The villainess partner in cri...

By hanhyeonju

386K 58K 2.7K

Judul: rekan kejahatan penjahat wanita Original work dilarang plagiat! Title : 범죄의 악당 파트너 Penulis/Author: 현주(... More

1. i'm back
2. Prey
3. partner in crime
4. flower in the ballroom
5. first target
6. escort knight
7. dress
8. jewelry
9. disguise
10. the invitation
11. Dream
12. wedding proposal
13. second plan
14. should we?
15. the plan
16. jealousy
17. explanation
18.prince on a white horse
20. lie
21. villa
22. lady in fire
23. you can't handle her
24.the castle
25. slave
26. black market
27. a man name portia
28. sending the trap
29. help me
30. first dance
31. why you here?
32. childhood memory
33. foolish man
34. my bestfriend
35. fransisca
36. Stupid Brother
37. marquess millord
38. two family
39. royal dining room.
40. Crown Prince
41. are you good at kissing?
42. first time
43. back to me
44. fiance
45. engagement party
46. Please don't do this.
47. the gift 🎁

19. palace court

8.2K 1.3K 37
By hanhyeonju

19. Pengadilan istana

[Makasih buat yang selalu meluangkan waktu untuk vote, comment dan suport novel ini. Karena kalian aku jadi semangat buat update cerita ini dengan cepat. Jangan lupa buat dukung terus cerita ini yah🥰]

Dari tadi Lucas terus bersenandung, tidak seperti biasanya dia bertingkah diluar imagenya.

"Kau terlihat senang?"selina bertanya dengan rasa penasarannya.

"Iya" Lucas tersenyum riang seperti anak-anak. "Aku sedang merencanakan sesuatu yang menyenangkan. Oh ya, apakah lady Vera telah mengirimkan surat balasan?"

"Tentu saja." Selina menunjukkan surat yang ada ditangannya kepada Lucas. Surat itu tidak lain adalah surat balasan untuknya. "Terlalu mudah... Saking mudahnya aku merasa sedikit bosan."

"Hm... Tenang saja, sebentar lagi akan ada tontonan yang menarik untukmu lady." Dilihat dari wajahnya, jelas dia sedang merencanakan sesuatu. Waktu singkat yang diberikan kepadanya untuk ikut campur dalam skenario ini, tampaknya dimanfaatkan dengan baik.

"Benarkah? Kuharap persiapanmu tidak mengecewakanku." Selina mengeluarkan  kertas kecil dari tas bawaannya, kemudian memberikan surat itu kepada Lucas.

"Seperti rencana kita sebelumnya, berikan surat ini kepada mereka." Selina membetulkan kain gaunnya dan bersiap untuk keluar dari keretanya.

Hari ini dirinya dan Lucas akan menghadiri persidangan lady vera. Tujuan akhirnya bukan hanya menghadiri sidang, selina telah menyiapkan jebakan yang besar ditempat ini.

Ketika dirinya dan Lucas keluar dari keretanya, seseorang lelaki menghampiri mereka dan menabrak tubuh Lucas.

"Ah maaf." Lelaki itu meminta maaf dengan sopan. Bersamaan dengan itu tangan Lucas memindahkan kertas kecil yang diberikan oleh selina kepadanya.

Lelaki itu mengangguk kecil, kemudian berjalan pergi menjauhi mereka.

Selina tersenyum kecil.

"Dengan begini, semuanya sudah siap." Ini adalah waktunya memulai pertunjukan.

Keduanya berjalan masuk ke ruang persidangan. Walaupun sidang belum dimulai, ruangan itu sudah dipenuhi oleh suara yang sangat berisik.

Para bangsawan mulai berdebat tentang kondisi lady vera. 'Apakah dia akan ditahan atau lolos dari tahanan istana?' perdebatan itu berjalan dengan sengit, seakan-akan mereka adalah hakim istana.

Segala keburukan lady vera yang tidak pernah diperbincangkan oleh para bangsawan juga telah menjadi topik hangat pembicaraan mereka hari ini.

Beberapa wajah yang familiar terlihat dari kursi pengamat sidang.

Selina hanya berpikir didalam hatinya, saat ini mereka menjadi penonton di kursi itu, tidak lama lagi mereka akan merasakan posisi yang sama dengan lady vera karena selina yang akan menempatkan mereka di posisi itu.

Tidak perlu menunggu waktu yang lama hingga sidang dimulai.

Hakim istana dan para anggota keluarga kerajaan telah hadir di kursinya masing-masing.

Tentu saja Lucas tidak duduk di kursinya sehingga kursi untuk pengeran ketiga dibiarkan kosong. Lucas yang menyamar menggunakan nama casse sekarang duduk manis disebelah selina.

Selina memalingkan kepalanya kearah Lucas sambil melihat ekspresinya.

Wajahnya terlihat tidak berekspresi, saking kakunya wajah itu, selina bisa salah mengira bahwa yang berada di sampingnya itu adalah patung Marmer.

"Casse" Selina memanggil nama samaran Lucas.

"Iya lady." Seperti layaknya Ksatria pribadi yang penuh dedikasi kepada majikannya, Lucas menanggapi panggilan selina dengan nada sopan.

"Kuserahkan hiburan persidangan ini padamu." Yang dimaksud dengan hiburan adalah jalan dari seluruh persidangan ini. Mengingat Lucas telah menyiapkan beberapa hal sendiri untuk hari ini, selina tidak perlu ikut campur dengan jalannya sidang lady Vera.

Dirinya percaya bahwa pemikiran dan pengaturan lucas pasti tidak akan jauh berbeda dengan pemikirannya.

Layaknya seorang anak kecil yang berdebar saat membuka hadiah, perasaan selina sekarang terasa seperti itu.

Sekarang sidang sudah dimulai.

Para bangsawan yang berada disana terdiam. Ruangan itu menjadi sunyi. Hanya bunyi gesekan kertas hakim istana yang terdengar diseluruh ruangan itu.

Entah kenapa rasa tegang menyapu seluruh ruangan sidang. Yang menanggapi sidang itu dengan santai hanya ada 2 orang. Orang itu tidak lain adalah selina dan lucas.

Mata mereka meliuk keseluruh ruangan untuk mengamati keadaan disekitar mereka. Ketika lady Vera memasuki ruangan itu, seisi ruangan kembali menjadi riuh.

"Oh, aku turut prihatin dengan nasib lady Vera. Bagaimana seorang lady yang dibesarkan dengan mewah itu dapat bertahan hidup di penjara istana?" Suara seorang bangsawan wanita terdengar jelas ditelinga selina. Jelas maksud dari perkataan itu bukanlah simpati, perkataan itu hanyalah ejekan yang dikatakan secara tidak langsung.

Selina menutup mulutnya dengan telapak tangannya, sambil berpura-pura berdehem.

"Jelas tidak mudah hidup ditempat lembab penuh suara rantai besi seperti itu." Mendengar gumaman kecil selina, lucas memutar kepalanya sambil melihat
Selina dengan tatapan bingung.

Kemudian dia mendekatkan kepalanya untuk berbicara dengan suara kecil.

"Kau mengatakannya seolah-olah kau pernah berada ditempat itu."

Selina menyeringai kecil sambil memberikan pandangan yang misterius kepada lucas.

Memang benar dia pernah dikurung ditempat itu, dirinya juga pernah berada di ruangan ini. Tentu saja bukan sebagai penonton ataupun pengamat, melainkan sebagai tersangka yang akan dijatuhi hukuman mati.

Di kehidupannya yang lalu, arden dengan wajah sombongnya duduk bersama wanita simpanannya di kursi penonton.

Ketika selina digiring di meja tersangka, arden maju kedepan meja pengadilan dengan wajah yang penuh kemarahan, seakan-akan selina adalah wanita terkutuk.

"Selina, wanita ini telah melakukan hal tidak senonoh! Saya Duke arden Linux raphael bersaksi sebagai suaminya. Saya telah melihat sendiri duchess berada diatas tempat tidur bersama lelaki lain!"

Kemudian, beberapa orang lelaki bangsawan maju kedepan meja hakim untuk memberikan saksinya.

Mereka adalah lelaki bangsawan yang pernah dilayani oleh selina.

Melihat wajah para lelaki itu membuat selina mual, wajah yang menjijikan. Jika saja selina tidak dikurung di dalam kamar bersama mereka, selina pasti akan kabur dan berlari dengan sekuat tenaga untuk meninggalkan kediaman raphael.

Rasa sakit masih terasa ditubuh selina. Tubuh yang diperkosa dengan paksa oleh mereka.

"Kami dirayu oleh Duchess! "

"Benar, Duchess mengunakan kekuasaanya untuk mengancam kedudukan kami. "

Seorang lelaki tua yang berbadan bulat mulai berteriak kepada selina dengan mengebu-gebu.

"Saya masih menderita trauma jika mengingat semua itu. Duchess mengancam saya yang hanya bangsawan kelas rendah ini untuk memuaskan hasratnya."

Apa lelaki ini tidak punya cermin di rumahnya? Dengan wajah yang seperti sampah itu, dia berani bersaksi bahwa selina merayunya dan mengancamnya?

Selina membelalakkan matanya sambil menatap sinis kearah arden dan semua saksi yang di bawa olehnya.

"Tidak benar!!! Semua yang dikatakan oleh mereka itu tidak benar! Saya yang telah dipaksa! Mereka... Mereka semua telah memperkosa saya dengan paksa." Dengan mengumpulkan semua tekatnya, selina mencoba melawan sekuat tenaga.

"Hahahaha.... Duchess selina, apa aku adalah candaan bagimu? Apa katamu? Dipaksa? Diperkosa? Siapa yang dapat memaksa Duchess seprtimu? Mereka hanya bangsawan yang memiliki gelar dibawah mu!"

Arden tidak membiarkannya untuk melawan. Dengan membuat laporan palsu, arden berusaha menjatuhkan selina dipengadilan ini.

"Hah! Siapa? Siapa lagi jika bukan dirimu! Kau yang memaksaku arden! Kau yang mengurung ku!"

Air mata terus mengalir dari mata merahnya. Selina merasa begitu frustasi, dirinya terlalu tidak berdaya untuk melawan arden. Saat ini, dia tidak memiliki kekuatan dan dukungan. Bahkan jika arden menyerangnya dengan tuduhan palsu, dia tidak memiliki kekuatan yang mendukungnya untuk melawan arden.

Selina memandangi arden dengan tatapan penuh kebencian. Tampaknya arden bersikeras ingin menyeretnya kedepan alat pancung.

'Seperti inikah kau membalasku? Aku yang telah mencintaimu dengan tulus selama bertahun-tahun, kau balas dengan menghadiahkan kematian kepadaku?'

Ah... Aku ingin membunuhnya sekarang juga.

Dirinya bukan menangis karena sedih. Air mata itu jatuh karena rasa dendamnya yang sudah tidak dapat dibendung olehnya lagi.

Setelah mendengar pembelaan selina dengan tenang, arden kembali menghadirkan dua orang wanita untuk menjadi saksinya lagi.

Wanita itu adalah Monique Lilith dan pelayanan pribadi selina.

'Ah..... Apalagi yang akan dilakukan oleh sampah ini disini?'

Wajah wanita itu terlihat ketakutan, air mata buaya jatuh membasahi pipinya. Dengan suara terisak-isak, wanita itu mulai memberikan saksi palsunya.

"Saya Monique Lilith ingin menyampaikan sesuatu kepada yang mulia hakim."

Arden memeluk pundak monique sambil berpura-pura menenangkannya. "Jangan takut, katakan saja semua kebenarannya."

"Hah! Kebenaran? Omong-kosong apa lagi ini?"

Monique lilith meneruskan kesaksiannya.

"Duchess selina memasukkan racun kedalam teh dengan memerintahkan pelayan ini untuk memberikannya padaku."  Monique Lilith menunjuk pelayan pribadi selina yang berada disebelahnya.

Hakim kerajaan akhirnya buka suara.

"Benarkah yang dikatakan oleh lady Monique Lilith?"

Tubuh pelayan itu bergetar dan kelihatan ketakutan. Tidak lama kemudian pelayan itu menjawab dengan suara yang keras.

"Benar! Duchess selina telah memerintahkan saya untuk meracuni minuman lady Monique."

Selina berteriak sekuat tenaga seperti orang gila, untuk membantah semua kebohongan itu.

"Tidak! Itu tidak benar! "

Tak! tak!

Bunyi palu telah diketuk oleh hakim istana.

"Duchess selina Elisabeth raphael akan dijatuhi hukuman mati karena percobaan pembunuhan bangsawan dan perselingkuhan!"

Sidang selesai.

***************************************

"Selina... Lady selina" Lucas memanggil selina dengan nada cemas. Selina tampak termenung sejenak setelah dirinya menanyakan hal tentang penjara kepadanya.

"Ah, Maaf! aku sedang teringat sesuatu." Selina yang tersadar dari lamunannya akhirnya tersenyum kecil kepada Lucas. "Penjara istana bukan tempat yang menyenangkan casse."

Sekali lagi, selina mengatakan hal yang terdengar aneh. Perkataan itu cukup aneh bahkan untuk orang tidak normal seperti Lucas.

Sidang dimulai dengan pembacaan tuduhan pemakaian opium Lady Vera. Kemudian Lady Vera digiring ditengah meja sidang untuk menghadap hakim dan keluarga kerajaan.

"Lady Vera, Anda telah melanggar hukum kerajaan karzien, dengan membeli dan memakai opium secara ilegal didalam  kerajaan karzien. Apakah anda mengakuinya?"

Pertanyaan dari hakim kerajaan tidak membuat Lady Vera gugup. Entah rasa percaya diri sebesar apa yang telah merasuki nya. Lady Vera terlihat santai, seolah-olah dia yakin bahwa dirinya akan terlepas dari jerat hukum kerajaan.

"Tidak, saya tidak mengakuinya yang mulia hakim." Lady Vera melemparkan senyum kecil tidak tahu malunya kepada hakim yang berada di depannya.

"Menurut laporan yang diterima oleh istana, anda terbukti bersalah." Hakim membolak balik kertas laporan yang ada ditangannya.

Tetapi Lady Vera menyanggah perkataan hakim itu dengan tenang.

" Laporan?" Lady Vera menyentuh pipinya dengan jari telunjuknya sambil memiringkan kepalanya, seolah-olah dia bingung mendengar perkataan yang pertama kali dia dengar. "Saya ingin meminta anda menghadirkan saksinya."

Seisi ruangan menjadi riuh. Pernyataan Lady Vera seakan menantang hakim untuk menghadirkan saksinya.

"Dia bilang hadirkan saksi"

"Ya ampun, berani sekali! "

"Bagaimana, apakah memang Lady Vera tidak bersalah? "

Suara bisikan bangsawan itu terdengar sangat mengganggu. Selina kemudian melemparkan pandangannya kepada Lucas.

Lucas memutar kepalanya kearah selina seakan menyadari pandangan mata selina yang tertuju kepadanya.

Mata Lucas  berkilau dengan misterius. Melihat semua itu, selina telah mengerti bahwa ini adalah saat pertunjukannya dimulai.

"Hadirkan saksi!" Suara hakim terdengar dengan lantang. Bersamaan dengan itu, Lucas berdiri dan berjalan maju kedepan meja hakim.

'Ah! Kau sendiri yang akan menjadi saksi.'

Selina menyipitkan matanya sambil melihat Lucas yang berjalan menjauhinya.

"Saya casse, saksi yang berada ditempat kejadian. Dengan ini saya akan bersaksi dengan sejujur-jujurnya kepada yang mulia hakim." Mata Lucas memandang kearah Lady Vera. Vera juga memandangi Lucas dengan tatapan yang terlihat tenang, kedua sudut bibirnya terangkat keatas.

Lucas meneruskan kesaksiannya.

"Pertama-tama saya akan menjelaskan situasi saat itu. Ketika saya lewat didepan brothel xx, seisi tempat itu telah menjadi kacau. Melihat banyaknya pengunjung dan pekerja brothel yang berlari keluar karena ketakutan, saya masuk kedalam untuk menolong orang yang terluka." Lucas maju bebrapa langkah dan berpaling kearah Lady vera.

"Kemudian saya sampai dikamar yang ditempati oleh Lady Vera." Tangan Lucas menunjuk lurus kearah Vera.

"Lady Vera terlihat terlanjang bersama dengan 2 lelaki penghibur, yang lebih mengejutkan lagi-" Lucas melihat perubahan ekspresi Vera yang tadinya terlihat tenang. Sekarang wajah Vera terlihat menakutkan.

"Seluruh kamar itu diselimuti oleh asap pekat opium." Wajah Lady Vera menjadi terdistorsi. Inilah wajah yang ingin dilihat oleh Lucas.

Wajah yang dihianati. Tidak ada pemandangan yang lebih memuaskan daripada pemandangan wajah sesorang yang dihianati oleh orang yang dipercaya olehnya.

'Benar-benar naif!'

Lucas tertawa terbahak-bahak didalam hatinya, kejutan demi kejutan telah disiapkan olehnya.

Mendekati Lady Vera dengan berpura-pura seperti akan membantunya juga salah satu permainannya. Semua itu sengaja dilakukannya untuk mengorek kelemahannya dan menghancurkan wanita ini sepenuhnya.

Hadiah yang dipersiapkan oleh Lucas belum berakhir seperti ini.

"Saya juga membawa bukti opium yang ada disana bersamaan dengan dua lelaki penghibur yang berada satu ranjang bersama Lady Vera."

Pupil mata Vera bergetar hebat. Bukan hanya saksi, lelaki ini juga memiliki bukti opium yang ditinggalkan olehnya, belum lagi dua lelaki penghibur yang bersamanya. Bukankah ayahnya telah membereskan semua bukti? Kenapa Ksatria pribadi keluarga moroel bisa memiliki itu semua?

"Kau... Kau!" Lady Vera berteriak dengan penuh kemarahan. Begitu melihat dua lelaki penghibur masuk kedalam ruangan sidang, Lady Vera sudah tidak dapat berpikir dengan jernih lagi.

Yang menganggu kepalanya hanyalah perkataan casse yang ingin bersaksi untuknya.

"Sialan! Bukankah kau bilang akan bersaksi bahwa aku tidak bersalah? Kau datang ke kediaman ku untuk minta maaf, tetapi apa-apaan ini!?" Mata Lady Vera menatap tajam seakan ingin mencabik cabik tubuh Lucas. Dirinya telah kehilangan kontrol. Ketika dia bangkit dari tempat duduknya, kedua tangannya ditahan oleh prajurit kerajaan.

Lucas memberikan tatapan iba kepada Lady Vera. Sambil berkata dengan nada prihatin.

"Oh tidak, apa sekarang kejiwaan Lady Vera sudah mulai terganggu? Bagaimana anda bisa berhalusinasi seperti itu? Kapan saya bilang ingin bersaksi bahwa anda tidak bersalah? Apa efek opium nya telah merusak kepala anda?" Lady Vera semakin emosi mendengar pernyataan Lucas.

"Belum cukup menghianati ku, kau sekarang ingin menjadikanku orang gila didepan banyak orang?"

"Pft" Selina menutup mulutnya dengan sapu tangannya. Hampir saja dia tertawa dengan keras melihat semua itu.

Lucas... Pertunjukan mu ini boleh juga. Ternyata kau menyimpan saksi untuk memberikan kesenangan seperti ini. Cukup memuaskan. Wajah Lady Vera sekarang cukup menjijikan hingga membuat selina mengeluarkan air mata karena tawanya.

Lucas melempar pandangannya kearah selina yang duduk di kursi penonton.

Mata biru Lucas seakan berkata kepadanya 'bagaimana? Aku melakukannya dengan baik bukan?'. Selina memberikan anggukan kecil sambil menghapus air mata yang keluar di sudut matanya.

Notes:

Sudah selesai? Oh.... Tentu saja belum🤭

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 112K 27
Karmina Adhikari, pegawai korporat yang tengah asyik membaca komik kesukaannya, harus mengalami kejadian tragis karena handphonenya dijambret dan ia...
2.9M 304K 50
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
623K 27.3K 42
Siapa yang punya pacar? Kalau mereka selingkuh, kamu bakal ngapain? Kalau Pipie sih, rebut papanya! Pearly Aurora yang kerap disapa Pie atau Lily in...
969K 89.6K 53
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...