesai." Jeongguk membuka matanya setelah mendengar ucapan Taehyung. Menatap satu-satunya orang dihadapannya yang tengah mengemasi obat-obatan serta kapas yang digunakannya untuk mengobati luka miliknya.

Jeonggok masih memperhatikan Taehyung ketika pemuda Kim meletakkan kotak berisi obat-obatan itu ke atas nakas. Kemudian menunduk dengan tangan meremat ujung bajunya samar-samar.

"Bukan salahmu." Dengan tiba-tiba Jeongguk berujar, membuat Taehyung menoleh.

"Hm?" Manik Taehyung menatap Jeongguk dengan penasaran. Sebelum kembali menunduk saat mata arang milik pemuda Jeon menatapnya intens.

"Lain kali, tidak perlu membantuku Jeon." Akhirnya Taehyung berujar. Kepalanya kini terangkat untuk menatap Jeongguk yang diam.

"Aku tidak tau mengapa tiba-tiba kau menolongku. Mengapa kau selalu ada saat aku membutuhkan bantuan." Taehyung menjeda, matanya memperhatikan manik kelam dihadapannya. "Aku tidak tau apakah itu takdir atau-- apapun itu. Tapi kumohon jangan mencampuri hidupku."
Jeongguk masih membisu ditempatnya. Bahkan ketika ibu jari Taehyung menyentuh sudut bibirnya yang terluka.

"Aku tidak ingin menjerumuskanmu ke dalam masalah yang belum pernah kau temui sebelumnya."

Saat Taehyung hendak menarik tangannya, Jeongguk lebih dulu menangkap tangan itu. Membawanya untuk membelai pipinya sendiri.

"Apapun yang kau pikirkan tentangku, itu tidak benar." Jeongguk berujar. Mencondongkan tubuhnya untuk mendekat dengan Taehyung yang hanya bisa terdiam.

"Tidak benar?" Taehyung terkekeh. Entah mengapa matanya memanas. Buru-buru Taehyung menarik tangannya. Berdiri untuk menjauhkan diri dari Jeongguk yang menatapnya.

"Kau membenciku. Kau ingin balas menjatuhkanku yang dengan lancang menggangu hidupmu. Katakan Jeongguk, perangkap apa yang kau siapkan untukku?" Suaranya dibuat menegas meski Taehyung tengah mati-matian
menahan tangisannya.

Jeongguk sendiri cukup terkejut mendengar ucapan Taehyung. Apakah semua tindakannya selama ini palsu dimata Taehyung?

Lalu dengan tiba-tiba, Jeongguk turut bangkit. Berdiri di hadapan Taehyung lalu memeluknya.

"Benar. Tujuanku pada awalnya adalah untuk membuatmu tunduk di kaki ku." Jeongguk berbisik. Mendapatkan remasan di baju bagian dadanya oleh Taehyung sebagai respon.

"Namun sayangnya, untuk pertama kali aku gagal mewujudkan keinginanku." Jeongguk menjeda. Elusan lembut Taehyung dapatkan di puncak kepalanya.

"Aku tidak dapat memenuhi keinginanku. Aku, yang dijuluki si ambisius Jeon Jeongguk untuk pertama kali gagal mewujudkan satu tujuanku." Jeongguk melepas pelukan mereka. Membuat Taehyung menghadapnya dengan jarak yang sangat dekat.

"Kau adalah satu-satunya orang yang mengacaukan hidupku Taehyung. Dan Kim Taehyung yang kubenci adalah orang yang sama yang berhasil mengacaukan pikiran dan hatiku." Jeongguk tersenyum saat Taehyung menatapnya bingung.

"Aku tidak ingin menyimpulkannya terlalu cepat. But babe, I'm lost without you." Dan satu kecupan cukup lama Taehyung terima di dahinya.

"Siapa Jeon Jeongguk sebenarnya?" Jimin memutar kunci mobil di tangannya. Bertanya-tanya dengan wajah penasaran.

Melihat kemampuan Jeongguk dalam berkelahi, Jimin tidak yakin jika Jeongguk adalah orang biasa. Dalam artian, jika Jeongguk mungkin saja sama sepertinya dengan Taehyung.

Mungkinkah?

Tapi Jeongguk adalah si manusia sempurna. Orang cerdas yang tidak mungkin membuang waktunya untuk bermain-main dengan kelompok jalanan.

Namun satu hal yang membuat Jimin penasaran. Taktik yang Jeongguk gunakan dalam bertarung mengingatkan Jimin pada seseorang di masa lalu.

Seseorang yang sempat menyelamatkannya ketika ia masih di bangku smp. Jimin melupakan wajahnya karena ia dalam keadaan setengah sadar setelah seseorang memukul kepalanya dengan batu.

Tapi yang pasti, Jimin dapat melihat seseorang menyelamatkannya. Wajahnya sedikit mirip Jeongguk namun Jimin kurang yakin jika dia benar Jeon Jeongguk.

Jimin menggeleng. Menghilangkan semua pikirannya tentang Jeongguk dan masa lalunya. Tidak penting. Lalu saat Taehyung melintas dipikirannya, Jimin bergegas meraih ponselnya. Melupakan tentang sahabatnya yang mungkin saja menunggu kabar darinya.

"Kemana dia?" Jimin bertanya-tanya saat Taehyung tidak kunjung menjawab panggilannya.

"Jimin."

Lalu Jimin menoleh saat ayahnya memanggil. Berdiri di belakangnya dengan pakaian formal yang biasa digunakan orang tuanya.

"Iya?" Jimin meletakkan ponselnya. Berjalan mendekat kearah ayahnya yang berdiri di dekat pintu kamarnya.

"Apa semua baik-baik saja?" Jimin mengangguk.

"Semuanya baik."

"Temanmu?" Jimin mengangguk sekali lagi.

"Baiklah. Ayah akan berangkat ke kantor. Jika terjadi sesuatu segera hubungi ayah." Satu tepukan mendarat di bahu Jimin dan Jimin hanya tersenyum.

Hubungannya dan ayahnya berbeda dengan Taehyung. Jimin dekat dengan ayahnya karena sang ayah yang memperhatikannya dengan baik. Bahkan sejak kecil ayahnya menjadi teman Jimin untuk bicara.

"Tetaplah disini." Jeongguk berujar saat melihat Taehyung bersiap untuk pulang.

"Tidak ada alasan untukku tetap tinggal." Taehyung menjawab tanpa menatap Jeongguk.

"Luka ku belum mengering Taehyung." Ucapan Jeongguk berhasil menarik Taehyung untuk melihatnya.

"Tapi kau terlihat sehat." Taehyung menjawab dengan tatapan sinis.

Jeongguk terdiam. Taehyung kembali melanjutkan. Meraih satu hoodie Jeongguk secara acak lalu memakainya. Mengingat hanya baju kaos putih saja yang melapisi tubuhnya. Sedangkan diluar sudah malam dan angin dingin bukanlah sesuatu yang baik.

Saat Taehyung membuka pintu kamar, Jeongguk lebih dulu datang untuk memeluknya dari belakang. Sangat erat hingga rasanya Taehyung kesulitan untuk bernafas.

Namun yang pasti, Taehyung tidak ingin munafik untuk mengatakan jika ia tidak senang. Perasaan yang asing kembali datang. Taehyung sekarang mengerti perasaan apa yang menghantuinya selama ini.

"Aku bilang tetap disini." Jeongguk berbisik. Membuat Taehyung meremang karenanya.

"Aku harus melihat ayahku Jeongguk." Taehyung berujar. Tangannya menyentuh tangan Jeongguk yang bertengger di perutnya.

"Ayahmu pergi keluar rumah tepat saat aku tiba di rumahmu." Jeongguk membalas. "Lalu sekarang, tidak ada alasan untukmu pulang."

Pipi Taehyung bersemu saat Jeongguk mengecup pipinya lama. Lalu dengan keras, Taehyung melepaskan pelukan Jeongguk. Berbalik badan untuk menghadap Jeongguk yang berdiri di hadapannya.

"Jika aku tidak mau?" Taehyung melipat kedua tangannya di dada.

"Aku memaksa." 

"Kau bisa apa?" Taehyung menatap remeh kearah Jeongguk yang hanya tersenyum.

"Apapun bisa kulakukan. Termasuk membuatmu kewalahan menghadapiku diatas ranjang." Kali ini Jeongguk menyeringai. Menatap wajah terkejut Taehyung.

"Omong kosong." Meski Taehyung tengah ketakutan. Namun egonya lebih tinggi.

"Try me."

Tepat saat Taehyung hendak melangkah keluar, Jeongguk menariknya dengan cepat. Membuat Taehyung menabrak dada bidang Jeongguk.

"Sekarang akan kulakukan sesuatu yang sebelumnya kau anggap omong kosong." 

"Jeongguk aku-- hmppt." Taehyung bungkan saat Jeongguk menyambar bibirnya.

Membawanya dalam ciuman bergairah dan kali ini bukan hanya nafsu yang mendominasi keduanya. Ada perasaan lain kali ini. Dan untuk pertama kalinya, Taehyung menginginkannya sama seperti Jeongguk menginginkannya.

©queen_na1

Continue Reading

You'll Also Like

292K 11.4K 27
Ga suka gausah baca! Taennie Lizkook Jirosé Jinsoo Since : 25 Mei 2019 End : ??? Hightest Ranking #3 Jinsoo
373K 24.1K 52
"Jungkook, aku ingin kau berada di dalam ku." Ucap Taehyung dengan tatapan menggodanya. "Kau benar-benar seorang jalang Tae." Jungkook mengeram, di...
31.9K 3K 22
cast: Minatozaki Sana Jeon Jungkook Hidup adalah Kesusahan yang harus diatasi. Rahasia yang harus digali. Tragedi yang harus dialami. Kegembiraan y...
468K 35.3K 43
"Seru juga. Udah selesai dramanya, sayang?" "You look so scared, baby. What's going on?" "Hai, Lui. Finally, we meet, yeah." "Calm down, L. Mereka cu...