MY HUSBAND - JOSHUA HONG (COM...

By itsbeautifulspring

246K 29.3K 3.2K

Joshua Hong dan Park Hana sepakat untuk menjalani pernikahan palsu demi kepentingan masing - masing. Tapi mer... More

1 - Kesepakatan
2 - Kisah
3 - Benci
4 - Keluarga Joshua
5 - Masa Lalu
6 - The Day
7 - Hot Chocolate
8 - Jeonghan
9 - Choi Hye Ji
10 - Terluka
11 - Jo, aku pinjam tempat tidurmu
12 - Arti sebuah pelukan
13 - Jangan Menangis Hana
14 - Sendiri dan Kesepian
15 - Joshua dan pilihannya
Cast
16 - Bertemu Pria Aneh
17 - Perihal Tidur Bersama
18 - Si Pencuri
19 - Dandelion
20 - Awal yang baru
21 - Jangan terjebak Hana
22 - Diary Kencan Hana - Joshua
23 - Kita Akhiri
24 - Penyesalan
25 - Menepi
26 - Jeonghan, dan perasaannya
27 - Belum Selesai
28 - Selamat Jalan
29 - Menata Ulang
30 - Pulih
31 - Akhir ?
32 - Bertemu Kembali
33 - Kebahagiaan
SPECIAL CHAPTER - YOON JEONGHAN
SPECIAL CHAPTER - YOON JEONGHAN II
SPECIAL CHAPTER - Penyelesaian untuk Jeonghan
SPECIAL CHAPTER - Penyelesaian untuk Hye Ji
SPECIAL CHAPTER - Joshua dan penderitaannya
HALLO
SPECIAL CHAPTER - JOSHUA BICARA
SPECIAL CHAPTER - DADDY HONG
Side Story - Vernon X .....

SPECIAL CHAPTER - Jo

6.5K 520 36
By itsbeautifulspring






Tuk

Tuk

"Hmm Jo..."

Aku menggeliat ketika merasakan seseorang memukul - mukul dahiku. Aku yakin itu Joshua. Ini masih pagi dan dia sudah berulah.

"Jo... Hentikan!"

Aku membuka mataku, dan salah. Aku tidak menemukan Joshua di manapun. Dan ternyata yang tadi memukul - mukul dahiku adalah Ji Hyun.

"Eum Ji Hyun? Kenapa? Appa mana?"

"Tidak tahu..."

Ji Hyun kembali sibuk dengan mainannya. Rupanya dia memukulku menggunakan bonekanya. Mungkin maksudnya dia ingin membangunkan aku karena tadi aku masih tidur. Seingatku ini hari Minggu jadi sedari tadi aku hanya bersantai di tempat tidur.

"Jo!!"

Aku berteriak memanggil Joshua, memastikan keberadaanya di kamar ini. Tapi tidak ada jawaban.

"Dimana ya Appa? Ayo kita turun dan cari Appa."

Aku menurunkan Ji Hyun dan menggandeng tangannya untuk keluar dari kamar.

Usianya sudah tiga tahun. Sedang lucu - lucunya. Ji Hyun ini permatanya keluarga Hong. Nenek, Vernon, Yura semua orang memanjakannya. Ji Hyun bak hidup di sangkar emas. Dan aku sangat bersyukur karena anakku menerima begitu banyak cinta dari banyak orang.

"Eh? Tuan Putri sudah bangun?"

"Samchon!"

Ji Hyun langsung berlari menghampiri Vernon. Pasangan paman dan keponakan ini memang sangat dekat. Vernon sangat memanjakan Ji Hyun dan selalu mengajak Ji Hyun bermain. Itulah kenapa Ji Hyun sangat menyukai Vernon.

"Joshua di mana Ver?"

"Dia sedang berenang."

Aku mengangguk dan langsung melangkahkan kakiku menuju bagian belakang rumah, tepatnya ke kolam renang.

Dia di sana. Sedang berenang bertelanjang dada. Bagus sekali. Tontonan pagi yang menarik untuk para pelayan perempuan di rumah ini.

"Jo..."

Aku memanggilnya. Membuatnya menepi dan tersenyum hangat menatapku. Kenapa ya beberapa tahun sudah berlalu semenjak kami menjadi suami istri tapi Joshua selalu tersenyum penuh cinta saat menatapku. Dan aku suka. Suka sekali.

"Sudah bangun?"

"Hmm... Kenapa tidak membangunkan aku?"

"Tidurmu nyenyak sekali aku tidak sampai hati membangunkanmu sepagi itu di hari libur."

"Mau sarapan?"

Joshua beranjak lalu mengenakan jubah mandinya. Ikut duduk di sampingku.

"Boleh. Ji Hyun mana?"

"Bersama Vernon."

"Aku mandi dulu... Kita harus pergi ke rumah Jeonghan kan?"

Aku baru ingat. Hari ini Jeonghan mengundang kami untuk datang ke rumahnya merayakan ulang tahun Sungjae.

"Aku hampir lupa."

Joshua mengacak rambutku yang sudah jelas acak - acakan karena bangun tidur.

"Kau juga harus mandi Nyonya Hong."

"Iya aku tahu. Aku akan mandi bersama Ji Hyun."

"Ayo masuk."

Aku mengikuti langkah Joshua masuk ke dalam rumah. Kami harus segera bergegas dan bersiap - siap untuk pergi ke rumah Jeonghan.

"Itu Jo!"

Langkah kami berhenti tepat di ruang makan. Di sana ada Nenek, Vernon, dan Yura yang sedang menikmati sarapan. Tapi bukan itu yang menjadi fokusku. Melainkan suara seseorang yang dengan lantang memanggil nama panggilan Joshua. Dan itu berasal dari anakku— Ji Hyun.

"Appa. Itu Appa Ji Hyun. Kenapa memanggilnya begitu?"

Vernon memperingatkan. Sedangkan aku hanya saling tatap dengan Joshua.

"Kemari sayang.."

Joshua memanggil Ji Hyun dan dia langsung berlari menghampiri ayahnya.

"Jo!"

Ji Hyun mengulangi perkataannya ketika sudah berada di gendongan Joshua.

"Kenapa memanggil Appa begitu hmm?"

Joshua bertanya dengan hati - hati.

"Eomma memanggil Appa begitu.. Ji Hyun mengikuti Eomma..."

Aku terkejut. Sedangkan Joshua hanya mampu menahan tawanya.

"Tidak boleh Ji Hyun. Ini kan Appa Ji Hyun. Panggil Appa. Jangan yang lain."

Aku mencoba memberinya nasehat.

"Heumm tapi Ji Hyun ingin seperti Eomma."

Ji Hyun menunduk sedih.

"Tidak boleh, Appa akan marah kalau Ji Hyun memanggil Appa begitu lagi."

Joshua mengeluarkan sisi tegasnya dan langsung dibalas anggukan lemas dari anaknya.

"Baiklah. Maaf Appa."

"Anak pintar. Sekarang kita mandi ya. Hari ini kan pesta ulang tahun Sungjae Oppa."

"Yeee! Ji Hyun mau pergi ke pesta ulang tahun!"

Ji Hyun langsung berteriak antusias begitu mendengar perkataan Joshua tentang ulang tahun Sungjae.

"Kita harus bicara."

Joshua berbisik padaku. Membuatku meringis. Ah aku tahu ini salahku karena selalu memanggil Joshua dengan sebutan Jo saat di depan Ji Hyun. Jadi dia meniruku.

"Jangan dibiasakan Hana. Ji Hyun meniru semua yang kau lakukan."

Setelah memandikan Ji Hyun. Aku di sidang oleh Joshua. Ji Hyun sendiri sudah berada di lantai bawah bermain bersama Yura.

"Aku tidak tahu Ji Hyun akan meniruku Jo."

Ucapku merasa bersalah. Tapi aku juga merasa lucu dengan tingkah Ji Hyun.

"Anak kita itu pintar Hana. Jadi kita harus hati-hati dengan setiap perkataan dan tindakan kita sebagai orang tua."

"Baiklah.. maaf..."

Aku menunduk, memainkan ujung kaus Joshua. Dia banyak berubah. Joshua banyak berubah. Dia tumbuh menjadi sosok ayah yang luar biasa hebat. Terkadang dia bisa sangat manis pada Ji Hyun, tapi kadang dia juga bisa menjadi tegas. Dia sibuk bekerja tapi selalu punya cara untuk menyempatkan waktunya untuk bermain bersama Ji Hyun. Aku akui Joshua lebih baik dariku, aku masih sering merasa kesulitan mendidik Ji Hyun. Seperti sekarang, Ji Hyun memanggil Joshua dengan sebutan "Jo" yang mana itu tidak pantas dia ucapkan kepada ayahnya. Dan itu karena aku. Karena kebiasaanku memanggil Joshua dengan sebutan itu.

"Aku tidak marah Hana... Kita masih sama-sama belajar menjadi orang tua. Dan hari ini kita dapat satu lagi pelajaran berharga kan?"

Aku mengangguk. Memang Joshua tidak akan marah padaku. Tapi tetap saja aku merasa bersalah.

"Jangan sedih sayang..."

Joshua memelukku, mengusap - usap punggungku. Lalu mengecup kepalaku berkali-kali. Aku sudah katakan belum? Setelah menjadi ayah, Joshua menjadi sangat manis. Dia selalu tahu bagaimana membuatku luluh hanya dengan kata-kata dan perlakuannya. Dan aku akan berakhir tersipu malu ketika mendapatkan perlakuan manisnya. Padahal harusnya aku sedang tidak di masa itu lagi. Aku sudah jadi ibu, tapi rasanya Joshua selalu memperlakukan aku selayaknya pengantin baru.

"Aku merindukanmu..."

Ucapku tiba-tiba. Masih mendekapnya erat.

"Kita bahkan bertemu setiap hari. Aku memelukmu sepanjang malam tanpa jeda. Dan kau masih merindukan aku? Haruskah aku percaya?"

Joshua terkekeh setelah menyelesaikan perkataannya.

"Aku sungguh merindukanmu Jo.."

Benar. Pernahkah kalian berada di posisi yang sama sepertiku? Mengabiskan waktu bersama, melihatnya setiap saat, tapi masih merasakan rindu. Aku tidak tahu apa namanya... Tapi rasanya waktu yang aku habiskan bersama Joshua selalu terasa singkat. Dan aku akan berakhir dengan merindukannya.

"Baiklah sepertinya kau tidak berbohong. Lalu bagaimana? Aku bahkan masih memelukmu sekarang. Tapi kau terus saja mengatakan rindu. Apa yang harus aku lakukan untuk menghapus rasa rindumu?"

"Entahlah...."

Joshua kembali tertawa. Dia semakin erat memelukku. Dan aku selalu suka itu.

"Haruskan kita mengirim Ji Hyun pergi bersama Yura atau Vernon?"

"Hmm?"

Aku melepas pelukannya. Tapi tangan Joshua masih menahanku. Sehingga kami tidak benar-benar terlepas.

"Biarkan Ji Hyun pergi ke rumah Jeonghan bersama paman dan bibinya. Dan kita akan menghabiskan waktu di rumah. Berdua."

"Tidak. Aku tidak mau."

Jelas aku tidak mau.

"Ataukah kita perlu mengatur waktu untuk pergi kencan?"

"Jangan aneh-aneh Jo."

"Aneh? Aku hanya mencari solusi untuk meredakan rasa rindumu sayang."

Sayang. Panggilan yang selalu membuatku bersemu. Padahal sudah ribuan kali Joshua memanggilku begitu. Tapi rasanya selalu sama. Menakjubkan.

"Cukup berada dalam jangkauan pandanganku Jo. Jangan pergi ke tempat dimana aku tidak bisa melihatmu."

"Termasuk ke kantor?"

Joshua menggodaku.

"Kalau itu beda. Kau harus tetap ke kantor. Aku masih butuh uangmu. Jadi kau harus menghasilkan banyak."

"Loh? Tadi katanya...."

"Ah sudah lupakan! Kita harus bergegas Jo. Acaranya sebentar lagi dimulai. Jeonghan pasti menunggu kedatangan kita."

"Kenapa sepertinya kau yang tidak sabar bertemu dengan Jeonghan hmm?"

"Hilangkan pikiran bodohmu itu Tuan Hong."

Aku mendorong Joshua agar menjauh. Aku harus bersiap-siap dan tidak ada waktu menanggapi omong kosong Joshua.

"Jangan terlalu dekat dengan Jeonghan..."

Joshua merengek. Masih mengikuti langkahku yang sedang merias wajah.

"Jo... Sekarang bukan waktunya cemburu. Jeonghan kan sudah menikah dengan Hae Won."

"Tetap saja dia masih mencintaimu...."

"Sok tahu."

Aku mencibirnya.

"Aku yang paling tahu. Kau itu milikku ya Hana."

"Iya Joshua. Iya..."

Aku harus mengatakan ini. Seberapa pun hebatnya Joshua menjadi sosok ayah untuk Ji Hyun, dia tetap menjadi Joshua yang sama untukku. Terutama di bagian cemburunya. Itu menggemaskan.

Tapi tadi apa katanya? Jeonghan masih mencintaiku? Omong kosong apalagi itu. Jelas-jelas Jeonghan sudah jadi suami orang. Mana mungkin dia masih mencintaiku.

"Tapi... Apa yang akan kau lakukan?"

"Apa?"

Aku menatap heran pada Joshua. Pertanyaannya tidak jelas.

"Kalau Jeonghan masih mencintaimu?"

"Jangan bicara omong kosong Jo."

"Aku tidak bicara omong kosong Hana."

"Tidak akan ada yang berubah. Aku tidak mencintainya Jo. Kau tahu itu."

"Hmm syukurlah..."

Joshua menghampiriku. Memelukku lagi, kali ini dari belakang. Membuatku bisa dengan jelas melihat pantulan wajah tampannya dari cermin di hadapanku.

"Oh iya sayang..."

"Hmmm?"

Aku masih sibuk merapikan riasanku dan Joshua tetap di posisinya. Sedikit menganggu, tapi dia enggan beranjak meski sudah aku suruh.

"Jangan lupa... Jangan panggil aku dengan sebutan Jo di depan Ji Hyun."

"Iya aku paham Jo..."

"Sebenarnya aku suka saat kau memanggilku dengan sebutan itu Hana... apalagi saat..."

"Saat apa?"

"Rahasia."

Joshua mengecup pipiku. Lalu melepaskan pelukannya. Tapi aku bisa melihat dia tersenyum penuh arti padaku. Iya aku paham Joshua. Paham apa maksudmu.






















Beautiful Spring 🌸

Continue Reading

You'll Also Like

1M 84.5K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
1M 63.5K 36
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
68.4K 8.3K 44
Seo Joo Hyun, dokter muda berusia 21 tahun, yang menikah dengan seorang siswa kelas tiga SMA bernama Cho Kyu Hyun yang terkenal dengan julukan si pen...
623 492 31
Bisakah aku mengungkapkan rasa ini? Bisakah aku katakan padamu bahwa aku menyukaimu? Mentari Matahari seorang gadis cantik yang menyimpan seribu cint...