Dear, KKN

Par bluubearies

111K 13.9K 1.2K

Kisah tentang kegiatan kampus yang mengharuskan dua belas anak manusia hidup dan berbagi tempat tinggal selam... Plus

CAST - Keanggotaan KKN Desa Weringin
PROLOG - Kuliah Kerja Nyata
O1. Pembagian Kelompok
O3. Survei Pertama
O4. Tentang Desa Weringin
O5. Program Kerja
O6. Proposal & Dana
O7. Bimbingan Proposal
O8. Survei Kedua
O9. Posko KKN
1O. [ H-3 ] Keberangkatan
11. Keberangkatan KKN
12. Hari Pertama
13. Acara Syukuran
14. [ H-1 ] Penyuluhan Bank Sampah
15. [ D-Day ] Penyuluhan Bank Sampah
16. Musibah Tak Terduga
17. Khawatir
18. Sakit
19. [ Pelaksanaan Progker ] Bank Sampah
20. Penghuni Lama
21. Progker Dulu, Liburan Kemudian
22. Kenangan Manis
23. Huru-hara Bendahara
24. Letupan Bahagia
25. Tom & Jerry
26. Yang Malang
27. Cerita Tentang Hari Ini
28. Tamu Tak Diundang
29. Berita Besar
30. "Lo Juga Cantik."
31. One Step Closer ✨
32. Hari Peresmian Perpustakaan
33. Kembali Pulang
34. Dana Gebyar KKN

O2. First Meet

5.3K 685 27
Par bluubearies

Seperti yang dibilang Renan di grup kemarin, kini semua anggota KKN Desa Weringin sudah berkumpul di tempat yang telah dijanjikan---kantin teknik. Terkecuali Renan, laki-laki itu entah kenapa sulit sekali untuk dihubungi. Padahal dirinya sendiri yang membuat janji tetapi dia juga yang telat.

"Coba deh lo telephone biasa aja, siapa tau anaknya lagi nggak ada kuota," sahut Jev yang sedari tadi asyik mengotak-atik Kamera DSLR yang ia bawa.

Hilman menuruti perintah Jev, ia segera menekan tombol hijau di kontak ponselnya. Namun hasilnya tetap nihil. Bahkan sekarang, telephone milik Renan tidak aktif, "maaf nomor yang ada tuju seda---"

"Tetep nggak bisa," Hilman mengerang frustasi. Sebenarnya tanpa kehadiran Renan juga tidak jadi masalah, karena masih bisa diwakilkan.

"Kita mulai aja lagi, ntar hasil diskusinya bisa kita share di grup," final Shasha. Pasalnya sedari tadi ia sedikit resah. Shasha ingin semuanya cepat selesai dan ia bisa segera pulang.

Tapi sebelum salah satu dari mereka membuka percakapan, Renan datang dengan membawa setumpuk buku tebal yang berjudul Buku Panduan KKN Angkatan XXI Universitas Neo City. Dengan langkah yang sedikit gontai karena harus berjalan dari gedung utama ke kantin teknik, Renan meletakkan buku tersebut di bagian meja yang kosong.

"Sorry gue telat, hp gue tadi habis baterai makanya gue nggak bisa hubungi salah satu dari kalian..." Renan menjeda ucapannya, ia meraih salah satu teh pucuk yang masih belum dibuka oleh sang pemilik untuk ia minum, "... ntar gue ganti. Oh iya, ini tadi gue dapet info dari Haris anak kelas gue, kalau buku panduannya udah bisa diambil. Jadi biar sekalian gue ambilin. Udah pas 12, ambil tuh satu-satu."

Bagai anak itik yang mendapat perintah induknya, mereka menurut tanpa banyak bicara. Setelah semua mendapatkan bagiannya, beberapa dari mereka membuka buku hanya sekedar untuk melihat-lihat, ada yang memang serius mempelajari isinya. Sementara Renan memanfaatkan waktu tersebut dengan meluruskan kedua kakinya dan merenggangkan tangannya. Ternyata jalan jauh-jauh melelahkan juga.

"Jadi kita harus buat proposal pengajuan kkn dulu ke desanya?" Seno membuka percakapan lebih dulu setelah ia membaca salah satu poin yang tertera pada buku panduan.

"Setau gue iya. Kakak tingkat yang kemarin juga gitu kan," bukan Renan yang menjawab melainkan Yesmin dengan pandangan yang mencoba mencari keyakinan atas pernyataannya baru saja.

"Iya, habis itu kita minta bimbingan ke Pak Jarot."

"Kalau gitu kita langsung bentuk aja dulu kepengurusannya. Biar makin enak kalau ada apa-apa."

Talia mengambil secarik kertas dari dalam tasnya, ia berniat menuliskan nama-nama pengurus yang nantinya bisa dipercaya mengatur dan mengayomi jalannya kegiatan KKN ini.

"Kenalan dulu lah, gue belum tau kalian siapa aja. Lagian gue juga barusan dateng."

"Kan udah kemarin di grup," sahut Yusuf sembari meletakkan buku panduan yang sempat ia baca.

"Mana gue tau, gue juga nggak mungkin hafal sama foto kalian. Yang gue inget kemarin ada yang pake foto pemandangan."

Jev merasa kalau yang disebut Renan adalah dirinya mulai terkikik geli di samping Jendra. Meskipun Jev memiliki wajah yang manis tetapi ia tidak suka berfoto. Dirinya lebih suka mengambil gambar, itulah sebabnya kemana-kemana ia selalu membawa kamera di dalam tasnya.

"Yaudah-yaudah, dari gue yaa. Gue Diajeng panggil aja Ajeng. Gue mahasiswa kedokteran," ucap Ajeng yang memutuskan untuk mengalah. Begitu pun seterusnya, mereka kembali memperkenalkan diri seperti yang pernah mereka lakukan di grup KKN, hingga...

"G-gue Karina Gabriella, mahasiswa jurusan administrasi publik."

Satu sudut bibir milik Renan terangkat, memperlihatkan kejahilan dalam senyumannya. Sungguh, Renan tidak menyangka kalau ia akan bertemu dengan seseorang yang dulu pernah mengisi hari-harinya. Kelihatannya Renan tau apa yang harus ia lakukan selama kurang lebih satu bulan ke depan.

"Okeh, kenalannya udah. Sekarang kita mulai pembentukan ketua dan antek-anteknya."

Talia menuliskan beberapa jabatan yang sekiranya sangat dibutuhkan dalam kegiatan wajib ini, "yang pertama, siapa yang mau jadi ketua?"

Semuanya tampak diam, memilih sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Ada yang sibuk dengan ponselnya, kameranya, buku panduan, hingga ada yang sekedar melihat kiri kanan sebagai pengalih perhatian.

"Ketua..."

Tetap, tidak ada yang menggubris ucapan Talia. Bahkan Renan yang tadi bersemangat pun memilih mengobrol dengan Sella yang ada di sebelahnya. Talia tau, rupanya mereka enggan di amanahi jabatan-jabatan tersebut. Padahal menurut Talia jabatan itu hanya formalitas semata. Sisanya akan mereka kerjakan bersama-sama.

"Kalau gitu gue pilih aja. Gimana kalau ketuanya Hilman?"

Hilman yang mendengar namanya dipanggil tentu saja panik. Ia tidak setuju dengan keputusan sepihak yang dilontarkan Talia. Lagi pula Hilman tidak ada pengalaman berorganisasi, hal itu cukup mempersulitnya dalam bersosialisasi, pikir Hilman sih begitu.

"Jangan gue, gue nggak bakat jadi ketua. Mending gue sie konsumsi aja."

"Mana ada sie konsumsi. Tapi kalau pun ada gue juga mau," sahut Sella pelan.

"Gue sih sebenernya bisa jadi pengurus kayak gini. Tapi kalau buat ketua nggak dulu deh. Terlalu berat buat gue..." Jendra tiba-tiba berucap sembari memandangi kertas yang ada pada Talia.

"...Kalau wakil masih boleh."

"Yang lain gimana?"

"Yaudah Jendra aja. Emang kita perlu apa lagi?" tanya Yesmin.

"Ketua, wakil, sekretaris, bendahara."

"Tal, lo anak akuntansi kan? Mending lo jadi bendahara," Jev kembali berucap setelah mengalihkan perhatiannya dari kamera miliknya. Sementara Talia hanya mengangguk sebagai jawaban atas pernyataannya yang Jev berikan.

"Lo anak administrasi publik kan? Lo mungkin bisa kalau jadi sekretaris," Jev kembali berucap, kali ini yang ia maksudkan adalah Karin. Menurutnya jurusan yang diambil Karin sangat cocok untuk pekerjaan sekretaris.

"Boleh, gue juga pernah ada pengalaman jadi sekretaris di jaman SMA dulu," ucap Karin yang tanpa sadar menarik perhatian seseorang yang tidak jauh darinya.

"Berarti tinggal ketuanya nih?"

"By the way, gue baru inget di sini ada mantan ketua hima."

"Hil, lo serius? Wahh kebetulan banget nih kalau gitu."

"Iya, gue serius. Lumayan kan kalau dia jadi ketua. Seenggaknya udah ada yang bisa dipercaya buat ngurus semuanya."

"Ya nggak ngurus semuanya juga..." dengus Renan kesal. Pasalnya dalam kelompok meskipun ada ketua tetap harus diselesaikan sama-sama kan?

"... Yaudah, biar gue yang jadi ketuanya."

"Nahhh gitu kek dari tadi. Kalau gitu kan gue bisa cepet pulang," bukan Hilman melainkan Yusuf. Laki-laki itu sudah berniat mengambil tasnya untuk segera pamit undur diri. Tapi niatnya gagal saat ucapan Jendra mengintruksi, "siapa bilang boleh pulang. Kita masih harus bahas terkait proposal."

"Yahhh kirain udah," keluh Shasha. Padahal perempuan itu baru saja merasa senang karena bisa segera pulang. Namun harapannya dipupuskan seketika.

"Tenang aja, bentar lagi kita selesai..." Renan menjeda perkataannya dan menarik nafas dalam-dalam.

"...Okeh karena gue dipercaya sebagai ketua KKN kelompok ini. Jadi gue mau bahas soal proposal yang udah kalian bahas di awal pertemuan kita yang tadi. Menurut gue sebelum kita buat proposalnya, kita lebih baik survei dulu ke Desa Weringin. Kita cari tau kira-kira apa yang kurang dari desa tersebut. Kita nggak perlu ngadep langsung ke lurahnya cukup ke warganya aja dulu. Nah kalau udah baru kita pilih program wajib apa yang bakal kita ambil. Dan setelah itu kita bisa buat proposalnya untuk disetujui sama Pak Jarot. Gimana? Ada yang keberatan?"

Mereka semua terdiam, menatap satu sama lain. Mencoba mencari apa yang sekiranya kurang dari penjelasan Renan. Namun hingga satu menit tidak ada yang bersuara.

"Kalau nggak ada, kita kumpul lagi sabtu besok buat survei langsung ke lokasi."

"Ren, kalau sabtu besok gue nggak bisa. Lagi ada ujian." Renan lupa kalau ternyata salah satu anggotanya ada mahasiswa kedokteran yang selalu sibuk kapan pun.

"Gapapa, Jeng. Lagian ini survei biasa kok. Nggak semuanya harus ikut. Kalau kalian ada halangan bilang aja. Tapi gue harap jangan ada yang nyari-nyari alasan."

Di detik ini mereka semua mulai berpikir kalau perjalanan ini akan panjang dan mungkin juga melelahkan. Hanya bertemu sehari saja mereka bisa membayangkan berapa banyak tahapan-tahapan yang harus mereka lalui ke depannya. Belum lagi rintangan yang ada. Semoga saja semuanya bisa berjalan dengan mudah dan sesuai rencana.

‎      ‎    ‎

To be continued...

‎      ‎    ‎
***

Jangan lupa tinggalkan jejak.

Stay safe semuanya❣️

Salam hangat,
‎    ‎    ‎
‎      ‎    ‎

Dia.

Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

5.4K 771 16
Rony dan keluarganya sudah bekerja untuk keluarga Nabila selama 20 tahun, tepatnya sejak Rony masih berusia 1 tahun. Rony dan Nabila sudah berteman s...
10.5K 267 2
Bagaimana jika kamu bertemu dengan orang yang sangat, sangat, sangat mirip dengan mantan suamimu yang meninggal 5 tahun yang lalu ? Ini yang dirasaka...
8.1K 1K 45
[ completed + extra ] 5 sekawan dan segala drama yang dateng ke idup mereka. Ada si Cewek Femes yang paling suka bikin baper anak orang tapi benci di...
5.4K 765 17
Kamu adalah gadis pekerja keras yang hidup dalam kesepian tapi semua itu berubah saat kamu menemukan 4 makhluk kecil ditengah hujan deras tinggal sat...