Anak Gang II - Beranjak Dewas...

By imchae16

51.2K 6.5K 379

Series II ✨ Kisah Klasik penghuni gang berlanjut di cerita baru mereka dalam menjalani kisah-kasih mereka yan... More

Series II
Prolog ~ Kamu, dan Kalian
2. Bolos
3. Galaunya Una
4. Dich wiederzusehen
5. Salah Bam!!
6. Ketahuan
7. Perkara Motor Baru
8. Cepat Sembuh Abang Ipar
9. Camping
10. Camping night movie
11. Kamu Perempuannya Aku
12. Belajar
13. Nasi goreng spesial
14. Si bungsu ngambek
15. Liburan?
16. Ada Apa?
17. Rapat
18. Apa lagi ini?
19. Rumah untuk berumah tangga
20. Im tired
21. Luar Biasa Brengsek!
22. Jahat
23. One Find Day
24. Kambuh
25. Temenin ayok!
26. Penelitian
27. Ayo Pulang!!!
28. Awas Dosa!
29. Selamat pulang kembali, Teteh!
30. Kita gak kenapa-napa kok!
31. Selebrasi
32. Halusinasi
33. Ingat Baik-baik!
34. Gak ada apa-apa....
35. Gue orangnya!
36. "TERUS GUE HARUS APA?"
37. Something Funny
38. 1 2 Rahasia
39. Lain-lainnya...
40. I hate you so much!
41. Sibuk
42. Gara-gara gue!
43. 3 Tahun
44. Pertemuan Pertama
45. 3 Point
46. Dejavu
47. Selesai
48. Putus
49. Love you
50. Galau
51. Kehilangan lagi
52. Maaf dan Terimakasih
53. Kabar Baik
54. Akhirnya...
55. Hadiah
56. New Day!
57. Tiga Bersaudara
58. Selamatan
59. Kisah yang berakhir, Kisah yang di mulai
60. Selesai Disini! ♡
Sequel

1. Guten Morgen

1.3K 166 9
By imchae16

Getaran handphone yang membentur meja, membuat seseorang yang masih asik bergelung dengan selimut di atas kasur, mau gak mau mengerang kecil. Ia menguap sekilas sambil mengucek matanya.

Tangan kanannya bergerak meraba nakas di samping kasur, mencari ponsel yang sedari tadi berdering mengganggu tidur nyenyaknya pagi ini.

"Guten Morgen..."

"Hng?

Seketika matanya terbuka lebar mendengar sapaan lembut dari seberang telefon. Ia melirik sekilas layar handphone yang menampilkan nomer dengan display name 'mine'.

"Haloo, Guten Morgen..."

"Wie geht es dir?"

"Sebentar, aku lupa itu artinya apa..."

Kekehan dari lawan bicaranya, membuat senyum kini terpatri di bibirnya. Kedua ujung pipinya bergerak naik, seiring dengan suara ketawa kecil yang mendayu merdu di telinganya.

"Udah inget, nanyain kabar kan ya itu? Sehr gut, und ihnen?"

"Gut, danke. Curang! Pasti google translate dulu kann."

Lagi gerutuan dari seberang membuat dirinya lagi-lagi terkekeh. Dia bangun dari tempat tidurnya mengintip sekilas ke rumah samping yang lampunya masih menyala terang, padahal matahari juga udah muncul.

"Kan aku juga masih belajar sayang. Kamu lagi apa by the way? Tumben pagi-pagi udah nelefon?"

"If you forget. Di sini udah malem Jaehyun."

Jaehyun ngelirik jam di dinding, pukul 6 pagi lewat, "Oh iya lupa. Di Jerman udah malem yaa? Kamu ngapain dong nelfon aku malem-malem gini teteh cantik sayangnya Jaehyun!"

"Biarin dong, suka-suka. Ga boleh? Yaudah si matiin aja."

"Ehhh enak aja, udah ngebangunin, mau main tinggalin. Jangan di matiin, awas aja! Dasar ambekan"

"Ngaca, yang ngambek kemarin habis aku tinggal ngampus siapa? Di bilangin ada kelas, kekeh banget harus nemenin sampe tidur!"

Jaehyun terkekeh sendiri, emang ada-ada aja sih tingkah dia kalau udah menyangkut Jiho tuh. Suka lupa diriz

Jaehyun beranjak dari kamarnya, masuk ke dalam ruang kamar lainnya tepat di sebelah kamarnya. Ia menarik gardeng yang menutupi cahaya, membuat sinar mentari pagi masuk menyinari kamar adiknya yang masih gelap gulita.

Pemilik kamar yang merasakan cahaya mulai masuk menganggu ke celah matanya, mengerang kecil seiring tangannya menarik selimut sampai ujung kepala. Menenggelamkan dirinya di dalam gulungan selimut.

Memang dingin sih cuacanya, di luar juga hujan baru reda. Bawaannya masih pengen bermanja-manja sama kasur.

"Bang, masih di situ?"

Jaehyun terkekeh, "Masih sayang. Masih di sini kok.." tuturnya sambil membaringkan lagi badannya di kasur, meluk adiknya menyamping.

"Kamu kok belum tidur teh? Kenapa? Ada masalah?"

"Gak ada kok, aman. Aku lagi ngerjain tugas, bosen. Mau ke luar gak bisa, lagi ada badai angin."

"Wah iya? Yaudah atuh jangan keluar ya sayang, aku temenin aja ini, sok kamu kerjain tugasnya."

"Gak praktek emangnya? Di sana udah pagi kan sekarang?"

"Iya, jam setengah tujuh nih. Praktek, tapi siang kok. Semalam habis lembur, jadinya hari ini dapat jatahnya gak pagi."

Di ujung telefon, Jiho berdehem pelan sambil mulai melanjutkan mengerjakan tugasnya.

Mendengar Jiho kembali sibuk tanpa bersuara, Jaehyun iseng menarik selimut yang menutupi wajah Eunha, membuat adiknya lagi-lagi mengerang, menyesali semalam pintu kamar lupa ia kunci, jadinya untuk ke sekian kalinya lagi-lagi paginya pasti di ganggu sama dokter kurang kerjaan ini.

"Selamat pagi putri tidur."

Jaehyun mengecup singkat kening adiknya, yang setelahnya langsung di tabok sama Eunha.

"Bang! Keluar sana!" lirihnya dengan suara serak, tanganya masih menahan selimut yang Jaehyun tarik.

"Gak mau, pengen telfonan."

Eunha mendecak, "Ya telfonannya di kamar lo dong sana. Jangan di kamar gue. Ganggu tau gak!"

"Adeknya jangan di ganggu Jaehyun..."

Jaehyun ketawa kecil, "Iya sayang iya."

Eunha menye-menye, kalau sama Jiho aja baru manut. Dia menyamankan lagi posisi baringnya untuk kembali melanjutkan tidur paginya. Tapi belum semenit ia mulai tenang, Jaehyun mulai lagi nusuk-nusuk pinggang belakangnya dengan jari.

"BANG! Sumpah ihhh!"

Jaehyun ketawa lagi, kali ini tangannya sibuk menahan kaki Eunha yang menendang-nendang dirinya gemas.

"Lo gak usah ganggu gue bisa gak sih Jaehyun! Lo mau telfonan serah dah, tapi gak usah bangunin gue!"

"Dih kenapa? Udah siang neng, bangun sekalian. Tar rezekinya di patok ayam!"

"Bodo amat! Gak ngaruh sama gue, udah ih sana awas. TETEH! Pacar lo rese sumpah!"

"Dih mainnya ngadu! Heh jangan nendang, nanti gue jatuh."

Terlambat. Sedetik kalimat Jaehyun selesai, saat itu juga punggung Jaehyun mendarat di lantai. Di susul seruan puas dari adiknya.

"NENG! SUMPAH SAKIT INI PUNGGUNG ABANG!!"

Eunha ketawa puas, dia tenggelamin lagi badannya ke dalam selimut. Menutup telinga, menghalau rintihan ke sakitan dari abangnya .

"Neng, sakit..."

Tapi emang dasar batin kembar itu kuat, Eunha jadi gak tega. Kayaknya sakit deh itu Jaehyun. Mana suara jatuhnya gede lagi tadi, bisi patah ah pinggang abangnya.

"Sini ah buru, jangan manja!"

Jaehyun menggerutu, dia sambut uluran tangan Eunha. Lalu beranjak bangun sambil mengerang sakit. Pinggangnya emang se-sakit itu.

"Bang sakit?"

"Ya sakit neng, banget!"

Eunha merenggut. Jadinya dia kan yang ngerasa bersalah sekarang. Padahal niatnya cuma mau ngusir hama dari kamarnya doang, malah jadi dia yang kena.

"Duduk, neng ambilin es batu ke bawah."

Jaehyun nurut, duduk di pinggir kasur perlahan, menahan nyeri di pinggangnya.

"Gak usah pake es batu. Tolong balurin balsem aja, sama pakein koyo. Biar tar sampe rumah sakit, abang minta obat pereda nyeri otot."

Eunha ngangguk nurut. Lalu mulai ngebalurin balsem di sekujur punggung Jaehyun. Memijat pelan pinggang abangnya, yang lagi-lagi meringis nyeri. Makin ngerasa bersalah kan jadinya.

"Udah dapat tawaran lagi belum neng?" tanya Jaehyun di sela-sela hening mereka berdua.

Eunha geleng, "Belum bang. Mau ngelamar juga gak tau harus ke mana. Neng gak ngerti basic neng kerjanya jatuhnya di mana."

Jaehyun ngangguk, "Kalau tawaran pameran?"

"Ada, minggu depan kalau jadi karya gue masuk ke list pameran di kampus gue. Tar kalau emang udah bener, gue kasih undangannya ya."

"Serius? Syukurlah. Lukisan apa kali ini yang mau lo pajang?"

Tangan Eunha yang masih memijit punggung abangnya, reflek berhenti di sertai kekehan kecil yang keluar dari mulutnya.

"Lukisan gang lagi dong. Neng lukis rumahnya seberang, bonus A'a nya neng lukis juga hehe..."

Jaehyun ikut ketawa, ngebayangin Mingyu yang diam berjam-jam di teras rumahnya nungguin Eunha ngelukis dia.

"Mau emang Mingyu-nya?"

"Gak mau bang. Tapi neng nelfon Mina kemaren, minta bantu bujukin si A'a. Dan berhasil hehe..."

"Dih pantesan, heran gue juga kok Mingyu manut aja di lukis. Curang ngadu ke Mina dulu."

"Biarin dong, lagian ya Mina itu obat penawar banget buat A'a. Dia apa-apa Mina, kemana-mana Mina, apa-pun pokoknya tentang Mina. Untung Mina-nya juga mau nolongin neng, kebantu banget gue jadinya."

Jaehyun geleng-geleng kepala aja, "Jangan lupa anak-anak di undang juga. Jangan Jungkook doang yang di ajak-ajak terus."

Eunha mendelik, "Engga dih. Sotoy. Gue mah adil, kemana-mana kalian dapat semua. Gak cuma Jungkook doang kali bang!"

Jaehyun melirik sekilas ke belakang, yang di dorong lagi pelipisnya sama Eunha.

"Pinter banget ngelesnya. Abang tau ya lo minggu lalu habis nonton sama Jungkook. Terus waktu June sama Rose mau ngikut, lo gak ngizinin! Nah apa tuh namanya kalau bukan menomer satukan Jungkook?!" sindirnya, buat Eunha kesal sendiri sambil memukul pelan pinggang Jaehyun."

"Sakit heh! Jangan di pukul!"

"Bodo! Lagian lo bego apa gimana si bang? Atuh kalau ngebahas nonton beda lagi topiknya. Kan punya pacar masing-masing. Ya gak mau lah gue itu satu pasang ngekor gue sama Jungkook!..."

"...Lagian Rose ngeselin. Udah minta pengen ikut, malah minta di beliin tiket juga. Ya gue gak mau lah. Orang tiket gue aja yang beliin, Jungkook. Dasar pasangan hama emang!" desisnya sambil menutup botol balsem kesal.

Ia beranjak menyimpan kembali balsem di atas meja kerjanya, lalu berjalan menuju kamar mandi untuk cuci tangan.

Tapi baru selangkah masuk ke dalam kamar mandi, kakinya kembali ia mundurkan. Ia menatap Jaehyun yang juga menatapnya heran,

"Bang..."

"Apa?"

"Lo gak kelupaan sesuatu?"

Jaehyun yang baru menurunkan kaos bajunya, menoleh sekilas menaikan alisnya sebelah dengan bingung, lalu kepalanya menggeleng.

"Engga, apa emang?"

Eunha melotot horor, membuat Jaehyun juga jadi was-was sendiri.

"BANG! SUMPAH BEGO! LO KAN TADI LAGI TELFONAN SAMA SI TETEH!!!"


Continue Reading

You'll Also Like

203K 31.1K 56
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
22.6K 2.6K 11
kisah si artis arogan dan bodyguardnya yg paling menyebalkan.
82.2K 2.5K 200
WELCOME EXO-L Berisi kumpulan lirik lagu EXO korea vers chinese vers. Dan lirik lagu solo para member Open request for EXO-L SELAMAT MEMBACA DAN SE...
70.7K 8.5K 33
Cause it's you. ©jhnxixi