The Story of the Moon and Ear...

By 14mAShipper

1.5K 84 21

Cerita gak jelas buah haluku yang unfaedah. . . Rencananya akan menjadi kumpulan one shoot Jinkook. Pairing:... More

Our life as friends

The forbidden love

936 46 13
By 14mAShipper

Ketika rasa cinta tumbuh tak terkendali layaknya hama yang sulit dibasmi. Apa yang harus dilakukan, sedangkan dunia menentang.

.
.
.

Di balkon sebuah rumah minimalis, terlihat seorang pria manis yang tengah bermenung. Renungannya nampak sangat dalam hingga semua yang ada di sekitarnya terabaikan. Ia hanya menatap langit di kejauhan.

.
.
.
.
.
.
.

"Jungkook!! Bangun.. udah siang ini, contoh kakakmu. Dia udah bangun dari pagi, bahkan udah selesai membantu ibu beres-beres." teriak nyonya Jeon di depan kamar Jungkook. Suara menggelegar seorang Nyonya Jeon tak cukup ampuh untuk membangunkan Jeon Jungkook dari tidurnya.

"Ma.. mama sarapan aja duluan biar Jin yang bangunkan Jungkook"

"Gak ngerti lagi mama sama tuh anak satu. Lain banget sama kamu Jinnie. Yaudah kamu bangunin dia ya, mama mau sarapan duluan ada meeting pagi." Ucap nyonya Jeon pada pria yang bernama Seokjin sambil berlalu pergi.

Setelah kepergian nyonya Jeon, Seokjin masuk ke dalam kamar Jungkook. Berjalan pasti mendekati ranjang dimana Jungkook terbaring. Ditatapnya wajah manis Jungkook yang sedang tertidur pulas beberapa saat sebelum ia raih wajah itu. Jantungnya tak pernah tenang ketika berdekatan dengan saudara tercintanya itu. Saat ini pun sepertinya sedang terjadi peperangan di sana.

"JK.." panggilnya lembut tepat di telinga Jungkook. Sang empunya nama menggeliat, merasa geli di telinganya karena embusan napas yang menerpa.

Karena belum bangun juga kini tangan Seokjin menusuk-nusuk pipi Jungkook, lalu memencet-mencet hidungnya, dan mencubit-cubit kecil bibirnya. Namun bukannya bangun, Jungkook malah menepis tangan Seokjin dan melanjutkan tidurnya lagi.

Waktu terus berjalan, Seokjin tak bisa membuang-buang waktu hanya untuk membangunkan Jungkook. Akhirnya ia mengeluarkan jurus andalannya.

Tik.. sekali petik Jungkook langsung bangun.

"Ahh Hyung, kebiasaan deh kalau bangunin suka cubit puting. Geli tau.." rengek Jungkook dengan suara khas bangun tidurnya. Seokjin bersyukur Jungkook segera bangun. Karena jika tidak, keinginannya yang sempat terlintas mungkin akan terealisasi.

"Kamu sih dibangunin susah banget. Cepet siap-siap. Ntar terlambat lagi. Hyung ga mau kena hukum lagi gara-gara nungguin kamu ya."

"Iya iya Hyung" Jungkook bergegas ke kamar mandi dan mandi secepat kilat.

.
.

Di meja makan. Seokjin sudah siap dengan makanan di hadapannya. Ada dua piring nasi goreng tersaji di sana.

"Loh mama mana?" Tanya Jungkook yang tak melihat ibunya.

"Mama dah pergi, ada meeting pagi katanya. Kamu sih bangunnya kepagian."

"Ya maaf kalau aku terlalu rajin" Ucap Jungkook sambil manyun dongkol.

Sekilas kehidupan mereka nampak seperti kakak beradik pada umumnya. Namun sesungguhnya ada hal lain yang sama-sama kedua insan itu sembunyikan.

.
.

Sepulang sekolah. Jungkook sedang menunggu Hyungnya di depan gerbang sekolah. Hyungnya pulang lebih lambat karena kelas tiga memang sudah mulai sibuk untuk mempersiapkan kelulusan. Sedangkan Jungkook sendiri baru masuk kelas satu sehingga kelasnya belum terlalu sibuk.

Saat bubaran, ia melihat Hyungnya dikerubuti para Sunbae perempuan. Wajar saja sih karena Hyungnya itu memang tampan. Entah kenapa Jungkook merasa kesal melihat Hyungnya yang beramah tamah dengan para Sunbae perempuan itu. Karena kesal Jungkook pun memilih pergi begitu saja.

Seokjin yang melihat adiknya pergi tanpa menunggunya bergegas mengejarnya. Hingga sampai di jalan sepi sekitaran sekolah. Maklum hari sudah petang siswa-siswi lain sudah pulang.

"JK.." panggil Seokjin sambil menarik lengan Jungkook.

Jungkook tak menyahut, ia hanya cemberut dengan wajah yang digembungkan.

"Kamu kenapa sih, hmm?"

"Aku gak suka" kata Jungkook sambil memalingkan wajahnya.

"Kamu gak suka apa?" Tanya Seokjin sambil mendekatkan wajahnya pada wajah Jungkook yang tadi dipalingkan.

"Gak tau, aku cuma gak suka liat Hyung sama cwe-cwe itu" Jungkook mulai berkaca-kaca.

Seokjin tak tahu harus berkata apa dan lebih memilih untuk diam. Tangannya masih setia menggenggam kedua tangan adiknya.

Tiba-tiba... Cup.. satu kecupan mendarat di pipi Seokjin saat Seokjin lengah. Pelakunya adalah Jungkook, si manis yang sedang merajuk.

Merasa terstimulasi, Seokjin pun menarik kepala Jungkook yang sedang menunduk. Lalu.. Cup, sebuah kecupan lembut mendarat di bibir Jungkook. Jungkook nampak kaget, terbukti dari mata rusanya yang melotot tak berkedip.

Kecupan itu bertahan selama beberapa detik. Merasa tak ada penolakan dari Jungkook, Seokjin mengubah tempelan bibir itu menjadi pagutan lembut. Jungkook pun mulai memahami situasi dan mencoba menikmati dengan memejamkan kedua matanya.

Mereka tak sadar tempat dan terlena dengan apa yang sedang mereka lakukan hingga tak menyadari keberadaan seseorang yang sedang memperhatikan mereka.

.
.
.

"Jinnie sayang, satu Minggu ke depan bisa kan jaga rumah sama adekmu. Mama ada perjalanan bisnis ke luar kota. Cuma seminggu kok gak lama."

"Iya ma serahkan saja semuanya sama Jin. Mama gak usah khawatir sama rumah ataupun Jungkook. Karena Jin akan menjaganya dengan baik sebagai rasa terima kasih Jin sama mama yang udah ngurus Jin dari kecil. Di saat kerabat Jin menghilang dan tak mau bertanggung jawab terhadap hidup Jin, mama datang buat jin. Jagain rumah sama Jungkook mah bukan apa-apa." Setiap kata yang terlontar mengandung kehangatan di dalamnya.

Ya, Seokjin bukan anak kandung nyonya Jeon. Ia diasuh oleh nyonya Jeon setelah kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan. Walaupun begitu nyonya jeon menyayanginya seperti anak sendiri.

.
.

Sudah dua hari nyonya Jeon di luar kota. Dan selama dua hari itu juga Seokjin dan Jungkook seperti melakukan social distancing. Mereka menjaga jarak satu sama lain dan tidak saling berbicara. Entah apa yang merasuki mereka. Padahal beberapa hari yang lalu terjadi sesuatu yang manis di antara mereka.

Karena tak tahan dengan suasana canggung di antara mereka, akhirnya Seokjin berencana untuk berbicara dengan Jungkook.

Dilihatnya Jungkook sedang menonton TV dengan camilan di tangannya. Seokjin mencoba mendekat dan ikut duduk untuk menonton televisi di sana, ralat untuk berbicara dengan Jungkook. Seokjin bisa merasakan ketegangan di antara mereka.

"Ekhmm" Seokjin berusaha menarik perhatian.

"JK.." panggilnya lembut seperti biasa.

"Bisakah kita berbicara dengan serius... Tentang beberapa hari yang lalu." Kecanggungan menyelimuti seluruh ruangan.

Hening, suara televisi tak terasa lagi. Jungkook tak menggubris. Jin bingung. Beberapa saat seperti itu hingga..

"Hyung.." Jungkook nampak berkaca-kaca. "Maafkan aku.. hiks" kini air mata mulai mengalir dari kedua matanya. "Aku mencintaimu" lanjutnya sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangan.

Seokjin kaget dengan apa yang terlontar dari mulut adiknya tersayang itu. Namun kekagetannya segera ia singkirkan.
"Hyung yang harusnya minta maaf. Maafkan Hyung" ujarnya sambil meraih kedua lengan Jungkook yang dipakai untuk menutupi wajahnya.

Wajah adiknya terlalu manis, Seokjin merasa bejat karena ingin menciumi wajah Jungkook yang memerah karena tangis itu.

"Berhentilah menangis" ucap Seokjin sambil menghapus air mata Jungkook dengan salah satu tangannya.

"Apakah aku aneh Hyung? Aku mencintai mu sebagai laki-laki hiks. Rasa cinta ini bukan cinta untuk saudara hiks. Ini rasa dimana aku merasa cemburu saat kau bersama dengan para perempuan hiks. Rasa dimana aku suka ketika kau menciumiku hiks. Rasa dimana aku ingin kau menjadi milikku seorang hiks. Apakah aku aneh Hyung? hiks"

Bukannya menjawab, Seokjin malah membungkam mulut Jungkook dengan sebuah ciuman lembut yang tak menuntut. Jungkook yang awalnya kaget dengan ciuman itu juga mulai mengikuti alurnya.

Lama kelamaan ciuman mereka mulai menuntut. Tangan Seokjin pun kini tak tinggal diam. Ia mulai merayap di bawah kaos oblong Jungkook, menyingkapnya hingga menampakkan perut rata milik Jungkook. Meraba-raba mencari titik sensitif sang empunya tubuh. Hingga sebuah lenguhan berhasil lolos di sela-sela ciuman mereka.

Tiba-tiba..
"SEOKJIN!!! Apa yang kamu lakukan terhadap putraku!"

.
.
.

"Plak" suara tamparan keras kembali mengudara. Entah sudah ke berapa kalinya. Sesekali sumpah serapah turut memenuhi ruangan.

Isak tangis masih terus terdengar dari seorang laki-laki manis yang terduduk di pojokan lantai. Ia ingin menghentikan pria yang lebih tua untuk tidak memukuli pria yang lebih muda.

Sudah berkali-kali ia coba. Tapi hasilnya selalu sama, ia akan terlempar dan berakhir di pojokan.

"Hiks ayah... Sudah hiks. I ini hiks bukan salah hiks Jin hyung hiks" kata laki-laki muda yang diketahui bernama Jungkook sembari sesenggukan.

Kata-kata yang dilontarkan Jungkook berhasil membuat ayahnya atau si pria yang lebih tua berhenti memukuli Seokjin aka si pria yang lebih muda.

"Bukan salahnya kau bilang?! Lalu salah siapa?!" Bentak seorang pria yang diketahui adalah tuan Min, ayahnya Jungkook.

Setelah melontarkan bentakannya tuan Min melanjutkan sumpah serapah dan tamparannya untuk seorang laki-laki yang terdiam pasrah dan tidak melawan.

Saat tuan Min masih melakukan aktivitasnya, tiba-tiba nyonya Jeon datang dengan sangat tergesa. Ia khawatir karena mendengar keributan dari luar.

"Ada apa ini, sudah cukup. Apa yang kau lakukan." Ucap nyonya Jeon sambil berusaha menghentikan tuan Min begitu masuk ruangan.

Tuan Min berhenti dan menghentakkan tangan nyonya Jeon yang menariknya.

"Kamu yang apa-apaan. Bisa-bisanya kamu ninggalin anak kita berduaan sama anak gay ini!"

"Tak tahukah kau apa yang sudah ia lakukan terhadap Jungkook?!" Lanjut tuan Min.

Tiba-tiba Seokjin bersimpuh di kaki nyonya Jeon.

"Maafkan aku ma.. aku benar-benar minta maaf" ucapnya sambil mengucurkan air mata penyesalan.

"Apa yang terjadi?" Bingung nyonya Jeon.

.
.
.
.
.
.

"JK.." panggil seseorang dari dalam.

Yang di panggil masih setia memandangi langit yang berwarna putih. Udara dingin tak ia hiraukan. Bahkan panggilan yang sedari tadi memanggil tak bisa mengusiknya.

Merasa diabaikan dan tak didengar, pria yang sedari tadi memanggil seseorang yang diketahui bernama JK akhirnya menghampiri tempat dimana JK berdiri.

"Hei.. apa yang sedang kau pikirkan hmm?" Ujarnya sambil memeluk JK dari belakang.

Yang dipeluk nampak kaget. Ia menoleh lalu berkata, "tidak ada. Hanya teringat masa lalu"

JK bersandar ke belakang dan merasakan hangatnya dekapan sang kekasih.

"Kita masuk, di sini dingin. Aku tak mau kau sakit"

Tanpa kata mereka pun berjalan masuk ke dalam tanpa melepas pelukan yang mereka jalin.

Fin

....

Gak jelas ya😅 yaudah gapapa.. intinya Jinkook bahagia.

Continue Reading

You'll Also Like

437K 4.6K 85
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
30.3K 3.1K 60
Kisah seorang pria yang telah kehilangan emosinya karena berbagai kejadian TRAUMATIK. Perasaan enouement yang selalu muncul tiada henti membuatnya de...
150K 15.2K 39
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...
54.8K 2.7K 21
Bagaimana Kim Seokjin dan Jeon Jungkook, sepasang kekasih dari salah satu grup ternama, mengatasi scandal yang mengguncang kebahagian mereka saat sho...