Bad Association

By _MissLullaby

6.2M 683K 70.5K

[SUDAH TERBIT DAN TIDAK LENGKAP] *** Pembentukan karakter seorang remaja dimulai dari lingkungan sekitarnya... More

s a t u
d u a
t i g a
e m p a t
l i m a
e n a m
t u j u h
d e l a p a n
s e m b i l a n
s e p u l u h
s e b e l a s
d u a b e l a s
t i g a b e l a s
e m p a t b e l a s
l i m a b e l a s
e n a m b e l a s
t u j u h b e l a s
d e l a p a n b e l a s
s e m b i l a n b e l a s
d u a p u l u h
d u a p u l u h s a t u
d u a p u l u h d u a
d u a p u l u h t i g a
d u a p u l u h e m p a t
d u a p u l u h l i m a
d u a p u l u h e n a m
d u a p u l u h t u j u h
d u a p u l u h d e l a p a n
d u a p u l u h s e m b i l a n
t i g a p u l u h
t i g a p u l u h s a t u
t i g a p u l u h d u a
t i g a p u l u h t i g a
t i g a p u l u h e m p a t
t i g a p u l u h l i m a
t i g a p u l u h e n a m
t i g a p u l u h d e l a p a n
t i g a p u l u h s e m b i l a n
e m p a t p u l u h
e m p a t p u l u h s a t u
e m p a t p u l u h d u a
e m p a t p u l u h t i g a
e m p a t p u l u h e m p a t
e m p a t p u l u h l i m a
e m p a t p u l u h e n a m
e m p a t p u l u h t u j u h
e m p a t p u l u h d e l a p a n
e m p a t p u l u h s e m b i l a n
l i m a p u l u h
l i m a p u l u h s a t u
l i m a p u l u h d u a
l i m a p u l u h t i g a
l i m a p u l u h e m p a t
l i m a p u l u h l i m a
l i m a p u l u h e n a m
E N D I N G
INFORMASI
VOTE COVER
GIVEAWAY BAD ASSOCIATION
Spoiler Part BA
Penawaran Spesial
Golden Glorious Awards

t i g a p u l u h t u j u h

77.2K 9.9K 910
By _MissLullaby

Dari kejauhan tampak seorang gadis tengah berjalan terseok, di pelukannya terdapat sebuah kardus dengan ukuran cukup besar yang di penuhi oleh buku-buku baru.

Itu adalah kardus terakhir yang harus ia bawa ke perpustakaan, rasanya sangat melelahkan. Karena kini Divney dan Devian tengah dalam hukuman untuk memindahkan buku-buku baru ke dalam perpustakaan.

Devian yang berjalan di belakang Divney yang juga membawa sekardus buku, sekejap memperlambat langkahnya, mengamati Divney yang sudah terlihat sangat letih.

Berjalan mendahului Divney, lantas Devian menghadang langkah gadis di hadapannya.

Seketika Divney mengernyitkan dahi, mendongak dengan tatapan tajam. "Minggir!"

"Lo istirahat aja," sahut Devian, hendak mengambil alih kardus di tangan Divney.

Namun dengan seketika gadis itu menjauhkan tubuhnya dari Devian. "Gak usah! Gue bisa sendiri."

Divney melengos pergi begitu saja, sedangkan Devian hanya menghela napas pelan, lalu kembali melanjutkan aktivitas. Tampaknya Divney sedang benar-benar marah kepadanya.

Dengan napas ngos-ngosan, Divney terus memaksakan langkahnya, berjalan tertatih agar segera sampai di perpustakaan.

Brugh!

"Ah!" sentak Divney, kakinya terasa keram, dan akhirnya terjatuh.

Devian yang melihat sang kekasih terjatuh ke lantai langsung menghentikan langkahnya, memandangi Divney cukup lama, sebelum pada akhirnya melangkahi kaki gadis yang masih terduduk di lantai dengan ekspresi menahan nyeri itu.

Lelaki itu meraih kardus di lantai yang tadi di bawa oleh Divney, lalu membawa kardus itu bersama dengannya, menuju ke perpustakaan yang jaraknya sudah cukup dekat dengan keberadaan mereka.

Divney yang sadar jika baru saja dirinya telah diabaikan oleh Devian, hanya bisa memasang ekspresi cengo, berdecak kesal.

"Apa kardus seberharga itu dibanding gue?!" geramnya.

Mata Divney terus menyorot punggung Devian yang semakin menghilang ditelan pintu perpustakaan.

Setelah cukup lama terduduk dalam posisinya, perlahan rasa keram di kaki Divney mereda, dengan langkah lirih gadis itu kembali berdiri tegap, melanjutkan langkahnya berniat untuk mengikuti Devian.

Sampainya di ambang pintu, suasana tampak lengang. Mata Divney menelisik ke sepenjuru ruangan, hingga ragu-ragu gadis itu masuk ke dalam perpustakaan, matanya mencari sosok Devian.

"Ke mana ngilangnya tuh cowok? Udah kek hantu aja," batin Divney.

Hingga tiba-tiba gadis itu tertegun, saat tanpa sengaja matanya menerawang ke celah kecil di balik rak buku. Ragu-ragu gadis itu mendekat, menyipitkan mata guna memastikan apa yang sedang ia lihat.

Deg

Jantung Divney berpacu cepat, seketika mata gadis itu berkaca. Bagaimana tidak, ia mendapati Devian tengah dipeluk dari belakang oleh seorang guru muda, yang tempo hari pernah dinyatakan oleh Devian jika mereka tidak memiliki hubungan apa-apa.

Tapi sekarang, nyatanya apa? Divney kembali melihatnya lagi.

Tersenyum miris dengan mata yang sudah berkaca, Divney geleng-geleng kepala.

"Harusnya dari awal gue gak pernah percaya sama lo!" lirih Divney, melangkah mundur, lantas berbalik badan memilih pergi meninggalkan perpustakaan.

Gadis itu berlarian di koridor, dadanya terasa sesak, sampai-sampai Divney tidak menyadari jika di depannya sudah berdiri seorang lelaki.

Brugh

Divney menabrak dada bidang Tristan, perlahan gadis itu mendongakan wajah yang sudah basah oleh air mata, membuat lelaki berambut ikal itu menatap heran.

"Lo kenapa?" tanya Tristan sedikit panik.

Bukannya menjawab, Divney malah semakin terisak. Tentu saja hal itu membuat Tristan merasa bingung, apa lagi setelah menyadari jika tidak ada siapa-siapa di sekitar mereka. Koridor tampak sepi, karena jam belajar masih berlangsung.

Menangkup pipi Divney. "Lo kenapa nangis? 'Kan yang nabrak lo sendiri? Emang ada yang sakit?" tanya Tristan.

Menggigit bibir bawahnya, Divney yang tak henti-hentinya menjatuhkan air mata, menepuk-nepuk dadanya yang terasa sesak.

"Iya ... sakit!" paraunya.

Menaikan satu alis, Tristan jadi semakin bingung harus berbuat apa, ia merasa iba melihat seorang gadis menangis di hadapannya, hingga dengan rasa ragu, perlahan lelaki itu memeluk tubuh Divney, mengusap punggung gadis itu guna menenangkan.

Namun anehnya, kenapa malah sekarang jadi jantung Tristan yang berdebar-debar?

"Udah, jangan nangis lag-"

Bugh!

"Bangsat!" teriak Devian yang tiba-tiba datang dan langsung memukul wajah Tristan begitu saja.

Seketika Tristan langsung tersungkur ke lantai, tak menyia-nyiakan waktu, Devian langsung menduduki tubuh Tristan dan memukuli lelaki itu habis-habisan.

"Jangan sentuh pacar gue!" seru Devian terlihat seperti orang yang sudah kehilangan akal.

Membulatkan mata, Divney hanya bisa mematung. Tidak butuh waktu lama, kini semua anak sudah berkumpul, mencoba untuk memisahkan perkelahian Devian dan Tristan.

Hingga kehadiran Pak Hendar mampu menghentikan perkelahian dua remaja itu, menatap garang ke arah Devian dan Tristan satu-persatu.

"Kalian berdua, ikut dengan saya!" bentak Pak Hendar, wajahnya sudah merah, tanda jika lelaki paruh baya itu benar-benar sedang marah.

Dengan langkah sempoyongan, Tristan mengikuti langkah Pak Hendar, lalu di susul oleh Devian yang berjalan di belakang Tristan.

Sekejap Devian melirik ke arah Divney yang matanya sudah sembab, tampak ada rasa kesal saat gadis itu membalas tatapan Devian.

"Gue bener-bener udah gak tahan sama sifat lo!" tutur gadis itu sangat lirih, namun gerakan bibirnya bisa dibaca jelas oleh Devian.

To Be Continued....

___________________________________________

Devian buru-buru melangkah cepat menuju ke perpustakaan dengan dua kardus di tangannya. Mau bagaimanapun juga ia harus segera kembali untuk menolong Divney.

Sampainya di dalam perpustakaan, di tengah suasana hening nan sepi, Devian sedikit terkejut saat tiba-tiba tatapannya mendapati seorang wanita muda duduk pada salah satu kursi, tampak tengah kesusahan melepas sesuatu yang melingkar di jari manisnya.

Devian mengenali siapa wanita itu, namun ia tak berniat untuk menghampirinya, lelaki itu memilih berbalik badan, bergegas pergi dari perpustakaan.

"Devian!" Namun suara seseorang memanggil, langsung berhasil menghentikan niatnya.

Perlahan lelaki itu berbalik badan. "Ya?"

"Kamu ngejauh?" tanya wanita muda berseragam guru itu, alis dan sudut bibirnya menurun.

"Ngejauh?"

"Semenjak aku denger kamu punya pacar, aku ngerasa hubungan kita gak sedeket dulu lagi," kekehnya.

"Perasaan pacarku, tanggung jawabku."

"Kamu takut pacarmu cemburu?"

Devian hanya membalas dengan anggukan kepala dan senyuman tipis, lantas berbalik badan hendak melenggang pergi, namun secara tak terduga wanita itu memeluk erat tubuh Devian dari belakang begitu saja.

Sontak lelaki itu mematung beberapa saat, di waktu bersamaan secara kebetulan, seseorang mengintip dari salah satu celah di balik rak buku.

Tersenyum miris, dengan mata yang sudah berkaca, Divney terkekeh kecil, geleng-geleng kepala, sebelum pada akhirnya memilih untuk meninggalkan perpustakaan.

"Tunanganku selingkuh, Dev, aku udah milih pisah dari dia ... dan sekarang aku mau jujur, aku baru sadar kalo selama ini aku suka sama kamu," tuturnya begitu mudah menyatakan rasa.

Mendengar itu, dengan sedikit tidak menyangka, Devian langsung berbalik badan, menghempas tubuh wanita di hadapannya sampai menjauh darinya.

"Mulai sekarang gak usah kenal gue lagi," pungkas Devian terdengar kasar, tatapannya menyorot tak suka.

Lantas Devian langsung bergegas pergi begitu saja meninggalkan wanita yang kini tengah dalam kondisi mematung.

Setelah keluar dari perpustakaan, Devian berniat untuk langsung menghampiri Divney yang kakinya terasa keram.

Namun sesuatu di ujung koridor, membuat lelaki itu menghentikan langkahnya, seketika wajah Devian memerah dengan rahang mengeras, lelaki itu menggeratkan gigi, tangannya mengepal kuat, ketika pandangan lelaki itu mendapati Divney tengah berpelukan dengan Tristan.

Tentu saja hal itu membuat amarahnya memuncak, potongan adegan dari masa lalu tiba-tiba muncul di ingatannya, membuat rasa trauma kembali timbul seolah siap untuk mengulang yang pernah terjadi, lelaki itu seakan menjadi tak terkendali.

"Divney punya gue, Divney punya gue, Divney cuma punya gue!" Devian langsung berlari menghampiri Divney dan Tristan, lantas menghantam kasar wajah lelaki berambut ikal itu secara membabi-buta.

Continue Reading

You'll Also Like

15.8M 876K 78
"Larilah sekencang mungkin, sembunyilah ditempat yang lo suka. Dimanapun lo berada gue pasti bisa nemuin lo." "Karena apapun yang udah gue klaim men...
12.2K 718 13
Jangan lupa follow akun ku, ya 18+ ----- Hanya sebuah kisah sederhana dari seorang perempuan di masa - masa mudanya. Perempuan yang bisa dikatakan a...
142K 11.9K 30
Huang atau Nakamoto Renjun, terpaksa mengikuti keinginan bibinya untuk menikah dengan seorang pria Na jaemin yang telah beristri untuk memberikan sat...
8.4M 518K 33
"Tidur sama gue, dengan itu gue percaya lo beneran suka sama gue." Jeyra tidak menyangka jika rasa cintanya pada pria yang ia sukai diam-diam membuat...