HOCKEY BOYS! √Nomin ft Markhy...

By CheonsAegi

1M 94.9K 21.2K

NCA Dinos adalah tim Ice Hockey di sekolah elite bernama NCA (Neo Culture Academy). Tim yang beranggotakan 7... More

P R O L O G !
1. NCA Dinos!
2. Hidden Love
3. Deal or Deal
4. Continue The Plan
5. Unlucky Day
6. Morning After Sex
7. Play With You
8. Where's Mark?
9. Fall in Charm
10. Waiting For You
11. Passionate
12. Please Comeback
13. Lee Fvcking Jeno
14. Different Feelings
16. More Deeper
17. Something Gray
18. Stay Away
19. Worries
20. Do You Love Me?
21. Getting Stronger
22. Attention and Priority
23. Good Chance
24. Badboy Sh*t
25. Sorry For Your Feeling
26. Break Up
27. Broken Hearts
28. Replace You With Him
29. Birthday Party
30. Burn My Bed
31. Painful Facts!
32. Drowning in Doubt
33. Make It Back
34. Secret Between Us
35. Hockey Fight
36. Loser
37. No Marriage
38. Clown Mode I
39. Always be Yours
40. Clown Mode II
41. Jaemin in the Trap!
42. Day Full of Love
43. Goodbye My Youth (END)
OUR PAST LIFE (New Story)

15. Keep Secret

26.6K 2.3K 544
By CheonsAegi

Aaaa!! Akhirnya aku ada waktu buat update!!

Maaf banget update lama, bener-bener baru ada waktu luang sekarang.

HAPPY READING~!

|--------HOCKEY BOYS!--------|
-CheonsAegi-

Beberapa hari kemudian setelah Mark kembali, semua terlihat kembali seperti awal. Mark yang menghabiskan waktu berdua dengan Jaemin. Jeno asik bermain dengan para wanitanya dan Haechan yang kembali menyibukkan diri.

Setelah menceritakan alasan kenapa Mark pergi dari rumah, tim Dinos pun kembali berteman seperti dulu dan memberikan selamat untuk Mark yang kini sudah bisa menjadi dirinya sendiri tanpa perlu memakai topeng di depan kedua orang tuanya. Mark juga sudah menceritakan semuanya pada Jaemin hingga membuat pria cantik itu merasa tersentuh dengan perjuangan pria itu.

Namun, Mark tidak cerita di mana selama ini dia tinggal. Dia hanya mengatakan jika dia tinggal sementara di rumah teman lamanya yang tidak diketahui siapapun. Haechan pun setuju dengan keputusan Mark agar tidak timbul konflik baru, belum lagi saat ini Sungchan banyak menaruh curiga pada Jeno. Jangan sampai dia ikut mencurigai Haechan.

Oh, tentang Sungchan, sampai detik ini dia masih bungkam mengenai hubungan Jeno dan Jaemin. Namun, perang dinginnya dengan Jeno masih berlanjut.

"Hampir satu minggu aku tidak ada, apa aku ketinggalan banyak hal? Kenapa Jeno dan Sungchan terlihat saling menjauh?" tanya Mark saat dia berada di ruang ekskul bersama Ten dan Winwin.

Kedua kapten Ice Hockey itu saling tatap lalu memutuskan untuk tetap diam.

"Kami tidak tahu, mereka juga tidak mau mengatakan apapun. Tapi selama ini saat di lapangan mereka tetap bermain dengan profesional." jawab Winwin senatural mungkin.

"Apa akan baik-baik saja jika kita biarkan begitu?"

"Kau tenang saja. Paling mereka bertengkar karena rebutan wanita untuk ditiduri. Yahh, kau tau sendiri bagaimana maniaknya seorang Lee Jeno." -Ten.

"Ohh... begitu. Aku kira ada pertengkaran yang serius."

"Aku mau makan di kantin, kau mau ikut?" tanya Winwin mengalihkan pembicaraan.

"Tidak, kau duluan saja. Aku mau tidur." -Mark.

"Oke." lalu Winwin serta Ten pun meninggalkan Mark sendirian di sana.

Sambil menidurkan tubuh di atas sofa, Mark kembali membuka ponselnya. Di sana terlihat ruang chat dengan Jaemin yang masih belum juga di balas.

"Dia ke mana? Tidak ada di kelas dan tidak jawab pesanku."

---------------

Di tempat lain, lebih tepatnya di toilet lantai 5 dua anak adam sedang...

/Brakh!/

"-uHmhh!"

Jeno mendorong tubuh Jaemin hingga menabrak pintu bilik toilet, lalu ia cium penuh nafsu. Suara ciuman basah yang khas begitu mendominasi toilet ini. Tak hanya itu, desahan erotis milik Jaemin pun semakin membuat suasana menjadi panas.

"Ahhh Jenohh..." desah Jaemin saat pria Lee dengan piercing di bibir itu mulai menciumi lehernya.

"Hmm... sudah cukup lama, bukan?" ucap Jeno dengan suara serak yang begitu seksi. Kedua tangannya meremas pantat Jaemin hingga empunya terus mendesah dengan wajah memerah.

"Sudah ada kekasihmu sekarang jadi tidak membutuhkanku lagi, begitu?" Jaemin menggeleng dengan ucapan Jeno.

"Aku takut shh~ kita ketahuan, Jen-akhh~"

Tanpa membalasnya lagi, Jeno langsung menarik rambut Jaemin dan memaksanya untuk berlutut.

"Hisap!" tuturnya begitu tegas.

Jaemin menatapnya dengan begitu ragu dari bawah, lalu mulai membuka ikat pinggang serta resleting celana milik Jeno. Setelah dikeluarkan, betapa jelas kesejatian pria itu berdiri tegak dengan urat yang menonjol. Belum lagi ada sebuah tindikan yang begitu menantang. Jaemin jadi meneguk liurnya sendiri.

"Cepat Jaemin, waktu kita tidak banyak." perintah Jeno lagi. Kemudian ia jilati penis itu hingga basah sebelum dimasukkan ke dalam mulut seluruhnya.

"Shhh~ Ngrhh!" desis Jeno sambil menggeram kala menahan nikmat ketika miliknya dihisap dan dijilat oleh pria Na.

"Mhh~! Good job, honey." tangan Jeno mengusap kepala Jaemin dan sesekali menarik rambutnya untuk ikut menggerakkan lebih cepat.

"Ckpckpckpck~!" suara mulut dengan penis Jeno yang bertabrakan semakin membuat pria Lee itu bergairah.

"Cukup." ucap Jeno lalu kembali menarik wajah Jaemin untuk ia cium penuh nafsu. Lidah keduanya bahkan saling melilit hingga meneteskan liur yang entah milik siapa.

Kedua tangan Jeno bergerak cepat melepas celana Jaemin lalu membalikkan tubuh langsing itu hingga kini sedikit menungging. Jeno memberikan liur untuk membasahi lubang Jaemin yang kering.

"AHkhh! Jeno sakit-" pekik Jaemin saat kepala penis itu berhasil masuk ke dalam.

"Sorry, babe." bisik Jeno lalu menciumi leher Jaemin dari belakang. Tangan lainnya memainkan penis Jaemin untuk menghilangkan rasa perih. Tak lama kemudian Jeno kembali mendorong masuk penisnya sampai terbenam seluruhnya.

"Ahkhhhh~! J-Jen.." perih kembali Jaemin rasakan hingga tak sadar tangannya mencakar lengan Jeno. Tanpa tunggu lagi Pria Lee itu langsung menggerakkan pinggulnya untuk menemukan titik sensitif sang submisif.

"Shhh~ aHhhhh~" desah Jaemin menjadi tak terkontrol saat titik sensitifnya terus disentuh dengan begitu kuat. Jangan lupakan apadravya milik Jeno yang juga ikut ia rasakan di dalam sana.

"Ngrhh fuckhh!" geram Jeno, ia semakin cepat dan kasar membuat tubuh Jaemin ikut terhentak.

Permainan seks mereka cukup kasar karena nafsu yang menggebu-gebu. Sudah hampir satu minggu lebih mereka tidak berhubungan lagi.

"Hhh~ Apa pacarmu sudah melakukan ini?" tanya Jeno di tengah permainannya.

"Umhh.. yahh.."

"Siapa yang lebih hebat, hm?" Jaemin yang sudah hampir klimaks tidak bisa berpikir lagi hingga menggelengkan kepala.

"Tidak tau! Aghhh Jeno aku mau keluarhh~"

Seketika ide licik muncul di kepala Jeno untuk memanfaatkan situasi ini. Tangan kirinya langsung memegang penis Jaemin dan menutup lubangnya.

"Kau pikir aku akan membiarkanmu klimaks dengan mudah?"

"-aHghhh pleaseehhh... aku mau c-cum pleasehh.." Jaemin kembali menggelengkan kepala sambil merapatkan kedua mata ketika Jeno tidak membiarkannya klimaks.

"Akan kulepaskan tapi dengan syarat, biarkan aku menginap di apartemenmu malam ini."

"Ahhh~ ti-tidak bisa mhh M-Mark akan..."

"Tidak mau?" Jeno semakin membenamkan miliknya di dalam tubuh Jaemin.

"Anghhh Jenohh... y-yaa yaaa terserahmu."

"Nice!"

Suara kemaluan yang saling bertabrakan kembali terdengar brutal menandakan semakin dekat keduanya dengan klimaks.

"Hmhhh Lee J-Jen- aHkhhh~!" Jaemin pun sampai pada kepuasan dan disusul oleh Jeno yang langsung mengeluarkan penisnya.

"Sshhh~ NGrhhhhh!" setelah beberapa kali kocokan, ia pun mengeluarkan cairan itu di pantat Jaemin hingga menjadi kotor.

"Uhhh... kau terlihat lezat." gumam Jeno melihat Jaemin yang kotor akan sperma.

Setelah itu, ia membantu Jaemin membersihkan diri dengan tisu toilet yang dibasahi air lalu merapihkan pakaian masing-masing.

"Masih bisa jalan?"

"Um, ya. Kau mau ke mana?" tanya Jaemin saat Jeno pergi ke arah lain.

"Rooftop." jawab Jeno sambil memposisikan dua jari di depan bibir seakan sedang mengapit rokok.

Jaemin hanya menggelengkan kepala dan pergi menuju kelas. Sesampainya di depan meja, ia melihat ada sepotong sandwich daging serta sekaleng minuman isotonik.

'Dari siapa?' pikirnya sebelum suara pria lain terdengar.

"Dari Jeno." jawab Haechan seakan tahu isi kepala Jaemin lalu berjalan mendekatinya.

"Jeno?"

"Hm, dia menghubungiku tadi untuk membelikanmu makan siang. Aku tidak ada banyak waktu, jadi kubelikan yang simple saja. Tidak keberatan?"

"Oh... ya tentu. Terima kasih. Maaf, Jeno sudah merepotkanmu."

"Yah... sudah biasa."

Jaemin pun duduk di kursinya dengan Haechan yang ikut duduk di kursi depannya.

"Ada apa?" tanya Jaemin.

"Awalnya aku tidak peduli, tapi semakin ke sini aku penasaran juga. Kau ada hubungan apa dengan Jeno?" seketika Jaemin terdiam.

"Tidak apa, jangan khawatir. Aku tidak akan mengatakan pada Mark atau siapapun."

"Entahlah, friend with benefit mungkin?" lalu ia menggigit sandwich itu.

"Ow, tidak kusangka kau akan melakukan hubungan seperti itu."

"Aku juga tidak mau, tapi temanmu itu terus memaksaku."

"Dan kau juga menikmatinya." sambung Haechan lalu menyeringai. "Aku benar?"

"A-Aku..."

"Tidak apa Jaemin. Tim Dinos adalah anak-anak brandal pecinta kebebasan, hal seperti ini tentu bukan hal baru."

"Yaa.. aku tahu. Tapi aku masih merasa sulit untuk mengatasinya. Mark pacarku dan Jeno adalah sahabat Mark. Aku benar-benar merasa sangat bersalah dengan hal itu."

"Lalu apa yang akan kau lakukan selanjutnya?"

"Aku tidak tahu. Aku tidak bisa melepas Mark tapi aku juga tidak bisa mengabaikan Jeno. Dia punya rekaman itu dan dia bisa menyebarkannya kapan pun ia mau."

"Rekaman?" tanya Haechan.

"Malam saat Jeno menjemputku Les, dia memperkosaku dan merekamnya dengan ponsel." jawab Jaemin pelan sambil menunduk.

"Kenapa kau takut itu tersebar saat di sana posisimu sebagai korban? Jeno-lah yang akan di salahkan."

"Ya, memang Jeno yang akan disalahkan, tapi di sana juga ada wajahku. Akan ditaruh mana wajahku saat video itu tersebar? Aku juga akan dikeluarkan dari sekolah dan jejak digital tidak akan hilang begitu saja. Ini Korea, di mana reputasi dan nama baik harus sangat-sangat di jaga. Jika tidak, maka tidak akan ada universitas atau perusahaan yang mau menerima seseorang dengan reputasi yang buruk seperti itu. Masa depanku benar-benar akan hilang."

Haechan terdiam menatap Jaemin lalu menghela nafas prihatin.

"Um, kau benar. Ini posisi yang sulit untuk memilih. Tapi apa kau mulai menyukai Jeno?"

"Maksudmu menyukai?" tanya Jaemin dengan menyerngitkan kening.

"Iya, menyukai Lee Jeno seperti kau menyukai Mark. Kau benar-benar terlihat nyaman saat bersama Jeno, tampak seperti bukan orang yang dipaksa untuk patuh."

Jaemin benar-benar terdiam dan bingung akan menjawab bagaimana. Karena ia sendiri pun tidak tahu perasaan apa yang ia rasakan saat bersama Jeno. Beruntung seseorang datang membuat topik ini terabaikan.

"Jaemin." ternyata Mark datang sambil tersenyum menghampiri Jaemin.

"Oh, Haechan." sambung Mark lagi saat melihat Haechan yang duduk di hadapan Jaemin. "Kau sedang apa?"

"Berbicara dengan teman sekelasku, tentu saja. Kau sendiri sedang apa? Kenapa kau datang ke sini? Bel masuk sebentar lagi berdering."

"Ah, aku hanya tidak sengaja melewati kelas kalian lalu melihat Jaemin. Tadi kau ke mana, Jaem? Aku tadi datang untuk mengajakmu ke kantin tapi kau tidak ada."

"O-Oh.. benarkah? Maaf tadi aku ada urusan di ruang guru." jawab Jaemin bohong yang tentu sudah diketahui Haechan jawabannya.

"Ternyata begitu." lalu terdengar bel masuk membuat Mark harus pergi ke kelasnya.

"Aku pergi dulu."

"Ung, Mark..." panggil Jaemin yang membuat Mark batal untuk pergi. "Sepertinya hari ini aku tidak bisa ke apartemenmu."

"Kenapa?"

"Itu... um... itu aku harus mengerjakan tugas kelompok dan harus menyelesaikan bahan presentasi untuk besok, benarkan, Chan?" balas Jaemin sedikit gugup. Haechan yang ada di sana hanya tersenyum, senyuman yang entah apa artinya.

"Yaa, tentu." jawab Haechan seadanya.

"Ahh.. sayang sekali. Baiklah kalau begitu." balas Mark dengan suara yang sedikit kecewa.

"Maaf yaaa~" ucap Jaemin dengan sedikit manja. Mark pun tersenyum lalu mengusap kepalanya.

"Iya tidak masalah, kau bisa selesaikan tugas-tugasmu dulu. Kalau begitu aku pergi ya, dahh~!"

"Iya, papai~"

Setelah Mark pergi, Haechan terkekeh. "Memang menyenangkan ya punya dua pria tampan. Ada yang perhatian dan ada yang pandai memuaskan." sindir Haechan.

"Haechan, bisakah kau rahasiakan semua ini pada Mark?" ucap Jaemin khawatir. Dengan gayanya yang santai Haechan berdiri lalu menghela nafas.

"Tentu, aku tidak ada hak dalam hal ini. Cepat habiskan sandwich-mu sebelum guru masuk." Haechan pun kembali pada mejanya dan meninggalkan Jaemin yang terlihat frustasi.

'Ternyata cukup menyenangkan saat harus pura-pura tidak tahu, namun aku tahu semuanya.' -Haechan.

|--------HOCKEY BOYS!--------|
-CheonsAegi-

Mark menghentikan mobilnya di depan apartemen Jaemin.

"Terima kasih sudah mengantarku pulang."

"Tentu." balas Mark sambil mengusap pipi Jaemin dengan lembut.

"Jangan sedih begitu, masih ada hari lain untuk kita berdua." rayu Jaemin ketika melihat wajah Mark yang sedikit murung. Hanya karena Jeno, Jaemin harus membatalkan rancananya untuk tidur di tempat Mark.

"Okay, cepat kerjakan tugasmu lalu segeralah istirahat. Aku tidak ingin kau begadang sampai sakit."

"Iya iyaaa, aku akan cepat tidur."

Lalu keduanya menautkan bibir, saling melumat dengan lembut hingga....

"Jaem.." tiba-tiba Mark melepas tautan bibir mereka begitu saja. Wajahnya terlihat menyelidik.

"Ada apa?"

"Sebentar." Mark langsung mendekatkan wajah pada baju Jaemin dan juga lehernya.

"A-Ada apa, Mark?" Jaemin tampak panik.

"Kenapa parfum Jeno menempel padamu?" kening Mark mengerut tanda ia curiga dengan kekasihnya ini.

"Parfum?" tanya Jaemin mengulang lalu mencium baju sekolahnya seakan dia tidak tahu apapun.

"Ohh!! Astaga aku baru ingat. Tadi Jeno meminjamkanku jaketnya saat di kelas. Kau tau sendiri aku mudah kedinginan."

"Kenapa harus Jeno? Kenapa tidak yang lain?"

"K-Karena... yang menawarkanku jaket hanya dia."

"Lalu kenapa sekarang kau duduk di kursi belakang berdekatan dengan Jeno? Bukannya kau tidak suka di belakang?" tanya Mark semakin curiga.

Jaemin cukup panik dibuatnya, tapi tentu dia harus berusaha terlihat senatural mungkin.

"Pak Kim memindahkanku kebelakang karena murid yang duduk di kursi belakang itu ketahuan mencontek. Aku juga tidak mau, tapi mau bagaimana lagi? Pak Kim sangat galak."

"Benarkah?"

"Iyaa tentu saja. Untuk apa aku bohong? Kau curiga padaku dan Jeno, huh? Kami tidak ada apa-apa."

"Tidak, aku hanya waspada saja. Jeno itu temanku dan aku tau orang seperti apa dia itu. Jangan sampai kau masuk dalam pesonanya. Dia benar-benar buaya yang licik."

"Tentu saja. Ada lagi yang mau kau tanyakan?" Mark menggeleng lalu kembali memeluk Jaemin.

"Jaem, aku mencintaimu."

"Aku juga." balas Jaemin.

"Selamat istirahat." ucap Mark lagi sambil mengusap kepala Jaemin setelah melepas pelukan.

"Ung, kau juga hati-hati menyetirnya. Aku turun ya, bye~"

Setelah Jaemin turun, ponsel baru Mark berbunyi begitu saja.

( ( ( (((( Haechan )))) ) ) )

"Halo, Chan?"

'Mark, kau di mana?'

"Di depan apartemen Jaemin, aku baru mengantarnya pulang. Ada apa?"

'Ohh, aku dan Yangyang ingin main Billiard, mau ikut?'

Mark diam sebentar, namun ia pikir tidak ada salahnya ikut, toh dia pun sedang tidak ada kerjaan.

"Oke aku ikut. Di mana tempatnya?"

'Cek grup.'

.

.

.

(-TBC-)

Terima kasih buat yang setia nunggu ff ini update ^^

14/06/2021

Continue Reading

You'll Also Like

48.4K 6K 18
"π™±πšŠπš” πšœπšŽπš˜πš›πšŠπš—πš π™½πšŠπš’πšŠπš—πš’πš”πšŠ, πš”πšŠπšž πš–πšŽπš–πš’πš•πš’πš”πš’ πš–πšŠπšπšŠ πš’πšŠπš—πš πšœπšŠπš—πšπšŠπš πš’πš—πšπšŠπš‘, πšœπš’πšŠπš™πšŠπš™πšžπš— πš‹πš’πšœπšŠ πš“πšŠπšπšžπš‘ πšŒπš’...
34.3K 5.2K 12
"tsundere banget sat." ini adalah cerita cinta ongniel yang disertai oleh ship-ship unyu lainnyaπŸ’
44.7K 1.3K 46
"Mengalah itu tidak mudah, makanya orang yang bisa mengalah itu hebat" ___ Note. Judul awal "Keluarga Harsa" yang sekarang author ganti menjadi "Men...
304K 23.1K 105
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...