01: 30 | KookV

By Kim_chiisgood

26.1K 3.5K 155

Abracadabra!!! ... here comes the magic spell. Sebuah keajaiban- atau mungkin kutukan? Semua yang kemudian m... More

0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
18
19
20

17

973 152 8
By Kim_chiisgood

.
.
.

Satu minggu sudah Jeongguk mengabaikan semua pesan maupun telpon dari temannya. Beralasan sibuk dengan Taehyung dan pekerjaannya setiap tidak sengaja bertemu Somi yang mengingatkannya perihal Mingyu.

"Kak Mingyu terus menelpon menanyakan dirimu. Kenapa tidak direspon, sih?"

"Aku sibuk. Nanti saja."

Selalu begitu selama semingguan ini.

Hal ini pun tidak luput dari pengamatan Taehyung. Hamil membuatnya jauh lebih sensitif, termasuk dengan perubahan suasana hati Jeongguk. Dan itulah yang membawanya kemari, bertamu kembali ke kamar adik iparnya.

"Kakakmu aneh."

"Kan suaminya kak Taehyung itu. Aneh pun kakak tetap mau dengannya."

Cibiran Somi dibiarkannya, tidak tahu saja gadis itu apa yang sudah terjadi antara dia dan Jeongguk.

"Aku serius. Dia kelihatan tidak tenang belakangan ini. Seperti ada yang mengganggunya."

"Mungkin pekerjaannya? Setiap bertemu denganku dia selalu bilang sibuk."

Taehyung terdiam. Menggelengkan kepalanya, tidak setuju dengan pendapat Somi. Dia yakin sekali perubahan Jeongguk bukan karena pekerjaan. Suaminya orang yang luar biasa dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Jeongguk akan selalu tenang jika itu menyangkut pekerjaan.

"Coba kau ingat lagi. Mungkin ada yang aneh dengan kakakmu?"

Somi mengetuk-ngetuk meja dengan kuku cantiknya. Mencoba mengingat kembali setiap pertemuannya dengan Jeongguk yang sebenarnya tidak sering, paling-paling hanya sekilas menyapa jika bertemu di lorong. Taehyung disampingnya bersedekap, mendengarkannya dengan serius.

"Hmm.. dia. Aah!! Dia mengabaikan kak Mingyu."

Dahi Taehyung berkerut. Tidak mengerti mengapa jadi Mingyu yang disebut.

"Lalu apa hubungannya?"

"Kak Mingyu bilang dia aneh. Biasanya walau sibuk dia selalu sempat membalas atau mengangkat telpon walau hanya semenit. Tapi ini tidak sama sekali. Padahal sudah satu minggu loh."

"Jadi maksudmu dia ada masalah dengan temannya itu?" tanya Taehyung, mulai tertarik dengan cerita Somi.

"Yahh.. mana ku tahu. Kakak coba tanyakan sendiri saja pada orangnya. Suami sendiri, kan?."

"Hah?"

Tiba-tiba Taehyung tersadar. Benar juga. Mengapa tidak tanyakan sendiri? Aish dasar Taehyung bodoh sekali.

"Hei, kakak iparku mau kemana!?"

"Kembali ke kamar. Kau benar, harusnya kutanyakan sendiri saja."

Taehyung berdiri dan keluar dengan cepat meninggalkan Somi yang kebingungan namun tetap saja menghela napas lega setelah ditinggal Taehyung.

Sejujurnya semenjak hamil kakak iparnya itu jadi suka mengganggunya. Datang tak diundang dan pergi semaunya. Tidak peduli Somi sedang melakukan apa. Kalau dia ingin maka dia akan datang.

Tapi tidak masalah karena gadis itu menyayangi kakak iparnya. Sangat menyayangi Taehyung seperti kakak kandungnya sendiri. Kehadiran Taehyung membuatnya bisa merasakan punya kakak yang bisa diajak bermain dan bercanda. Bercerita soal kegalauannya, hobinya, bermanja-manja dan sebagainya.

Sedang dengan Jeongguk dia tidak bisa seperti itu lagi. Jeongguk kakak yang baik tentu saja. Sangat bertanggung jawab dan selalu menjaganya. Namun beberapa hal semasa kecil mereka yang tidak bisa dilakukannya lagi dengan Jeongguk.

Seingatnya, dia dan Jeongguk bahkan terakhir bermain bersama saat sekolah dasar. Setelah itu Jeongguk sudah dibebankan pelajaran tentang urusan manor sehingga tidak punya waktu untuk Somi lagi. Dibanding bermain bersama Jeongguk lebih seperti menjaganya. Mengikuti kemana dia bermain namun tidak ikut bermain.

Pikirannya waktu itu, kakaknya masih kecil tapi sudah seperti orang dewasa saja, dan dia tidak suka. Tapi seiring berjalannya waktu Somi mengerti. Kakaknya punya tanggung jawab besar terhadap banyak kehidupan di wilayah manor ini.

Dia yakin, apapun masalah kakaknya sekarang. Entah itu dengan Mingyu atau lainnya, Somi selalu percaya. Kakaknya yang hebat, sang pewaris manor Jeon pasti bisa menyelesaikannya.

~

Jeongguk tersentak kecil saat pintu ruang kerjanya dibuka dengan keras. Menoleh dan mendapati Taehyung menghampirinya dengan senyum lebar, mau tak mau membuatnya ikut tersenyum.

Taehyung tanpa basa-basi langsung memutar kearah tempat duduk Jeongguk dan menjatuhkan diri di pangkuan suaminya. Kedua tangannya merangkul leher Jeongguk dan tangan Jeongguk pun refleks memeluk pinggangnya.

"Ada apa? Kau butuh sesuatu?"

"Memangnya kalau datang kemari artinya aku mau sesuatu?"

Jeongguk mengangguk. Biasanya Taehyung akan datang, duduk di sofa dan diam saja, atau mungkin membaca satu dari buku-buku Jeongguk. Tapi kali ini dia langsung mengarah ke pangkuan Jeongguk. Dia merasa Taehyung punya sesuatu untuknya.

"Sebenarnya iya sih." Bibirnya mengerucut.

"Ada apa?"

"Aku lihat kau tampak tidak tenang belakangan ini. Kau bisa cerita padaku jika ada masalah."

Suara Taehyung melembut, tersenyum begitu manis pada Jeongguk sambil mengelus satu tangan suaminya yang bertengger diatas perut besarnya.

Jeongguk dilain pihak sedikit terkejut, menunduk sejenak namun dengan cepat ekspresinya kembali seperti biasa. Tidak sadar kegundahannya sampai mengganggu Taehyung.

Tapi dia masih tidak yakin. Haruskah dia memberitahu Taehyung sekarang?

"A-aku.." Jeongguk kembali menatap Taehyung. Memperhatikan suaminya yang manis menatapnya penuh perhatian, merasakan jari-jari halus Taehyung mengusap keningnya.

"Memikirkan apa sih? Sampai berkerut begitu. Jelek tahu!"

Kekehannya menyadarkan Jeongguk kembali. Jeongguk memang akan selalu tenggelam jika menatap Taehyung terlalu lama. Sekuat itu keberadaan Taehyung mempengaruhinya sekarang.

Agaknya tidak menyangka awal kebersamaan mereka yang aneh malah membawanya sedekat ini dengan Taehyung. Hidupnya lebih berwarna dan dia tidak ingin kembali ke keadaan dimana tidak ada Taehyung yang menemaninya.

"Kau ada masalah dengan Mingyu, ya?"

Taehyung tersenyum kecil menyadari dia tepat sasaran. Jeongguk langsung menoleh saat dia menyebut nama Mingyu.

"Apa dia mengganggumu juga?"

"Mengganggu? Tidak. Somi bilang kau mengabaikannya. Jadi kupikir mungkin kau ada masalah dengan temanmu itu."

Jelas saja, pasti adiknya. Mingyu tidak tahu tentang masalah hubungannya dengan Taehyung. Lelaki itu tidak mungkin menghubungi suaminya.

"Tidak ada. Aku hanya sibuk saja."

"Kau yakin? Apa ini ada hubungannya denganku?"

Dia tidak bisa tidak mencurigai Jeongguk. Katakanlah Jeongguk seperti buku yang terbuka lebar sekarang. Hal apapun jika menyangkut Taehyung akan terlihat sangat jelas padanya.

Jeongguk yang menghela napas panjang semakin meyakinkan Taehyung bahwa ini ada hubungannya dengan dirinya.

"Katakan padaku. Jika aku terlibat didalamnya maka aku harus tahu, Jeongguk."

~

Mata Arin tak lepas dari Taehyung meskipun dia sedang menutup pintu dan jendela kamar tuannya. Taehyung duduk pada salah satu sofa dikamar sambil melamun. Dia bahkan tidak sadar saat Arin masuk tadi. Hanya mengangguk sebentar saat pelayannya menyapa dan kembali termenung.

"Tuan baik-baik saja?" Nada cemas terdengar jelas dari pelayan muda itu. Tadi seingatnya Tuan Jeongguk pergi terburu-buru. Kalau ada sesuatu pada tuannya, dia yang akan bertanggung jawab sekarang.

"Baik. Kau kembali lah ke belakang." Taehyung menjawabnya tanpa menoleh.

"Tuan ingin sesuatu, ya? Akan saya bawakan teh atau coklat panas."

Tanpa menunggu respon Taehyung, gadis itu segera berlalu dengan cepat. Sudah tahu apa yang harus dilakukannya bila Taehyung bereaksi seperti itu.

Sedang Taehyung kembali melamun, ingatannya kembali pada percakapannya dengan Jeongguk siang tadi.

Jeongguk sudah menjelaskan semuanya. Termasuk mengapa dia menyembunyikan berita itu dari Taehyung. Tapi mereka belum sempat membicarakannya lagi. Jeongguk harus segera pergi karena ada masalah dengan pekerjaannya. Saking terburu-burunya, dia bahkan pergi saat Taehyung belum sempat mengatakan apapun. Hanya memberi kecupan selamat tinggal.

Maka disinilah Taehyung sekarang, pikirannya berkata dia setuju dengan Jeongguk. Tidak ada gunanya menemui wanita tua itu jika hubungan mereka sudah baik-baik saja. Tapi ada satu hal yang entah muncul darimana, namun cukup kuat untuk mengganggu seluruh pikirannya daritadi.

Disatu sisi dirasanya tidak masuk akal, mempertanyakan sesuatu yang sebenarnya sudah jelas. Tapi hatinya memutuskan untuk jadi pengecut, tidak mau percaya dan membuat kepalanya sakit. Taehyung butuh kepastian, dan kepastiannya baru akan datang bila Jeongguk ada disini.

Taehyung terkejut saat seseorang tiba-tiba menepuk bahunya. Arin datang membawakan teh untuknya. Bersyukur dia tidak menolak tawaran gadis itu tadi karena sekarang harum teh itu sangat membantu menenangkan pikirannya.

"Silahkan tehnya, Tuan."

Taehyung mengangkat alisnya menatap Arin heran. "Memangnya aku boleh minum teh?"

Seingatnya sang ibu mertua yang terhormat tidak mengizinkannya minum teh.

"Tadi saya bertemu Nyonya Jeon di dapur, Tuan. Beliau bilang tidak apa-apa sesekali. Anda semenjak hamil kan juga tidak pernah minum teh lagi."

"Kau bertemu ibu?" Matanya membola kaget. Bisa diceramahi Taehyung kalau sampai ibu mertuanya tahu dia banyak pikiran ditengah kehamilannya begini.

Namun Arin pun sangat mengerti dirinya dan berhasil menjaga Taehyung dari amukan.

"Tenang saja Tuan. Saya hanya bilang Anda ingin minum sesuatu. Itu teh bunga khusus dibuatkan langsung oleh Nyonya. Rasanya pasti lebih enak untuk Anda."

Taehyung hanya tersenyum kecil, meraih gelas teh yang disodorkan Arin padanya. Mendekapnya erat agar kehangatan tehnya sampai pada telapak tangannya dan mencium aromanya perlahan.

Benar saja. Wangi tehnya sangat luar biasa. Satu hirupan panjang sudah mampu merilekskan benang-benang kusut dikepalanya. Ibu mertuanya memang yang terbaik dalam seni membuat teh.

Taehyung menyesapnya perlahan sebelum menggumam senang. "Enak sekali!"

Arin ikut tersenyum senang, mengambil posisi pada bangku rendah didepan Taehyung. Mengangkat dan mulai memijat kaki tuannya pada pangkuan.

"Saya mungkin tidak bisa membantu Tuan memecahkan masalah. Namun jika Tuan butuh sesuatu, apapun itu akan saya usahakan."

Taehyung terenyuh, gadis muda yang sopan dan ramah ini adalah satu dari sekian banyak orang di manor Jeon yang selalu menemaninya kemanapun. Selalu menjaga dan merawat Taehyung walaupun usianya jauh lebih muda.

Jika dia dan Jeongguk berpisah itu artinya dia tidak bisa bersama Arin lagi. Tidak, bukan cuma Arin. Tapi juga Somi dan ibu mertuanya tentu saja.

Somi, adik kecil periang, sosok yang selalu diinginkannya selama ini. Sahabat satu karakter yang selalu menemaninya. Menghibur dan membantunya menyelesaikan masalah. Taehyung tidak mau berpisah dari gadis bangsawan itu. Dia tidak rela kehilangan adik kecilnya.

Lalu ibu mertuanya, walaupun wanita itu sedari awal selalu memasang garis tebal antara mereka, tapi Taehyung tahu dia peduli. Taehyung tahu ibu mertuanya menyayanginya, meskipun dia tidak pernah mengatakan apapun. Tindakannya selama ini sudah cukup menjadi bukti bagi Taehyung. Kasih sayang tidak harus selalu diungkapkan dengan kata-kata dan perilaku manis, kan?

.. Aah!

Benar juga.

Jika memang setiap orang punya caranya masing-masing dalam menunjukkan cinta, lalu mengapa Taehyung meragukan Jeongguk?

Bisa saja Jeongguk itu seperti ibunya. Mereka menunjukkan cinta dengan tindakan.

Namun hatinya tetap merasa harus mendengar Jeongguk mengatakannya secara langsung. Bukan masalah jika dia ingin bukti nyata lain dengan perkataan, bukan?

Tapi bagaimana jika kasih sayang dalam bentuk tindakan yang selama ini diberikan Jeongguk padanya hanyalah bentuk tanggung jawab?

Tanggung jawab karena Taehyung secara resmi memang adalah pasangannya. Tanggung jawab karena Taehyung sedang mengandung anaknya.

Jika bukan karena anak ini apakah Jeongguk akan tetap menyayanginya? Apa Jeongguk mencintainya? Atau ini hanya bentuk tanggung jawabnya saja tanpa disadari.

Taehyung mengerang keras sampai-sampai Arin dibawah kakinya terkejut.

"Tuan! Anda baik?"

Taehyung segera sadar dan mengangkat tangannya. Menenangkan Arin bahwa dia baik-baik saja. Mungkin memang dirinya perlu istirahat lebih awal.

"Tidak apa. Aku mau tidur saja."

Arin mengangguk cepat. Membantu Taehyung berdiri dan berjalan kearah ranjangnya. Memastikan majikannya dalam posisi nyaman, sebelum mengecek ruangan, membereskan sisa tehnya dan keluar dari sana.

Taehyung menarik selimutnya lebih tinggi. Merematnya kuat saat merasakan hembusan angin dari pendingin ruangan. Temperaturnya diatur seperti biasa, namun tidur sendiri tanpa Jeongguk cukup untuk membuatnya merasa sedikit kedinginan.

~

Taehyung tidak tahu sudah berapa lama dia tertidur. Tapi dia yakin sekali belum cukup lama sampai Arin sudah harus membangunkannya seperti ini.

".. Tuan. Tuan ayo bangun!"

"Ada apa?" Suaranya serak, pandangannya pun belum terlalu jelas. Tapi dia bisa melihat Arin berlutut disampingnya dengan raut wajah panik dan mata berkaca-kaca.

"T-tuan Jeongguk, Tuan. B-beliau kecelakaan."






Tbc ~





Hello everyone!!
Aku datang lagi membawa chapter baruu!!
Like always, lama baru muncul lagi.

Sebenarnya aku sibuk streaming Butter 🤭 kalian streaming juga, kan?
We did it, ARMY!!!

🎉Butter no. 1 BillboardHot100 yeyyy 🎉

Aku masih minggu ujian sekarang, tapi berhubung ide lagi lancar ya nulis dulu 😋

Terima kasih yang sudah baca, yang vote, yang komen. Aku sangat mengapresiasi feedback kaliann 🙏🏻

Terakhir ARMY keep streaming okay!!
Longevity is the key❗
Bubye 👋🏻👋🏻


Continue Reading

You'll Also Like

78.2K 7.2K 9
Jeon Jeongguk yang kalem, menikah dengan Kim Taehyung yang menel. Ikuti kisah sehari-harinya^^ ✨Warning! Top!Jk Bottom!Tae ✨DLDR❤
2.8K 286 10
jeon jungkook dan kim taehyung tumbuh besar bersama di panti asuhan. mereka telah bersama selama hidup mereka. jungkook mencintai taehyung dengan ca...
1.4M 81.3K 31
Penasaran? Baca aja. No angst angst. Author nya gasuka nangis jadi gak bakal ada angst nya. BXB homo m-preg non baku Yaoi 🔞🔞 Homophobic? Nagajusey...
493K 36.9K 59
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.