[โœ”๏ธ ] Magic Portal; DRAMIONE

By hellabour

40.2K 6.2K 1.4K

[ END ] Draco Malfoy dan Hermione Granger dengan tiba-tiba memasuki portal ajaib. Mereka memasuki sebuah wila... More

1. Side by side
2. The mirror
3. When we met
Cast of Magic Portal
4. The handsome prince
5. Back to Hogwarts
6. A date(?)
7. Wait, Narnia??
8. Terbukanya Identitas
9. Coriakin Island
10. Hermione's Regret
11. Another Magic
12. Nightmare
13. Night kiss with Dragon Boy
14. The Jealous One
15. Ada apa dengan Eustace?
17. Liliandil
18. Dark Island
19. Cie, Patah Tangan
20. The Real Goodbye
Check this out, baby

16. Vulcanic island and Dragon

896 169 8
By hellabour

Harry Potter by J.K Rowling
Narnia by C.S Lewis
Magic Portal by Alyn Granger
.
8th year after war
.
Happy Reading
.
.
Warn: typos in everywhere!!!!

Lama ga? Lama ga? Lama lah masa engga, hahaha.
Karena aku tau diri dan udah ninggalin ff ini lebih dari sebulan. Yuk kita cuz buat double update.



Caspian dan para awak kapal pun beristirahat sebentar di pulau vulkanik. Sebagaian dari mereka terlihat sedang berhalusinasi karena melihat api yang melayang dari balik pegunungan. Lucy hampir saja pingsan jika Edmund tidak segera menangkap lalu memberikannya asupan air. Kehidupan pelaut memang tidak sebaik yang dibayangkan. Kepala Draco pun serasa ingin pecah. Semakin lama, daerah perairan ini dilingkupi sihir sehingga pria itu sedikit kesulitan saat mencari Hermione lewat sihir.

Gemuruh terdengar. Kali ini bukan hanya awak kapal saja. Namun, mereka semua melihat bagaimana semburan api keluar dari balik pegunungan. Caspian menyuruh kepada yang lain untuk segera berlayar. Draco yang tidak terima dengan keputusan sang raja hampir melayangkan kutukan tak termaafkan. Bahkan, Edmund sama frustasinya karena tidak bisa menemuka Eustace.

Caspian mengerti dengan perasaan Draco saat ini. Tapi, bagaimanapun ia harus menjamin keselamatan para orangnya terlebih dahulu.

Gemuruh kembali terdengar. Kali ini lebih kuat sehingga bebatuan yang ada di pulau tersebut longsor. Mereka telah berada di atas kapal. Edmund mengernyit saat melihat kepulan asap.

"Apa itu?" Tanya Edmund dengan ketidakpercayaan.

"Aku rasa gunung meletus." Lucy menjawab.

Drinian yang sedang menarik tali kemudi, menyahut dengan sarkas. "Itu adalah hal yang lebih buruk dibanding gunung meletus."

"Kau tidak bermaksud untuk bilang itu berasal dari makhluk hidup 'kan?" Draco menatap Drinian tidak percaya. Sedangkan yang ditatap hanya memandang dengan tatapan tajam sembari mengasah belati yang semula tertanam di samping sepatu boot miliknya.

"Pemanah, persiapkan diri kalian!"

Drinian mengambil posisi di depan kapal dengan menggenggam pedang. Kemudian yang lain mulai mengambil busur dan anak panah. Terlihat sebuah hewan besar dengan sayap yang menjulang besar tengah terbang mengarah ke mereka. Akibat panik, anak panah yang dilepaskan pun terlihat asal dan tidak mengenai hewan tersebut.

Naga itu bertengger di atas layar utama. Api menyembur melalui napasnya. Repicheep menggigit pedang kemudian memanjat ke atas melalui pilar kayu yang mulai roboh. Dari atas sana ia mulai menggores pedang kecil nan tajam ke atas kulit sang naga. Matanya beradu pandang dengan seseorang di atas naga tersebut.

"Tidak mungkin."

Naga besar itu terbang menjauh kemudian kembali dengan menjejakkan kaki lebih kuat. Ia telah memusatkan target siapa dan kemana akan ia bawa. Sang naga mengambil Edmund untuk di bawa ke atas gunung berapi.

Draco mengambil tongkatnya dan mengarahkan ke monster tersebut. Repicheep yang telah mengetahui semuanya dengan cepat berlari ke arah Draco. Melempar tongkatnya sebelum ia mengeluarkan kutukan berwarna hijau. "Kau ini apa-apaan, sih?!"

"I'm sorry, sir. Tapi di atas naga itu ada seorang gadis yang berarti untukmu." Repicheep menunjuk naga tersebut. Dari kejauhan Draco melihat surai cokelat mahoni yang begitu familiar. Matanya melebar tatkala tahu jika itu adalah Hermione. Dan berarti naga yang mereka incar adalah Eustace.

••••

"Ia pasti dikutuk oleh harta karunnya." Ucap Edmund.

"Semua orang tahu bahwa harta karun naga itu terkutuk." Cibir Caspian.

Sang naga Eustace yang sedang berusaha melepaskan gelang emas hanya mendengus tidak suka. Diam-diam, pemuda itu tahu, bahwa dirinya lah yang salah di sini. Jika saja perkataan Hermione tidak masuk telinga kanan lalu telinga kiri, pasti tidak akan seperti ini.

"Berhentilah kalian." Lucy membantu Eustace dengan menarik gelang tersebut.

Hermione menarik napas lalu membuang secara keras. Membuat siapapun pasti mendengar dan menoleh. Anehnya, bukan menoleh, mereka hanya menunduk takut. Terlebih pria bersurai perak yang beberapa jam lalu hampir saja melayangkan kutukan tidak termaafkan jika tikus pemberani itu tidak muncul. Tatapan yang dilayangkan Hermione pada Draco sangat tajam. Bahkan Draco kesulitan saat ingin menelan air liurnya.

"Perahunya siap, Tuan!"

"Kita tidak bisa meninggalkannya." Sergah Lucy.

"Tapi kita juga tidak bisa membawanya." Caspian menyahut dengan membenarkan letak pedangnya.

Lucy memberenggut kesal. Edmund tidak tahu harus berkata apa. Ia mengelus belakang leher yang terasa dingin. Matanya melirik ke arah Hermione yang tengah berpikir.

"Kenapa kita tidak bermalam di sini?" Tanya Hermione.

"Kau gila? Kau ingin mati kedinginan ya? Tidak ada api di sini." Sungut Draco. Jujur saja, pria itu sudah setengah mati kedinginan karena berdiam dalam waktu yang cukup lama di tengah pulau vulkanik seperti ini.

Hermione mengambil batang kayu kemudian mengambilnya lagi di lain sisi. Menaruh di tengah kemudian memandang Eustace. Serasa menaruh harapan, Eustace berbatuk sedikit lalu menyemburkan api dari dalam mulut. Sontak hal tersebut membuat senyum terbit dari semua orang. Kini api telah dinyalakan, mereka tak lagi takut akan hawa dingin yang menyambar walau tipis.

Saat malam hari, mereka tertidur di alam terbentang dengan melingkar. Di bawah tudungan langit biru serta satu cahaya dari bintang. Edmund menatap Caspian yang terlihat resah. Draco pun menatap keduanya dengan tatapan aneh.

"Kita jauh dari rumah." Edmund memainkan jarinya.

"Kita memang sudah lama jauh dari rumah, Ed." Sang raja muda menghela sejenak. Mengusap wajah secara perlahan lalu menatap langit malam. "Aku selalu bermimpi untuk bertemu dengan Ayahku."

"Mungkin kau akan bertemu dengannya." Sahut Edmund.
"Bagaimana denganmu?" Tanyanya kepada Draco.

"Apa?" Yang ditanya mengeluarkan tatapan sulit diartikan.

"Bagaimana dengan keluargamu?" Edmund menatap Draco. Mengulang kembali pertanyaan yang sempat ia lontarkan.

Dari jarak yang cukup dekat, Hermione mendengar jelas topik perbincangan mereka. Wajahnya muram kala mengingat keluarga Draco tidak seperti yang diharapkan kebanyakan orang. Pasti pemuda itu tengah berdiam dan membuat wajah konyol karena tidak tahu harus menjawab apa. Matanya memanas memikirkan hal tersebut. Draco hanyalah anak yang tidak mempunyai tujuan. Takdirnya dipecah belah seperti ini.

Obsidian kelabunya tergenang air. Kobaran api tak menyulutkan rasa sedih yang setengah mati ia kubur dalam-dalam. "Mereka— tidak ada hal khusus yang perlu dijelaskan dengan rinci. Aku sayang mereka."

Caspian yang melihat perubahan ekspresi pada wajah Draco menahan Edmund untuk tidak melontarkan beberapa pertanyaan yang berkaitan tentang keluarga. Raja itu tahu betul perasaan terpaksa karena membahas sesuatu yang tidak ingin kita bahas. Caspian merangkul pria bersurai pirang. Menepuk bahu dengan pelan. Ia mencoba memberikan semangat lewat tepukan bahu tersebut.

Sedangkan Hermione yang tengah memunggungi Lucy, mendengar percakapan antara Lucy dan Gael. Seberapa tegar gadis bersurai pirang dengan mata langit itu tersenyum, ada kekhawatiran yang terselubung lewat pancaran mata Lucy. Rungu Hermione yang menangkap cicitan tidak percaya membuat hatinya sakit. Gadis itu juga merindukan Hogwarts. Rindu dengan kasur asrama yang tidak terlalu empuk, tetapi nyaman. Rindu bersenda gurau bersama teman seperjuangannya. Hermione tersadar, tidak ada Harry dan Ron sebagai penyangganya. Namun, orang-orang Narnia lah yang membutuhkan pertolongannya. Mereka adalah teman seperjuangan sang gadis. Begitu juga Draco Malfoy.


Tenang-tenang, chapter selanjutnya dikit lagi selesai kok. Nanti kalo udah selesai langsung aku gas ngeeeeng!

Ps: jangan lupa vote dan komennya ya. Stay safe ❤️

[ 9 Aug 21 ]

Continue Reading

You'll Also Like

76.1K 11.2K 49
Kisah tentang si kembar Sakura dan Sakira.
493K 37K 59
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.
1.4M 81.3K 31
Penasaran? Baca aja. No angst angst. Author nya gasuka nangis jadi gak bakal ada angst nya. BXB homo m-preg non baku Yaoi ๐Ÿ”ž๐Ÿ”ž Homophobic? Nagajusey...
120K 7.5K 32
Sasuke menyakiti hinata begitu dalam, hingga membuat gadis lugu itu tak bisa menahan rasa sakitnya, ditambah lagi naruto orang yang sangat ia percaya...