Our Relationshit [KV]✔

By queen_na1

235K 25.6K 1K

Hanya cerita klasik dimana si unggulan yang jadi sorotan sekolah dan si pembuat onar yang mencoba menaklukann... More

Prolog
1| Si pembuat onar
2| Dunia malam
3| Ciuman pertama!
4| Hari sial
5| Mabuk
6| Hampir
7| Brengsek
8| Aksi dimulai
9| Kedua kalinya
10| Ayah
11| Titik rendah
12| Sisi yang lain
13| Salah Paham
14| Tuduhan palsu
15| Kejutan takdir
16| Asing
17| Apa yang salah?
18| Cemburu?
19| Yang pertama
20| Aneh
21| Rasa yang baru; Nyaman?
22| Bermain peran?
23| 'Milikku'
25| Tokoh utama
26| Dugaan
27| Park Chanyeol
28| "I'm lost without you"
29 | Awal baru?
30| Rumit
31| Lebih dari seharusnya
32| Batasan
33| Pertama Kali
34|Kilas Balik
35| Pulang [End]
Epilog : Kamu dan Masa Lalu
New Book~

24| Again

5.9K 646 23
By queen_na1

"Kau datang." Jeongguk tersenyum di depan pintu apartemennya saat Taehyung datang.

Senyuman culas yang terpampang jelas diwajah bak pahatan dewa itu. Taehyung sendiri berdiri diam di tempatnya. Matanya menyerot menatap Jeongguk dengan tajam.

"Sekarang katakan apa yang kau inginkan." Taehyung tidak bertanya, melainkan memerintah Jeongguk untuk mengatakan keinginannya.

Tidak ada basa-basi karena Taehyung tidak ingin berlama-lama berdekatan dengan Jeongguk.

"Masuk." Jeongguk bergeser, membuka pintu semakin lebar untuk memberi jalan pada Taehyung.

"Tidak. Selesaikan disini." Taehyung menolak. Jelas saja. Ini mungkin tidak akan berakhir baik jika Taehyung masuk ke dalam.

"Kalau begitu berarti undangan dari pembimbing konseling tetap akan sampai pada ayahmu." Ucapan Jeongguk berhasil memancing Taehyung.

Tangan pemuda Kim terkepal erat dibalik kantung celananya. Jika ayahnya terseret maka Taehyung tidak bisa membayangkan bagaimana murkanya sang ayah.

Akhirnya dengan hembusan nafas dalam, Taehyung mengikuti keinginan Jeongguk untuk masuk.

"Sekarang katakan." Taehyung menyilangkan tangan di depan dada. Menatap malas pada Jeongguk yang bukannya bersuara namun menyeretnya untuk duduk di atas sofa.

"Biasakan Taehyung. Jangan kaku." Jeongguk menuangkan sekaleng beer ke dalam gelas. Kemudian menyodorkan gelasnya kepada Taehyung yang jelas menolak.

"Aku tidak bisa memastikan ini aman."

Jeongguk terkekeh, kemudian menukar gelasnya dengan milik Taehyung dan menenggak habis cairan di dalamnya.

"Apa yang kau inginkan Jeongguk?" Taehyung bertanya dengan mimik wajah geram yang tak bisa tertutupi.

"Aku?" Jeongguk sendiri balik bertanya dengan jari telunjuk yang mengarah ke dirinya sendiri.

"Kau." Kemudian tersenyum miring menatap Taehyung yang mengepal erat.

Dengan tiba-tiba, Taehyung bangkit dari duduknya. "Aku tidak punya banyak waktu untuk meladeni mu."

"Benarkah?" Jeongguk turut bangkit berdiri tepat dihadapan Taehyung dengan kepala terangkat angkuh.

"Kau harus mengikuti perintahku jika kau lupa." Jeongguk mengambil langkah kedepan. Mendekatkan dirinya dengan Taehyung yang berdiri diam.

"Siapa hmpp-"

Mata Taehyung membola. Terkejut saat Jeongguk dengan tiba-tiba menyambar bibirnya. Menciumnya dalam dengan tangan yang bertengger di pinggang Taehyung.

Taehyung sendiri mematung di tempat. Lalu saat Jeongguk menggigit bibirnya dengan sengaja, barulah Taehyung mendapat kembali kesadarannya.

Tidak, Taehyung tidak bisa diam. Jika ia diam maka ini akan berakhir buruk.

Kemudian di detik berikutnya, Jeongguk telah jatuh terduduk dengan bibir sobek di bagian ujung. Taehyung dapat lihat bagaimana Jeon Jeongguk mengusap darahnya sendiri.

"Jangan melewati batasmu Jeon."

Taehyung berdecih sebelum meninggalkan apartemen Jeongguk dengan cepat. Tidak peduli lagi dengan konsekuensi yang akan di dapatnya esok hari.

Taehyung tidak ingin menduga-duga saat banyak orang berkumpul di depan papan pengumuman. Bahkan Jimin turut bergabung di tengah kerumunan karena rasa penasaran yang tinggi.

Sedang Taehyung sendiri tengah gelisah di tempatnya. Mungkinkah itu bentuk nyata ancaman Jeongguk? Jika iya, Taehyung tidak tau lagi akan seperti apa kehidupannya di sekolah.

Pada akhirnya Taehyung memilih abai. Berjalan melewati kerumunan siswa juga Jimin untuk sampai ke kelas lebih dulu.

"Taehyung-ssi." Taehyung terkejut.

Jalannya terhenti saat seseorang memanggil namanya. Kemudian Taehyung menoleh untuk sekedar menemukan Park Jihoon dan kawan-kawannya tengah berdiri di belakangnya.

Mereka terlihat angkuh dan Taehyung membenci setiap raut wajah orang-orang dihadapannya.

"Apakah dia itu kau?" Pertanyaan Jihoon berhasil membuat Taehyung kebingungan. Namun ditutupi oleh rautnya yang tenang.

"Biasanya yang bertanya adalah pelaku sebenarnya. And fun fact aku bahkan tidak tau 'dia' siapa yang kau maksud Jihoon-ssi."

Jihoon berdecih. Menatap nyalang kearah Taehyung yang kini berjalan menjauh. Merasa kesal ketika Taehyung berhasil membalikkan ucapannya.

Di sisi lain, Taehyung malah berbelok saat matanya mendapati sosok yang familiar tengah menuju kearah halaman belakang sekolah.

"Apa yang kau lakukan?" Taehyung meraih kerah Jeongguk dengan kasar saat mereka telah berdiri berhadapan.

"Apa maksudmu?" Jeongguk bertanya dengan senyuman tipis yang Taehyung benci.

"Jangan berlagak polos. Apa yang kau lakukan di papan pengumuman Jeon?" Taehyung semakin meremas kerah Jeongguk.

"Jangan sakiti jari kakimu untuk berjinjit sayang." Dengan mudah, Jeongguk melepas cengkraman Taehyung di kerahnya dan mendorong bahu Taehyung turun agar pemuda itu berhenti berjinjit.

Taehyung merutuki tinggi badannya sendiri. Harga dirinya seperti terinjak saat Jeongguk menghinanya begitu.

"Apa aku berhasil?" Jeongguk menunduk. Mensejajarkan wajahnya dengan wajah Taehyung yang kebingungan.

"Sepertinya iya." Jeongguk kemudian tersenyum lebar. Menatap Taehyung dengan tajam kemudian.

"Kau pergi kemarin, jadi.."

"Sialan apa yang kau lakukan?!" Taehyung memberontak saat Jeongguk mengunci kedua tangannya dibelakang.

"Memberi hukuman untuk kekasih nakal yang kabur dari rumah." Bisikan Jeongguk berhasil membuat Taehyung merinding. Ada ketakutan yang semakin besar timbul di dadanya.

Bahkan Taehyung masih tidak bisa melakukan apapun ketika Jeongguk menarik tangannya ke gudang. Gudang yang sama yang dulunya pernah menyekap Taehyung di dalamnya.

"Jeongguk lepas!" Taehyung kembali memberontak. Sayangnya kekuatannya kalah besar oleh Jeon Jeongguk.

Taehyung menutup kedua matanya saat Jeongguk mencumbu bibirnya dengan kasar. Berharap Jimin akan datang untuk membantunya.

"Jangan melawan atau aku akan benar-benar berlaku kasar."

Taehyung benar-benar melakukannya. Tidak memberontak sama sekali namun Jeongguk tidak menepati kata-katanya.

"Shh.." Taehyung semakin menggigit baju seragamnya sendiri.

Taehyung tidak bisa bersuara dan Jeongguk dibelakang sana tengah menggempurnya dengan kasar.

"Hentikan..ah hah berhen- akh!" Taehyung membekap bibirnya buru-buru.

Jeongguk tidak mendengar permintaannya. Bahkan pemuda Jeon malah semakin bergerak cepat.

"Aku tidak pernah ingin mendengarkan kata-katamu." Jeongguk berbisik sebelum mengecup tengkuk Taehyung.

"Hhh Jeongguk..berhenti ugh."

Bukannya berhenti, Jeongguk malah membalikkan tubuh Taehyung. Membuat Taehyung menghadapnya dengan punggung yang bertumpu pada meja bekas di dalam gudang.

"Kau memintaku berhenti tapi tubuhmu menginginkan hal lain." Jeongguk mendekatkan dirinya, membiarkan Taehyung memeluknya erat-erat.

"Ahh hh ah i-ini sekolahh hah." Taehyung meloloskan suaranya. Tidak lagi peduli jika ia masih berada di area sekolah.

Taehyung mencengkram erat punggung Jeongguk. Tidak ingin berbohong jika ia juga sebenarnya menikmati penyatuannya dengan Jeon Jeongguk yang statusnya adalah orang yang ia benci.

"Apa ini artinya aku bisa melakukan ini di luar sekolah?" Jeongguk kembali berbisik sedang Taehyung tidak menanggapi.

"Kau brengsek eunghh.." Taehyung menggigit bahu Jeongguk. Menyalurkan rasa sakitnya serta sebagai bentuk balas dendam.

"Aku tidak akan menyangkalnya."

"Sangat lamban." Jeongguk mengejek saat melihat Taehyung berjalan pelan bahkan telah tertinggal di belakangnya.

Taehyung berdecih di tempatnya. Matanya dengan setia memberi tatapan tajam kearah Jeongguk yang terlohat tidak terganggu sedikit pun.

Mereka berdua- Jeongguk berencana untuk bolos hari ini dan Taehyung turut serta dalam rencananya.

"Cepat." Tanpa disangka, Jeongguk berjongkok di depan Taehyung membuat Taehyung diam di tempat karena tidak mengerti.

"Naik bodoh. Aku tidak mau ketahuan hanya karena kau sangat lamban Taehyung."

Pada akhirnya, Taehyung menurut. Membiarkan Jeongguk menggendongnya di punggung pemuda Jeon.

Dan syukurnya rencana Jeongguk berjalan lancar saat tidak ada siapapun yang menjaga gerbang kecil di belakang sekolah.

Heyo wan! aku mau minta maaf ya kalo semisal adegan ber-rate ku gak bagus. Hehe

©queen_na1

Continue Reading

You'll Also Like

13.2K 1.5K 11
Taehyung Alviano yang sengaja menyeret adik kelasnya, Jungkook Bagaskara agar bisa diajari cara menjadi anak nakal. ꗃ Kookv, au!lokal ©Vantekim12
1.8M 192K 51
Ditunjuk sebagai penerus untuk mengabdikan dirinya pada pesantren merupakan sebuah tanggung jawab besar bagi seorang Kafka Rafan El-Fatih. Di tengah...
604K 16.9K 49
Cerita sudh end ya guys, buru baca sebelum BEBERAPA PART DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBIT. Kata orang jadi anak bungsu itu enak, jadi anak bungsu...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

4.2M 250K 54
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...