Wedding Destiny [TERBIT]

By kakapit

3M 167K 3.9K

Berawal dari kelulusan Fahri dan beberapa teman seangkatannya yang membanggakan di fakultas teknik, kelulusan... More

blurb
1. Pernikahan
2. Hambar
3. Perkara pindah
4. Buah
6. Perlawanan
7. Check up
8. Bawang merah
9. Rumah mertua
10. Marah
11. Aku balikin
13. Isabel
14. Mulai terbuka
16. Perempuan aneh
17. Ini pdkt?
18. Dekapan hangat
19. Pdkt halal
22. Mimpi terbesar Fahri
25. Uwuu
26. Gym ball
27. Belanja untuk Deka
28. Piknik
29. Debut
32. Ranah Agil
34. Kecurigaan Mama
35. Pada akhirnya meledak juga
37. Perjuangan dan terungkap
40. Belum saatnya
43. Menentukan pilihan
INFO BUAT KALIAN!!
AYO DONG BANTU PILIH!!
AYO IKUTAN PO!

20. Trauma Mona?

57.9K 5.4K 56
By kakapit

Selamat membaca my friends 🙆

Pasangan suami istri itu sedang melihat-lihat berbagai macam mainan anak, sejujurnya Mona hanya mengikuti Fahri setelah selesai berbelanja bahan dapur.

"Ini bagus nggak?" Tunjuk Fahri ke topeng Spiderman.

"Buat siapa sih?"

"Buat anak kita lah masa buat Sheila." Sheila itu anaknya sepupu Fahri yang tinggal di Bandung.

Mona mengerutkan keningnya lalu menatap topeng itu dengan tatapan aneh, "secepat itu belinya? Nggak usah deh."

Dengan tidak ikhlas Fahri meninggalkan toko perbelanjaan itu, Mona mendesaknya agar tidak perlu membeli sesuatu yang tidak begitu diperlukan. Fahri membawa mobilnya kedalam padatnya jalan raya, klakson mobil silih berganti bersaut sautan karena kurangnya rasa sabar.

Setelah terjebak macet hingga sejam lebih akhirnya Mona sampai di rumah, perempuan itu berbaring di sofa sedangkan Fahri langsung masuk kedalam kamar untuk mandi.

Mona memainkan ponselnya menonton tentang ibu hamil di yutube, belakangan ini ia punya hobi baru yaitu menonton semua vlog artis yang melahirkan.

Selang beberapa menit Fahri keluar dengan kemeja hitam yang dilipat sampai siku dipadukan dengan celana jeans, Mona mendongak menoleh ke Fahri yang terlihat lebih ganteng dari biasanya, Mona sampai tidak menghiraukan suara tangisan bayi di ponselnya.

"Nonton apasih kok ada bayi nangis?" Tanya Fahri ikut duduk disamping Mona, wangi parfum pria itu seolah menggelitik indra penciumannya dan membuatnya kecanduan akan wangi tersebut.

Mona menelan ludahnya kasar, jantungnya kembali berdegup kencang, hal sekecil ini saja mampu membuatnya ketar ketir seperti ini.

"Mon, kamu nggak papa kan?"

Mona mengerjap, "i-iya nggak papa kok, ini lagi nonton orang melahirkan."

"Kamu nggak usah nonton gituan deh nanti takut." Fahri mengambil ponsel Mona ditangannya kemudian diletakkan di meja.

"Kamu mau ke kafe?" Tanya Mona.

"Iya."

"Sore?"

"Iya Mona."

"Biasanya malam," gumam Mona.

Fahri menoleh dengan senyum tipis, "kamu nggak masalah kan kalau aku berangkat ke kafe agak cepat?"

"Nggak papa lah," sahut Mona.

"Tapi mukamu kayak nggak rela aku berangkat secepat ini," ucap Fahri tersenyum jahil.

"Apaan sih, ya enggak lah."

Fahri tertawa terbahak-bahak kala melihat pipi Mona yang memerah menandakan perempuan itu sedang salah tingkah.

"Kenapa sih?!" Mona melotot tajam tidak terima ditertawakan seperti itu.

"Mau dipeluk?" Tanya Fahri seraya merentangkan tangannya hendak memeluk Mona.

"Apasih peluk terus!"

"Salah memangnya? Kamu kan istriku," ucap Fahri dengan raut tengilnya lalu mendekap Mona dengan erat, "aku tahu kok kamu pengen banget dipeluk."

"Sok tahu banget," balas Mona lalu mencoba melepaskan diri dari dekapan Fahri namun Fahri semakin mempererat dekapannya.

"Kamu suka kan sama aroma parfumku? Nggak usah ngelak Mon dari tadi aku lihat hidungmu kempas-kempis," Fahri terkekeh geli saat Mona mencubit perutnya.

Dering ponsel dari saku celana Fahri berdering membuat pria itu melepaskan pelukannya. "Iya ini udah mau berangkat kok," ucap Fahri ke sebrang telepon.

"Tunggu aku nanti malam ya Mon," cetus Fahri beranjak dari sofa.

"Hati-hati Ri."

Fahri menoleh dengan senyum tipis lalu kembali mendekati Mona, perempuan itu mengernyit heran sebelum Fahri mendaratkan kecupan ringan di jidat Mona, ini kedua kalinya Fahri mengecupnya pertama setelah selesai akad dan kedua saat ini.

Mona mematung sedangkan Fahri kesenangan melihat reaksi perempuan itu. "Kamu harus terbiasa dengan sikapku yang satu ini," bisiknya sebelum benar-benar pergi.

Mona mengusap tengkuknya kasar, bulu-bulu halus di tengkuknya itu berdiri setelah Fahri membisikinya, pria itu benar-benar bisa membuat jantungnya bermasalah.

******

Mona yang mendengar suara mobil Fahri langsung beranjak dari ranjang membukakan pria itu pintu, saat Mona membuka pintu wajah Fahri langsung terpampang di depannya tak lupa senyum manis yang menghiasi bibirnya.

Fahri merangkul Mona masuk kedalam tak lupa mengunci pintu utama. "Tenggorokan mu sakit?" Tanya Mona setelah Fahri batuk beberapa kali.

Fahri menoleh ke Mona yang sedang berbaring di ranjang, "lumayan tapi nggak terlalu sakit," ucap Fahri sedikit serak.

"Mau kubikinkan ramuan?"

"Ramuan apa?"

"Ramuan biar suaramu nggak kenapa-napa besok," cetus Mona.

Fahri menggeleng lalu ikut berbaring di sebelah Mona, pria itu baru saja selesai membersihkan diri. "Nggak usah deh palingan besok udah baik-baik aja," tolak Fahri.

"Yaudah terserah."

Fahri memperbaiki posisinya agar menghadap Mona, "aku nggak mau kamu capek."

Mona juga menghadap Fahri, kini posisi keduanya saling berhadapan bedanya Mona menggunakan bantal sedangkan Fahri menyangga kepalanya menggunakan tangan.

"Mon kamu kalau dilihat dari dekat cantik banget," ucap Fahri jujur.

"Memang," balas perempuan itu.

"Kalau ketawa lebih cantik lagi," lanjut Fahri.

"Udah ah, aku mau tidur," ucap Mona.

"Jangan dulu dong temenin aku cerita dulu."

"Hm."

"Coba ceritain tentang kamu," ucap Fahri.

"Nggak ada yang menarik," balas Mona. Cerita tentang hidupnya memang tidak ada yang menarik bahkan terkesan membosankan, ia menghabiskan waktunya untuk belajar karena takut beasiswanya akan dicabut jika nilainya turun.

"Masa nggak ada yang menarik? Pasti ada meskipun cuman dikit," kekeuh Fahri.

"Kamu udah tahu kalau aku anak panti asuhan, kan? Cuman itu aja yang bisa diceritakan dalam hidupku," balas Mona.

Fahri menghela nafas, padahal niatnya untuk memancing Mona menceritakan tentang Agil.

"Gimana kalau kamu aja yang cerita," lanjut perempuan itu.

"Aku sama papa dulu nggak sejauh ini, dulu saat lulus SMA aku punya pilihan sendiri begitupun dengan papa dia punya pilihan sendiri untuk masa depanku, semuanya terjadi begitu saja," ucap Fahri menjelaskan panjang lebar asal mula dirinya dan papa tidak seakrab dulu.

"Coba kamu dekati papa pelan-pelan, aku yakin papa sebenernya juga rindu sama kamu."

"Enggak Mon, aku udah coba tapi papa malah marah."

"Kok gitu?"

"Mungkin karena udah kecewa sama pilihanku tambah lagi kejadian yang kita alami. Tapi, aku bersyukur dipertemukan sama kamu meskipun caranya salah, mungkin kalau kita nggak bersama hidupku masih gitu-gitu aja."

Mona mengernyit, "maksudnya?"

"Kita memang ditakdirkan bersama, mungkin lewat cara ini aku disadarkan untuk lebih berusaha keras lagi. Kalau semisal kita tidak dipertemukan seperti ini mungkin aku masih santai-santai tidak memikirkan hidupku kedepannya."

"Ri, aku mau tidur," ucap Mona terdengar bergetar. Melihat wajah Fahri di dalam lampu yang redup dan suara yang sedikit serak membuatnya tiba-tiba mengingat kembali kejadian di klub padahal sebelumnya tidak seperti ini.

"Mon, kamu nggak papa?" Tanya Fahri panik.

Saat Fahri hendak menyentuh pundak perempuan itu Mona langsung bergeser. "Mon, kamu kenapa?" Mona semakin menghindar, keringat dingin mulai membasahi pelipisnya dan telapak tangannya.

"Ahk, jangan mendekat!!"

"Kamu kenapa, Mona?"

"Pergi!!" Teriak Mona histeris lalu menutup telinganya duduk disisi kasur.

"MONA, ADA APA? KAMU KENAPA? HEI, LIHAT MATAKU!"

"Hiks, pergi kamu jahat! Kamu bejat! Sialan kenapa aku harus melihatmu!" Mona kembali histeris.

Fahri terdiam lidahnya kelu, kenapa semuanya baru seperti ini setelah kejadiannya sudah terjadi berbulan-bulan lalu, padahal tadi Mona terlihat baik-baik saja.

Mendengar Mona menangis tersedu-sedu hati Fahri semakin perih, air matanya ikut mengalir, apa mungkin Mona mengalami trauma setelah kejadian itu?

Mona merasa ketakutan, bayang-bayang wajah Fahri malam itu begitu nyata di kepalanya, bayang-bayang saat Fahri tersenyum tipis bagaikan pejahat setelah membuatnya menderita. Malam itu Fahri begitu menggila hingga Mona tidak bisa berbuat apa-apa selain berpasrah diri, ia juga sudah berusaha terlepas dari kukungan pria itu tetapi hasilnya tetap sama.

"Mona," ucap Fahri lirih. Mona menoleh dengan raut ketakutan, pria itu perlahan menarik Mona secara perlahan kedalam pelukannya, Mona tidak berontak tidak juga menolak ia hanya terdiam.

"Mona kita sama-sama terjebak disana tapi memang aku yang dominan bersalah, harusnya aku nggak meminum alkohol terlalu banyak hingga mabuk, aku salah aku mengakui itu," ucap Fahri tersengal-sengal, "tolong buang jauh-jauh pikiran burukmu terhadapku, tolong Mon. Aku juga nggak tahu apa-apa sepertimu karena dalam keadaan mabuk," lanjutnya.

"Mon, aku minta maaf."

Mona bergetar hebat, air matanya meluncur begitu deras dari bola matanya, rasa takutnya sedikit menghilang

Fahri merebahkan tubuh Mona yang sudah tertidur, perempuan itu tertidur setelah menangis.

Fahri bersandar di kepala ranjang dengan raut frustasi, Mona trauma seperti itu dan ia baru tahu sekarang, Fahri merasa gagal selama ini pria itu berpikir kalau Mona baik-baik saja nyatanya perempuan itu tidak sebaik yang dilihatnya.

Fahri menoleh dengan tatapan sendu ke arah Mona yang tertidur pulas, wajah polos perempuan itu semakin membuat sesak di dadanya. Fahri mengecup kening Mona sebelum merebahkan tubuhnya dan memeluk Mona, biarkan saja pagi nanti Mona terkejut mendapati Fahri memeluknya erat saat tidur.

*********


Jangan lupa vote dan komen ya manteman.

Terimakasih ❤️❤️🙆🙆🌈🌈

Continue Reading

You'll Also Like

2.4M 181K 48
Elang menikahi Nadella, karena orangtuanya menyuruhnya. Sungguh, dalam pikirannya tidak pernah sekali pun terlintas menikahi gadis yang bahkan seumur...
68.9K 2.3K 41
Sudah berniat udah mundur karna pernikahan yang tidak berjalan sesuai alurnya Semua luka sakit ini sudah terlalu banyak,bendungannya pun hampir rusak...
1.8M 133K 44
Kayla Anastasya pernah mencintai seorang Nareswara Adiatama dengan sepenuh hati. Terus bertahan meski Kayla tahu, tak sedikit pun Nares peduli terhad...
16.9M 748K 43
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...