Devil Boyfriend [✔]

By jeongmery14

1.2M 116K 17.4K

Dira tidak tau kalau menyatakan perasaan pada Jeno, sama dengan dia yang menyerahkan diri secara langsung ke... More

Prolog
hai hellooo
Devil Boyfriend - Trailer Short Version
Adira Giavany
Arjeno Aldivaro
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51
Chapter 52
Chapter 53
Chapter 54
Chapter 55
Chapter 56
Chapter 57
Chapter 58
Chapter 59
Chapter 60 - END
Q & A
KABAR BAHAGIA
VOTE COVER
BLURB + INFO PO
OPEN PO

Chapter 38

12.8K 1.6K 382
By jeongmery14

Follow dulu bun..

Jam berapa kalian baca cerita ini?

Spam komen disetiap paragraf😎🔥

Share cerita ini ke temen kalian, keluarga, atau siapa aja yang penting manusia🌚

Udah?

Happy reading semua!


"Kalian pasti udah tau aturan permainan ini, yang ditunjuk sama botolnya harus pilih truth or dare."

Ada sebelas orang yang ikut dalam permainan ini, mereka duduk melingkari meja bundar yang diatasnya terdapat botol bir kosong.

Dira melirik kecil ke arah dua orang tadi, Tiara tak lagi duduk di pangkuan Jeno melainkan duduk di samping cowok itu. Masi menempel, seperti yang dikatakan Xiyeon---sudah seperti perangko.

"Minum."

Satu gelas jus mangga disondorkan pada Dira membuat cewek itu memutuskan pandangan dari mereka. Melihat Mark duduk kembali di sampingnya setelah mengambil jus untuknya.

Dira meraih jus itu, "makasi."

Mark mengangguk seraya melepas jaket, lantas menaruhnya dipangkuan Dira. "Pakek, disini dingin."

"Hng? Kak Mark sendiri gak kedinginan?" tanya Dira.

"Dah biasa," ujar Mark menyugar rambutnya santai. "Sekarang lo yang pakai. Ngapain juga pakai baju modelan gini malem-malem, gue tebak bukan lo yang milih."

"Kak Xiyeon yang milihin," balas Dira sambil mengenakan jaket biru Mark.

Cowok blasteran itu mendecak. "Pantes."

"Gue duluan yang muter botolnya." Suara Nancy mengalihkan perhatian mereka untuk memulai permainan.

Dira masih sempatnya melirik ke arah Jeno, dan yah... seperti biasa cowok itu hanya menatap diam.


Dira memegang erat gelas jusnya, mengalihkan pandangan ke Nancy yang sudah memutar botol bir kosong. Mereka semua memperhatikan botol itu dan dia berharap tak menunjuknya sebagai orang pertama. Suasana tiba-tiba sedikit menegangkan, menunggu detik demi detik bir itu menunjuk...

"YESSS!! LO KENA!!" Nancy berseru kencang menunjuk seorang cowok duduk diseberangnya.

Jihoon yang sedang makan snack langsung terbatuk kaget akibat suara cempreng Nancy mengudara sambil menunjuk dirinya.

"Truth or dare?" tanya Nancy cepat.

Jihoon mendecak. "Sialan banget, kenapa gue yang pertama kena."

"Aelah cepetan Ji, gue udah gak sabar nih ngeliat lo menderita," celetuk Hyunjin terkekeh.

Mereka semua terbahak, kecuali Dira. Cewek itu cuma diam menyimak mereka sedari tadi.

"Truth," kata Jihoon.

"Aelah cupu lo, masak milih truth," ejek Shotaro.

Jihoon mendelik. "Serah gue lah, mulut-mulut gua."

"Oke-oke santai, baru juga mulai udah bacot gini. Lanjut Cy," sela Xiyeon.

"Kebiasaan lo ngompol di celana masih sampai sekarang atau gak?!" tanya Nancy tersenyum miring.

Wajah Jihoon tiba-tiba bersemu merah, bukan blushing tapi lebih terlihat malu akan pertanyaan Nancy barusan.

"Wah, wah, lo mau ngeledek gua?" tanya Jihoon balik dengan nada sedikit meninggi.

"Gue nanya, kebiasaan lo masih ngompol di celana udah hilang atau belum?" ulang Nancy dengan senyum tersungging.

"Ayoloh Jihoon."

"Masih suka ngompol ya lo."

"Pantes cewek-cewek pada lari kalau lo datengin, bau pesing sih."

Jihoon mendengus. "Enggak lah njing! Gue gak suka ngompol di celana lagi!"

Tawa mereka pecah seketika, raut wajah Jihoon sudah amat kesal dipadukan dengan rasa malu jika sudah membahas kebiasaannya yang masih suka ngompol sampai kelas 2 SMP.

Xiyeon berdehem, "lanjut guys... Ji lo yang sekarang puter botolnya."

Masih dengan raut wajah masam, Jihoon memutar botol bir kosong itu. Dan ... kembali berhenti.

"Heejin cewek gue!" celetuk Hyunjin menegakkan badannya.

Heejin menatap tajam Hyunjin, "gue gampar juga mulut lo tuh."

"Truth or Dare, Hee?" tanya Jihoon.

"Truth lah," jawab Heejin cepat.

"Tsk. Gak asik, lo kan orangnya selalu jujur, sesekali dare kek biar seru," kata Jinyoung meminum kaleng soda dinginnya.

"Gak mau wlee," ujar Heejin memeletkan lidah. "Lo semua gak ngotak kalau ngasi tantangan, mending gue pilih truth biar aman."

"Oke, gue tanya sama lo nih," ucap Jihoon menarik seringainya. "Siapa cowok yang lo suka sekarang?"

Skakmat. Heejin langsung membatu, melihat itu mereka menjerit heboh entah kenapa. Dira tak mengerti.

"Jangan bilang lo masih suka sama yang dulu??!" histeris Xiyeon menutup mulutnya dramatis.

"Jawab dong Hee, aelah kalo lo diam berarti ya!" timpal Nancy gregetan.

Karina menghela napas, menutup kedua telinganya yang berdengung akibat suara mereka yang seperti menyaingi toa masjid. Sedangkan Dira yang merasa ditatap langsung menoleh ke samping, mendapati Mark yang tersentak setelah keciduk sedang memandang cewek itu.

"Kenapa?" tanya Dira mengernyit.

"Lo mau selesai ikut permainan ini?"

Dira diam sebentar kemudian kembali berbicara. "Tunggu bentar lagi, baru juga mulai."

Mark mengangguk, balik memperhatikan permainan.

"Ayolah ini cuma permainan," kata Xiyeon mendesak.

Heejin menghela napas, menatap Tiara yang tersenyum simpul ke arahnya.

"Tsk, gue gak enak," ujar Heejin.

"Yeee... lo milih truth, ya harus jawab dong," kata Jihoon membuat Heejin melirik sinis ke arah cowok itu, Jihoon sendiri tetap menyeringai senang.

"Heejin sayang, kenapa gak jawab kalau lo suka gue!?" celetuk Hyunjin. "Dengan lo diam aja kalau masih suka sama yang dulu, jawabannya adalah iya! Parah, lo suka orang yang pawangnya udah dua."

Heejin mengulum bibirnya ke dalam, menggeram sesaat pada Hyunjin sebelum menatap Jeno dan Tiara.

"Santai aja," ujar Tiara tersenyum.

Heejin menghela napas panjang lalu berkata. "Ya gue masih suka dia. Jeno."

Seketika Dira tersedak salivanya sendiri, menatap tidak percaya Heejin kemudian beralih ke Jeno. Cowok itu santai menghidupkan rokok seolah tak terganggu dengan ucapan Heejin. Sedangkan Tiara, cewek itu masih tersenyum seperti biasa.

"Sorry Tir," ucap Heejin. "Tapi sedikit kok, gak kayak dulu. Lo tenang aja, gue gak bakal ngerusak hubungan kalian."

Tiara mengangguk kecil. "Gue percaya, gak kayak orang itu," ujar Tiara setelah meminum kaleng soda dengan mata melirik ke arah seseorang yang Dira yakini adalah dirinya.

"Heejin lo sekarang puter botolnya," celetuk Nancy saat suasana mendadak senyap diantara mereka.

Heejin mengangguk, memutar botol bir itu hingga berhenti menunjuk Jinyoung. Jinyoung membulatkan matanya kecil, menghisap rokok terakhirnya sebelum dimatikan diatas asbak.

"Truth or dare?" tanya Heejin.

"Dare lah, masak truth." Bukan Jinyoung tapi Hyunjin yang menjawab.

"Masak bos gue pilih truth, cowok fuck boy tukang bohong gini jujur? Tsk, tidur di kuburan sono," lanjut cowok dengan mata tajam itu.

Jinyoung terkekeh, "dare."

"Peluk orang yang gak lo kenal," tantang Heejin memainkan alisnya.

"Yaelah lo ngasi tantangan yang gampang banget ke Jinyoung," ujar Karina memangku dagu dengan satu tangannya.

Jinyoung sendiri hanya menyeringai, berdiri dari duduknya lalu menatap sekilas Jeno. "Pinjem bentar," gumamnya.

Alis Jeno naik sebelah, matanya mengikuti langkah Jinyoung seperti teman-temannya yang lain, dan dengan sekejap kaleng bir yang masih belum terbuka itu sedikit penyok digenggaman Jeno saat Jinyoung berhenti di depan orang yang ingin di peluknya.

"Dira."

"Hm?" Dira menoleh dan detik selanjutnya membulatkan mata terkejut bersamaan dengan pekikan heboh teman-teman Jeno.

Jinyoung memeluknya sebentar karena Mark langsung mendorong cowok itu menjauh. Dira masih terpaku tak berkutik menerima serangan tiba-tiba dari Jinyoung.

"Ngapain lo main peluk bangsat!" umpat Mark.

Jinyoung mengedikkan bahunya santai, "cuma permainan dan tantangannya meluk orang yang gak gue kenal. Dira gak gue kenal, tapi sekarang kayaknya kita bakal saling kenal."

Jinyong menunduk, menyesuaikan tingginya dengan Dira yang sedang duduk. Cowok itu tersenyum ke arahnya.

"Rambut lo wangi, gue suka," ucap Jinyoung lalu bertukar melihat Jeno dengan menyeringai.

Jeno sendiri melayangkan tatapan datar ke cowok itu, tak ada respon selain matanya yang menggambarkan hal itu. Suasana kembali hening diantara mereka, namun tak lama suara Tiara memecah keheningan tersebut.

"Hati-hati Ji, jangan terlalu ngegas nanti Dira ilfil kalau lo nyosor gitu," ucap Tiara terkekeh.

Jinyoung tersenyum, duduk kembali. "Gue puter botolnya."

Botol bir terkutuk itu berputar dan kembali berhenti. Tak berselang lama, ketakutannya terbukti. Dira meneguk ludah samar, mendongak melihat mereka serentak melayangkan pandangan ke arahnya.

"Kebetulan yang sangat menyenangkan." Jinyoung menyeringai senang.

"Lo jangan macem-macem," peringat Mark tajam.

"Santai Mark, lo udah kayak abang yang posesif ke adiknya aja," ujar Hyunjin disela hisapan rokoknya. "Atau pacar yang cemburuan."

"Jadi Dira... truth or dare?" tanya Jinyoung langsung. Matanya intens menilik gadis itu.

Dira meremas kecil dressnya, "truth."

Jinyoung mendesah kecewa yang dibuat-buat. "Kalau lo pilih dare, gue bisa minta lo peluk gue balik. Sayang banget 'kan?"

"Yee modus lo!" sentak Xiyeon jutek.

"Buruan Ji lo mau nanya apa ke dia? Gue harap itu bermutu," ujar Karina malas, ia mulai mengantuk.

Jinyoung tergelak, menoleh menatap Dira. Keadaan ranah sebelum cowok itu berkata, "Dira ... are you a virgin?"

Sunyi.

"Jinyoung anjing," desis Nancy melotot.

Jinyoung menaiki sebelah alisnya, "what? Gue cuma nanya tinggal jawab aja. Muka cewek polos lebih berbahaya dari muka tante-tante kayak lo."

"Kita selesai, ayo Dir," kata Mark menarik tangan Dira, ekspresi wajah cowok blasteran itu sudah amat menggambarkan kekesalannya.

"Ets Mark! Aturannya kalau semua udah dapet truth or dare baru boleh keluar, jangan jadi cupu gini lah. Ini tu cuma permainan, Dira yang dikasi pertanyaan kenapa lo yang marah?" Shotaro menimpali.

Mark menggeram. "Masalahnya pertanyaan Jinyoung gak sopan."

"Gak sopan gimana? Oh, atau..." Jinyoung yang mulanya memperhatikan Mark beralih ke Dira. "lo emang udah gak virgin?"

"Jaga cocot lo bangsat!" berang Mark. Kedua tangan cowok itu terkepal, gatal ingin menghajar bibir Jinyoung.

Jinyoung tertawa sinis, "jangan bilang lo udah pernah masukin dia?"

Suasana berubah menegangkan, Mark mengulum bibirnya kesal. Matanya beralih memandang Jeno, "sekarang lo cuma diem aja ngeliat semua oni?!? Cih, lo emang gak pantes buat dia."

"Maksud lo ngomong gitu apa ke Jeno?" balas Tiara tak suka. "Dia bukan siapa-siapanya lagi buat apa Jeno ngurusin cew--"

"Masih."

Sela Dira memotong cepat ucapan Tiara, setelah lama hanya diam tak bersuara akhirnya cewek itu berani membuka mulutnya. Dira meremas jaket Mark, menatap tersinggung Jinyoung yang masih menyeringai.

"I'm a virgin," ujar Dira datar. "Apa dengan jawaban aku itu bisa buat Kak Jinyoung puas?"

"Ya, gue puas sekaligus lega. Gue gak mau deketin jalang bekas orang lain," balas Jinyoung.

Dira terkekeh sinis, "mau deketin aku?"

"Kenapa gak?"

"Sayangnya aku gak minat di deketin sama cowok mulut brengsek."

Mereka menahan senyum sekaligus tawa akan jawaban Dira ke Jinyoung. Jinyoung sendiri mengeraskan rahang mendengar itu. Dira tak peduli, ia lanjut memutar bir kosong lalu berhenti menunjuk Hyunjin.

Hyunjin berdehem, mencondongkan sedikit badannya ke Dira yang tepat duduk di sampingnya.

"Gue pilih dare," kata Hyunjin lembut.

Dira melirik datar, moodnya sudah amat hancur saat ini.

"Apa tantangan lo buat gue?" tanya Hyunjin menarik satu sudut bibirnya.

"Pukul Jinyoung."

Jinyoung yang disebut namanya mendelik, sedangkan yang lainnya kembali menahan tawa.

Hyujin menyeringai, "sesuai keinginan lo sayang." Hyunjin beranjak cepat, melangkah mendekati Jinyoung.

"Seenggaknya ada orang yang mau mukul tu orang," sindir Mark keras seraya mengerling Jeno yang bersandar dengan wajah menghadap langit.

Suara pukulan dan umpatan terdengar setelah Hyunjin melakukan tantangan dari Dira. Karina terbahak sambil memvideokan aksi Hyunjin, Shotaro dan Jihoon santuy memakan snack, Xiyeon, Heejin dan Nancy tertawa keras.

Sebenarnya apa yang lucu? Tak ada. Dira melihat datar bagaimana Jinyoung mengusap bibirnya yang kini mengeluarkan darah---berkat pukulan Hyunjin tepat di bibir cowok itu. Hm, seperti yang diharapkannya.

"Setan lo! Mukul gue keras banget lagi," ringis Jinyoung pergi dari sana--- mengobati lukanya.

"Gue ikut!" Tanpa mendengar protesan teman-temannya, Heejin melengos pergi dari sana. Sebenarnya ingin kabur dari permainan sesat ini dengan alasan membantu mengobati Jinyoung.

"Jin cepetan puter botolnya!" ujar Karina.

Hyunjin melakukan hal yang sama seperti tadi, memutar botol itu lalu berhenti menunjuk seseorang.

"Yes akhirnya gue kena!" seru Xiyeon.

Nancy mengernyit, "dih malah seneng."

"Jelas lah, kan dia yang ngajuin buat mulai permainan ini. Dah pasti ada maunya kalau ditunjuk." Shotaro ikut nimbrung.

Xiyeong nyengir, "gue pilih dare."

"Bagus! Gue suka lo pilih dare." Hyunjin menampilkan smirknya, menyerahkan satu kaleng bir kehadapan Xiyeon. "Dare dari gue lo harus habisin bir ini dalam waktu satu menit."

Xiyeon sukses melotot, "buset! Lo mau buat gue mati keselek alkohol."

"Dare tetep dare babe."

Xiyeon mendecak, meraih kaleng bir itu lalu meneguknya pelan.

"Inget satu menit."

"Tenggorokan gue panes anjir! Gue gak kuat." Xiyeon terbatuk.

"Aelah tinggal setengah doang nih," kata Jihoon melihat kaleng bir Xiyeon.

"Gak! Pokoknya dare dari lo udah lesai," ucap Xiyeon.

"Curang lo mah!" ejek Shotaro.

"Heh upil kuda! Gue emang gak kuat kalau banyak-banyak minum ginian, lo mau gue masuk rumah sakit terus lo ngadep bokap gue heh," jawab Xiyeon galak.

Hyunjin terkekeh, "oke lo yang sekarang mulai."

Masih terbatuk kecil, Xiyeon memutar botol bir itu lalu berhenti menunjuk seseorang. Xiyeon tersenyum cerah, ini yang ia tunggu-tunggu. Menyeringai melihat Tiara yang belum menyadari kalau ia yang ditunjuk botol bir kosong itu, karena sedang berbisik dengan Jeno.

"Tiara!"

Cewek berambut agak kecoklatan itu tersentak, menoleh kembali ke arah mereka. Mengetahui kalau dirinya korban selanjutnya dari permainan ini.

"Khusus untuk lo! Dare or dare???"

Mereka semua berteriak heboh, menunggu jawaban Tiara yang sekarang tidak terima dengan ucapan Xiyeon barusan.

"Ayo dong, Tir. Lo kan selalu nerima tantangan di hidup lo, masa dare di permainan gak lo terima," ujar Hyunjin tersenyum miring.

Tiara memutar bola matanya malas. "Oke! Gak ada pilihan, udah pasti gue pilih dare! Puas lo semua??!"

Gelak tawa pecah seketika, sekarang mereka beralih menatap Xiyeon. Penasaran dengan tantangan cewek itu yang akan diberikan pada Tiara.

Xiyeon tersenyum menantang, "gue mau lo... cium Jeno di depan kita semua, di bibir bukan di pipi."

Detik itu juga, sorakan kesenangan sekali lagi mengudara memekikkan telinga. Wajah Tiara sendiri sudah merah malu mendengar tantangan Xiyeon. Lain dengan mereka yang sudah tak sabar menunggu kejadian itu, Nancy melarikan pandangannya pada Dira yang sedang meminum jusnya.

Tiara menoleh ke Jeno, tersenyum mengetahui cowok itu juga menatapnya.

"Let's start," ucap Tiara meraih pipi Jeno, mengelus pelan rahang tegas cowok itu kemudian mendekatkan wajahnya...

PRANGG!!!

Sebelum bibir mereka benar-benar menempel, suara benda pecah lebih dulu mengalihkan perhatian.

"Oh my gosh, Dira!" Xiyeon memekik dan mendelik. Gelas berisi jus Dira tiba-tiba jatuh.

"Astaga Dir, kenapa ceroboh banget sih!" Mark menarik Dira berdiri.

"Maaf, maaf," tutur Dira menatap mereka satu persatu lalu berhenti di Jeno-Tiara.

"Kaki lo kena gak?" tanya Karina menyelipkan sedikit helai rambutnya ke belakang telinga sambil memperhatikan kaki Dira.

"Kena tuh! Ngeluarin darah lagi, obatin dulu," ujar Xiyeon panik.

"Sakit gak Dir?" tanya Shotaro.

"Sakit lah goblok kena pecahan kaca, gak bertajuk banget pertanyaan lo," kesal Karina.

"Gak apa-apa Kak," kata Dira sesekali meringis.

"Gak apa gimana?! Kena pecahan kaca astagaaa, gue telpon Ryujin deh." Xiyeon cepat-cepat merogoh saku celana---meraih hapenya. "Mana sih ni orang."

"Gue ambil kotak p3k dulu," kata Mark berlari masuk ke dalam hotel.

Ribut dan rusuh. Itu yang menggambarkan suasana sekarang. Dira memejamkan mata sekilas. Xiyeon menelpon Ryujin dengan heboh sekaligus panik, Shotaro, Jihoon dan Karina adu bacot tentang lukanya, sedangkan Hyunjin tertawa melihat mereka. Hanya Nancy, Tiara dan Jeno yang terlihat biasa saja.

"Stop!" Sentak Dira membuat kegiatan mereka terhenti, manarik napas lalu menghembuskan pelan, Dira melirik mereka bergantian sebelum pergi dari sana tanpa mengatakan sepata kata pun.

Mereka mematung, dan baru tersadar saat punggung cewek itu sudah tak terlihat di mata.

"Ehh mau kemana?!"

"Gara-gara lo sih bau pesing jadinya kabur."

"Fuck you!"

"Kenapa darah warnanya merah?"

Bacotan gak ada kerjaan mereka kembali terdengar, Nancy memijit keningnya sekilas. Mendengus dengan senyum kecil di bibirnya, itu bukan kecelakaan. Tapi disengaja, ia tau karena memperhatikan sedari tadi. Dira sengaja menjatuhkan gelas itu saat Tiara akan mencium Jeno.

TBC.




ASIK NGEGANTUNG...




Jeno


Dira


Tiara


Mark


Hyunjin


Karina

Nancy

Heejin

Baejin (Jinyoung)

Jihoon

Continue Reading

You'll Also Like

1.3M 118K 64
Arsa itu ramah. Arsa itu hangat. Arsa itu lucu. Arsa itu punya banyak teman. Tapi itu dulu. Sekarang, Arsa itu dingin. Arsa itu pemarah. Arsa...
284K 19K 44
[TAMAT] Judul sebelumnya 'Possessive Sam' Sam, begitu orang memanggilnya. Dia adalah anak dari keluarga Miller yang terkenal dengan sikap dinginnya...
62.5K 6.8K 60
𝐇𝐢𝐠𝐡 𝐒𝐜𝐡𝐨𝐨𝐥 𝐆𝐚𝐧𝐠𝐬𝐭𝐞𝐫 𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 (𝟐) [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] (Dapat dibaca secara terpisah, tetapi disarankan untuk membaca HSG...
1.5M 92.8K 29
"Jangan berani pergi, atau kamu akan melihat aku mati." Ancaman yang sama setiap kali gadisnya mencoba lepas dari laki-laki itu. Sulit untuk menjelas...