It's Killed Me!!

By FellFlower

245K 22.3K 14.1K

🍏Oneshoot Twoshoot Threeshoot? :v🍎 Season 2 ♥(✿ฺ'∀'✿ฺ)ノ Drarry~~ 🍏🍎 • • • Hope you like it~~ Enjoy ~~ 🦥... More

Welcome
Ferret
Singularity
Just Kidding
Miopia
Draco + Harry
Banana (Draco + Harry Sequel)
Critique Sévére
Critique Sévére (Sequel)
Rosa Centifolia
Rude
Different Epochs
What Is Red?
Problematics
Draco The Con Man
Escape
Hello 2
Trials of Faith
Trials of Faith (Sequel)
Ephipany
Pretty Savage
Don't be scare cause I'm your body type
Instagaram 5
Romione's Baby (Trials of Faith Prequel)
My Father And I
Catastrophic
Cherish
Chat Noir
Introduce My Fur Ball (s)
Why Am I Here?
POV
Autumn Lime
Black Violet Blue Sunflower
Vogue
Regular
Delicate
Grass Ribbon Around My Wrist
But darling, darling, please
But that's just how it goes
Ep 11
Erratic Autumn
Last Ep

No Body No Crime

5.5K 485 372
By FellFlower

Aku tau itu Greyback... Tapi aku suka fanart nya😅
Note: alur chapter ini maju

🦁🦁🦁

Rabu
8:00 PM
Panggilan tersambung....

"Aku telah lihat sendiri noda merah muda yang ada di kerah bajumu!"

"Jadi apa maksudmu?! Kau menuduhku berselingkuh?!"

"Kau tidak pernah pulang tepat waktu! Kau tidak pernah habiskan sarapan! Kau tidak pernah menghargai aku!"

"Lalu apa yang kau inginkan?! Menghabiskan waktuku dengan wanita membosankankan sepertimu?!"

"Aku tidak pernah memintamu untuk menikahiku! Kau yang memaksaku! Kau ingat?! KAU INGAT ITU!"

"AKU SANGAT MENYESAL DAN AKU MUAK DENGANMU!!"

"KAU PIKIR AKU TIDAK MUAK BERTAHAN DENGAN PRIA BRENGSEK SEPERTIMU!!"

"KALAU BEGITU MARI KITA AKHIRI!!"

PRANG!!

Serpihan kaca bertebaran...

Ponsel terhempas...

Rabu
8:09 PM
Panggilan terputus....

🪔🪔🪔

Senin
12:00 PM

"Permisi Pak, boleh saya lihat surat izin mengemudinya?"

"Tidak usah panggil pak, panggil daddy saja."

Harry memutar bola matanya malas, sudah terbiasa. Harry segera mengambil SIM yang diberikan si pengemudi lalu mencatat beberapa hal dari sana.

"Kau manis sekali, kau bisa menilangku selama satu harian, aku sangat rela."

Harry berdehem, "kepada Mr. Krum yang terhormat, anda telah melanggar aturan parkir dan wajib terkena sanksi."

"Ayolah manis, aku hanya menunggu disini beberapa menit saja."

Harry memutar bola matanya jengah, "Oh aku mencintai pekerjaan ini, berada di luar di semua cuaca, mengintai di jalanan, orang-orang memaki aku, bagiku ini keajaiban," Ucap Harry lalu tersenyum paksa yang manis.

(Btw itu dialog asli Daniel :D)

"Terdengar menyenangkan."

"Anda bisa memilih salah satu sanksi yang harus diterima. Pidana kurungan 1 bulan atau denda £13," Jelas Harry kembali ke topik.

"Baiklah baiklah, aku akan bayar denda. Itu semua kulakukan karena kau sangat manis, jika polisi lain yang menilangku, aku lebih baik membelikannya rokok," Mr. Krum mengeluarkan lembaran uang dari dompetnya.

Harry segera menerimanya karena tidak mau lebih lama lagi berurusan dengan om om genit ini, "terimakasih atas waktunya pak, selamat siang," Kata Harry setelah mengembalikan kartu SIM Mr. Krum.

"Sampai jumpa manis, tidak perlu berterimakasih. Aku punya sangat banyak waktu untukmu," Mr. Krum mengedipkan sebelah matanya kemudian berlalu pergi dengan mobilnya.

Dengan wajah ingin muntah, Harry segera pergi meninggalkan jalan itu dan kembali ke kantor pusat untuk makan siang.

Sesampainya di kantor ~~

Senin
12:39 PM

"Hai mate, bagaimana setengah harimu? Menyenangkan?"

"Ingin muntah!" Kata Harry dengan wajah cemberut lalu duduk dihadapan Ron.

"Seharusnya kau tersenyum cerah, pekerjaanmu itu sangat berjasa."

"Kau tidak tau rasanya menjadi tukang parkir! Kau menyelidiki kasus-kasus yang keren! Bukannya bergaul dengan brandal jalanan!" Harry masih tidak terima.

"Jika kau cemberut, kau terlihat semakin menggemaskan sweetheart," Cedric duduk di sebelah kanan Harry sambil membawa nampan makanannya.

"Kau sangat mirip dengan brandal jalanan!" Harry menatap Cedric dengan tajam.

"Ohh... Sepertinya ada yang sedang kesal," Theo bergabung lalu duduk di sebelah kiri Harry.

"Jendral Riddle selalu saja memberikan tugas-tugas ringan kepadaku! Sedangkan kalian mendapatkan kasus pencurian bank, pembunuhan, penyelundupan, penjualan ilegal. Sedangkan aku?! Apa yang aku dapatkan!? Tukang parkir?!"

"Bukankah itu bagus, lebih aman dan tidak terlalu melelahkan," Kata Cedric.

"Kau pikir mengatur lalu lintas itu sangat mudah? Terkadang panas terik, terkadang hujan deras, banyak debu, banyak polusi, terutama menghadapi para brandal jalanan itu!" Harry mengerucutkan bibirnya.

"Haha.. Yang penting kau tidak berurusan dengan danau tempat pembuangan mayat," Theo mengendikkan bahunya.

"Itu benar mate, resiko kecelakaan yang kau alami lebih rendah, dan kulit bayimu tidak akan lecet," Tambah Ron.

"Aku tidak terima!" Harry langsung bangkit berdiri lalu mulai berjalan meninggalkan ketiga pemuda yang saat ini sedang menikmati makan siang.

"Kau mau kemana?" Tanya Theo.

"Keruangan Mr. Riddle dan meminta kasus teroris!"

"Aku harap dia keluar dalam keadaan utuh," Kata Cedric dan langsung dibalas anggukan kepala oleh Ron dan Theo.

Sesampai didepan pintu Sang Jendral, Harry menempelkan telinganya sebentar dan dapat mendengar percakapan sedang berlangsung.

Harry mencoba mengetuk pintu.

Tok

Tok

"Masuk!"

Harry pun masuk dan menyaksikan percakapan antara dua pria tampan eh-

"Kau bisa datang kembali esok hari Mr. Malfoy, saat ini kepolisian masih sangat sibuk."

"Tidak bisakah kita membahasnya dahulu sebentar?"

"Sangat disayangkan semua anggota sudah mempunyai pekerjaan mereka masing-masing."

"Aku tidak bisa menemukannya selama berhari-hari, aku telah mencarinya kemana-mana."

"Tidak sekarang Mr. Malfoy, kami tidak punya pilihan karena masih banyak kasus yang berlarut-larut. Kau bisa kembali sangat awal besok pag-"

"Aku- aku bisa hehe..."

Kedua pria tampan itu menoleh pada Harry yang tersenyum lebar bagaikan duta sikat gigi.

"Oh, Mr. Potter, aku sampai lupa kau ada disana. Jadi, sudah berapa kendaraan yang kau tilang?" Tanya Tom dengan suara baritone nya.

"Uhm... 200 kurang lebih," Jawab Harry.

Tom mengangguk, "bagus, kalau begitu kembali bekerja."

"Tidak! Ma- maksudku, aku mendengar percakapan kalian dan kupikir aku bisa membantu," Harry tersenyum lebar, lagi.

"Kau serius?" Tanya Draco penuh harap.

"Tentu saja!"

"Tidak! Kau sudah punya tugas Mr. Potter," Cegah Tom.

"Ayolah jendral! Biarkan aku menangani kasus ini, aku mohon..." Mohon Harry disertai dengan puppy eyes.

"Tidak"

"Aku mohon..."

"Tidak"

"Pliss..."

"Tidak"

"Plis plis plis..."

"Baiklah!" Tom mendengus.

"Yes!"

"Tapi kau harus segera melapor jika butuh bantuan," Ucap Tom pada akhirnya.

"Okay jendral!" Harry memberi hormat dengan wajah cerah, "ayo pirang, kita keruanganku," Ajak Harry.

Sesampainya di ruangan Harry...

"Okay! Kita mulai! Astaga aku sangat bersemangat," Kata Harry kelewat exited.

Draco hanya diam lalu duduk di bangku tepat dihadapan Harry.

"Namamu?"

"Nama lengkap?"

"Ya!" Harry sudah bersiap-siap menulis.

"Draco Lucius Malfoy."

"Nama panggilan?"

"Draco"

"Usia?"

"23 tahun"

"Pekerjaan?"

"Dokter bedah"

"Oke, jadi apa motif kasusnya?" Masih dengan semangat membara, Harry menunggu jawaban dari Draco.

"Perselingkuhan," Jawab Draco singkat.

Harry mengangguk dan lanjut mencatat, "kau korban?"

Draco menggeleng, "tidak, aku saksi."

"Oke.. Itu artinya kau pihak ketiga. Kau siapanya korban?"

"Aku sahabatnya."

"Boleh beritahu namanya?"

Draco mengangguk, "Pansy Parkinson."

"Nama panggilan?"

"Pansy, sebenarnya aku memanggilnya Panci Barbar."

Harry tersenyum sambil mencatat, "jadi bagaimana kronologinya?"

"Tiga hari yang lal-"

Drrtt! Drrtt!

Draco segera mengangkat telepon ketika melihat sebuah panggilan disana. Setelah pembicaraan selesai, Draco langsung menatap Harry, "bisa kita bicarakan nanti? Maksudku tetap hari ini tetapi tidak sekarang? Ada panggilan mendadak dari rumah sakit."

"Uhm.. Baiklah, kau saja yang tentukan."

"Kalau begitu jam 8 malam di restoran Perancis di tengah kota," Draco segera bangkit berdiri.

"Baiklah"

"Terimakasih" Kata Draco sebelum keluar dari ruangan Harry.

Harry termenung selama semenit setelah Draco pergi, "dinner?"

🪔🪔🪔

Malam itu tepat sesuai janji, Harry datang ke restoran yang telah ditentukan. Harry bisa segera menemukan kepala pirang yang berada di meja paling sudut, sesuai pesanan.

"Halo," Sapa Draco dengan senyum tipis.

"Hai," Harry sedikit tertawa menanggapi sambutan hangat itu.

"Omong-omong aku sudah pesankan makanan sekaligus untukmu, apa kau tidak keberatan?"

"Oh, tidak. Sama sekali tidak, aku sangat berterimakasih," Harry mengangguk tanda tidak keberatan.

"Kau ingin langsung membahas kasusnya? Atau mau bicara hal lain?"

"Memangnya kau mau bicara apa?" Harry membalik pertanyaan.

Draco berdehem, "ehm... Nama panggilanmu?"

"Harry"

"Usiamu?"

"Kita seumuran," Jawab Harry sambil tersenyum.

Ughh manis sekali, keterlaluan! batin Draco heboh.

Makanan datang.

"Apa ini..."

"Ratatouille, kau tidak suka? Aku bisa pesan lagi."

"Tidak tidak, aku suka, aku sangat suka hehe..." Jawab Harry kikuk.

"Bagaimana dengan minumannya?"

Harry melirik kearah minuman, mencicipi sedikit dan kelopak matanya langsung berair, "apa ini?"

"Espresso, itu kopi hitam tanpa gula."

"Ohh..." Harry mengambil tisu lalu membersihkan bibirnya.

"Kau tidak suka? Aku bisa pesan lagi."

"Suka! Aku suka, aku sangat suka," Harry mengangguk yakin.

"Kau tidak suka," Draco tertawa lalu memanggil pelayan untuk memesan makanan baru.

"Walau aku tidak suka, tapi aku tidak membencinya," Wajah Harry memerah, merasa malu.

"Baiklah Harry, aku percaya," Ledek Draco.

"Aku serius!" Bibir Harry mengerucut.

"Aku bilang aku percaya."

"Huh!"

"Kau imut sekali," Kata Draco tanpa sadar, "omong-omong kenapa kau tampak sangat bersemangat tadi siang?"

"Ah itu..." Harry menghela nafas, "sudah 3 tahun aku bertugas di pusat kepolisian London, tapi aku sangat jarang mendapat tugas yang benar-benar serius," Jelas Harry.

"Memangnya kenapa? Kan kau tidak perlu lelah mengejar para penjahat."

"Kau pikir mengatur lalu lintas itu mudah? Mereka sering tidak mematuhi rambu, parkir sembarangan dimana-mana, tidak menghidupkan lampu sein, melewati batas lampu merah, melakukan sex didalam mobil di sembarangan tempat, melakukan threesome didalam mobil, minum alkohol di mobil sambil mabuk dan masih banyak lagi!" Jelas Harry membara.

Draco terkekeh, "beruntung kita memiliki dirimu yang bisa mengatasi semua itu."

"Huhhfftt... Aku harap kau bukan salah satu dari mereka," Harry meletakkan kepalanya ke atas meja.

"Melakukan sex didalam mobil? Aku belum pernah, mau mencobanya?" Draco menyeringai.

Harry langsung menegakkan tubuhnya, "melihat mobil yang bergoyang itu menjijikkan! Bahkan mereka melakukannya di jalan tol!"

Makanan Harry datang, matanya langsung berbinar. Semangatnya kembali muncul setelah melihat sepiring tiramisu dan segelas matcha dengan ice cream diatasnya.

"Omong-omong kau ini masih sing-"

"Jadi bagaimana kronologinya?" Tanya Harry antusias.

"Mungkin aku bisa ceritakan lebih dalam..." Draco berdehem singkat, "sahabatku Pansy menikah di usia 20 tahun, dia bilang padaku sebenarnya dia tidak ingin menikah di usia semuda itu. Tetapi pacarnya, Blaise Zabini memaksanya untuk menikah karena saat itu ada seseorang yang tampak menyukai Pansy."

"Lalu?" Tanya Harry tanpa mengalihkan perhatiannya dari catatan.

"Aku dan Pansy biasanya bertemu seminggu sekali setiap hari selasa untuk saling berbagi cerita satu sama lain, makan malam dan minum anggur. Akhir-akhir ini Pansy kurang tidur, dia bilang suaminya bertingkah beda dan seperti tercium perselingkuhan."

"Ada bukti?"

Draco mengangguk, "Pansy bilang dia melihat noda lipstik di kerah baju suaminya dan itu bukan berasal dari merlot yang ada di mulut Pansy."

Fyi: merlot=anggur

Harry terkekeh, "ceroboh sekali, jika ingin selingkuh harus punya skill."

"Memangnya kau sudah sejago apa?" Goda Draco.

"Aku pernah jadi korban," Kata Harry dengan nada nelangsa. "Okay, kembali ke topik."

"Pansy juga bilang bahwa suaminya mempunyai perhiasan yang tidak dia beli dari akun rekening bersama. Pansy curiga suaminya selingkuh tetapi dia tidak dapat membuktikan sendiri. Jadi dalam pertemuan terakhir kami di hari Selasa, Pansy bilang dia akan menginterogasi suaminya."

"Ceroboh dua kali," Gumam Harry.

"Lalu pada hari Rabu yang lalu tepatnya jam 8 malam, Pansy meleponku. Dia sama sekali tidak mengatakan apapun padaku, tetapi selama telepon terhubung, aku mendengar suaranya dan suaminya, mereka bertengkar dan meneriaki satu sama lain."

Harry mengangguk semangat, "lalu?"

"Karena aku merasa khawatir, esoknya aku datang ke rumah mereka. Tetapi rumah itu kosong, aku mencari Pansy ke tempat kerja tetapi dia tidak ada, aku bertanya pada teman-teman gadisnya tapi mereka tidak tau, aku bahkan datang kerumah orang tua Pansy tetapi aku masih tidak dapat menemukannya."

"Bagaimana dengan suaminya?"

"Saat pulang kerja aku sengaja lewat dari rumah mereka, lalu aku melihat suaminya. Aku sudah menanyakan Pansy dan suaminya menjawab bahwa dia hilang. Tetapi suaminya tampak sama sekali tidak khawatir. Aku memutuskan untuk pulang dengan tangan kosong. Esoknya aku datang lagi ke rumah itu pagi-pagi sekali lalu menyelinap dan mengintip ke jendela kamar, aku melihat ada wanita lain yang tidur di kasur Pansy, sayang sekali aku tidak melihat dengan jelas wajahnya."

Harry meletakkan pulpennya lalu menatap Draco dengan serius, "Draco aku rasa ini... Lebih dari itu."

"Apa kau juga memikirkan apa yang kupikirkan?"

Harry mengangguk, "ini bukan sekedar kasus perselingkuhan... Ini kasus pembunuhan."

"Aku juga berpikir seperti itu, tidak diragukan lagi. Aku mencurigai suaminya, tapi kita tidak punya bukti."

"Aku akan langsung mulai menyelidikinya besok," Harry menutup pulpennya dan menyimpan catatannya.

"Sendirian?"

"Ya, ini juga bisa menjadi kesempatan untukku membuktikan bahwa aku tidak hanya berbakat menjadi tukang parkir," Kata Harry dengan nada serius penuh tekad.

"Aku rasa kau membutuhkanku, kulitmu terlalu lembut."

"Apa?" Harry yang hendak memakan ice cream langsung meletakkan cangkirnya kembali.

"Aku akan ikut denganmu, aku adalah saksi yang berpengaruh. Aku mengenal Pansy dari kecil dan mengenal suaminya juga. Lagipula aku bisa membantu untuk mengumpulkan sidik jari, DNA, atau hal-hal semacamnya. Aku juga bisa menjaga kulitmu tetap lembut," Kata Draco sambil tersenyum jahil.

Walaupun Harry mendengar kalimat terakhir, ia berusaha mengabaikannya, "bagaimana dengan pekerjaanmu? Kau adalah dokter."

"Tidak perlu khawatir, aku bisa mengaturnya. Masih ada dokter lain yang dapat menggantikanku. Dan aku tidak akan diam saja sampai kasus ini selesai," Ucap Draco dengan serius.

"Aku akan mulai dari jam 6 pagi dan sarapan di jalan. Kalau kau mau datang saja kerumahku, aku akan memberikan alamatku."

"Bagaimana kalau aku menjemputmu dan kita akan memakai mobilku. Akan lebih mudah jika aku yang mengemudi karena aku sudah tau jalan kerumah mereka bahkan jalan pintas tau jalan tikus untuk menyelinap."

Harry bersiap untuk merobek selembar kertas, "baiklah, aku akan memberikan alamat rumah-"

"Tidak usah, simpan saja kontak Whatsapp mu disini," Draco menyerahkan ponselnya.

"Ohh.. Okey.." Harry mengambil ponsel Draco lalu segera menyimpan kontaknya.

"Nama apa yang kau buat?"

"Harry Potter..."

"Tidak tidak, ganti saja."

"Apa?"

"Little cute police dengan emot coklat dan hati."

Harry terbengong, "kenapa namanya alay sekali?"

"Kalau begitu ganti menjadi 'tukang parkir' dengan emot lampu lalu lintas dan hati hijau."

Harry memutar bola matanya malas dan berakhir dengan memberi nama LittleCutePolice🍫♥ karena masih lebih baik daripada TukangParkir🚦💚

"Baiklah, sampai jumpa besok pagi," Harry berpamitan lalu bangkit dari kursinya.

"Aku akan menghubungimu," Kata Draco sampai tersenyum.

Dan benar saja ketika Harry telah sampai di rumah...

From: +44 191-2200-4999
Hey....
Little police!

To: +44 191-2200-4999
Naon?

From: +44 191-2200-4999
Neng geulis orang sunda?

To: +44 191-2200-4999
Bukan mas
Saya orang Inggris :)

From: +44 191-2200-4999
Bisa bahasa sunda?

To: +44 191-2200-4999
Tidak juga mas
Tergantung kehendak author

From: +44 191-2200-4999
Save nomornya mas yah

To: DokterPirang☕🍏
Sudah mas

From: DokterPirang☕🍏
Sampai jumpa besok yah adik manis

To: DokterPirang☕🍏
Jangan gitu mas...
Kaya pedofil:")

From: DokterPirang☕🍏
*kiss dari jauh*

To: DokterPirang☕🍏
Menjijikkan🌞

🪔🪔🪔

Pagi itu sesuai perjanjian, tepat jam 6 pagi Draco sudah sampai di rumah Harry. Tanpa basa-basi lagi, mereka segera menuju ke tempat kejadian perkara.

Namun di sepanjang perjalanan....

Draco mencuri pandang pada Harry, "sepertinya cuacanya sedang berangin, apa kau mau kupakaikan-"

"Jangan terlalu banyak bicara ketika menyetir, fokus ke jalan. Pakai sabuk pengamanmu," Potong Harry.

Draco pun menurut lalu memasang sabuk pengamannya, "kau belum sarapan kan? Kalau begitu kita-"

"Bisakah kau turunkan kecepatan mobilnya? Terlalu berbahaya mengendarai mobil dengan kecepatan 80km/jam di perkotaan walaupun bebas hambatan."

Draco menurut lagi... Dan ketika sampai di lampu merah.

"Mundurkan sedikit lagi, mobilmu terlalu maju."

Ketika hendak berbelok.

"Kau mau belok kemana? Kenapa tidak pasang lampu sein?!"

Ketika kondisi sedang agak santai...

"Jangan sempat-sempatnya merapikan rambut didalam mobil!"

"Harry bisakah kita-"

"Perhatikan mobil didepanmu! Jangan lupa tetap menjaga jarak!"

"Sepertinya kita harus makan dul-"

"Supir harus mengutamakan keamanan dan kenyamanan penumpang daripada makanan!"

Draco meneguk ludah, "kesalahan terbesar dalam hidupku adalah menjadi supir seorang polisi lalu lintas yang paling berbakat," Bisiknya.

"Kau pikir aku tidak dengar?! Sudah jelas-jelas kau yang salah! "

"Iya babe, aku salah," Kata Draco sambil menampilkan senyum tidak ikhlas.

Sesampainya di tempat makan.

"Aku lapaarrr!" Harry langsung memasukkan satu gigitan besar sandwich kedalam mulutnya sampai pipinya menggembung lucu.

"Ketika makan kau imut seperti anak kucing, ketika di jalan kau lebih galak dari induk singa," Kata Draco meluapkan isi hatinya.

"Akwu harwus twetap meunjwalankan twugaus."

"Alasan kenapa Jendral Riddle tidak mau menugaskanmu dengan polisi lain karena kau bisa menjadi pusat perhatian mereka sehingga tidak ada yang serius bekerja."

Harry buru-buru menelan makanannya, "jangan sok tau! Jendral Riddle hanya belum sad- mpphh!"

"Sshhtt!" Draco membekap mulut Harry dengan telapak tangannya.

"Kaupphh tidakhhpp sopanmhh!"

"Jangan bicara!" Draco melotot.

Melihat pelototan Draco, Harry memilih untuk bungkam. Setelah menunggu 2 menit, akhirnya Draco melepaskan bekapannya, "ada apa sih?"

"Tadi Blaise Zabini masuk ke cafe ini bersama wanitanya. Aku hanya tidak ingin dia menyadari keberadaanku," Jelas Draco.

"Sungguh?"

"Ya, dan hebatnya lagi aku ternyata mengenal wanita itu."

"Siapa namanya?!"

"Wanita itu adalah Dhapne Greengrass, dia adalah saudara perempuan mantan pacarku."

"Tunggu dulu, menurutmu apa judul sinetron yang cocok? Saudara perempuan mantan pacarku ternyata adalah selingkuhan suami sahabatku. Kisah nyata!"

"Bukan begitu, tapi begini. Aku bertemu jodohku ketika menyelidiki perselingkuhan antara saudara perempuan mantan pacarku dan suami sahabatku. Kisah nyata!"

"Siapa jodohmu?" Harry memiringkan kepalanya.

"Ada seseorang."

"Kapan kau bertemu dengannya?"

"Baru semalam."

"Benarkah? Itu keren sekali, jika kau sungguh menikah dengannya; kau harus mengundangku."

"Tentu saja, aku memang butuh bantuanmu."

"Ingin membantu apa?"

"Jadi pasanganku."

"Kau- kau ini... Persis brandal jalanan!" Harry jadi tidak selera makan, terlalu banyak kupu-kupu di perutnya.

🪔🪔🪔

Keesokan harinya, Draco dan Harry sudah menyiapkan rencana matang-matang untuk menyelinap kedalam rumah tkp. Dengan segala peralatan yang telah mereka pikirkan.

"Rumah ini sangat rapi," Kata Draco.

"Satu-satunya hal yang kita cari adalah petunjuk menemukan Pansy. Dan pelaku pembunuhan akan membersihkan rumahnya sampai serapi mungkin setelah kejadian."

Mereka berjalan menuju kamar dan berusaha membuka pintunya yang terkunci. Setelah berhasil terbuka, Harry berjalan duluan untuk masuk.

"Ouch!" Harry lalu melangkah mundur sampai menabrak Draco lalu buru-buru mengambil sapu tangan dari sakunya.

"Apa?! Kenapa?! Ada apa?!" Dengan segala kedramatisannya, Draco langsung siap-siap pasang badan untuk melindungi jodohnya.

"Kau membawa parfum?"

"Ya, ada di sakuku setiap saat selama aku berada di dekatmu."

"Tidak saatnya untuk menggombal! Berikan padaku!"

"Memangnya ada apa?" Tanya Draco sambil memberikan parfumnya.

Harry menutup hidung dan mulutnya dengan sapu tangan kemudian melangkah masuk lagi, "kamar ini bau sperma!" Harry menyemprotkan banyak parfum ke udara.

Draco mengikuti dari belakang, "jika kita sudah menikah, kupastikan kamar kita akan-"

Puk!

"Jangan mulai!"

"Okay babe."

"Tolong buka lemarinya, cari baju Pansy yang kau ketahui, jika ada helai rambut; ambil saja. Kita perlu DNA," Kata Harry sambil membuka laci dan memeriksa beberapa berkas.

"Okay babe."

"Berhenti memanggilku babe!"

"Okay babe."

"Fuck!"

"Jangan sekarang babe."

"Mati saja kau!"

Draco tertawa, melakukan hal itu menyenangkan.

"Ini surat asuransi jiwa yang besar. Draco! Bukankah kejadian telepon itu pada hari Rabu?"

"Ya" Draco datang mendekat.

"Surat asuransi ini diambil seminggu sebelum kejadian, itu artinya dia memang melakukannya dengan sengaja, dia memang sudah merencanakannya!"

"Itu benar, motifnya sangat kuat," Draco mengangguk lalu ikut memeriksa berkas lain, "surat lisensi perahu? Dia sudah mendapat lisensi perahu sejak umur 15 tahun."

Nafas Harry terhenti sedetik, "danau apa yang paling dekat dari rumah ini?"

"South Norwood Lake."

"Itu dia! Theo bilang bahwa aku beruntung karena tidak berurusan dengan danau yang menjadi tempat pembuangan..."

Rahang Draco mengeras, "dia membuangnya kesana. Brengsek!"

"Kita harus kembali ke kantor. Kita bawa berkasnya," Harry segera membereskan kembali sedikit kekacauan yang mereka buat.

Sedangkan Draco sibuk menyemprotkan cairan penghilang wangi parfum yang tadi mereka pakai.

"Beruntung aku sudah terlatih membersihkan rumah," Gumam Harry.

Mereka segera meninggalkan rumah itu tanpa meninggalkan jejak sedikitpun.

Kepolisian London ~~

BRAK!

"Jendral!" Harry menggebrak pintu dan langsung masuk keruangan Tom yang membuat si empunya ruangan kaget dan menumpahkan kopinya.

"Atur dulu nafasmu nak."

"Aku butuh bantuan! Aku butuh kapal! Aku harus berlayar!"

"Kau ingin beralih profesi menjadi nahkoda?"

"Bukan jendral! Draco tolong jelaskan kepada pak tua ini!"

Draco meletakkan beberapa berkas dan hasil DNA ke atas meja dihadapan Tom, "Kami menemukan surat asuransi jiwa yang menjadi bukti kuat untuk kasus ini dan juga surat lisensi perahu yang menjadi petunjuk. Aku juga telah mengambil sampel DNA."

Tom mengangguk serius, "baiklah, kalian memerlukan tiga orang bantuan."

🪔🪔🪔

Perjalanan kapal dimulai...

Theo, Ron, dan Cedric lah yang terpilih untuk membantu dalam menyelesaikan kasus ini. Dengan Theo yang sudah ahli menjadi nahkoda kapal.

/bayangkan betapa tampannya mereka ಠ_ಠ apasih!

Draco dan Harry duduk di bagian belakang kapal yang terbuka. Meminum teh hanya untuk sekedar menghilangkan haus dan menambah tenaga.

"Omong-omong terimakasih," Kata Draco tiba-tiba.

Kening Harry berkerut, "apa?"

"Terimakasih karena saat itu kau satu-satunya yang peduli padaku dan malah melawan perkataan jendral."

Harry tersenyum, "tidak apa, aku mendengar nada bicaramu yang terdengar begitu khawatir. Lagipula dengan kasus ini; aku juga bisa membuktikan bahwa aku tidak seremeh itu."

"Menurutku kau sangat hebat."

"Bernarkah?" Mata Harry melebar.

"Ya, mengatur lalu lintas."

"Ck!" Mata Harry meredup lagi, bibirnya dimajukan.

Draco tertawa, "kau memang hebat, aku serius. Kau berani mengambil resiko yang tergila sekalipun."

"Berani itu penting untuk kehidupan."

"Tapi kau ceroboh, kau mudah mati."

"Biar saja, yang penting aku tidak mati sia-sia."

"Jangan begitu, aku tidak mau menduda."

"Ck! Mulai lagi!" Harry membuang muka.

Draco meraih dagu Harry untuk menghadap kearahnya, "lihat aku, aku bersungguh-sungguh. Jika kasus ini sudah selesai; kita akan menikah."

"Kita baru bertemu kemarin!"

"Tapi kita jodoh."

"Darimana kau tau?!"

"Dari matamu matamu matamu."

"Jangan bercanda!"

Cup

"Itu kecupan pertama kita."

Plak!

"Kenapa kau menampar wajah tampan-"

"Aku melihat sesuatu!" Harry berdiri dan langsung meninggalkan Draco, "Theo! Kita harus berbelok!"

Suasana berubah menjadi serius, mereka semua tampak siaga untuk semua kemungkinan yang akan terjadi.

"Oh Tuhan, itu dia, kita menemukannya," Bisik Ron.

"Pakai peralatan kalian, kita segera melakukan otopsi," Perintah Cedric.

Mereka semua mulai bekerja, mengangkut jasad keatas kapal lalu melakukan beberapa pemeriksaan dan catatan pada jasad.

"Usia kematiannya sudah satu minggu. Terdapat luka di kepala dan leher," Kata Cedric.

"Kita akan menguburkannya secara layak. Dan untuk si brengsek itu, dia harus mendapat hukuman paling berat," Kata Draco dengan nada dalam.

Setelah semuanya selesai, mereka kembali ke kepolisian. Keesokan harinya, berita ini tersebar di surat kabar. Pelaku diselidiki dan telah dinyatakan bersalah dan mendapat hukuman penjara seumur hidup.

Suasana berkabung benar-benar menyelimuti keluarga korban. Draco dan Harry menghadiri upacara pemakaman, seluruh anggota keluarga sangat berterimakasih kepada mereka. Namun sekarang mereka telah merelakannya dengan tulus. Dia sudah tenang dikeabadian.

🪔🪔🪔

2 bulan kemudian.

Sabtu
8:00 AM

"Untuk Harry, kau bertugas untuk menyelidiki penyelundupan-"

"Uhm jendral! Aku- aku ingin... Bisakah kau tugaskan aku untuk lalu lintas?"

"Kau serius? Bukankah kau sangat membenci pekerjaan itu? Kau bilang bahwa dirimu seperti tukang parkir yang mengatur kendaraan agar sesuai pada tempatnya."

Harry tersenyum canggung, "iya aku tau... Hanya saja aku merindukannya, aku tidak tau kenapa. Jadi kumohon."

"Baiklah baiklah, apapun yang kau mau," Pungkas Tom dan langsung keluar dari ruangan pembagian tugas.

"Yey!" Sorak Harry lalu keluar dari ruangan dengan semangat, bersiap-siap untuk menyambut dunia.

Ketika sedang menjalankan tugas...

"Bye manis, aku sangat senang ditilang olehmu."

Harry hanya memasang senyum paksa karena tidak pernah bosan untuk merasa ingin muntah ketika menghadapi pengemudi yang genit. Tapi sayangnya dia merindukan pekerjaan ini.

"Dia pikir aku tidak tau," Harry menghela nafas ketika melihat satu mobil yang sudah mengikuti kemanapun ia pergi sejak tadi pagi.

Harry memutuskan untuk menghampiri mobil penguntit tersebut. Harry langsung mengetuk kaca mobilnya sampai di pengemudi menampakkan wujudnya.

"Area ini dilarang parkir, karena kau sudah mematikan mesin mobil; kau harus dikenakan sanksi denda atau penjara selama satu bulan."

"Aku merindukanmu."

"Merindukan apa? Kita sudah tinggal satu atap. Dan apa yang kau lakukan daritadi?!"

"Kau tau bahwa hari ini aku cuti sayang."

"Jadi apa hubungannya denganku?"

"Aku tidak tahan jika harus berada di rumah sendirian tanpamu."

"Kalau begitu cari kegiatan lain tapi jangan mengikutiku Draco.'

"Aku harus mengikutimu! Aku tidak suka saat ada orang lain yang melihatmu dengan tatapan memuja dan nafsu," Kesal Draco.

"Dengar yah suamiku sayang, sebelum mendapatkan pekerjaan ini; kami sudah diajari dan dilatih untuk pertahanan diri dari kemungkinan bahaya paling besar. Bahkan kami juga harus bisa menghadapi iblis penghisap kebahagiaan yang tiba-tiba muncul dari langit. Kau paham?

"Tapi aku tetap akan mengikutimu. Bagaimana jika kau dihipnotis dan tiba-tiba di culik! Atau kau mengalami luka yang tidak terprediksi. Aku harus menjaga kulitmu tetap halus. Aku akan tetap memantau!"

"Draco kau terlalu lebay!" Harry memijit pelipisnya frustrasi.

"Itu semua karena aku mencintaimu sayang."

"Lebih baik kau pulang kerumah lalu minum kopi atau merawat rambut paripurnamu atau bersantai-santai hingga aku pulang kerumah," Harry mengusir Draco dengan tangannya.

"Baiklah, tapi aku tidak mau pulang begitu saja, harus ada jaminannya," Draco masih tetap bersikeras.

"Aku akan memasak makanan kesukaanmu," Harry menampilkan senyum paksa yang lebar.

"Masih belum cukup."

"Aku akan memasak makanan kesukaanmu dan kau bebas melakukan apapun padaku! Kau puas?!" Kata Harry yang sudah naik darah.

"Tawaran diterima, sampai jumpa love. Selamat bersenang-senang," Kata Draco dengan senyum puas sebelum pergi bersama mobilnya dari hadapan Harry.

Harry menghela nafas setelah memikirkan perkataannya barusan. Menebak-nebak apa yang akan dilakukan suami pucatnya itu pada dirinya nanti.

Minggu
4:00 AM

"Dra- Drayhh udah.. Aku capek."

"Kau bilang aku bisa melakukan apapun sayang."

"Tap- ahh Drayhh... Tapi"

"Nikmati saja."

Mereka sudah melakukan itu semalaman tetapi Draco masih tidak mau berhenti. Bahkan melihat wajah memohon Harry malah membuatnya bersemangat. Sedangkan Harry sudah merasakan badannya remuk dan pinggangnya hampir patah. Harry sudah tau bahwa dia tidak akan bangkit dari tempat tidur hari ini. Beruntung kantor kepolisian libur tiap akhir pekan.



🪔END🪔

Saia udah lama mau buat cerita tentang kepolisian karena terinspirasi dari Disney Zootopia. Tapi gak bisa buat karena belum menemukan ide kasusnya.

Beruntung saia menemukan lagu ini👇🏻
Kalo niat coba baca liriknya sampe habis. Keren soalnya:D

Note: Este=Pansy

Continue Reading

You'll Also Like

199K 9.8K 32
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
62K 4.6K 29
Love and Enemy hah? cinta dan musuh? Dua insan yang dipertemukan oleh alur SEMESTA.
54.2K 7K 44
Cerita tentang perjodohan konyol antara christian dan chika. mereka saling mengenal tapi tidak akrab, bahkan mereka tidak saling sapa, jangankan sali...
492K 49.4K 38
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...