Suddenly I Became a Mother ✔

Renlovea tarafından

432K 43.5K 5.2K

[SUDAH TERBIT] Renjun yakin 100% bahwa dirinya belum pernah di sentuh oleh siapapun. Hei! Bahkan selama 24 ta... Daha Fazla

✾I'm not your Mother✾
✾Lee Chenle, who are you?✾
✾Menginap✾
✾Who is Huang Renjun?✾
✾Fakta Renjun✾
✾Terima kasih✾
✾Ada apa dengan Chenle?✾
✾Tentang Renjun, Jeno dan Chenle✾
✾Dinner✾
✾Kunci dari masalah?✾
✾Permintaan Chenle✾
✾Potongan Pazel Yang Hilang✾
✾Confused✾
✾Tidur Bersama✾
✾Random Chat✾
✾Taman Bermain✾
✾Chenle mimpi buruk✾
✾Hug✾
✾Tes DNA✾
✾Gagal✾
✾Tamu tak terduga✾
✾Chanyeol Side✾
✾Shock✾
HALO~
OPEN PDF SUDDENLY I BECAME A MOTHER

✾Menjemput Chenle✾

10.2K 1.7K 215
Renlovea tarafından

Adakah yang menunggu cerita ini?
Vote dulu yuk sebelum baca...

.
.
.
.

Setelah Chenle pulang, Renjun memilih untuk menghabiskan waktunya di toko bunga, berharap rasa sepinya dapat teralihkan oleh pekerjaan. Namun, sepertinya eksistensi Chenle cukup kuat hingga mampu membuat Renjun terus memikirkan si anak yang mungkin sekarang sudah berada di rumah bersama kakek dan neneknya. Ah, Renjun jadi teringat tawa lumba-lumba si anak dan jangan lupakan betapa cerewetnya Chenle ketika penasaran akan sesuatu.

Setelah sampai di rumah saat petang hari, Renjun segera membersihkan diri kemudian membereskan baju-baju Chenle yang sempat ia biarkan tergeletak di atas ranjangnya. Renjun sempat mampir ke mini market sebelum pulang, membeli mie instan cup yang ia santap di tempat dengan sebotol air mineral. Tidak apa-apa, sesekali Renjun ingin merasakan makanan instan itu dan alasan yang lainnya karena dia benar-benar malas melakukan apapun hari ini.

Ketika Renjun sudah siapa untuk mengistirahatkan tubuhnya, tiba-tiba saja ponselnya berdering tanda ada panggilan masuk. Renjun meraih ponselnya, dahinya membentuk lipatan kecil ketika membaca nama yang tertera di layar ponselnya.

“Jeno?” Gumam Renjun, kemudian menggeser tombol virtual berwarna hijau untuk mengangkat panggilan dari Jeno.

“Mama!!” Renjun hampir saja menjatuhkan ponselnya sebab terkejut lantaran saat panggilan tersambung dan wajah Chenle yang memenuhi layar ponselnya.

“Halo, Le...” Balas Renjun dan tersenyum manis pada sang anak yang kini tampak berbinar dan tersenyum lebar.

“Mama sedang apa? Lele rindu..” Renjun gemas, di seberang sana Chenle memasang wajah melas dengan bibir manyun, ingin rasanya Renjun mencubit pipi gembul sang anak.

“Mama tidak sedang melakukan apa-apa, tadinya mau tidur eh, Lele telepon... Mama juga rindu dengan Lele tidak ada yang mama peluk malam ini..huhu” Renjun pun berakting sedih dan di sana tampak Chenle yang tertawa.

“Mama sih, harusnya tadi tidak membujuk Lele untuk pulang supaya bisa tidur bersama dengan Lele... Lele juga mau tidur di peluk mama..”

“Lele sedang apa?” Renjun mencoba mengalihkan topik pembicaraan, takut jika sang anak akan merengek dan minta diantar ke apartemennya, kasihan Jeno nanti.

“Lele baru saja selesai menyiapkan peralatan sekolah, ma dengan papa.. Mama besok jangan lupa harus jemput Lele ya, kalau tidak nanti Lele marah sama mama, Lele juga sudah bilang pada nenek dan nenek bilang tidak apa-apa..”

Renjun kembali di buat tertawa ketika mendengar ocehan sang anak yang sudah seperti raper itu, belum lagi suara Chenle yang sangat mengemaskan membuat Renjun semakin gemas dengan sang anak.

“Iya sayang, nanti suruh papa untuk kirim alamat sekolah Lele ke mama ya, biar besok mama tidak nyasar ke sekolah Lele.. Oh ya, Lele pulang sekolah jam berapa?”

“Pa, papa dengarkan apa kata mama?” Renjun sedikit kaget, ia pikir di sana tidak ada siapapun hanya Chenle saja, tapi rupanya ada Jeno juga. “Iya, papa dengar sayang..”

“Disitu ada papa ya, Le?” Tanya Renjun sedikit kikuk.

Chenle tertawa pelan sebelum menjawab pertanyaan Renjun, “Iya ma.. Papa lagi pacaran sama laptopnya,” Jawab Chenle yang juga mengundang tawa dari Renjun.

“Lele bisa aja.. Sudah malam, lele tidak ngantuk, heum?”

“Ngantuk, ma.. Tapi papa masih sibuk tidak ada yang memeluk Lele.. Huhu, sedihnya.. Tahu begini Lele tidak usah pulang tadi..” Ya Tuhan, entah siapa yang mengajari si anak berakting seperti itu yang jelas di sana Jeno langsung menyimpan filenya kemudian mematikan laptop dan berdiri menghampiri sang anak.

“Papa sudah selesai, ayo tidur.. Mama Renjun pasti juga lelah ingin istirahat..”

“Ma, Lele tidur dulu ya.. Mama juga istirahat, lele sayang mama... Muuuaaahh..” Chenle mencium layar ponselnya seolah ia tengah mencium sang mama yang jauh di sana.

Renjun terkekeh pelan, “Iya sayang, mimpi indah Le..” Balas Renjun, sebelum panggilan itu benar-benar berkahir tiba-tiba Chenle berseru.

“Oh ya ma! Kata papa, mama manis!!”

“Heh! Papa tidak ada bilang begitu ya!!”

Renjun hanya mengedipkan matanya bingung sebab setelah perkataan Chenle itu layar ponselnya menjadi gelap dan hanya ada suara Chenle yang sedang tertawa dan minta ampun dengan Jeno yang juga tertawa. Setelah sadar apa yang terjadi, Renjun terkekeh pelan sambil geleng-geleng kepala kemudian memutuskan sambungan telepon tersebut.

Tak berapa lama ada pesan masuk dari Jeno.

✉️Tuan Lee

💬 Chenle pulang sekolah jam 10 pagi, ini alamat sekolahnya. TK Neo, Jln. Kwangya No. 23

💬 Jika kau bingung, aku bisa meminta supir rumah untuk menjemputmu besok dan mengantar ke sekolah Lele..

Oh, tidak perlu Jeno💬

Sepertinya aku tahu daerah itu💬

💬 Baiklah kalau begitu... Maaf merepotkan mu lagi..

Eh, tidak repot sama sekali💬

Aku senang bisa membantu😁💬

💬 Kalau begitu, selamat malam Ren..

Iya, selamat malam Jeno..💬

Pesan itu berkahir, Renjun kemudian meletakkan ponselnya di meja atas meja.. Merapikan selimutnya dan menepuk bantalnya agar lebih nyaman kemudian bersiap untuk tidur. Ah, rasanya benar-benar sepi dan kosong, padahal Chenle baru beberapa hari tinggal tapi baru pergi sehari saja Renjun merasa rindu pada sang anak.

‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙

“Nenek!!” Teriak Chenle yang sudah siap dengan seragam sekolah dan tas punggungnya. Tiffany tersenyum, merentangkan kedua tangan untuk memeluk cucu kesayangan itu.

“Oh, cucu nenek tampan sekali hari ini..” Ucap Tiffany sambil mencium pipi Chenle gemas.

“Chenle kan memang tampan sejak dulu, nek.. Nenek ini bagaimana..” Tiffany hanya bisa terkekeh pelan mendengar jawaban sang cucu yang kelewat percaya diri persis seperti Jeno saat kecil.

“Iya iya, cucu nenek ini memang selalu tampan dan terbaik..”

Tiffany membawa Chenle untuk duduk di salah satu kursi yang ada di meja makan, dengan telaten ia menyiapkan sarapan untuk Chenle.

“Halo cucu kakek yang paling tampan, sudah siap ke sekolah boy?” Itu adalah Donghae yang baru datang dan bergabung ke meja makan.

“Hai kakek, iya.. Sangat siap, apalagi nanti pulangnya Lele di jemput mama..” Ucap Chenle dengan menunjukan gigi putihnya yang rapi.

Donghae gemas, ia mengusap rambut si kecil lembut, “Ajak mama kesini dong Le, kakek kan juga ingin bertemu dengan mama Lele itu..”

“Iya Le, nanti suruh mama Renjun antar Lele ke rumah sini saja ya? Nenek juga mau bertemu..”

Chenle diam, tampak berpikir sambil bergantian menatap kakek dan neneknya, “Tapi nanti mama Renjun nya jangan di apa-apain..” Cicit Chenle sambil manyun.

Mendengar penuturan si kecil, praktis Tiffany dan Donghae tertawa. Apakah wajah mereka terlihat begitu menyeramkan hingga Chenle berpikir bahwa mereka akan melakukan sesuatu pada Renjun? Entah apa isi dari kepala cucu kesayangan ini.

“Eh, memangnya Lele pikir nenek dan kakek mau melakukan apa? Kami hanya ingin kenalan dengan mama Renjun saja kok, Lele tenang saja nenek ada di pihak Lele bukan papa..”  Ucap Tiffany dengan kekehan di akhir kalimatnya.

Chenle kembali tersenyum lebar, “Oke nek! Nanti Lele akan minta mama Renjun kesini.. Hihihi..”

“Ya sudah, ayo makan dulu.. Nanti telat ke sekolah..”

Chenle mengangguk dan dengan semangat menikmati sarapan lezat yang di buat oleh sang nenek, tak lama kemudian Jeno juga ikut bergabung setelah selesai bersiap.

Selesai sarapan, Jeno mengantar Chenle sampai depan Rumah, “Le, nanti di sekolah jangan nakal.. Dengar apa kata guru, oke?” Jeno berpesan pada sang anak sebelum si ajak naik ke mobil bersama ibunya.

“Siap papa!” Jeno mencium pipi gembul anaknya sambil tersenyum. Sang anak masuk ke dalam mobil, melambaikan tangan nya pada sang papa yang masih setia memperhatikan dirinya hingga mobil itu hilang di belokan.

Jeno masuk ke dalam mobil, mengeluarkan ponselnya menghubungi seseorang.

“Halo, Luke, bagaimana?”

“... ”

“Baiklah, aku ke sana sekarang..”

Jeno memutuskan panggilan tersebut, menyalakan mesin mobilnya dan dengan kecepatan sedang melaju membelah jalan kota.

‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙

Renjun sudah siap dengan kemeja biru langit dan celana jeans hitam yang membungkus kakinya dengan sempurna. Pria mungil itu lantas keluar dari apartemennya ketika melihat jarum jam yang sudah menyentuh angka setengah sepuluh, itu artinya sebentar lagi sekolah Chenle akan berakhir.

“Maaf Na, kau menunggu lama?” Ucap Renjun segera setelah berhasil masuk ke dalam mobil putih milik Jaemin.

“Eh, tidak kok Ren.. Aku juga baru sampai..”

Ya, siapa sangka jika Jisung juga bersekolah di sekolah yang sama dengan Chenle hanya saja mereka beda kelas karena Jisung satu tahun lebih muda dari pada Chenle. Tadi pagi, Renjun sempat bertanya pada Jaemin tentang alamat yang di berikan Jeno semalam dan praktis ibu satu anak ini mengatakan kalau sekolah Jisung juga di sana, akhirnya ia Renjun menerima tawaran Jaemin untuk pergi bersama menjemput anak-anak.

Mobil Jaemin melaju dengan kecepatan sedang, jaraknya tidak terlalu jauh, kalaupun terlambat anak-anak pasti tidak keberatan untuk menunggu sebentar.

“Aku lihat kau semakin dekat saja dengan anak itu.. Apa itu artinya kau sudah siap menjadi ibu barunya?” Goda Jaemin sambil sesekali melirik Renjun jahil.

“Kau ini bicara apa sih, Na? Bukannya aku memang selalu dekat dengan anak-anak?”

“Tapi sepertinya kali ini sedikit berbeda, bukan begitu, Renjun?”

Renjun terdiam sejenak, mungkin tidak ada salahnya bila ia menceritakan rasa aneh dalam dirinya ketika bersama Chenle pada Jaemin. Lagipula Jaemin juga seorang ibu dan dia jauh lebih berpengalaman dari pada dirinya.

“Na, menurutmu wajar atau tidak bila aku merasa tidak bisa jauh dari Chenle? Seperti ketika tidak melihatnya aku merasa ada sesuatu yang mengganjal, padahal kami baru saja bertemu.. Apa mungkin secepat itu aku merasa akrab dengan anak itu?” Renjun benar-benar bingung, semalam ia tidak bisa tidur dan terus berpikir apa yang salah dengan dirinya.

Jaemin mencerna kalimat Renjun baik-baik, sejujurnya ia sendiri juga penasaran dengan siapa sebenarnya Chenle dan ada hubungan apa antara anak itu dan sahabatnya ini, “Ren, boleh aku bertanya sesuatu? Maaf jika ini sedikit menyinggung..”

“Apa? Tanya saja tidak apa-apa..”

“Emm.. Itu.. Apa kau yakin tidak pernah berhubungan dengan seseorang selama ini? Hubungan yang seperti itu, kau tahu maksudku bukan?”

Renjun sedikit terkejut dengan pertanyaan Jaemin. Namun, ia berusaha untuk tidak memperlihatkan rasa terkejutnya itu, “Aku yakin Na, aku tidak pernah berhubungan dengan siapapun... Tapi, kau tahu kan, aku kehilangan sebagian memori ku, jadi entahlah.. aku... Tiba-tiba jadi tidak yakin..” Renjun menunduk lesu, jika saja ia ingat dengan apa yang pernah ia alami sebelum ingatannya hilang, mungkin akan ada sedikit petunjuk.

“Sudahlah, Ren.. Tidak apa-apa, aku percaya padamu, jangan memaksakan diri untuk mengingatnya..”

Renjun tak menjawab, ia mengalihkan pandangannya pada jalanan aspal di luar sana.

‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙

Mobil Jaemin berhenti tepat di depan gedung sekolah Chenle dan Jisung. Renjun turun dari mobil, matanya menari ke sana-sini guna mencari sosok Chenle yang mungkin saja ada di antara anak-anak sekolah yang berhamburan keluar dari gerbang sekolah itu dan berlari menghampiri setiap orang tua yang datang menjemput.

Renjun masih sibuk mencari, hingga sebuah suara mencuri atensinya, “Mama!!” Rupanya panggilan itu berasal dari sosok yang ia cari sejak tadi.

Chenle berlari kecil menghampiri Renjun, ketika dekat ia langsung memeluk pria mungil itu dengan erat, “Wah~ Lele senang sekali!! Mama benar-benar menjemput Lele!!” Ucap sang anak yang tak mampu menyembunyikan rasa bahagianya.

“Iya dong, kan mama sudah janji akan jemput..” Renjun mengusap rambut halus Chenle lembut.

Tak berapa lama, Jaemin datang bersama dengan Jisung.

“Mama Injun..” Ucap Jisung yang juga senang melihat Renjun ada di sini. Atensi keduanya langsung terfokus pada sosok Jisung yang kini berada di gendongan Jaemin.

“Lho, Icung juga sekolah disini?” Chenle bertanya karena ia juga terkejut melihat ada Jisung dan Jaemin di sini.

Renjun tertawa pelan melihat raut kaget Chenle, “Iya sayang... Jisung ada di kelas dibawah Chenle, mama juga baru tahu kalau Jisung sekolah disini..”

“Wah~ Asik! Besok bisa main sama icung!!” Chenle bersorak senang, begitupun Jisung yang kini tertawa melihat tingkah Chenle.

“Ayo sekarang pulang.. Lele mau pulang kemana? Ke rumah mama atau—”

“Tadi nenek bilang nenek mau ketemu sama mama..”

“Eh? Ketemu sama mama?”

Chenle mengangguk membenarkan, “Iya, katanya mau kenalan sama mama biar lebih deket.. Hihi..”

Jujur, Renjun belum siap jika harus kembali bertemu dengan ibu Jeno, ia masih canggung dan lagi masa datang ke rumah orang yang lebih tua tidak membawa apapun, malulah.

Jaemin diam-diam tersenyum jahil, “Cie yang sebentar lagi bakal jadi calon menantu kelurga Lee.. Lampu hijau tuh, Ren..” Goda Jaemin.

“Ih, Nana sembarangan saja kalau bicara..”

“Ayo ma, nenek pasti sudah menunggu di rumah..”

“Tapi Le, mama—”

“Udah sih Ren, ke sana aja, udah di undang secara langsung lho, tidak enakkan kalau di tolak?” Jaemin menaik turunkan alisnya menggoda, sedangkan Renjun kini sudah menatapnya garang. Jika tidak ingat disini ada Chenle dan Jisung sudah pasti ia akan mengomel pada sahabatnya itu.

Renjun menghela napas, “Ya sudah, kita ke rumah nenek Lele..” Final Renjun yang langsung di sambut sorakan senang dari Chenle bahkan Jisung ikut bersorak padahal ia tidak tahu apa yang mereka rayakan.


Segini dulu ya..
Ketemu lagi di part selanjutnya 😁

Okumaya devam et

Bunları da Beğeneceksin

47.2K 7.1K 33
Terlibat dalam kesalah pahaman di masa lalu dengan keluarga mereka, Yeonjun dan Soobin selalu mengedepankan ego masing - masing. Dikenal sebagai musu...
539K 63.3K 40
"Marga Gua Huang! bukan Lee" "tapi lo udah jadi istri gua!" hidupnya berubah, ketika tiba-tiba saja ia ditarik orang yang tak dikenal lalu diseret me...
85.8K 11K 22
AKAN TERSEDIA DALAM BENTUK PDF Kisah antara si Pangeran buruk rupa bersama pemuda manis yang polos. Noren. story by Poesreondya Kamis, 06 April 2023...
283K 22K 102
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...