"Kenapa kau memilihku? Memilih menghentikanku ditengah perjalananmu menuju sembuh?"
"Aku tidak tahu.. Saat kita bertemu di rumah Joshua tempo hari salah satu bagian hatiku memanggilmu."
"Kau tahu? Aku berbeda dengan Joshua. Jika Joshua adalah pria impianmu maka salah jika kau memilihku. Meski kami saudara kau tahu kan aku dan dia sangat berbeda."
"Aku tidak pantas lagi berangan tentang pria impian. Mengetahui ada seseorang yang menerimaku saja aku sudah sangat bersyukur. Rasanya sangat tidak tahu diri jika aku meminta lebih dari ini."
"Kau cantik.. sangat cantik. Jadi orang baik ya mulai hari ini. Aku akan selalu bersamamu"
"Terimakasih Vernon..."
"Kau tahu? Kau tidak perlu mengatakan hal-hal semacam itu Hye Ji. Kita sudah membicarakan ini kan?"
Wanita itu tersenyum, aku memeluknya. Merasakan hangat tubuhnya yang balas mendekapku erat. Aku mengusap Surai cokelat miliknya, menyalurkan rasa sayang yang belakangan ini mulai tumbuh perlahan.
"Kau tahu Ver? Aku tidak sempurna seperti wanita lainnya. Aku terus merasa buruk. Dan tidak pantas."
"Berhenti mengatakan hal-hal semacam itu. Tidak ada wanita yang benar-benar sempurna. Mereka juga memiliki kekurangan."
Aku mendengarnya menghela nafas panjang. Masih bersembunyi di pelukanku.
"Hye Ji...."
"Hmmm?"
"Kita menikah ya? Aku ingin memilikimu. Seutuhnya."
Pelukan kami terlepas, dia menatapku. Perempuan itu menatapku dengan mata memerah menahan tangis. Aku mengusap sudut matanya yang mulai mengeluarkan air mata. Aku tersenyum mencoba meyakinkannya.
"Vernon... Aku...."
"Aku akan menunggu jika kau masih butuh waktu."
Dia tersenyum di tengah tangisannya. Aku mencoba menerjemahkan arti senyumannya. Apakah dia tengah bahagia? Atau masih berjuang sembuh dari lukanya?
"Aku tersenyum karena bahagia... Bahagia memilikimu."
Dan aku mendapat jawabannya. Arti senyuman itu.
Choi Hye Ji. Perempuan itu sebenarnya berada jauh dari radarku. Aku tidak mengenalnya, satu-satunya yang aku tahu tentang dia adalah mengenai permasalahanya dengan Joshua dan Hana. Itu sudah lama. Dan katanya baik Joshua ataupun Hana sudah memaafkan Hye Ji. Aku tidak pernah berencana untuk mendekatinya, tidak juga merencanakan sebuah masa depan dengannya. Tidak pernah. Bahkan bertemu dengannya saja menurutku itu hanya kebetulan. Bagiku dia hanya lewat, seperti banyaknya perempuan yang hadir di hidupku. Bagiku dia juga seperti itu. Ya meski perlahan aku tidak bisa lagi menganggapnya sebuah kebetulan.
"Jo... Aku sedang menjalin hubungan dengan Hye Ji."
Joshua terkejut, dia menatapku dengan sejuta pertanyaan dari sorot matanya. Hari itu aku ingat seminggu setelah Hana melahirkan, aku mulai berani bicara karena sebelumnya pembicaraanku dengan Joshua sempat tertunda ketika Hana tiba-tiba saja mengabarkan akan melahirkan.
"Hye Ji? Apa dia Hye Ji yang ku kenal? Choi Hye Ji?"
"Iya. Dia orangnya."
"Bagaimana bisa?"
Aku bisa melihat betapa frustasinya Joshua ketika mendengar kabar dariku. Aku tahu meski Joshua, Jeonghan dan Hye Ji adalah sahabat sejak mereka di panti dulu tapi karena permasalahan yang terjadi beberapa waktu lalu, persahabatan mereka tidak lagi sama.
"Aku bisa menyebut ini takdir kan?"
"Takdir? Omong kosong! Kau tahu dia seperti apa Ver. Dia tidak baik. Aku tahu dia sudah meminta maaf padaku dan Hana. Tapi apa yang dia lakukan di masa lalu tetaplah sebuah kesalahan besar. Jangan dibutakan cinta sesaat Vernon!"
Joshua marah. Itu pertama kalinya aku melihat Joshua semarah itu padaku. Biasanya Joshua tidak pernah ikut campur terlalu dalam ke dalam kehidupanku. Entah itu masalah pekerjaan, atau bahkan percintaan. Joshua bukan tipikal saudara yang akan melarang adiknya untuk melakukan ini itu. Joshua juga bukan tipikal saudara yang peduli dan perhatian pada adiknya. Dia punya batas. Mungkin karena kami bukan saudara kandung. Maka selama apapun kami hidup bersama, tidak ada hubungan abstrak yang mengikat layaknya saudara kandung. Dan hari itu entah aku harus bahagia atau tidak. Untuk pertama kalinya Joshua memarahiku dengan wajahnya yang memerah dan nada suaranya yang meninggi. Dia melewati batas itu, marahnya ada bagian dari pedulinya yang tersembunyi.
"Aku tidak akan membantah Jo. Aku bukan anak kecil. Yang akan aku lakukan adalah membuatmu percaya jika Hye Ji sudah berubah. Dan aku tidak dibutakan oleh cinta. Aku sepenuhnya sadar. Aku jatuh cinta padanya."
Joshua masih menatapku dengan nafas memburu.
"Buktikan. Dan buatlah aku percaya."
Setelah hari itu dunia sepertinya berpihak padaku lebih banyak. Semuanya karena Hana. Aku tahu sejak awal bertemu dengan Hana di studio Jeonghan, dia adalah orang yang luar biasa baik. Mungkin Joshua bercerita mengenai hubunganku dengan Hye Ji. Dan Hana dalam diamnya perlahan meluluhkan hati Joshua untuk menerima hubunganku dengan Hye Ji. Hana meminta Hye Ji datang ke rumah Nenek beberapa kali, mereka menghabiskan waktu bersama dan lambat laun Joshua melihat jika Hye Ji sudah sepenuhnya berubah. Aku tidak bohong. Hye Ji sudah berubah.
"Aku ingin mati Ver. Aku rusak. Orang-orang meninggalkanku. Aku.. bahkan kehilangan anakku. Anak yang tidak bersalah, menanggung dosaku dan pergi lebih dulu."
"Vernon, aku tidak pantas hidup."
"Jika kau hanya mengasihani aku, tolong pergi. Jangan tinggal di sisiku dan membuatku berharap lebih Vernon."
Kalimat-kalimat keputusasaan mengiringi hubunganku dengan Hye Ji. Dia tidak baik-baik saja. Hye Ji hampir menyerah akan hidupnya. Dia bahkan berkata jika dia mati maka itu bukan berarti apa-apa, karena semua orang akan melupakannya dengan cepat. Dia mengatakan lebih baik mati sungguhan daripada hidup tapi seakan akan tidak bernyawa.
Hatiku tersentuh,perlahan aku membantunya bangkit. Menemaninya mencari jalan untuk sembuh dan kemudian memulai lagi kehidupan barunya.
Dan aku berhasil. Hye Ji berhasil. Dia sembuh lebih cepat. Dan aku bahagia melihatnya tersenyum kembali dan berani menatap dunia dengan kedua matanya. Aku bahagia menjadi bagian dari kesembuhannya.
Selama ini aku terlalu sibuk mencari bahagiaku sendiri. Aku menjelajahi dunia dan banyak tempat di dalamnya seorang diri. Saat itu aku bahagia dengan kehidupan bebasku. Tapi rasanya berbeda, hatiku bersorak lebih keras ketika melihat Hye Ji tersenyum. Dan aku baru tahu rasanya lebih membahagiakan melihat orang lain bahagia bersama kita.
Dan Hana... Hana bilang semua yang aku rasakan, semua perjuanganku dan kehadiranku untuk Hye Ji adalah sebuah cinta. Awalnya aku menyangkal. Tapi bagaimana jantungku berdegup kencang ketika menatap matanya dan bagaimana jutaan bunga tumbuh di hatiku ketika melihatnya tersenyum. Semua sudah jelas. Itu cinta. Aku jatuh cinta kepadanya.
"Joshua aku jatuh cinta..."
Tidak ada lagi kemarahan di mata Joshua. Dia hanya menatapku hangat lalu tanpa berkata apapun dia memelukku. Pelukan yang entah sudah berapa lama tidak aku rasakan. Pelukan seorang saudara yang mendukung keputusan saudaranya.
"Hana..."
"Simpan itu jika kau ingin mengatakan terimakasih Ver. Cukup hidup dengan baik bersama pilihanmu dan berbahagialah."
Joshua beruntung memiliki Hana. Dan aku juga. Sepertinya seluruh keluarga Hong beruntung memiliki Hana. Dia baik... Sangat baik. Hana tahu bagaimana membuat orang lain bahagia tanpa adanya paksaan. Hana juga tahu bagaimana cara menempatkan diri. Kadang dia bisa menjadi kakak perempuan yang cerewet, kadang juga dia bisa menjadi sosok ibu yang hangat, atau bahkan terkadang dia bisa jadi sosok teman tempatku membagi semua kisahku. Hana benar-benar perempuan hebat.
Semuanya sudah setuju. Bahwa manusia pernah berbuat kesalahan. Mereka juga punya hak untuk berubah menjadi lebih baik. Dan sekarang tujuanku adalah satu, yaitu Hye Ji dan kebahagiaannya.
"Bagaimana apa waktu yang aku berikan sudah cukup?"
Hye Ji menatapku. Netranya yang tajam akan berubah hangat saat beradu tatap denganku.
"Aku bersedia. Menerima semua pengakuanmu. Menerima segalanya tanpa terkecuali."
Dan satu rentetan kalimat yang baru saja terucap dari bibir tipisnya mampu meluruhkan kegugupan yang menggunung di hatiku sejak lama.
Aku bersumpah bahwa pilihanku sudah tepat. Dialah orangnya. Choi Hye Ji.. aku mencintainya dengan seluruh dayaku.
FIN.
Yahaaaaaaaa
Aku kembali. Membawa sesuatu yg mungkin sedikit mengejutkan?
Hehehe 😂😂😂
Inilah akhirnya. Vernon dan pilihannya❤️
Btw guys, bantu ramaikan ceritaku boleh? Jadi aku lagi ikut event nih sama authors dari komunitas kita yang namanya "MY WATTPAD HISTORY"
Mampir ke akun mwhistory12 judul ceritaku di sana "7 Years Of Love" masih on going hehe kalau berkenan boleh mampir kesana dan ramaikan yaa. Thankyou❤️
Masih ada side story dan special chapter dari cerita ini. Ditunggu ya❤️❤️
Beautiful Spring 🌸