Crafty | Treasure ✔

By HOLLA-GREEL

106K 24.4K 4.5K

❝ Mau digambar zig-zag atau horizontal, nih? ❞ More

Prolog
1
2
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
Epilog

3

4.1K 967 184
By HOLLA-GREEL

"Ujian lo lancar, Dam?"

Jaehyuk dan Yedam sekarang dalam perjalanan pulang dari bioskop. Udah mau sampai rumah sih, tapi Jaehyuk memutuskan untuk mampir ke super market untuk beli susu pisang. Daripada Yedam di mobil sendirian, mending dia ikut Jaehyuk. Masih ngeri bor setelah Yoonbin ditemuin meninggal gitu aja, Yedam jadi takut ke mana-mana sendirian. Sebenarnya Yedam juga nggak nyaman untuk bersama-sama dengan Jaehyuk, dari tadi aja dia berusaha menghindar dengan mamainkan ponselnya. Tapi seenggaknya ikut Jaehyuk lebih baik dari pada sendirian.

"Iya," jawab Yedam singkat tanpa mau melanjutkan topik.

Jaehyuk menghentikan langkahnya, otomatis Yedam yang ada di sebelahnya juga ikut menghentikan langkahnya.

"Kenapa, Kak?"

Jaehyuk menatap Yedam sebentar sebelum menghela napasnya. "Yedam, gue tahu lo takut deket-deket sama gue. Kelihatan tahu dari tadi lo berusaha untuk ngejauhin gue. Kenapa sih? Lo curiga gue yang bunuh Yoonbin?" tanyanya.

Yedam hanya dapat menggaruk tengkuknya canggung. "Nggak gitu, Kak."

"Terus kenapa? Lo sendiri dari tadi sadar kan kalau keadaannya canggung banget gara-gara lo?"

Sekarang gantian Yedam yang menghela napasnya. "Iya-iya, gue minta maaf."

Masalahnya, Yedam hanya bersikap waspada saja. Ia masih tidak bisa menghilangkan kecurigaannya pada Jaehyuk. Karena sejujurnya, walaupun tampak polos, Jaehyuk itu sedikit menakutkan.

"Kak, gue dua hari lalu dicegat sama preman di dekat sini," ujar Yedam tiba-tiba curhat, berusaha menghilangkan suasana canggung yang dibuatnya. Jaehyuk yang denger, langsung kaget. Kagetnya ngegas.

"YANG BENAR? WAH GILA LO!"

"Bukan gue Kak yang gila, tapi premannya," sahut Yedam dengan tatapan datarnya.

"Wkwkw, iya, tapi dia nggak ngapa-ngapain lo kan?"

"Dia bawa gunting Kak, tapi karena gue orangnya sigap dan reflek gue bagus. Otomatis gue langsung keluarin batu. Gila nggak tuh, untung banget loh."

"Batu apa njir?"

"Batu gunting kertas, Kak. Wkwkwk." Yedam ngakak sendiri sama lawakannya, beda sama Jaehyuk yang mukanya udah berubah, mukanya jadi sebelas dua belas sama ular kobra.

"Santai Kak, canda doang. Nggak mungkin lah ada preman yang nyegat gue, mereka udah insecure dulu lihat muka gue."

"Mau gue tabok, Dam? Muka lo kayak cicak kejang-kejang tahu nggak?"
































































"Asahoy."

Mashiho datang dengan sebuah gelas susu pisang di tangannya. "Mau nggak, sayang? Buatan Mashiho yang baik, mini, dan imut ini? Gue buat pakai cinta loh."

Asahi hanya memasang tampang datar, padahal dalam hati udah mau muntah.

"Kenapa?"

"Lo di atap nggak takut kayak Yoonbin, jatuh, terbang dari atap?" tanya Mashiho.

"Kenapa harus takut? Toh kita semua juga bakalan mati nantinya," sahut Asahi yang langsung bikin Mashiho shock sekaligus merinding.

Mashiho menggeleng-gelengkan kepalanya lalu memukul lengan Asahi dengan manja, ya kayak ala-ala Ibu komplek.

"Ih, Asahi kok ngomong gitu? Berarti lo percaya dong Yoonbin dibunuh?" tanya Mashiho lagi.

Asahi terdiam sebentar sebelum akhirnya memilih mengendikan bahunya acuh. Ia rasa bercerita kepada Mashiho tentang apa yang ada di pikirannya bukan hal yang benar.

"Asahi, gue sebenarnya curiga sama satu orang," kata Mashiho serius. Ia tiba-tiba menjadi tenang, dan memandang langit dengan tatapan penuh arti.

"Siapa?" tanya Asahi.

Mashiho menoleh pada Asahi yang ada di sebelahnya lalu tersenyum. "Sebenarnya gue nggak mau ngomong ini sih, gue juga bahkan nggak tahu gue bisa percaya elo atau nggak. Tapi gue takut, kalau misal gue mati setelah ini, otomatis hal-hal yang gue tahu nggak akan pernah bisa gue ungkapin lagi."

"Kenapa lo bisa tahu kalau lo bakalan jadi target berikutnya?"

Mashiho tertawa kecil sebelum menepuk dadanya, entah bangga atau apa. "Karena, orang yang curigaan dan peka sama keadaan sekitar bakalan lebih dulu dibunuh."

Asahi yang melihatnya tersenyum miring, ia tiba-tiba pindah ke belakang Mashiho dan berbisik sesuatu,








































































"Mashiho, harusnya kalau lo tahu banyak hal. Cukup bertindak seperti orang bodoh aja, itu hal yang harus lo lakuin supaya lo nggak disingkirkan."


























































Junkyu sekarang lagi tiarap di lantai kamarnya. Punggungnya yang lebam masih sangat sakit. Sebenarnya, Junkyu tiba-tiba kepikiran sama omongan Doyoung tadi, masak iya Jihoon sengaja?

Tok Tok Tok

"Kak Junkyu, ini Doyoung. Boleh masuk?"

Junkyu sebenarnya juga jadi takut sama Doyoung, laki-laki kecil itu terlihat menyeramkan. Junkyu justru lebih mencurigai Doyoung dibanding Jihoon.

Walaupun begitu, Junkyu tetap mempersilahkan Doyoung masuk.

"Kenapa?" tanya Junkyu dengan nada cerianya, khas Junkyu. Walaupun begitu, Doyoung tahu kalau ada getaran ketakutan di mata Junkyu.

"Gue cuman mau nawarin sereal kok." Doyoung masuk dengan sebuah mangkuk sereal di tangannya, ia lalu menyerahkannya pada Junkyu yang menatap mangkuk tersebut dengan tatapan curiga.

Seakan tahu arti tatapan Junkyu, Doyoung terkekeh kecil. "Tenang aja Kak, sereal nya nggak gue racunin kok. Paling gue masukkin serangga aja."

Junkyu melotot dengan ucapan Doyoung.

"Bercanda, Kak."

Bercandanya nggak lucu, Doyoung. Junkyu hendak mengeluarkan kata-kata itu namun akhirnya ia memilih menelannya mentah-mentah. Jadi Junkyu lebih memilih tersenyum canggung.

"Makasih."

Doyoung mengangguk dan mendudukkan dirinya diatas ranjang Junkyu. Junkyu sendiri hendak protes, karena Junkyu tahu Doyoung dari pagi belum mandi. Tapi lagi-lagi Junkyu terlalu takut untuk mengutarakannya. Entah, semenjak Doyoung dan Jihoon terus bertengkar, Junkyu merasa bahwa Doyoung bukan lagi bocah polos yang ia kenal dulu.

"Kita berdua doang Kak di kamar," ujar Doyoung tiba-tiba, dan Junkyu langsung tersedak karenanya.

"Haha, lo takut banget sih Kak sama gue. Tenang aja, kalau misalkan gue emang berniat bunuh kalian semua, lo akan jadi orang terakhir yang gue bunuh."

"K-kenapa?" tanya Junkyu.

"Ya karena lo orang bodoh, Kak."

"Pala lo bau bensin."

Doyoung tertawa melihat wajah kesal Junkyu.

"Lo kalau bercanda yang kayak gitu sekali lagi, mending nggak usah—"

"Kak Junkyu." Doyoung memotong ucapan Junkyu, laki-laki itu tersenyum menatap Junkyu. "Nggak usah kepikiran sama omongan gue tadi pagi."

Ya gimana nggak kepikiran? Gara-gara itu Junkyu jadi selalu ngehindarin Jihoon yang nawarin Junkyu makanan atau nggak ngajak Junkyu jalan. Ya gitu, Junkyu takut dibunuh :(

Dia belum siap mati, masak iya Junkyu mati dengan status penganggurannya.

Kan malu.









































"Hyunsuk orang bodoh~ Hyunsuk orang kuno~ Hyunsuk anak kecil~"

"Minta gue betot lo Jeongwoo?" Hyunsuk menoleh galak ke arah Jeongwoo yang cuman nyengir aja.

Sekarang Hyunsuk lagi bantu Jihoon dan Yoshi masak buat makan malam, tapi tiba-tiba Jeongwoo datang kayak jelangkung. Sebenarnya Hyunsuk nggak bisa bantu apa-apa sih, tapi ya paling nggak kalau dia di dapur tuh kelihatanlah kalau dia kerja, nggak nganggur cuman tinggal makan doang.

"Kak Yoshi, lo kok bau melati ya?" tanya Jeongwoo tiba-tiba.

"Eh bocah, lo doain Kak Yoshi mati atau gimana?" Jihoon nggak terima sama omongan Jeongwoo.

"Astaga, Kak. Gue kan cuman ngomong doang, ngegas banget sih lo. Lagian andaikata gue doain Kak Yoshi mati, Tuhan juga nggak akan kali dengerin doa orang berdosa kayak gue."

"Lah, nyadar lo kalau banyak dosa?" tanya Hyunsuk.

''Tapi emang kalian nggak cium apa bau nya Kak Yoshi kayak melati?" kata Jeongwoo lagi tanpa menghiraukan penghinaan Hyunsuk.

"Masih mending bau melati, dari pada elo, bau tai katak."

"Ya Tuhanku Gusti." Jeongwoo mengelus dadanya sabar. Jihoon nih kayaknya selalu nggak terima ya sama apa yang diucapin Jeongwoo.

Yoshi yang mendengar itu hanya tersenyum tipis. "Gue juga nggak tahu, Woo."

"Hati-hati ya Kak, soalnya kalau kata nenek moyang gue, orang bau melati tandanya mau mati."

"JEONGWOO, DIEM NGGAK LO!"
















































"Perasaan menunya ini muluk," komentar Haruto begitu masuk ke dapur.

"Banyak omong lo. Kerja kagak makan iya, tapi masih aja protes."

Haruto memanyunkan bibirnya begitu mendengar semburan dari Jihoon.

"Jaehyuk sama Yedam mana? Masih belum pulang tuh dua bocah?" tanya Hyunsuk saat semuanya sudah memasuki dapur dan duduk di kursi makan masing-masing. Tapi dua bocah, anaknya, nggak ada.

"Kayaknya belum," sahut Junghwan santai lalu hendak moncomot makanan, tapi keburu dipukul tangannya sama Yoshi.

"Sabar, kayak kingkong aja lo, nggak tahan kalau udah lihat makanan," kata Yoshi.

"Junghwan, itu baju lo keringetan semua kenapa deh? Dari mana?" tanya Asahi tiba-tiba.

Junghwan yang ditanya mah cuman ketawa-ketawa. "Gue barusan olah raga Kak, berat badan gue kemarin nambah banyak banget," jawabnya santai.

Yang lain mah ngangguk-ngangguk aja, kayaknya semua tahu kalau dunia Junghwan itu makanan.

"Si Yedam dari tadi ditelpon nggak diangkat-angkat," ujar Hyunsuk sembari mengotak-atik ponselnya.

"Chat aja."

"Udah, belum dijawab."

"Ya sabar, mungkin aja tuh orang lagi asik-asikkan sama Jaehyuk," ujar Junkyu.

Karena Jaehyuk sama Yedam nggak datang-datang, otomatis mereka mulai makan dulu.

"Mashiho, tumben diem doang. Biasanya ngocehin gue tentang makanan," kata Jihoon pada Mashiho di samping kirinya yang dari tadi diem doang.

"Oh, enak kok."

"Ih, Kak Mashiho kenapa nih? Tumben diem doang, lagi sariawan ya Kak?" tanya Haruto yang langsung dilempar timun sama Doyoung.

"Astaga, ini kan makanan bukan sampah. Mubazir tahu nggak Kak Doyoung kalau dibuang-buang." Haruto sok bijak, Jeongwoo yang ada di sebelahnya udah mau muntah aja dengernya.

"Lagi nggak enak badan aja, gue habis ini langsung tidur ya."

Semuanya langsung hening, mereka menatap Mashiho bingung. Junkyu yang ada di samping kirinya langsung goncang-goncangin tubuh Mashiho.

"Eii, kamu siapa?? Mashiho mana?? Kembalikan Mashiho gue anjir! Kembaliin atau gue hajar lo," kata Junkyu sok gaya. Yang lainnya mah natap Junkyu cuman kayak 'nih anak napa dah, kesurupan'

"Kalian semua bantuin gue cepat! Bantuin keluarin nih setan dari tubuh Mashiho! Cepat, jangan diem-diem bae."

"Lo kali Kak setannya," sahut Jeongwoo kurang ajar.

"Argghhh, cepetan woi. Ini gimana kalau setannya udah ngambil alih tubuh Mashiho. Kalian nggak sayang ya sama Mashiho?!" teriak Junkyu alay.

"Junkyu, tolong ya—"

"DIEM LO HYUNSUK KALAU NGGAK MAU BANTUIN GUE, JANGAN CERAMAHIN GUE!"

"Anjir nih manusia."

"Bukan Kak Mashiho yang kesurupan nih, tapi Kak Junkyu." Ini Haruto yang ngomong.

"Gue beneran Mashiho, Kak. Tenang aja, gue nggak papa kok," balas Mashiho yang udah capek sama tingkah alay Junkyu.

"Wah, beneran minta dihajar. Sini lo sini, Junghwan pegangin gue. Heh sini lo, di mana Mashiho cepetan, kasih tahu gue! AARGHHH! MANA MASHIHO CEPETAN!!! Arghhh, untung nih ya Junghwan pegangin gue. Kalau nggak udah tarung kita." Lagi-lagi Junkyu nge-drama.

Junghwan yang di sebelahnya udah pengen geplak kepala Junkyu. Dari tadi aja dia diem doang, siapa coba yang megangin. Orang edan.

"Junkyu cukup, jangan nge drama. Perut gue dari tadi udah mual," kata Yoshi.

"Ih, mual? Lo udah mual dari kapan, Yosh? Jangan-Jangan, OH MY GOD!"

"Heh, gue tahu ya yang lo pikirin. Lo pikir Yoshi hamil, hah? Gue pites juga ya otak lo," kata Jihoon galak ke Junkyu, mana melotot lagi matanya.

"Ih, Jihoon galak banget sih. Pantesan cepat tua—"

Drrt Drrt

Ponsel Asahi berdering keras membuat ucapan Junkyu terpotong.

Dari Jaehyuk.

Semuanya menoleh pada Asahi.

"Angkat-angkat cepetan, tanya mereka ada di mana," kata Jihoon.

Asahi mengangguk saja dan segera mengangkatnya.

"Asahi? Lo ada di sana kan? Sama yang lainnya kan?"

"Hmm."

"T-tolong ke sini." Nada Jaehyuk di sana terdengar bergetar dan panik.

"Kenapa?" tanya Asahi yang mulai panik juga.

"Y-yedam..."































































"Ada mayat Yedam di depan gue sekarang. Cepet ke sini!"






Continue Reading

You'll Also Like

11.6K 2.6K 13
Pikiranmu bisa merasakan seseorang menatapmu bahkan saat sedang tidur. ✄┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈ This book contains horror, mystery/thriller oneshoot collecti...
528K 99.8K 36
"ᴋɪᴛᴀ ʙᴜᴋᴀɴ ᴀɴᴀᴋ ʙɪᴀꜱᴀ ʙᴜᴋᴀɴ ᴊᴜɢᴀ ꜱᴇᴏʀᴀɴɢ ꜱᴜᴘᴇʀᴍᴇɴ" ᴸᵉᵗ'ˢ ˢᵉᵉ ʷʰᵃᵗ ʰᵃᵖᵖᵉⁿˢ ʷⁱᵗʰ ᵗʰᵉᵐ ᵂʳⁱᵗᵉʳ:ᵈˢᵗⁿᶻʰʳ ˢᵗᵃʳᵗᵉᵈ:²⁰²⁰/⁷/²¹ ᶠⁱⁿⁱˢʰᵉᵈ:²⁰²⁰/⁹/¹²
52.6K 5.9K 27
❝ nyawa harus dibalas nyawa, kan? ❞ Ada pengubahan judul cerita Harted-> ?
26.8K 2.1K 30
~Bayangan Mafia di Balik Kerudung~ Semua bermula ketika seorang pria tampan yang terluka di sekujur tubuhnya, di temukan tidak berdaya di belakang...