Yes, I'm Cinderella!

By nebulaelcarinae

15.5K 648 72

Visi : Jadi orang kaya Misi : foya-foya Visi-misi : Nikahin anak tunggal kaya raya. Rachilla Putri Mahika (... More

1. GUE GAK MAU!
3. TUGAS PERDANA
#4. DUH ENAKNYA JADI BABU!
#5. Kok?
#6. Harus Gimana?
#7. Enggak Usah Ngejar!
#8. FOLLBACK DONG!
#9. Party's
#10. Party (2)
#11. Hari-hari Penuh Kejutan
#12. Mainan?
#13. Siapa sih?
#14. Japan
#15. Seberapa Pantas
#16. Kesalahan
#17. Raiden's Life
#18. Gift
#19. Gift (2)
#20. My Little Sister
#21. Apart Rahasia Raiden
#22. Bercanda kan?
#23. Nothing
#24. Fall?
#25. Chilla dan masalalu
#26. Who is He?
#27. Life is About Moment

2. TINGGAL ATAU PERGI?

844 24 2
By nebulaelcarinae

"Kamu tuh kenapa sih gak balas pesan aku?"

Pertanyaan itu terlontar dari seorang pramugari cantik yang sedang berjalan di samping pria muda berjas hitam tak lupa memakai kacamata hitam pula. Sementara sang pramugari berceloteh ria pria itu malah diam menatap lurus ke depan tanpa mau menoleh kesampingnya. Hingga kesabaran pramugari itu menipis dan menggenggam tangan pria berjas, seketika mereka berhenti berjalan.

"Raiden!" Kesal pramugari itu.

"Kita hanya teman semasa SMA dulu Evelyn, jangan bersikap seolah kita pasangan yang saling mencintai," tegas Raiden menghempas tangan Evelyn.

Evelyn melotot mendengar nada ketus Raiden terlebih pria itu tak menatapnya, Raiden malah menatap seorang gadis yang sedang berlari sambil membawa koper besar. Perhatiannya masih tertuju pada gadis itu terlebih penampilan gadis itu terlihat aneh di negara ini.

Bugh...

Sepatu hak tinggi sekiranya berukuran lima centi sukses mendarat di tangannya, untung saja dia berhasil menangkap sebelah sepatu itu. Matanya terus memperhatikan gadis aneh yang berlari sambil di kejar seorang pria berkemeja marun.

"Raiden, bisa kita..."

Ucapan Evelyn terhenti ketika Raiden berjalan duluan sambil mengaret kopernya, tak mempedulikan pramugari cantik itu. Bahkan senyumnya mengembang tatkala melihat sebelah sepatu tersebut.

Saat sedang fokus tiba-tiba ponselnya berbunyi, dengan segera dia berhenti dan menerima telpon tersebut.

"Tuan muda... Maaf, saya mau memberi tau ada seorang gadis yang terkapar di depan mobil tuan. Saya tidak menabraknya tuan, tapi gadis itu pingsan." Jelas sang supir pribadi Raiden.

"Saya akan segera kesana!" Ucap Raiden tegas lalu mematikan teleponnya.

Raiden menghela nafas berat lalu melanjutkan langkahnya dengan pikiran yang kacau, baru saja dia pulang dari Korea Selatan untuk melepas rindu bertemu orangtuanya. Saat sampai di Indonesia banyak kejadian yang membuatnya banyak-banyak mengingat tuhan.

Tuhan umur Raiden baru genap 29 tahun, bahkan dia belum nikah. Kurangi bebannya dulu tuhan.

***

Ruangan terasa mencekam padahal pendingin ruangan menyala apalagi dua orang yang saling berhadapan sedang menatap satu sama lain, tak ada satu orang pun yang membuka suara. Bahkan seorang pria berbadan kekar tetapi memiliki wajah cantik berdiri tak jauh dari mereka, memantau kedua orang tersebut.

"Siapa nama kamu?" tanya Raiden dengan alis terangkat sebelah.

Tentu Raiden menangkap raut terkejut dari wanita muda di hadapannya ini, senyum pun terbit dari bibir tuan muda. Dia sudah mendengar dari pelayan nya bahwa gadis muda ini berasal dari Korea Selatan, tempat dia dilahirkan.

"Annyeong haseyo, Chilla imnida." Gadis itu memaksakan senyumnya.

"Nama lengkap!" perintah Raiden dengan mengintimidasi.

"Rachilla Putri Mahika," jawab gadis yang akrab di sapa Chilla.

Raiden mengernyit heran dengan ucapan gadis itu, jika Chilla berasal dari Korea Selatan seharusnya ada marga yang tersemat dalam namanya seperti Ibunya. Tapi? Nama gadis itu terdengar sangat lokal sekali.

"Jangan berpura-pura begitu nona muda," ucap Raiden lalu tersenyum culas.

Mata Chilla melotot kearah Raiden membuat pria itu tersenyum miring.

"Apa tujuan kamu pingsan di depan mobil saya?" tanya Raiden dengan tatapan membunuh.

Chilla terdiam sambil meremas kedua tangannya bahkan mata dia ikut terpejam, hal itu tak lepas dari pengamatan Raiden.

"Jawab!" Perintah Raiden dengan nada datar.

Chilla membuka matanya dan langsung menatap manik mata kelam Raiden.

"Aku.. Eh Saya... Sedang kabur dari kejaran seseorang yang ingin di jodohkan dengan saya," jawab Chilla gugup.

Raiden mengernyit dan memutar pikirannya saat dia melihat Chilla yang melempar sepatunya kearah dia, saat itu ada seorang pria berkemeja yang mengejarnya.

"Lantas mau mu apa sekarang?" tanya Raiden dengan tatapan aneh.

Chilla mengernyit heran.

"Tinggal disini atau pergi?" tanya Raiden lagi.

"Opsi pertama!" jawab Chilla tanpa pikir panjang.

"Tapi tidak gratis nona."

Raiden tersenyum tipis membuat bulu kuduk Chilla Meremang, yang ada di pikirannya saat ini sudah bermacam-macam entah dia akan dijual oleh Raiden atau dia dijadikan budak. Pikiran jelek mengampirinya saat ini.

"Aku... Harus apa?" tanya Chilla masih menatap penuh penasaran.

"Sebagai gantinya Kamu akan bekerja dengan saya!" Jawab Raiden santai.

Chilla terdiam masih memproses segala ucapan Raiden padanya, bukan otaknya yang lama mencerna melainkan dia sedang meyakinkan pendengarannya terlebih dahulu.

"Sebagai pembantu," lanjut Raiden dengan tatapan mengejek.

Chilla lagi-lagi melotot.

"Heh tuan muda! masa gue jadi pembantu sih?! Walaupun gue gak secakep Lissa Blackpink tapi gue udah lulus S2 di SNU tau!" Kesal Chilla dengan logat Bekasi.

Raiden menatap Chilla kaget, ternyata gadis dihadapannya ini bar-bar lebih dari Evelyn dan sejenisnya. Sedangkan Chilla yang merasa keceplosan dengan ucapannya tak sopan sama sekali apalagi pada orang yang menolongnya. Keduanya sama-sama kaget.

Pria yang menatap kedua orang kaget itu menghela nafas, bisa dipastikan tuan muda sudah menemukan orang yang sefrekuensi dengannya. Diluar kelihatan kalem tapi kenyataannya bar-bar habis!

"Perlu bukti?" tanya Chilla berusaha menormalkam suasana.

Raiden hanya mengangguk singkat, Chilla ingin bangkit dari duduknya tapi tertahan oleh tangan Raiden yang mencengkram tangannya.

"Sungho, tolong perintahkan pelayan untuk mengambil koper nona muda ini di kamarnya!" perintah Raiden dengan nada datar.

Pria cantik itu menganggukkan kepalanya lalu pergi.

"Apakah dia pria sungguhan?" tanya Chilla tanpa sadar menatap Sungho dengan tatapan lapar.

"Berhenti menatapnya seperti itu nona, matamu bisa lepas!" Sinis Raiden.

Padahal Raiden lebih tampan tapi mengapa Chilla sama sekali tak tergoda?

Chilla menatap datar Raiden yang ditatap balik dengan tatapan datar. Tapi tatapan Chilla berubah menjadi serius memperhatikan wajah Raiden.

"Lo ganteng tapi masih gantengan Kim Seok Jin," ucap Chilla kepalang kesal dan tak memperhatikan nada bicaranya.

Raiden tersenyum sinis mendengar itu tentu saja dia mengetahui siapa yang gadis aneh itu maksud, Kim Seok Jin adalah member tertua BTS boyband asal Korea Selatan yang di stan oleh Ibunya. Setiap hari pasti Ibunya bercerita tentang ketujuh bujang itu, bisa dipastikan Chilla dan Ibunya akan cepat akrab jika bertemu.

"Kabur aja sana ke rumah Kim Seok Jin," balas Raiden ketus.

Chilla menatap tak percaya pada Raiden yang menatapnya malas, dia salah apa teman?

Salahnya membandingkan ketampanan Raiden Adyatama dengan Seok Jin, yang jelas tak jauh beda.

"Kalau gue punya uang buat balik ke Korea lagi pasti udah kabur ke rumah mertua lah," jawab Chilla tak kalah ketus.

"Kamu sadar gak sih? Daritadi kamu menggunakan bahasa tak sopan pada orang yang menolong kamu dan lebih tua lagi, sopan kah begitu?" tanya Raiden dengan sorot serius.

Chilla gugup kembali teman!

Raiden tersenyum mengejek lalu menodongkan tubuhnya kehadapan Chilla hal itu sontak membuat gadis aneh tersebut memekik tertahan. Apa yang dilakukan Raiden?

"Ehemm... Tuan muda ini kopernya!" ucap Sungho yang langsung membuat Raiden memundurkan badannya.

Chilla dengan gesit mengambil alih koper tersebut dan mengeluarkan dokumen-dokumen penting dalam kopernya, lalu dia menaruh di depan meja Raiden.

Tanpa menunggu waktu lagi Raiden mengecek satu persatu dokumen Chilla membuat gadis aneh tersebut dilanda cemas, takut jika dia tiba-tiba di usir dari rumah ini.

"Oke Rachi, kamu saya terima bekerja di Perusahaan saya."

Raiden tersenyum tipis sambil menyodorkan tangan yang disambut antusias oleh Chilla.

"Sebagai asisten pribadi saya," lanjut Raiden dengan senyuman miring.

Chilla menegang.

Asisten pribadi?

Dia lulusan S2 Marketing loh!

***

Continue Reading

You'll Also Like

3.5M 85.3K 40
Keinginan Diana untuk merebut tunangan sahabat nya, harus berakhir kegagalan. Karena bukan nya berhasil menjebak tunangan dari sahabat nya, Diana ma...
2M 164K 36
"Nikah sama anak Tante, hutang-hutang almarhum Ayahmu akan Tante dan suami anggap lunas." Kalimat itu terus terngiang di kepala Elin Nafisah. Selama...
47K 3.8K 49
Senja dan Saka sudah lama menyerah, bagi mereka hidup hanya tentang bertahan, ada dinding batas yang sulit untuk mereka runtuhkan. Mereka pernah baha...
4.6M 489K 48
Deva, cowok dengan segabrek reputasi buruk di kampus. Namanya mengudara seantreo Fakultas Ekonomi sampai Fakultas tetangga. Entah siapa yang mengawal...