Secreto | NamJin ✓

By christalalice

59.4K 7.4K 1.3K

"Selamat," Daniel tersenyum lebar kepada Namjoon dan juga Seokjin. "Akhirnya kalian menikah." More

Part 1 : Keep My Eyes on You
Part 2 : I Do
Part 3 : Undercover
Part 4 : Dreamland
Part 5 : Problem
Part 6 : Who
Part 7 : Liar
Part 8 : Everything Has Changed
Part 9 : Take the Bait
Part 10 : I'm Sorry
Part 11 : The Cover was Blown
Part 12 : Stand by You
Part 13 : Hurt Road
Part 14 : Blue
Part 16 : The Truth
Part 17 : Bittersweet
Part 18 : Chaotic
Part 19 : The End of The Secret

Part 15 : Wild

2.4K 331 20
By christalalice

Namjoon selalu ingin memperlakukan Seokjin dengan manis dan lembut. Seperti mengajak pemuda itu liburan ke pantai, atau mengajaknya makan malam di restoran yang mewah. Membawa pemuda itu menjauh dari semua rutinitas mereka sebagai agen rahasia, dan menikmati kehidupan seperti orang normal pada umumnya. Namun kenyataannya...

Dia melepaskan pakaian pemuda itu dengan tidak sabar dan mencampakkannya asal-asalan.

Dan Seokjin melakukan hal yang sama kepadanya... jadi, itu cukup adil.

Seokjin melemparkan kemeja Namjoon ke seberang ruangan saat pemuda itu menarik kepalanya dan menciumnya. Dia tidak peduli kemana perginya semua pakaian mereka. Untuk saat ini, Seokjin hanya ingin semua benda itu lenyap.

Seokjin menendang lepas sepatunya sendiri. Lalu, Namjoon melepaskan celana jinsnya. Dan yeah, mungkin Namjoon akan bersikap lembut lain kali.

Namjoon mengangkat tubuh Seokjin dan membawanya ke kamar tidur pemuda itu saat bibir mereka memagut satu sama lain dengan liar. Saat itu, Namjoon tidak bisa berhenti bertanya dalam benaknya...

Mengapa Seokjin bisa membuatnya begitu gila? Apa yang dimiliki pemuda itu hingga selalu mampu membuat paru-parunya kehabisan udara dan membuat akal sehatnya lenyap?

Membiarkan Seokjin menghadapi bahaya itu sendirian? Tidak, Namjoon tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi. Tidak akan pernah. Dia sudah jatuh cinta pada Seokjin sejak pertama kali mereka berdua bertemu. Tergila-gila pada pemuda itu. Sejenak, Namjoon melepaskan ciuman mereka untuk menatap sepasang mata Seokjin yang cantik dan dia sadar bahwa seluruh dunianya telah dipenuhi sosok pemuda itu.

Namjoon rela melakukan apa saja untuk melindunginya dan siap membunuh ancaman apa pun yang mungkin akan menyakiti Seokjin. Dan ya, Seokjin selalu mampu menembus dinding pertahanan yang Namjoon bangun dalam dirinya dan membuatnya mengeluarkan sisi baik maupun sisi buruknya.

Sekarang, dia telah berada di kamar tidur pemuda itu. Sudah sejak lama Namjoon mendambakan Seokjin dan bermimpi untuk berada di atas tempat tidurnya. Dia sudah tahu setiap inci rumah Seokjin, hanya saja dia tidak pernah masuk ke kamar tidur pemuda itu sebelumnya.

Dan sekarang, Namjoon telah berada di tempat yang dia mimpikan bersama seseorang yang sejak dulu dia dambakan.

Namjoon menurunkan Seokjin di sana dan dia menarik napas dalam-dalam, mencoba untuk mengendalikan dirinya. Tetapi─

Seokjin mendorong pundak Namjoon, hingga pemuda itu rebah di atas kasur dan Seokjin duduk di atas perutnya.

Lalu, Seokjin menyeringai.

Yeah, sial, itu adalah jenis seringain yang licik dan menggoda.

Seokjin melingkarkan jari-jarinya di sekitar kemaluan Namjoon yang telah sepenuhnya tegak dan siap untuknya. Dan ketika Seokjin mencondongkan tubuhnya ke depan dan meletakkan mulutnya di kejantanan Namjoon─

Setiap otot di tubuh Namjoon seakan terkunci. Lalu, Seokjin mulai mengulumnya dan membelainya─mengisapnya dengan sangat hati-hati. Semua ini bisa selesai dengan sangat cepat jika Seokjin memperlakukannya seperti ini dan Namjoon tidak akan membiarkannya. Seokjin bisa menggodanya dengan cara seperti ini lain kali.

Namjoon menarik Seokjin dan mendorong pemuda itu ke atas kasurnya yang lembut. Dia meraup bibir Seokjin dengan rakus sementara jari-jarinya mulai menyelinap ke selubung keintiman Seokjin di bawah sana, memberinya perhatian yang sama. Seokjin menyelipkan jari-jarinya ke helaian rambut Namjoon dan menarik pemuda itu semakin dekat padanya, dan melengkungkan punggungnya hingga tidak ada jarak di antara tubuh mereka.

Ciuman Namjoon bergeser turun. Dia mengambil waktu untuk memberikan ciuman ke perut Seokjin lalu ke bawah hingga sampai ke pangkal pahanya.

"Namjoon... jangan mempermainkanku." Desis Seokjin di sela-sela ciuman mereka.

Namjoon hanya menanggapi dengan balas menyeringai. Dia bisa merasakan deru napas Seokjin yang tak beraturan. Lantas, tangan Namjoon melingkari pinggang pemuda itu dan menyapukan lidahnya di kejantanan Seokjin. Seokjin meremas helaian rambut Namjoon semakin kuat dan setiap usapan bibir Namjoon di bawah sana membuat Seokjin semakin lemah.

Seokjin sudah basah dan siap, dan geraman seksi Namjoon memberikan getaran sensual ke sekujur tubuhnya.

Sudah cukup.

Namjoon mencengkeram kedua pergelangan tangan Seokjin ke atas ketika dia mulai menyelipkan ujung kejantanannya yang keras di antara selubung keintiman Seokjin. Saat itu, Seokjin menahan napas dan melingkarkan kakinya ke pinggang Namjoon. Dia semakin menekuk pinggulnya, membuat kejantanan Namjoon masuk semakin dalam dan membuat hasrat mereka semakin liar. Tubuh mereka dibasahi keringat dan menggesek satu sama lain dengan sensual.

"Setelah semua ini selesai, aku tidak akan pernah melepaskanmu." Bisik Namjoon di telinga Seokjin yang sensitif. Lalu dia menggigit kecil daun telinga Seokjin, meninggalkan jejak kemerahan di sana.

Embusan napas yang tak beraturan keluar dari paru-paru mereka dengan parau dan terengah ketika dorongan itu semakin intens. Keduanya bertambah basah dan semakin bergairah, dan tak ada lagi suara selain suara gesekan tubuh mereka yang menyatu.

Namjoon membebaskan kedua tangan Seokjin dan berganti meraih tengkuk pemuda itu. Menciumnya untuk kesekian kali ketika dia menghentak kejantanannya semakin dalam dan keras. Seokjin dengan kepayahan bertumpu pada bahu Namjoon yang kokoh dan lebar.

Namjoon tidak melambatkan temponya. Napas Seokjin menderu lebih cepat dan dia terus menerus menggumamkan nama Namjoon dalam setiap erangannya. Namjoon bisa merasakan seksnya berkontraksi. Getaran yang kuat itu mengirim Namjoon dan Seokjin menuju pelepasan mereka. Orgasme Seokjin meledak dan memancing jeritan parau.

Jantung Namjoon bergemuruh dengan keras di dalam dadanya. Napas mereka menyapu satu sama lain ketika Namjoon menekankan keningnya pada kening Seokjin.

Seokjin memejamkan matanya ketika dia berusaha mengatur napasnya. Namjoon bisa melihat bibir Seokjin yang merah dan bengkak karena Namjoon tak henti-hentinya menciumnya.

Setelah beberapa detik yang tertangguhkan, bulu mata Seokjin terangkat, dan matanya yang cantik menatap lurus ke dalam mata Namjoon. "Katakan sekali lagi," Perintah Seokjin dengan suara yang serak dan seksi.

Namjoon tahu apa yang Seokjin maksud. "Aku mencintaimu."

Pemuda itu masih berada di dalam dirinya. Tubuh Seokjin bergetar ketika dia kembali merasakan kejantanan Namjoon yang menegang. "Lagi..." Desah Seokjin.

Namjoon menunduk ke arah leher Seokjin dan membubuhkan ciuman di sana. Kemudian, Namjoon menghentak masuk kejantanannya lagi. "Aku mencintaimu."

Seokjin mengerangkan namanya dalam setiap dorongan yang dia berikan.

Saat ini, yang mereka rasakan hanyalah nafsu yang membara yang mencabik-cabik keduanya bersama dengan kebutuhan yang harus dipuaskan.

Lalu mereka berguling hingga Seokjin berada di atas tubuh Namjoon lagi.

"Kau milikku." Tukas Namjoon dengan geraman yang kasar.

Di atas sana, Seokjin sedikit membungkuk dan menggigit bibir bawahnya. Membuat Namjoon tergoda dan ingin menggigitnya juga.

Namjoon meraih tangan Seokjin dan mencium jari-jari pemuda itu dan menggigitnya kecil. "Kau adalah milikku," kata Namjoon lagi. "Ingat itu." Ya, karena dia bukan tipe bajingan yang tidak beradab. Atau setidaknya, dia tidak pernah mengatakan hal itu pada siapa pun kecuali pada Seokjin.

.

.

.

"Kalian tidak bisa menahanku di sini." Dennis Oh memamerkan senyuman mengejek pada Hoseok dan Taehyung. "Aku tidak melanggar hukum apa pun. Hanya karena sesuatu terjadi di Pulau itu, bukan berarti kalian bisa memperlakukanku seperti ini."

Mereka telah berada di salah satu gedung federal yang berada di Australia. Hoseok melirik ke arah Dennis yang duduk begitu santai di belakang meja interogasi. Sejak awal, Dennis telah bersikap kooperatif sampai sekitar sepuluh menit lalu gelagat pria itu mulai berubah.

Hoseok tahu Dennis sedang menyusun sebuah rencana. Dan dia harus mencari tahu tentang hal itu.

"Di mana yang lainnya?" Dennis mengetuk-ngetukkan jarinya di atas meja dengan bosan. "Erlan? Ke mana dia pergi?" Dia membenahi posisi duduknya menjadi tegak, lalu menoleh ke arah pintu di belakangnya yang tertutup. "Apakah dia juga berada di salah satu ruangan di gedung ini? Apakah ada lebih banyak agen yang menginterogasinya?"

"Jangan pikirkan siapa pun kecuali dirimu sendiri," Taehyung memperingatinya.

"Yeah, tapi begitulah caraku menjalankan misi." Dennis memiringkan kepalanya dan dengan gerakan lambat memerhatikan Taehyung dari atas hingga ke bawah. "Menarik."

Taehyung hanya mengangkat sebelah alisnya.

"Dengar, orang ini..." Dennis menunjuk ke arah Hoseok. "Aku tahu bahwa dia adalah seorang mantan penembak jitu dalam satuan militer."

Hoseok hanya menatapnya malas. Dennis pikir, dirinya akan terkesan mendengar hal itu?

"Tapi kau..." Dennis mengangguk ke arah Taehyung. "Tidak ada informasi apa pun yang kutemukan tentang dirimu." Katanya dengan tatapan menilai.

Taehyung tersenyum mengejek, "Kau pikir, kau tahu segalanya?" Tanya Taehyung.

Dennis terkekeh. Suara kekehan yang terdengar menyebalkan. "Sebelumnya, aku juga bekerja untuk agen federal. Hanya beberapa tahun. Pemerintah membutuhkan keahlian khusus yang kumiliki. Dan ketika pemerintah berhutang padaku, kau akan terkejut dengan cara apa mereka membayarnya. Terkadang, mereka menjual rahasia-rahasia mereka kepadaku."

Hoseok sangat tidak mood untuk menanggapi semua omong kososng itu. "Jika kau ingin mengatakan sesuatu, katakan sekarang juga. Berhentilah membuang-buang waktu semua orang."

"Bukankah aku baru saja menjawab semua pertanyaan yang kalian ajukan?" Dennis bangkit berdiri. "Mengingat tidak satu pun dari kalian yang berstatus sebagai polisi atau FBI atau agen resmi pemerintahan, kupikir aku berhak untuk pergi sekarang juga." Air mukanya berubah menjadi tegang. "Kalian tidak berhak mengintimidasiku. Aku sudah bersikap kooperatif sejak awal. Aku bahkan tidak memanggil pengacaraku untuk menuntut kalian semua, tapi bukan berarti aku adalah orang yang baik. Jadi, hentikan semua ini dan jangan menguji kesabaranku lebih dari ini."

Taehyung melirik ke arah Hoseok. "Dia memang bukan orang baik."

Hoseok mengangguk. "Yeah, tentu saja bukan. Kurasa, sikapnya saat ini malah membuatnya terlihat jauh lebih buruk." Balas Hoseok

"Kalian tidak bisa terus menerus menahanku di sini!" Geram Dennis.

"Pablo tewas. Seseorang menyusup masuk ke dalam rumahnya, meretas semua sistim keamanannya yang tinggi─"

"Dan itu bukanlah sistim keamanan milik ISS,"sela Taehyung pada Hoseok.

Hoseok mengangguk dan matanya menyipit ke arah Dennis. "Kau tahu tentang hal itu. Seseorang berhasil melewati sistim keamanan Pablo dan kemudian membunuhnya."

Dennis menelan ludah. "Aku tidak tahu tentang itu. Kau tidak mengatakan apa-apa sebelumnya."

"Dia baru saja mengatakannya," balas Taehyung. "Seorang pria yang kau katakan ingin menjual pulaunya kepadamu baru saja tewas. Tewas tepat setelah dia megatur semua rencana agar kau dan Seokjin berada di pulau yang sama."

"Sangat mencurigakan." Gumam Hoseok.

"Benar sekali." Taehyung menyilangkan tangannya di depan dada.

"Aku sedang dijebak!" Dennis mengecam. "Seseorang menjebakku sehingga aku tampak seperti seorang bajingan yang menginginkan Seokjin untuk mati!"

"Ya, tapi... mari kita ingat-ingat tentang skenario ini." Hoseok bersandar ke dinding di belakangnya. "Tim-ku pada awalnya pergi ke Pulau Kokomo karena adanya kasus penculikan. Tugas kami adalah untuk menemukan para penculik itu. Untuk menghentikan mereka. Dokter Hyun Bin sudah mati. Flynn telah ditahan. Tidak ada lagi penculiknya."

Dennis diam. Menunggu.

Oh, pria itu ingin mendengar lebih banyak? Baiklah. "Pablo ingin kasus penculikan itu diselidiki oleh tim yang cermat. Atau setidaknya, itulah yang dia katakan kepada bos kami. Jika dua kasus penculikan sebelumnya tidak terjadi, maka Pablo tidak akan mnghubungi ISS dan Seokjin tidak akan pernah ditugaskan ke pulau itu. Saat aku bertanya pada bos-ku, aku mengetahui bahwa Pablo secara khusus meminta agar Seokjin yang ditugaskan ke sana. Pablo mengatakan bahwa dia telah mendengar banyak hal tentang prestasi Seokjin, dan karena alasan itu dia menginginkan Seokjin untuk menangani kasus penculikan tersebut."

Dennis menggedikkan bahu. "Aku tidak mengerti apa kaitannya dengan─"

"Seseorang telah mengatur semua skenario ini," Taehyung menduga. Dia jelas akan menghubungkan titik-titik itu seperti yang dilakukan Hoseok.

Hoseok mengangguk. "Benar. Kasus penculikan itu adalah sebuah umpan. Semua itu sudah di atur sedemikian rupa hingga Seokjin datang ke pulau itu. Orang yang merencanakan semua itu bahkan bersedia menunggu untuk mendapatkannya. Dia menginginkan Seokjin berada di sana. Tapi..." Hoseok menghela napas panjang. "Ada beberapa hal yang tidak kumengerti."

"Aku pikir, ada banyak hal yang tidak kau mengerti." Cetus Dennis dengan kasar.

Hoseok hanya mengabaikannya dan terus berbicara. "Si pelaku yang merencanakan semua ini, dia tahu bahwa Seokjin bekerja untuk ISS. Jelas sekali. Dan jika dia tahu tentang hal itu, maka dia akan mencari tahu di mana Seokjin tinggal. Si pelaku bisa saja menargetkannya dengan mudah. Hanya saja, dia ingin melakukannya dengan cara yang berbeda sehingga dia menyiapkan semua kasus penculikan itu di Pulau Kokomo dan menggiring Seokjin untuk datang ke sana."

Dennis terdiam.

"Apa perbedaan di antara semua ketiga kasus penculikan itu?" Hoseok merenung, berpikir keras dan juga mencoba untuk mendorong pertahanan diri Dennis.

"Aku tidak tahu!" Bentak Dennis. "Aku tidak berada di sana untuk menyakiti mereka. Aku sudah tiba di sana lebih dulu sebelum Seokjin dan rekan bajingannya itu tiba."

Mendengar hal itu, Hoseok menegang. Sial, oh, sial.

"Aku telah membaca laporan tentang kasus-kasus itu," kata Taehyung. "Untuk kasus penculikan pertama, Kim Hyuna kembali dengan selamat karena suaminya membayar uang tebusan yang diminta oleh si pelaku."

Benar. Sebelumnya, Hoseok pun telah bertanya mengenai hal itu kepada Erlan dan Erlan menjawab bahwa suami Hyuna rela melakukan apa saja untuk mendapatkan istrinya kembali.

"Lalu penculikan kedua, Chae Hyungwon ditemukan tewas karena suaminya tidak membayar uang tebusan yang diminta. Benar-benar bajingan egois."

Erlan juga telah memberitahu Hoseok tentang hal itu, dan pemuda itu berkata bahwa suami Hyungwon malah membual bahwa dia bisa mendapatkan pasangan yang baru dengan harga yang lebih murah daripada memberikan uang tebusan yang diminta.

Lalu pada kasus Seokjin...

Namjoon sudah merasa putus asa. Dan itu bukanlah bagian dari peran yang mereka mainkan karena mereka harus berpura-pura menjadi sepasang kekasih di pulau itu. Tetapi, lebih dari itu. Namjoon rela melakukan apa saja untuk mendapatkan Seokjin kembali. Bahkan Namjoon meminta paksa untuk mendapatkan akses kapal agar dia bisa mencari Seokjin. Dan ketika Namjoon menemukan bahwa kapal yang ditumpangi Seokjin telah hancur berkeping-keping, Hoseok bersumpah bahwa saat itu dia bisa melihat pertahanan diri Namjoon yang hancur.

Hoseok dan Erlan ada di sana untuk melihat reaksi pemuda itu.

"Ini tentang menyakiti mereka," kata Hoseok menyadari. Dia mendongak untuk menatap Taehyung. "Pasangan mereka─suami Hyuna sangat mencintai istrinya, sementara Hyungwon... suaminya adalah seorang bajingan."

Taehyung balas menatapnya, "Aku tidak mengerti."

Hoseok menghela napas. "Dengar, para penculik itu bisa melihat siapa yang benar-benar peduli. Saat pasangan mereka diculik, para suami akan menunjukkan reaksi apakah mereka mencintai pasangannya atau tidak. Itu semacam ujian. Sebuah ujian untuk membuktikan siapa yang lebih peduli."

"Satu orang lolos dalam ujian itu, lalu yang gagal?" Taehyung mengernyit.

"Coba pikirkan, bisa jadi kasus penculikan itu adalah sebuah tes bagi para si pelaku? Sebuah latihan." ujar Hoseok. "Pulau itu adalah tempat yang sempurna─sangat terisolasi. Mereka menculik Hyuna dan Hyungwon untuk menyempurnakan serangan mereka."

"Untuk menyempurnakan latihan mereka." Taehyung mengoreksi.

Benar.

"Yeah, teori itu benar-benar menarik, tapi aku akan pergi─" Dennis mengumumkan.

"Kau terlihat tidak peduli," tembak Hoseok.

Dennis mengernyit, "Maaf?"

"Kau sama seperti suami Chae Hyungwon. Kau gagal dalam tes ini."

Dennis mengerjap.

Hoseok berdiri tegak dan melangkah mendekatinya, "Si pelaku mengetahui tentang dirimu dan Seokjin. Dia tahu tentang masa lalumu. Mungkin dia mengira bahwa kau mencintai Seokjin. Dan mungkin dia juga mengira bahwa Seokjin mencintaimu. Jadi, dia mencoba membuat tes untuk ide itu. Dia membawa kalian berdua ke pulau itu, dan si pelaku menculik Seokjin. Tapi kau sama sekali tidak peduli."

"Hei!" Dennis membentak. "Aku benar-benar peduli padanya. Maksudku, kita semua menunjukkan emosi dengan cara yang berbeda dan─"

"Namjoon," Taehyung memotong. "Dia terlihat sangat hancur."

Hoseok mengangguk. "Jika hal itu berkaitan dengan Seokjin, Namjoon tidak akan bisa lagi menggunakan akal sehatnya. Emosi akan menguasainya."

Taehyung meringis. "Jadi siapa pun yang mengawasi mereka berdua akan tahu bahwa Namjoon mencintai Seokjin."

Dennis tertawa sarkastik, "Masa bodo. Jika bajingan itu mencintai Seokjin. Bukan berarti Seokjin akan mencintainya juga. Seokjin tidak akan mencintai siapa pun. Hati pemuda itu sedingin es. Kau tahu, kupikir dulu dia mencintaiku, tapi ternyata─"

Hoseok dan Taehyung sama-sama mengabaikannya.

Namun sedetik kemudian, Taehyung menyadari sesuatu. Si pelaku ingin mengetahui siapa yang mencintai Seokjin.

"Dan siapa yang dia cintai." Gumamnya. Karena nalurinya berteriak bahwa inilah alasan mereka semua ditarik ke pulau itu. Si pelaku ingin menyakiti Seokjin dan satu-satunya cara untuk melakukannya...

Ini bukanlah tentang kematian. Bagi si pelaku, kematian terlalu mudah. Si pelaku mungkin tahu bahwa Seokjin akan selamat dari jebakan apa pun. Dengan masa lalunya, Seokjin siap menghadapi ancaman apa pun.

Tidak, ini bukan tentang membunuh Seokjin.

Ini tentang menyakitinya. Membuat Seokjin lepas kendali. Dan cara yang tepat untuk melakukannya adalah─

Melukai satu-satunya orang yang Seokjin cintai.

Tapi, si pelaku tidak tahu siapa orang itu. Tidak sampai ketika mereka tiba di Pulau Kokomo. Oke, tentu semua ini hanyalah dugaannya. Pemikiran itu bisa saja salah.

Tapi, bagaimana jika tidak? Dan seandainya apa yang dia pikirkan memang benar, maka target selanjutnya bukanlah Seokjin.

Melainkan Namjoon.

Terdengar ketukan yang tajam di depan pintu. Sesaat kemudian, pintu itu terbuka dan Taehyung melihat sosok Jungkook berdiri di sana dengan wajah kaku. "Kita punya masalah," kata Jungkook datar.

Hoseok menggelengkan kepala, "Tidak Jungkook, jangan katakan─"

"Erlan Yoon telah menghilang."

"Apa?" Hoseok telah menginterogasi Erlan tepat setelah mereka tiba di Australia, tapi kemudian─

Berengsek. Setelahnya, otoritas setempat berkata bahwa mereka perlu menginterogasi Erlan juga.

"Para polisi itu kehilangan dia." Rasa jijik tampak jelas di wajah Jungkook. "Pemuda itu telah menyelinap pergi, dan orang-orang bodoh itu tidak segera memberitahuku."

"Sudah berapa lama dia menghilang?" Mungkin, pemuda itu masih berada─

"Sekitar lima jam."

Oh, sial. Erlan bisa melarikan diri ke mana saja dalam waktu lima jam. Dan itu sangat buruk.

.

.

.

To Be Continued

20:43

Sunday, 23/05/2021

Okay, sekitar 3 atau 4 part lagi Secreto akan tamat :'D

Info:

Open PO fanbook Purgatory, Cape Fear dan After Moonlight sudah dibuka hingga tanggal 12 Juni 2021. Link pemesanan bisa di cek di bio wattpad saya.

Thank you!

[twitter: christal_alice]

Continue Reading

You'll Also Like

45.7K 3.1K 42
Siapapun yang menyakiti orang terdekatku akan merasakan dekatnya kematian. -freya Ini Hanya Fiksi Jangan Dibawah Kedunia Nyata JADWAL UP (SEBISANYA D...
5.6K 613 25
Namjoon akan melakukan apa pun agar Seokjin berada di sisinya. DISCLAIMER: • BTS Fanfiction [Namjin] • Multiple chapters • Posting (at AO3): 02/09/20...
15.6K 632 17
Yoongi mafia possesive bertemu dengan pria cantik bernama jimin,,yoongi jatuh cinta dan akhirnya memutuskan untuk menyulik jimin
108K 401 4
collection of short stories