Our Feeling

By nhyln_

86 44 11

[Harap follow terlebih dahulu] Kisah tentang Dara seorang gadis berumur 17 tahun yang duduk di bangku SMA ya... More

Bagian 2
Bagian 3
Bagian 4
Bagian 5

Bagian 1

25 15 0
By nhyln_

Happy reading my story!!!


1. Sang kapten futsal


Libur kenaikan kelas kini telah usai dan para murid sekarang dihadapkan dengan hari yang yang mungkin bagi sebagian pelajar tidak suka yaitu hari Senin.

Senin merupakan hari yang sangat dibenci bagi sebagian pelajar karena dihari Senin mereka semua akan memulai harinya dengan kegiatan upacara. Mungkin bagi sebagian orang upacara merupakan suatu hal untuk menghormati para jasa pahlawan Nasional yang telah membela bangsa Indonesia. Tapi tidak bagi cewek satu ini, Dara namanya. Entah mengapa ia sangat malas untuk mengikuti kegiatan upacara ini, bukan karena ia tidak menghormati para pahlawan tapi ia tidak suka kalo disuruh panas-panasan di pagi hari. Baginya panas-panasan di pagi hari membuatnya malas untuk melakukan kegiatan selanjutnya.

Dara baris dibarisan kelasnya yaitu kelas XII IPA 2 disebelah kanan karena disebelah kirinya adalah barisan untuk para cowok anak kelasnya. Cewek dengan tinggi badan kurang lebih 155cm itu berdecak untuk beberapa kali mungkin karena tubuhnya yang tidak terlalu tinggi jadi ia baris di bagian depan yang dimana panas matahari langsung menyorotnya.

"Lama banget sih amanat nya." Gumamnya pelan seraya menghentak-hentakkan kakinya karena pegal berdiri. Teriknya matahari yang mampu membuat seluruh murid di SMA Grahasa terasa seperti terbakar oleh panasnya sinar matahari tersebut.

"Sa, lo gak capek apa?" Tanya Dara pada sahabatnya didepannya. Sasa sahabatnya itu hanya mengangguk kepalanya sebagai jawaban.

"Baik itu saja amanat yang ingin bapak sampaikan sekiranya ada salah kata mohon maafkan wassalamu'alaikum."

"Siap gerak!"

Instruksi dari sang pemimpin upacara tersebut membuat para murid langsung bersikap siap. Kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu nasional dan juga do'a.

Hampir 30 menit sudah upacara pun selesai para murid disuruh untuk menuju ke aula terlebih dahulu karena seperti biasa setiap habis upacara mereka semua pasti digiring untuk ke aula terlebih dahulu.

Dara dan Sasa-Sahabatnya itu berjalan bareng untuk ke aula. Mereka berdua terlihat seperti sepasang saudara lebih tepatnya bukan sepasang sahabat karena bagi Dara sahabatnya ini adalah orang kedua yang ia percayai setelah Mamah nya. Begitupun sebaliknya.

Sepanjang perjalanan ke aula mereka menghabiskan nya dengan mengobrol bercanda ria. Saat mereka lagi asik mengobrol Dara melihat tali sepatu nya terlepas kemudian ia berhenti dan berjongkok untuk mengaitkan tali sepatunya tersebut.

"Parah sih emang pesonanya Kim Taehyung tuh sungguh membuat hati ku berdetak kencang avv. Eh tapi my sunshine J-Hope tetap nomor satu di hati." Celoteh Sasa yang membanggakan bias nya. Ia menoleh ke arah kanannya tepatnya ke arah Dara tadi dimana mereka berdua jalan barengan tapi kok sekarang tidak ada? Kemana Dara?

Ia kemudian berbalik badan dan ternyata sahabat nya itu tertinggal di belakangnya lantas Sasa menghampiri Dara.

"Kesel gue tuh kalo pake sepatu tali begini mending pake flat-shoes gak sih. Lagian juga kenapa Bunda beliin sepatu tali sih."  Dumel Dara sambil menyimpulkan tali sepatu.

"Ya udah lah ya, tanggung udah kelas dua belas pake aja mungkin waktu itu Bunda belum tahu kalau boleh flat-shoes." Ujar Sasa.

Saat Dara hampir selesai dengan kegiatan mengikat tali sepatunya tiba-tiba saja ia terdorong kedepan sehingga posisinya seperti orang sedang melakukan sujud. Sasa pun kaget melihat sahabatnya telungkup seperti itu, ia segera membantu Dara bangkit. "Aw...," Ringis Dara membersihkan telapak tangannya yang kotor dan sedikit perih karena tertusuk batu kerikil.

Dara mendongak menatap ke arah laki-laki yang tadi membuatnya terjorok ke depan. Baru saja ia ingin mengomel kepada laki-laki tersebut justru laki-laki itulah yang membuat Dara seperti manusia kaku sekarang ini ia hidup tapi seperti patung ingin mengomel ingin memaki tapi tidak bisa.

"Lo nggak apa-apa kan? Ada yang luka?" Tanya laki-laki tersebut seraya meneliti tubuh Dara apakah ada luka lecet atau tidak karena berbenturan dengan jalan sekolah.

Sasa yang melihat reaksi diam dari sahabat nya itu hanya menghela napas ia sudah tahu pasti Dara sekarang sedang dilanda gugup maka dari itu karena Sasa sahabat yang baik hati dan tidak pernah sombong itu membantunya menjawab, "Iya nggak apa-apa kok gak ada lecet emang anaknya aja yang dasarnya lebay disenggol dikit langsung jatuh, hehe." Jawab Sasa terkekeh karena bisa menjelekkan sahabat nya ini kapan lagi Sasa bisa menjelekkan Dara gak ada yang bisa ngejelekkin Dara selain hanya Sasa seorang catat hanya Sasa Eveline lah seorang yang bisa menjelekkan Adara Zayna Hermawan!

Laki-laki yang memakai baju Jersey Futsal kebanggaan SMA Grahasa dengan nomor punggung 07 tersebut mengangguk paham setelah itu ia pamit dan langsung pergi ke ruang aula.

Dara yang melihat sosok laki-laki itu sudah pergi akhirnya bisa bernapas dengan lega karena ia tadi sempat menahan napasnya ketika laki-laki tersebut menanyai keadaannya. Mengusap dadanya pelan seraya mengatur napasnya kembali setelah itu menoleh ke arah Sasa dengan tatapan binar dan tak lupa juga senyuman nya yang khas itu. Sasa yang melihat ekspresi sahabat nya mencubit keras lengannya sehingga menimbulkan suara ringis dari Dara.

"Kenapa hah? Senyam-senyum gitu?" Tany Sasa.

Dara yang dihadapkan dengan pertanyaan itu hanya terus tersenyum sambil melangkahkan kakinya ke ruang aula meninggalkan Sasa dengan wajah yang masam.

"Terus aja tinggallin gue, Dar." Kesal Sasa. Lantas ia mengejar sahabatnya itu sambil tersenyum.

⚽ ⚽ ⚽ ⚽ ⚽

"Baik apakah sudah hadir semuanya?" Ucap seorang guru yang berumur kurang lebih 40an tersebut. Kemudian ia memberikan aba-aba kepada guru lain untuk menutup pintu aula dan memulai tujuannya para murid dikumpulkan di aula.

Dara dan Sasa yang kebetulan baru sampai itu langsung duduk di kursi yang sudah disediakan diruangan tersebut. Mereka duduk di bagian tengah tak lama kata sambutan dimulai. Kali ini membicarakan tentang kemenangan Futsal kebanggaan dari SMA Grahasa yang baru saja membawa piala juara satu.

"Baik murid-murid sekalian bapak akan menyerahkan piala ini kepada salah satu perwakilan pemain kebanggaan futsal sekolah kita yaitu Resaka Hito. Untuk nak Saka dipersilahkan untuk naik ke podium dan memberi sedikit kata atau kalimat yang bisa membuat para murid termotivasi." Ucap pak Haris.

Saka pun naik ke podium dan membungkukkan tubuhnya sedikit agar pak kepala sekolah dapat dengan mudah mengalungkan medali kepadanya. Sontak para murid pun langsung bertepuk tangan banyak dari mereka terutama para murid perempuan yang sangat mengangumi sosok Resaka Hito itu, tak hanya parasnya yang tampan tapi keterampilannya dalam menggiring bola ke gawang lawan dan kemampuan siasat nya sebagai kapten futsal dalam pertandingan pun mempunyai daya tarik tersendiri bagi para kaum wanita di SMA Grahasa.

Tak terkecuali bagi sosok perempuan cantik yang duduk di bagian tengah itu pun berbinar-binar melihat sosok Saka. Lantas ia mengalungkan lengannya ke lengan sahabatnya sambil menyenderkan kepalanya.

"Aduh udah ganteng, pinter main futsal, kapten futsal lagi. Apa nggak bikin gue makin sayang coba," ucap Dara sambil sesekali mencubit gemas lengan Sasa.

Sasa yang diperlakukan seperti itu hanya melengos panjang. "Sakit tau Dar." Kata Sasa sambil berusaha menjauhkan lengannya agar tidak menjadi korban lagi.

Dara yang mendapat reaksi seperti itu dari sahabatnya memanyunkan bibirnya sambil sesekali mengambil kesempatan untuk menyubit gemas lengan Sasa.

"Sebelumnya terimakasih untuk doa dan ucapan selamat dari kalian dan juga untuk pak Jerry yang sudah membimbing kami selaku beliau pelatih kita juga. Untuk semuanya terimakasih saya selaku kapten futsal dari SMA Grahasa mengucapkan terimakasih semua. Sekian." Ucap Saka sambil menunjukkan piala mereka tinggi-tinggi kemudian ia turun dari podium setelah itu ia pamit dan keluar dari aula untuk menghampiri para temannya yang berada di lapangan futsal untuk merayakan kemenangan mereka.

Dara yang melihat Saka pergi keluar pun menyenderkan punggungnya pada kursi ia jadi malas untuk berada di ruang aula ini.

"Keluar yuk, Sa." Pinta Dara pada sahabatnya itu. Sasa juga sebenarnya malas berada di sini ia pun mengiyakan ajakan Dara.

"Ayok izin kita mau ke toilet?" Tany Sasa untuk menanyakan alasan yang pas agar mereka berdua tidak dicurigai. Dara mengangguk kemudian mereka berdiri dan izin kepada guru yang berjaga di depan pintu aula. Setelah mendapat izin mereka berdua pun langsung pergi menuju kelas yang tadi sudah diumumkan sebelum upacara.

⚽ ⚽ ⚽ ⚽ ⚽

Setelah sampai dikelas mereka yaitu kelas XII IPA 2 langsung mereka menuju ke kursi mereka. Mereka duduk berdua di barisan pertama bagian tengah itu.

Saat mereka berdua lagi mengobrol bel masuk pun berdering lantas para murid yang berada di ruang aula bergegas masuk ke kelas masing-masing.

"Assalamu'alaikum, anak-anak semua." Sapa guru perempuan yang diketahui bernama Bu Lisda.

"Waalaikumsalam, Ibu!" Jawab murid kelas XII IPA 2 tersebut. Kemudian keadaan hening dan Bu Lisda langsung menyampaikan tujuannya ke kelas ini.

"Apa kabar semuanya?" Tanya Bu Lisda kepada seluruh murid. Para murid pun langsung membalasnya. "Baik, Bu." Jawab para murid.

"Alhamdulillah kalo gitu, disini ibu mau nyampein kalo ibu yang bakal jadi wali kelas kalian selama 2 semester ini." Ucap Bu Lisda, sontak para murid pun bersorak senang karena guru cantik yang berumur sekitar 30an itu akan menjadi wali kelas mereka. Bu Lisda terkekeh karena reaksi para anak kelasnya.

"Baik kalau begitu ibu ingin hari ini kalian menentukan siapa yang akan jadi ketua kelas," ucap Bu Lisda.

Langsung para murid menunjuk ke arah sang ketua OSIS yaitu Gilang. Gilang yang sudah ditunjuk oleh semua anak kelasnya cuman pasrah saja. Kemudian ia berdiri dari kursi setelah itu melangkah maju ke depan kelas bersampingan dengan Bu Lisda.

Bu Lisda yang tau Gilang menjadi ketua kelas untuk memimpin kelasnya itu tersenyum setelah itu ia berkata kepada Gilang, "selamat Gilang kamu kepilih jadi ketua kelas semoga kamu bisa mempertanggungjawabkan tugas kamu." Gilang hanya tersenyum menanggapinya.

"Baik untuk hari ini ibu perkenalan sampai disini saja. Ibu mau minta tolong untuk struktur organisasi kelas nanti tolong dibikin dan dikasih ke ibu di ruang guru. Ibu pamit dulu, wassalamu'alaikum." Pamit Bu Lisda kepada semua murid.

Baru saja Bu Lisda ingin keluar sosok laki-laki yang masih mengenakan kaos futsal tersebut datang.

"Maaf Bu saya baru masuk." Ucap laki-laki tersebut.

Bu Lisda tersenyum. "Iya nggak apa-apa Saka. Oh iya selamat ya untuk tim kamu." Ucap Bu Lisda.

"Iya, Bu."

"Yaudah kalau gitu ibu pamit mau ke ruang guru dulu kamu masuk kelas, jangan lupa ganti dulu kaos futsal kamu dengan seragam ya." Ujar Bu Lisda. Saka mengangguk paham kemudian ia salim kepada guru muda tersebut.

Setelah itu ia melenggang masuk kedalam kelas. Dan menghampiri sahabatnya yang berada di pojok belakang kelas.

"Lah lo kelas sini juga, Ka?" Tanya Brian kepada sahabatnya itu. "Iya."

Kemudian mereka melakukan tos setelah itu Saka duduk disebelah sahabat nya itu. Perhatian itu mengundang sosok perempuan yang duduk di bagian tengah dengan tatapan nya kaget.

"Sekelas?"

tbc

Jangan lupa untuk vote ya bestiee

Sampai ketemu di part selanjutnya 🥰

Continue Reading

You'll Also Like

250K 15.2K 34
JANGAN LUPA FOLLOW... *** *Gue gak seikhlas itu, Gue cuma belajar menerima sesuatu yang gak bisa gue ubah* Ini gue, Antariksa Putra Clovis. Pemimpin...
435K 33.5K 27
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gu...
904K 47.2K 76
The end✓ [ Jangan lupa follow sebelum membaca!!!! ] ••• Cerita tentang seorang gadis bar-bar dan absurd yang dijodohkan oleh anak dari sahabat kedua...
661K 8.8K 24
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+