Love Story 1 (PJM) ✅

By Min_iren

3.6K 1.2K 6.4K

Sepenggal cerita cinta dari anak kuliahan yang memiliki banyak rasa di dalamnya. Dibaca yah! Kalau gak dibaca... More

1 (satu)
3 (tiga)
4 (empat)
5 (Lima)
6 (enam)
7 (tujuh)
8 (delapan)
9 (sembilan)
10 (sepuluh)
11 (sebelas)
12 (dua belas)
13 (tiga belas)
14 (empat belas)
15 (Lima belas)

2 (dua)

300 128 647
By Min_iren


Jangan lupa baca doa dulu sebelum membaca















Jimin hari ini terkena virus 5L.

Lemas.

Letih.

Lesu.

Lunglai.

Lalu, ingin di manja.

Taehyung yang duduk di sebelah kirinya hanya planga-plongo seperti manusia dungu melihat tingkah jimin yang tak bersemangat hidup.

Tidak hidup juga tidak apa sih menurut Taehyung. Lagipula, Jimin hidup pun tak ada guna sama sekali. Hidup Jimin penuh dosa dan hanya semakin menjerumuskan orangtua juga orang di sekitarnya masuk neraka.

Semakin Taehyung menikmati wajah dungu nan sexy Jimin itu malah semakin ingin muntah rasanya. Jadi, Taehyung membiarkan Jimin bercinta dengan khayalannya saja. Mungkin dia begitu juga karena ingin di manja pikir Taehyung begitu.

Ahhhkkk... Ahkkkkk... 🎶

Nada dering notifikasi pesan masuk Jimin menggema di ruangan ini. Dia lupa mengatur mode senyap di ponselnya.

Jimin langsung terkesiap dan menegang karena dosen yang sedang mengajar di depan ikut mencari sumber suara itu. Tidak hanya dosen saja, seluruh isi ruangan pun ikut serta dalam pencarian suara merdu desahan itu.

Jimin jadi ketakutan sekarang karena dosen yang berada di ruangan ini termasuk dosen yang paling di takuti olehnya. Alasannya hanya satu, dosen itu rekan ayahnya bermain golf.

"Suara apa itu?" Tanya Prof. Hwang pada seluruh mahasiswa di ruangan ini.

Sudah tau suara desahan. Malah masih bertanya. Batin Jimin.

"Suara desahan, Jira. Pak." Ucap Taehyung mencoba beralibi membela sahabat sepermesumannya tapi merugikan oranglain. "Tadi dia menggaruk punggungnya yang gatal tapi tidak tergapai, lalu aku bantu menggaruknya dan dia mendesah, sepertinya aku terlalu keras menggaruknya... Maaf ya, Jira." Lanjut Taehyung tersenyum setan pada Jira yang sekarang hendak berucap.

"Loh, aku baru tau Jira punya suara desahan indah seperti itu." Kata gadis yang disebelah Jira. "Nanti jangan dekat-dekat Jungkook, ya. Takut dia tergoda oleh suara desahanmu." Gadis yang selalu memakai kemeja flanel kebesaran itu lama-lama bisa gila berada satu ruangan dengan orang-orang tidak waras ini. Airin sahabat Jira maupun Taehyung musuh bebuyutannya, belum lagi Park Jimin si biang otak permesuman-- membuat Jira ingin jadi orang tidak waras seperti mereka.

"Airin. Bisa diam tidak?" Suara dingin nan misterius Jungkook ikut berpartisipasi. Namun kali ini dia menyelak sang istri untuk duduk manis saja dan tak usah ikut-ikutan.

Jimin dimana? Dia masih ada di bumi ini. Dia dengan santai memainkan ponsel di bawah meja-- sibuk bertransaksi dengan konsumennya.

Biadab sekali bukan? Dia biang keladinya tapi seisi ruangan yang menanggung akibatnya. Semuanya menjadi gaduh.

Park Jimin itu akan merasa rugi jika mengabaikan peluang ini. Demi mendapatkan uang untuk membeli sepatu dan Hoodie yang menjadi incarannya saat ini, dia tidak boleh membuang kesempatan emas ini yang akan ia pamerkan pada orangtuanya agar bangga memiliki anak seperti Jimin yang bisa membeli barang keinginannya sendiri dengan harga yang fantastis.

"Kau kenapa? Alergi mu kumat lagi?" Tanya Prof. Hwang pada Jira, mahasiswa kesayangannya.

"T-ti...." Ucapnya tak sampai selesai.

"Yasudah kita akhiri saja matakuliah kali ini." Prof. Hwang mengakhiri jam kuliah yang seharusnya berakhir 30 menit lagi. "Ke UKS, Jira. Minum obat alerginya." Tambah Prof. Hwang sebelum keluar ruangan.

Gadis bernama Jira itu yang dituduh menjadi sasaran empuk atas kemunculan suara laknat itu menoleh secepat kilat pada kedua kelinci mesum yang sedang tersenyum setan padanya.

***

"Sudah coba menghubunginya?"

"Belum."

"Kenapa? Kau tidak akan bisa mendekatinya kalau salah satu di antara kalian itu tak ada yang memulai duluan. Dan tidak mungkin Jimin akan memulainya, bukan?" Beber gadis itu pada sahabat seperpolosannya.

"Aku malu, Hyumi."

"Jangan malu. Ayo, bertindaklah. Tidak apa."

Hyumi si gadis polos yang kepolosannya sudah di nodai oleh lelaki pucat bak vampir itu memberikan dukungan penuh pada sahabat seperpolosannya yang nantinya kepolosan itu akan ikut ternodai jika berhasil mendekati Jimin.

Menurut Hyumi, tidak apa mendekati lelaki mesum macam Jimin lebih dulu. Setidaknya Jimin itu akrab dengan lelaki pucatnya jadi jika sahabatnya di apa-apakan oleh Jimin-- Hyumi bisa mengadu pada lelaki pucatnya itu.

"Ayo, tunggu apalagi?" Tambah Hyumi pada sahabatnya untuk segera mengirimkan pesan pada Jimin.

"Apa yang harus aku kirimkan?"

"Pesan berupa huruf disatukan menjadi kata lalu digabungkan menjadi kalimat." Kata Hyumi enteng sambil membalas pesan masuk dari lelaki pucatnya.

"Maksudku... Kalimatnya seperti apa?"

Hyumi menghembuskan nafas dan menoleh pada sahabatnya yang benar-benar polos seperti dirinya sebelum kepolosannya di renggut oleh lelaki pucat itu. Kalau melihat sahabatnya begitu polos seperti ini-- rasanya Hyumi ingin Jimin segera menodai sedikit kepolosan sahabatnya saja.

"Pertama, kau harus memberi salam. Kedua, kau perkenalkan dirimu sedetail dan sebaik mungkin. Ketiga ajak dia bertemu denganmu." Jedanya, "lalu, tunggu sampai dia membalas pesanmu kembali."

Mendengar petuah dari Hyumi, gadis yang belum pernah berpacaran sama sekali itu-- mengangguk ceria. "Nee, Hyumi."

"Sudah dulu ya, kekasihku sudah menunggu. Katanya ia ingin susu."

Tiba-tiba gadis itu mengeluarkan sekotak susu rasa pisang dan menyodorkannya pada Hyumi. "Ini. Untuk kekasihmu, kak Yoongi. Tadi aku membeli 4 kotak susu pisang."

Hyumi tersenyum setengah setan sambil menerima susu pisang itu. "Ini untukku saja. Nanti akan ku berikan melalui diriku."

Tak mengerti maksud dari kalimat Hyumi lantas gadis yang rambutnya selalu di kuncir dengan pita berwarna pink itu hanya memberikan senyuman polosnya.

Setelah Hyumi menghilang dari pandangan gadis ini, lantas ia merogoh ponsel dalam tasnya lalu mengetik sesuatu seperti apa yang dikatakan oleh sahabat seperpolosannya.

💦

Jimin yang tadi pagi uring-uringan dan merasakan 5L itu karena satu konsumen yang akan bertransaksi dengannya itu tiba-tiba membatalkan secara sepihak. Jimin jadi sedih saat itu karena uang di depan mata harus liau begitu saja. Tetapi untungnya beberapa saat kemudian 6 konsumen dari pelanggan setianya datang di waktu yang tepat, uang yang di hasilkan dari 6 konsumen itu sudah cukup menggantikan 1 konsumen yang membatalkan transaksi itu.

Sekarang Jimin kembali ceria. Tetapi masih ada guratan sedih di wajahnya seperti pengemis jalanan yang dilihat oleh sahabat sepermesumannya itu.

Kenapa sih si Jimin ini? Apa tidak cukup banyak uang yang di hasilkan dari bisnisnya itu? Apa perlu orang untuk mempromosikan bisnisnya? Seperti Taehyung?

Oh tidak. Jangan. Jangan jadikan Taehyung sebagai marketing untuk mempromosikan bisnis Jimin. Cukup Jimin saja yang bekerja keras akan bisnisnya itu tak usah ajak Taehyung.

Taehyung tidak cocok menjadi duta pengedar video manusia tanpa busana. Gelar itu lebih pas untuk Jimin.

"Aku pergi, ya." Kata Taehyung yang bangkit dari bangku kantin langganannya.

"Kemana?" Tanya Jimin tanpa minat bergerak sedikitpun dari posisinya yang menelungkup di atas meja.

"Ada rapat dengan anak jurnalis."

Jimin mengangguk.

Mereka memang kemana saja selalu berdua. Makan, minum, satu SMA, satu kampus, dan satu fakultas, pergi dan pulang dari kampuspun selalu bersama. Bahkan baju mereka saja ada beberapa yang couple. Ini definisi sahabat sejati kata Jimin, tetapi Taehyung takut mereka dianggap Gay oleh penghuni alam kampus jika selalu bersama. Makadari itu, untuk urusan ekstrakulikuler tambahan-- mereka tidak bersama. Taehyung mengambil Jurnalis sedangkan Jimin mengambil ekskul tari.

Sembari melayani konsumen di ruang chat. Jimin mendadak ada yang mengganjal di ponselnya. Sebab, satu notifikasi pesan masuk dari nomer yang tidak dia kenal.

Unknown

Hi. Selamat siang, Jimin..

Aku ingin memperkenalkan diri dulu.
Nama lengkapku Shin Hani, nanti panggil saja Hani, aku lahir di Ilgok-dong Gwangju pada tanggal 13 Oktober. Aku anak kedua dari dua bersaudara.
Aku mahasiswa dari fakultas Bisnis Manajemen. Aku mendapatkan nomer mu dari salah satu temanmu yang aku tidak tahu namanya.

Jimin... Bisakah kita bertemu sore ini pukul 4? Setelah aku menyelesaikan matakuliah tambahan nanti. Kabari kau kalau bisa, ya.

Terimakasih sudah membaca pesanku.
Selamat siang, Jim.

Gila! Apa-apaan ini? Reaksi wajah Jimin tidak terkondisikan dan tak patut untuk di lihat ketika dia berhasil membaca satu persatu dari kata yang terpampang di room chat ponselnya.

Jika di lihat dari foto profilnya sih Jimin merasa tidak asing dengan wajahnya. Seperti pernah bertemu, tapi... Dimana ya? Haduh, memori di otak Jimin tidak kuat menyimpannya hanya di khususkan untuk para konsumen pelanggan setianya saja.

"Cantik." Gumam Jimin yang masih memperhatikan foto profil dari gadis fakultas Bisnis itu.

Tunggu dulu. Benarkah gadis ini yang akan bertransaksi video jahannam itu. Jimin tidak yakin karena wajah mungilnya tidak cocok untuk menonton video tersebut, tapi sahabat permesumannya juga tidak mungkin berdusta. Taehyung tidak akan memberikan nomer ponsel Jimin pada sembarang orang yang tidak memiliki kepentingan yang penting seperti bertransaksi misalnya.

Ah masabodoh Jimin tidak peduli. Kemudian dia menggerakkan jarinya di atas layar ponsel.

Unknown

Hallo Hani.

Lengkap sekali ya perkenalan dari dirimu.

Aku rasa, aku harus memperkenalkan diriku juga seperti dirimu, tapi nanti secara langsung saja ya.

Aku tunggu di kantin sebelah barat di fakultasku ya.
;)



Tbc💋

Save story ini ke library atau ke reading list kalian ya! Nanti dapet kecup manis dari kakak Jimin .. 💋🤭

Continue Reading

You'll Also Like

7M 48.1K 60
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
1.8M 60.5K 69
Cinta atau Obsesi? Siapa sangka, Kebaikan dan ketulusan hati, ternyata malah mengantarkannya pada gerbang kesengsaraan, dan harus terjebak Di dalam n...
2.4M 108K 47
⚠️ Jangan menormalisasi kekerasan di kehidupan nyata. _______ Luna Nanda Bintang. Gadis itu harus mendapatkan tekanan dari seniornya di kampus. Xavie...
2.7M 11.7K 30
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa...