[My Little Wife]END

By KimJiwoo936

106K 7.2K 235

Seorang pengusaha dari KIM yaitu Kim Seokjin yang terjebak dengan Yoon Jiwoo menikah dengan perjodohan. Jiwoo... More

[My Little Wife] 01
[My Little Wife] 02
[My Little Wife] 03
[My Little Wife] 04
[My Little Wife] 05
[My Little Wife] 06
[My Little Wife] 07
[My Little Wife] 08
[My Little Wife] 09
[My Little Wife] 10
[My Little Wife] 11
[My Little Wife] 12
[My Little Wife] 13
[My Little Wife] 14
[My Little Wife] 15
[My Little Wife] 16
[My Little Wife] 17
[My Little Wife] 18
[My Little Wife] 19
[My Little Wife] 20
[My Little Wife] 21
[My Little Wife] 22
[My Little Wife] 23
[My Little Wife] 24
[My Little Wife] 25
[My Little Wife] 26
[My Little Wife] 27
[My Little Wife] 28
[My Little Wife] 29
[My Little Wife] 30
[My Little Wife] 31
[My Little Wife] 32
[My Little Wife] 33
[My Little Wife] 34
[My Little Wife] 35
[My Little Wife] 36
[My Little Wife] 37
[My Little Wife] 38
[My Little Wife] 39
[My Little Wife] 41
[My Little Wife] 42
[My Little Wife] 43
[My Little Wife] 44
[My Little Wife] 45
[My Little Wife] 46
[My Little Wife] 47
[My Little Wife] 48
[My Little Wife] 49
[My Little Wife] 50 END!!!

[My Little Wife] 40

1.6K 111 2
By KimJiwoo936

Ada yang masih kepo sama ini cerita😌ayo makin merapat sama ini cerita ya, juga makasih untuk kalian yang sudah masukin cerita aku ke Reading list nya😄

























































































Happy Reading





























































Jiwoo meminta pulang dan tak ingin lama-lama berada di Rumah Sakit. Seokjin pun hanya bisa menuruti keinginan itu. Tapi, mereka pergi bukan ke Hotel melainkan langsung pulang ke Mansion. Seokjin merasa akan ada sesuatu yang terjadi nantinya jadi, ia memilih untuk pulang saja karena mansion lebih aman dari pada disini. Bahkan pesan lewat email yang Jimin berikan padanya teringat jelas di pikirannya.

-Hyung aku tak mau mengganggu waktu santai mu itu dengan Jiwoo namun, aku takut terjadi sesuatu karena selain Jackson adalah buronan ia juga adalah psycho gila. Ia pernah membunuh 59 polisi Hongkong juga anggota tim ke polisian yang lain seperti Amerika, Jepang, Kanada juga Rusia. Koneksinya terlalu banyak dan para pendukungnya begitu juga tak sedikit.

Aku takut terjadi sesuatu pada adik kecil ku hyung. Kumohon jaga dia, karena aku dan Yoongi hyung telah mendapatkan informasi jika cepat atau lambat Jackson akan kembali beraksi dengan rencana jahatnya. Jika hyung sudah kemari hubungi aku. Aku akan menjelaskan beberapa hal lain.

Namjoon yang mengemudi nampak aneh melihat Seokjin yang melamun menatap jalanan. Ia bisa melihat dari kaca spion yang ada di dal mobil. Jiwoo nampak tertidur pulas di pangkuan Seokjin yang memeluk nya layaknya anak kecil berumur 3 tahun. Lucas dan Samuel mengikuti dari arah belakang jaraknya juga tak terlalu jauh.


Dor...


Srettttt...


Ckittttt...


Namjoon banting stir kala ada suara tembakan yang mengarah pada mereka. Bahkan Seokjin juga terkejut sampai istri kecilnya bangun dan merasa ketakutan dengan menutupi ke dua telinganya. Namun, Namjoon tak keluar dari mobil memilihat dari arah mana asal tembakan tersebut.


"A-ajjushi aku takut, a-aku takut". Jiwoo mendongak menatap ke arah Seokjin yang memberikan senyuman.


"Suttt... Ada aku disini, kau tidak perlu takut".


Hingga Samuel dan juga Lucas memilih keluar dari mobil dengan menyiapkan dua buah pistol langsung saja mereka berdua mendekat ke arah mobil Boss nya.


"Sajangnim, seperti nya ini bukanlah musuh yang selama ini mengintai lebih tepatnya ini musuh baru karena kami sempat melihat satu mobil melaju lebih dulu dengan tingkat kecurigaan dan benar dugaan saya". Lucas memberikan foto dimana tiga orang pria yang mati dengan luka tembak tepat mengenai sasaran.


"Jadi, siapa mereka?". Tanya Namjoon.


Jiwoo masih betah dengan posisinya bahkan ke dua tangannya tidak ingin lepas untuk menutupi telinganya. Ia takut, bahkan masih terdengar jelas suara tembakan tadi. Seokjin memilih memasangkan earphone dan memutar lagu untuk istri kecilnya. Jiwoo menatap Seokjin berkaca kaca  karena takut.


"Tepat sekali kalian keluar dari mobil itu, cepat masuk dan nanti kalian jelaskan". Satu perintah langsung saja membuat dua orang pria itu masuk ke dalam mobil sang majikan.


"Jalan sekarang Namjoon". Dengan cepat Namjoon melajukan mobil nya sesuai perintah.


"One...". Mulai berada dalam jangkauan jauh dari mobil yang Lucas dan Samuel tadi dikendarai.


"Two...". Bahkan mobil itu nampak tersisa waktu yang menipis hingga...


Duarrr


Mobil itu meledak bahkan Namjoon terkejut sampai ia menginjak rem mobil kuat. Begitu juga Lucas dan Samuel hanya Seokjin dan Jiwoo yang tenang mengingat Jiwoo memakai earphone di kedua telinganya. Bahkan Jiwoo seakan tenang dengan ke dua mata yang masih menatap Seokjin yang tersenyum padanya.


Cup...


Jiwoo nampak berkedip lucu karena kecupan pada bibirnya.


"Tidak akan ada yang bisa menyakitimu selagi aku terus bersama mu". Jiwoo nampak bingung apa yang di ucapkan Ajjushi gilanya itu.


"Sajangnim bagaimana bisa?--".


"Tidak sekarang Namjoon, nanti saja kuceritakan".


"Khamshamidha sajangnim". Samuel dan Lucas berterimakasih pada majikannya yang telah menyelamatkan nyawanya jika saja mereka berdua masih berada di dalam mobil itu.



























Sampai di Mansion, Jiwoo tidak ingin lepas dari Seokjin karena masih takut dengan kejadian beberapa jam yang lalu. Memeluk erat agar Seokjin tidak bisa pergi meninggalkan nya. Seokjin membiarkan hal itu karena ia tahu jika istri kecilnya untuk pertama kali mendengar suara tembakan seperti beberapa jam yang lalu. Pasti saja membuat istri kecilnya takut apalagi saat ini ada malaikat kecil di perut istri kecilnya. Ia tidak boleh sampai malaikat kecilnya terjadi sesuatu jikalau istri kecilnya merasa stres sedikit. Seokjin mengkhawatirkan ke dua nya.


Jiwoo nampak sudah tertidur pulas. Tangannya yang memainkan kancing kemeja Seokjin perlahan turun seiring dengan hembusan nafas Jiwoo yang tenang dalam tidurnya. Dengan hati-hati tanpa ingin membuat suara sedikit ia perlahan turun dari atas tempat tidur. Menarik selimut untuk menutupi tubuh kecil itu agar tetap hangat. Mengambil ponselnya lalu keluar dari kamar.


Masuk ke satu Ruangan tempat rapat dan diskusi yang lebih dari serius masalah dari pada masalah di perusahaan. Namjoon, Lucas dan Samuel duduk saling berdampingan. Dan di sebrang mereka ada Jimin dan juga Yoongi yang datang karena Namjoon menghubungi nya atas keinginan sang Majikan.


"Jadi, apa yang masih belum aku ketahui?". Tanya Seokjin pada Lucas dan Samuel.


"Jackson bekerja sama lebih dari 40 orang dari negara yang berbeda". Penjelasan pertama dari Yoongi mampu membuat Seokjin hanya mengangguk malas.


"Kurasa ada pemicunya, tidak mungkin ia tiba-tiba ingin dekat dan mengenal Jiwoo". Jimin kali ini yang menjelaskan. Namjoon memberikan sebuah map berisi nama juga segala yang berhubungan dengan Hwang Jackson.


"Saat dalam perjalanan pulang, kami melihat ada tiga orang yang nampak ada pada daftaran yang ada pada map itu sajangnim". Seokjin memberikan map itu pada Lucas dengan adanya tanda tiga nama disana.


"Ya, ini mereka".


"Siapa?". Tanya Jimin sambil merampas map yang ada pada Lucas.


"Ige-mwoya? Bahkan Jackson juga ada mengikutimu?". Sulit di percaya baik itu Jimin maupun Yoongi.


"Namjoon, beritahu agar mereka cepat mengambil alih di setiap sudut mansion. Periksa kembali siapa saja yang menjadi pekerja disini".


"Ne, sajangnim".


"Lucas dan Samuel cari tahu dimana keberadaan Jackson saat ini".


"Ne, sajangnim".





























Jiwoo terbangun dari tidur nyenyaknya. Ia menahan beban tubuhnya dan duduk di pinggiran tempat tidur. Ia merasa lapar juga haus bahkan tenggorokannya merasakan serak. Ia turun dari tempat tidur lalu keluar dari kamar. Mencari Ajjushi gilanya yang tidak ia ketahui ia berada dimana.


"Ajjushi?". Jiwoo sedikit berteriak sambil berjalan pelan untuk mendekat kearah anak tangga dan nampak disana tidak ada siapapun.


"Eoddinitagu? Apa mungkin---?".(Dimana ya?)


"Ada apa?". Jiwoo terserak terkejut saat membalikkan tubuhnya ia melihat Ajjushi gilanya ini yang sudah ada di depan matanya.


"Ani geu---eoh? Daddy Suga?". Ucap Jiwoo sepontan saat melihat Yoongi yang keluar dari ruangan bersama Jimin diikuti oleh Namjoon, Lucas dan Samuel.(Tidak---itu...)


"Jimin oppa?! Wae yeogiisseo?". Jiwoo sedikit berlari lalu memeluk Jimin hangat.(Kenapa ada disini?,)


"Aigoo, uri Jiwoo yaa... Adik kecilku". Yoongi nampak bahagia jika Jiwoo baik-baik saja selama ini.


"Apa semua baik-baik saja? Oppa tidak pernah datang kemari jika ada masalah saja? Bukankah begitu?".


"Tidak ada. Semua baik-baik saja". Jimin mengusap surai Jiwoo sayang.


"Lalu---? Daddy Suga, baik-baik saja?". Kali ini Jiwoo mendekat pada Yoongi lalu mengusap pipi Yoongi. Seokjin melihat hal itu namun, ia akan menahan rasa aneh pada hatinya.


"Aku baik-baik saja Little Minie". Yoongi sedikit menjaga jarak dari Jiwoo dengan usapan pada surai Jiwoo. Jika ia berharap ia ingin memeluk Jiwoo dan mengatakan jika ia sangat menyayangi Jiwoo.


"Ajjushi, karena ada Jimin oppa juga Daddy Suga lebih baik jika kita makan bersama? Eoh?". Seokjin nampak menimbang keinginan istri kecilnya ini.


"Tidak Jiwoo yaa, oppa harus melakukan suatu hal lain kali saja eoh?".


"Ahh wae~? Apa sesibuk itu?". Jiwoo merengut tidak suka lengkap dengan kedua pipinya yang mengembung.


"Emm,maaf sayang ini juga demi kebaikan kita bersama hmm?".


"Daddy juga?". Tanya Jiwoo pada Yoongi yang nampak diam saja.


"Mmm, mianhae Minie ah". Sesal Yoongi juga membuat Jiwoo tidak bisa memaksa.


"Arraseo. Tapi---apa harus pulang juga? Saat ini? Bahkan aku baru bertemu dengan mu Oppa, Daddy". Seokjin bergulir bola matanya malas lebih memilih meninggalkan Jiwoo dan masuk ke dalam kamar.


"Mmm, lain kali oppa akan menemui mu. Pergilah kurasa suami mu sudah menahan rasa panasnya". Jiwoo bingung tapi ia melihat jika Ajjushi gilanya nampak sudah menghilang.


"Oppa pergi dulu hmm? Jangan khawatir kan hal lain". Jimin mengusak surai Jiwoo lalu pergi dengan Yoongi yang memberikan senyuman padanya. Jiwoo tidak diam saja ia mengikuti dari belakang untuk melihat mereka hingga tak terlihat saat mereka memasuki mobil dengan Yoongi yang terakhir menutup pintu mobil.


"Masuklah...". Yoongi menyuruh Jiwoo untuk masuk kembali dan menyisakkan keheningan. Jiwoo memilih kembali ke kamar untuk mangajak Ajjushi gilanya makan bersama.


Jiwoo membuka pintu kamar nampak disana Ajjushi gilanya tengah memakai pakain. Lantas Jiwoo mendekat lalu menepuk pelan punggung Seokjin yang masih tak sadar akan kehadirannya.


"Ajjushi bisa buatkan aku nasi goreng? Aku sangat lapar dan ingin agar Ajjushi yang membuat nasi goreng nya untukku". Seokjin tidak menjawab hanya berlalu pergi keluar dari kamar untuk membuatkan nasi goreng. Jiwoo bingung kenapa dan ada apa? Perasaan ia tak melakukan kesalahan apapun.


"Ajjushi~ kau kenapa? Kenapa tidak menjawab ucapanku?". Jiwoo meraih tangan Seokjin yang saat ini tengah sibuk berada di dapur. Jiwoo mengikutinya dan sampai seperti ini. Dimana Jiwoo tengah bertanya seolah tidak tahu apa yang membuatnya seperti ini.


"Eoh, aku akan membuatkannya untukmu. Sudah cukup?".


"Kau aneh Ajjushi. Heoksi----".  Jiwoo tersenyum mengejek pada Ajjushi gilanya jika tebakannya ini tidak salah.


"Kau cemburu?".


"Tidak!". Jawab Seokjin cepat.


"Begitukah? Emmm bau nya enak". Puji Jiwoo sambil mencium aroma nasi goreng yang sebentar lagi matang.


"Ya". Jawab Seokjin singkat sambil terus mengaduk nasi goreng itu sampai tercipta kematangan sempurna.


Jiwoo mematikan kompor lalu menarik tangan Seokjin agar melingkar di pinggang kecilnya dan Jiwoo dengan sigap mencium singkat bibir Seokjin dan terkekeh kecil.


"Ck, sungguh aku tida bisa marah padamu baby".

"Begitukah?".


"Lagi...''.



"Mwoga?".


Cup...


"Seperti itu, lagi". Seokjin menginginkan Jiwoo agar kembali mengecup bibirnya.


Jiwoo kembali mengecup bibir Seokjin berkali kali sampai kini Jiwoo duduk di meja pantry dibantu oleh Seokjin. Saling menatap dengan Jiwoo terkikik geli saat Ajjushi gilanya ini mengecup seluruh wajahnya.


"Berhenti Ajjushi". Jiwoo menarik nafas lalu menghembuskannya pelan.


"Aku lapar". Jiwoo mengerucutkan bibirnya.


"Tunggu disini". Seokjin membawa piring lalu menaruh sedikit nasi goreng itu dan membawanya untuk Jiwoo.


"Ohh, jinjja enak sekali". Puji Jiwoo dengan mulut penuh nasi goreng yang ia makan.


"Ajjushi harus mencobanya juga aaa?". Jiwoo mengulurkan tangannya dengan sendok yang ia pegang terdapat nasi goreng.


"Otte?". Tanya Jiwoo penasaran jika benar makanan yang dibuat Ajjushi gilanya ini memang enak.

"emm, enak". Sambil mengunyah Seokjin memperhatikan Jiwoo dengan teliti seakan ia akan jauh darinya. Bagaimana dua pipi bulatnya itu yang selalu mencuri keinginan nya untuk mencubit.


"Babe".


"Hmm?".


"Saranghae...". Jiwoo berkedip beberapa kali dengan ucapan Ajjushi gilanya.


"Apapun yang akan terjadi, aku akan melindungimu. Saranghae Kim Jiwoo". Jiwoo tidak melanjutkan memakan nasi goreng memilih menempelkan bibirnya dengan Seokjin melumat dan bertaut kehangatan satu sama lain. Jiwoo melingkarkan kedua tangannya pada leher Seokjin agar lebih mendalam dan penuh akan nuasa romantis.




































































































Bersambung...

Jeng jeng jeng... Gue kembali lagi walau harusnya kemarin update. Maaf telat ya😄 buat yang kemarin manggil aku "hyung". Aku wanita jadi jangan salah lagi ya😄 makasih vote dari kalian selama ini💜

Continue Reading

You'll Also Like

158K 15.5K 39
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...
204K 373 3
Adelardo Family Abercio Leoniel Adelardo. Pria berusia 30 tahun memiliki wajah tampan, idaman kaum hawa tapi memiliki sikap cuek dan dingin. Namun bi...
216K 6.2K 29
PLAGIAT JAUH JAUH SANA MURNI PERHALUAN SAYA SENDIRI HOPE U ALL LIKE ITβ™₯︎β™₯︎β™₯︎ Bagaimana jadinya jika seorang dosen menikahi mahasiswa nya sendiri, Ken...
107K 10.4K 27
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...